ABSTRAK
Latar Belakang: Penggantungan adalah kematian akibat asfiksia yang paling sering
ditemukan. Penggantungan dapat dilakukan antemortem (saat korban masih hidup) dan
postmortem (saat korban sudah meninggal). Kematian dikaitkan dengan bunuh diri atau
kecelakaan pada penggantungan antemortem. Sebaliknya, penggantungan pada postmortem
digunakan sebagai metode untuk menutupi pembunuhan sebagai suatu tindakan bunuh diri
setelah korban dibunuh dengan metode yang berbeda. Oleh karena itu, penentuan waktu
kematian atau Postmortem Interval (PMI) merupakan hal terpenting dan tugas fundamental
ahli patologi forensik ketika jenazah ditemukan. Gambaran histopatologi dapat dipilih sebagai
metode tambahan untuk memberikan hasil PMI yang akurat. Salah satu parameter
histopatologi otak yang dapat digunakan adalah astrogliosis yaitu perubahan morfologi dan
fungsional astrosit sebagai mekanisme kompensasi kerusakan pada otak karena kematian
akibat asfiksia Tujuan:. Mengetahui perbandingan gambaran astrogliosis berdasarkan
histopatologi otak tikus Wistar dengan perbedaan periode pememulaian penggantungan pada
fase postmortem Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Post
Test-Only Control Group Design. Sampel teriri dari 28 tikus eistar jantan yang terbagi dalam
4 kelompok. Kelompok Kontrol (K) yaitu tikus yang digantung antemortem. Kelompok
Perlakuan 1 (P1) yaitu tikus yang mulai digantung 1 jam postmortem. Kelompok Perlakuan 2
(P2) yaitu tikus yang mulai digantung 2 jam postmortem. Kelompok Perlakuan 3 (P3) yaitu
tikus yang mulai digantung 3 jam postmortem. Uji analisis menggunakan uji Kruskal Wallis
kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk parameter astrogliosis Hasil: uji
Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p = 0,018 pada seluruh
kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan bermakna
pada kelompok K dengan P1, dan P1 dengan P3. Sementara itu, pada kelompok K dengan P2,
K dengan P3, dan P2 dengan P3 tidak didapatkan perbedaan bermakna. Kesimpulan:
Terdapat perbedaan gambaran astrogliosis berdasarkan histopatologi otak tikus Wistar dengan
pembedaan periode memulai penggantungan postmortem
ABSTRACT
COMPARISON OF WISTAR RAT BRAIN HISTOPATHOLOGY HANGED WITH
DISTINCTION OF POSTMORTEM PERIODS
Background:.Hanging is the most common form of asphyxia death. Hanging can be done
when the victim is still alive (antemortem) or when the victim is already dead (postmortem).
yaitu tikus yang mulai digantung 1 jam secara statistik dengan melakukan uji
postmortem, Kelompok Perlakuan 2 (P2) normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk
yaitu tikus yang mulai digantung 2 jam untuk menilai normal atau tidaknya
postmortem, serta Kelompok Perlakuan 3 distribusi data. Dikarenakan data
(P3) yaitu tikus yang mulai digantung 3 berdistribusi tidak normal, maka
jam postmortem. Kriteria inklusi dari dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis,
penelitian ini adalah tikus wistar jantan, kemudian dilanjutkan lagi dengan
usia 8 -12 minggu, dan berat badan 150- menggunakan uji Mann-Whitney. Nilai p
250 gram. Kemudian kriteria eksklusi dari dianggap bermakna jika p < 0,05 dengan
penelitian ini adalah tikus dalam keadaan interval kepercayaan 95%.
sakit, tikus berada dalam keadaan yang
dapat mendepresi saluran napas berupa HASIL
penurunan suplai oksigen, dan tikus Penelitian dilakukan di
memiliki kelainan anatomi Laboratorium Hewan Coba FK UNDIP
Untuk menghindari bias karena dan pembuatan slide patologi anatomi di
faktor variasi umur dan berat badan maka Bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit
pengambilan sampel dilakukan secara acak Nasional Diponegoro (RSND) kemudian
sederhana (simple random sampling). dilanjutkan pembacaan slide patologi
Randomisasi langsung dilakukan karena anatomi di Bagian Patologi Anatomi
sampel diambil dari tikus Wistar yang Rumah Sakit Dr. Kariadi (RSDK) pada
sudah memenuhi kriteria inklusi dan tidak bulan Juli sampai Agustus 2018.
memenuhi kriteria eksklusi sehingga Sebelum penelitian dilakukan
dianggap cukup homogen. adaptasi terlebih dahulu selama 7 hari.
Variabel bebas pada penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari.
adalah pembedaan waktu memulai Kelompok kontrol dan perlakuan satu (P1)
penggantungan postmortem, sedangkan pada hari pertama, serta kelompok
variabel terikat pada penelitian ini adalah perlakuan dua (P2) dan perlakuan tiga (P3)
gambaran astrogliosis pada histopatologi pada hari ke-dua. Kemudian organ otak
otak tikus wistar tiap sampel diambil dan dilakukan
Data gambaran histopatologi pembuatan preparat yang selajutnya
berupa jumlah astrogliosis pada otak tikus dilakukan pembacaan mikroskopis dengan
Wistar yang diperoleh kemudian dianalisis parameter astrogliosis.
otak yang disebakan oleh oklusi arteri pada disebabkan oleh inhalasi ether merupakan
struktur leher yang memberi suplai oksigen jenis anestesi umum yang pada kelompok
ke otak. Sistem serebrovaskular ini dapat kontrol diberikan dosis tidak letal sehingga
bekerja dengan efisien dalam keadaan anestesi bersifat reversibel dan
hipoksia (walaupun disertai sedikit sementara.48
gangguan metabolisme otak) apabila
selama sistem serebrovaskular tersebut
berlangsung, fungsi jantung belum gagal
atau menurun. Pada penelitian ini, anestesi
berupa inhalasi ether seharusnya
mengakibatkan penurunan fungsi jantung
akibat mekanisme peningkatan
parasimpatis sehingga tidak terjadi
Gambar 1. Gambaran Histopatologi Kelompok
pengaturan serebrovaskular. Apabila tidak Kontrol
(Perbesaran 400x)
terjadi pengaturan serebrovaskular, maka
seharusnya gambaran astrogliosis tidak
ditemukan. Namun pada penelitian ini, Sementara itu, pada kelompok
ditemukan gambaran astrogliosis pada pemulaian penggantungan 1 jam (P1)
kelompok kontrol. Hal ini dapat terjadi tidak ditemukan gambaran astrogliosis. Hal
karena kesalahan prosedur penelitian ini dapat terjadi dikarenakan pada tahap
dalam melakukan penggantungan pertama atau pada kategori astrogliosis
antemortem dan mekanisme inhalasi ether yang ringan, astrogliosis dapat
sehingga mekanisme penurunan fungsi menunjukkan potensi perbaikan dimana sel
jantung tidak sempurna. Apabila fungsi memiliki gambaran yang mirip dengan
jantung belum gagal ataupun menurun jaringan normal.44 Selain itu, hal ini dapat
pada kelompok kontrol yang digantung terjadi dikarenakan terdapat teori yang
antemortem, maka sempat terjadi menyatakan bahwa perubahan mikroskopis
mekanisme pertahanan otak melalui otak mulai terlihat satu jam postmortem
mekanisme serebrovaskular berupa kemudian terlihat semakin nyata pada 24
gambaran astrogliosis yang ditunjukkan jam postmortem.49
dengan panah berwana kuning dalam Hasil uji Mann-Whitney
gambar 1. Selain itu, hal ini dapat juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan
astrogliosis yang ringan, astrogliosis dapat berupa astrocyte scar berbatas tegas yang
menunjukkan potensi perbaikan dimana sel ditunjukkan dengan panah kuning
memiliki gambaran yang mirip dengan Gambaran astrogliosis pada
jaringan normal seperti yang telah kelompok perlakuan pemulaian
dijelaskan sebelumnya.44 penggantungan 1 jam postmortem (P1)
lebih rendah daripada perlakuan pemulaian
penggantungan 2 jam postmortem (P2)
namun tidak bermakna secara statistik. Hal
ini dapat disebabkan pada gambaran
histopatologi kelompok P1 yang tidak
didapatkan astrogliosis, termasuk dalam
gambaran cedera akut fokal dengan
kategori ringan. Pada kategori tersebut,
terdapat potensi perbaikan dengan
Gambar 3. Gambaran Histopatologi Kelompok
Perlakuan 1 (P1) gambaran histopatologi yang mirip dengan
(Perbesaran 100x)
jaringan normal dimana perbedaan antara
keduanya belum diketahui dengan jelas.44
Sementara itu, gambaran
Sementara itu, pada kelompok P2
histopatologi pada kelompok perlakuan
didapatkan gambaran permulaan dari fase
pemulaian penggantungan 3 jam
kedua cedera akut fokal kategori berat
postmortem (P3) sesuai dengan gambaran
dimana ditemukan dua fokus lesi dengan
fase cedera akut fokal pada sistem saraf
gambaran astrogliosis berupa astrocyte
pusat. Pada fase yang kedua yaitu
scar yang belum berbatas tegas dan
proliferasi dan penggantian jaringan,
tampak difus seperti pada gambar 4. Oleh
terbentuk gambaran astrogliosis berupa
karena itu, kelompok P2 tidak memberikan
astrocyte scar sebagai batasan untuk
hasil yang bermakna dibadingkan dengan
memisahkan lesi non-neural yang sudah
kelompok P1 dapat disebabkan jarak
tidak berfungsi menuju jaringan neuron
perlakuan antar kedua kelompok yang
yang masih berpotensi berfungsi.45 Hal
singkat yaitu 1 jam sehingga reaksi
tersebut terlihat pada gambar 3 dimana
astrogliosis berupa astrocyte scar pada
terbentuk fokus lesi dengan astrogliosis
kelompok P2 belum tampak tegas.
2004, Series 20, No. 2J, 2007). CDC Antemortem Gingival Tissues Fixed
WONDER. 2007;1–4. at Various Time Intervals : A
8. Prof R, Kandou RD, Siwu JF, Method of Estimation of
Kristanto EG. Gambaran kasus Postmortem Interval. J Forensic
asfiksia mekanik di Bagian Dent Sci. 2016;
Forensik. J e-Clinic. 2016;4. 15. Sauvageau A, Geberth VJ.
9. Prabowo KN. Gambaran kasus Autoerotic Deaths : Practical
asfiksia mekanik yang ditangani di Forensic and Investigate Perseption.
Instalasi Kedokteran Forensik RSUP London: CRC press; 72-7 p.
Dr. Sardjito Tahun 2007-2012. 16. Clément R, Redpath M, Sauvageau
Gadjah Mada Univ. 2013; A. Mechanism of death in hanging:
10. Saukko P KB. Knight’s Forensic A historical review of the evolution
Pathology. 3rd editio. Hodder of pathophysiological hypotheses. J
arnold. London: hodder arnold; Forensic Sci. 2010;55(5):1268–71.
2003. 352-68 p. 17. Jain V, Langham MC, Wehrli FW.
11. P. Letg A. Vesterby / Forensic MRI estimation of global brain
Science International. Forensic Sci oxygen consumption rate. J Cereb
Int. 1997;85:68–70. Blood Flow Metab.
12. McMahon EM, Keeley H, Cannon 2010;30(9):1598–607.
M, Arensman E, Perry IJ, Clarke M, 18. Sharma BR, Harish D, Sharma A,
et al. The iceberg of suicide and Sharma S, Singh H. Injuries to neck
self-harm in Irish adolescents: A structures in deaths due to
population-based study. Soc constriction of neck, with a special
Psychiatry Psychiatr Epidemiol. reference to hanging. J Forensic Leg
2014;49(12):1929–35. Med. 2008;15(5):298–305.
13. Kaliszan M HR. Estimation of the 19. Angelova PR, Kasymov V, Christie
Time of Death Based on The I, Sheikhbahaei S, Turovsky E,
Assesment of Postmortem Processes Marina N, et al. Functional Oxygen
with Emphasis on Body Cooling. Sensitivity of Astrocytes. J
Leg Med Tokyo. 2009;111–7. Neurosci. 2015;35(29):10460–73.
14. Mahalakshmi V dkk. Assessment of 20. Sofroniew M V., Vinters H V.
Histological Changes in Astrocytes: Biology and pathology.