Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiografi komputasi (CR) diperkenalkan oleh FUJIFILM Medical systems USA, Inc.
pada tahun 1981. CR menggunakan kaset dengan reseptor gambar yang dapat digunakan
kembali, terbuat dari layar fosfor yang dapat distimulasi foto. Layarnya terdiri dari kristal
padat.(1) Teknologi radiografi diagnostik untuk kepentingan medis yang digunakan pada
bagian radiologi di rumah sakit (RS) tipe A atau RS kota-kota besar sudah bergeser dari
teknologi radiografi konvensional berbasis film menjadi teknologi radiografi digital tanpa
film (filmless), yaitu menggunakan sistem Computed Radiography (CR).
Pengadaan sistem CR tentu saja membutuhkan dana yang relatif besar, apalagi untuk
perawatan dan penyediaan sumber daya yang tersedia.(2) Pengadaan sistem CR untuk saat
ini masih merupakan barang langka terutama untuk unit pelayanan radiologi RS Daerah atau
Puskesmas di Indonesia, relatif belum terjangkau oleh keuangan yang dikelola oleh APBD
Daerah, belum lagi sistem perawatan dan ketersediaan sumber daya manusia.(2)
Teknologi CR menggunakan photostimulating storage phosphor (PSP) Sebagai film pada
imaging plate. Imaging plate terdiri dari barium-based phosphor yang berfungsi sebagai
penyimpan energy radiasi dan dapat langsung di olah menjadi citra menggunakan optical
stimulation oleh focused laser (Olch 2005) keuntungan dari teknologi ini memiliki
pembacaan hasil citra yang lebih cepat dan dapat diatur tingkat kontras, densitas serta
sensifitas.(3)
Sama halnya dengan radiografi digital telah menggantikan radiografi film layar di
banyak departemen radiologi. Saat ini, produsen menyediakan berbagai solusi pencitraan
digital berdasarkan berbagai teknologi detektor dan pembacaan. Detektor digital
memungkinkan penerapan pengarsipan gambar digital dan sistem komunikasi, di mana
gambar disimpan secara digital dan tersedia kapan saja. Distribusi citra di rumah sakit kini
dapat dilakukan secara elektronik melalui teknologi berbasis web tanpa risiko kehilangan
citra. Keuntungan lain dari radiografi digital termasuk throughput pasien yang lebih tinggi,
peningkatan efisiensi dosis, dan jangkauan dinamis dari detektor digital dengan
kemungkinan pengurangan paparan radiasi pada pasien. Masa depan radiografi adalah
digital.(4) Sistem radiografi digital (RD) selama ini dianggap sebagai teknologi impor yang
canggih, Semua sistem pencitraan CR dan DR pada akhirnya menghasilkan sinyal
elektronik yang mewakili informasi gambar asli. Prinsip kerja sistem RD ini adalah
memanfaatkan sinar-X (sinar tak tampak) yang berhasil menembus obyek dan kemudian
sinar yang tak terserap obyek menerjang intensifying screen (IS) yang peka terhadap terpaan
sinar-X. Pendaran pada IS karena terpaan sinar-X merupakan sinar tampak. Gambaran pada
IS kemudian dipotret oleh kamera digital khusus yang bisa memotret citra pada cahaya
minim dan resolusi tinggi. Pada prinsipnya, sistem RD dibangun dari sistem Radiografi
Konvensional (RK) yang terdiri dari unit-unit generator sinar-X, kaset film, ruang gelap
pemroses film, dan film radiograf.(4)

1.2 Rumusan Masalah


1. Sebutkan komponen-komponen CR dan DR
2. Jelaskan prinsip dari pesawat CR dan DR

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan pembahasan ini adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai system
CR dan DR.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen-komponen pada Computed Radiography (CR) dan Digital Radiography


(DR)
a. Komponen computed radiography (CR) sebagai berikut :
1. Kaset
Kaset pada CR terbuat dari carbon fiberdan bagian belakang terbuat dari
aluminium, kaset ini berfungsi sebagai lapisan pelindung dari image plate.
2. Imaging Plate
CR imaging plate terbuat dari BaFBr dan BaFI ( 85% BaFBr dan 15% BaFI) atau
biasa disebut dengan barium fluorohalide. Setiap imaging plate hanya dapat
digunakan untuk satu kali eksposi. Tahapan dari pengolahan data menjadi citra
terdiri dari beberapa langkah yaitu, imaging plate secara mekanik akan dipisahkan
dari kaset menggunakan mesin unit pembaca, kemudian imaging plate akan di scan
menggunakan sinar laser, laser akan menstimulasikan emisi dari energy yang
terperangkat (trap) pada imaging plate, sehingga cahaya tampak akan dilepaskan
dari plate, kemudian cahaya tampak yang diemisikan akan ditangkap oleh fiber optic
light guide dan menumbuk photomultiplier tube (PMT) dan akan diubah menjadi
sinyal elektronik. Sinyal tersebut akan tersimpan untuk dapat dicetak sebagai citra
film. Plate yang telah digunakan akan diberikan exposi cahaya putih untuk
menghilangkan energy yang masih terperangkap sehingga imaging plate akan siap
digunakan kembali.
3. Image Reader
Merupakan alat untuk mengolah gambaran laten pada Imaging Plate (IP) menjadi
data digital.
4. Image Console
Berfungsi sebagai pembaca dan pengolahan gambar yang diperoleh dari IP
dengan menggunakan optoelectronic laser scanner (helium neon (He-Ne) 632,8
Nm). Dilengkapi dengan preview monitor untuk melihat radiograf yang dihasilkan,
misalkan citra goyang dan terpotong.
5. Imager
Apabila foto dikehendaki untuk dicetak, maka gambar dapat dikirim ke bagian
imager untuk dicetak sesuai kebutuhan. (4)
b. Komponen Digital Radiography (DR) sebagai berikut :
1. X- Ray Source
X-ray Source Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama
dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography.
2. Image Receptor
Image Receptor Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan
Gambar Source keberadaan kaset dan film Komponen ini berfungsi untuk mengolah
data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya
dengan output device atau work station
3. Analog to Digital Converter
Data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat tahap pembangkitan
energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan menggunaklan laser,
selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap oleh Photo Multiplier Tube
(PMT) kemudian cahaya tersebut digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu
di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi kedalam data digital oleh
Analog Digital Converter (ADC).
4. Komputer, dan Output Device
Output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam
bentuk fisik (radiografi).(4)

2.2 Prinsip dari pesawat CR dan DR


Prinsip kerja Digital Radiography (DR) pada intinya menangkap sinar-x tanpa
menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital
untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat
ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.
radiografi komputasi dikembangkan untuk mensimulasikan radiografi berbasis film, di
mana kaset yang terbuka harus secara fisik dibawa dari mesin x-ray ke pemrosesan yang
dibawa dari mesin x-ray ke mesin pemrosesan yang disebut pembaca CR.(Digital
Radiography)Computed radiography (CR) merupakan sistem pencitraan radiografi sinar-X
konvensional (kombinasi kaset, intensifying screen dan film) dimana intensifying screen
dalam kaset diganti dengan storge phosphor plate atau photostimulating storage phosphor
(PSP) sebagai film pada imaging plate. Proses ini membutuhkan radiasi sinar-X dimana
terjadi electronic latent image dalam phosphor plate yang terbaca oleh reader pada proses
scanning. Proses digitasi rangkaian dalam penghasilan citra menggunakan CR yang
tampilannya melalui monitor dan hard copy menggunakan laser printer/imager. Keuntungan
dari teknologi ini memiliki pembacaan hasil citra yang lebih cepat dan dapat diatur tingkat
kontras, densitas serta sensitifitas. Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya
menggunakan komputer digital untuk menghasilkan citra manipulasi yang kualitasnya lebih
baik dari sebelumnya, sehingga citra tersebut dapat diinterpretasikan baik oleh manusia
maupun mesin.(5)
Pada CR, hasil citra radiografi tersimpan dalam suatu kaset film khusus dan dinyatakan
dalam bentuk tingkat keabuan piksel citra. Hasil citra radiografi dalam kaset film tersebut
kemudian dibaca oleh pemindai (scanner) dan selanjutnya dapat ditampilkan di layar
monitor PC. Citra radiografi tersebut dapat disimpan dalam bentuk file gambar biasa yang
berekstensi .png atau .jpg serta suatu format file digital khusus yang dinamakan DICOM
(Digital Imaging and Communications in Medicine).(6)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Melalui pembahasan diatas mengenai komponen-komponen yang terdapat pada CR dan
DR, serta system kerja CR dan DR maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa citra
radiografi yang dihasilkan sangat menguntungkan para pekerja medis (radiografer).
Penanganan pasien cepat, pengulangan foto terminimalisir,artefak cepat teridentifikasi.
Hasil citra radiografi yang dihasilkan jelas, serta data pasien aman.
Daftar Pustaka
1. A. Johnson K. A. Johnson K. Quantifying Computed Radiography (Cr) And
Digital Radiography (Dr) Image Quality And Patient Dose For Pediatric
Radiology. University Of Florida; 2003.

2. Swakarma IK, Setiawan R, Wibowo E. Kajian Sistem Radiografi Digital


sebagai Pengganti Sistem Computed Radiography yang Mahal. 2013;(50):4.

3. Ryangga D. Optimasi Pencitraan Lokalisasi Dengan Computed Radiografi


(CR) Pada Pasien Radioterapi Dengan Berkas Sinar-X 6 MV. Depok: FMIPA
UI; 2011.

4. Körner M, Weber CH, Wirth S, Pfeifer K-J, Reiser MF, Treitl M. Advances in
Digital Radiography: Physical Principles and System Overview.
RadioGraphics. 2007 May;27(3):675–86.

5. Muttaqin R. Uji banding kualitas citra radiograf sistem radiografi digital


modifikasi terhadap computed radiography system dengan metode Contrass to
Noise Ratio. 2017;6.

6. Gideon S, Guswantoro T. Optimasi Citra Dicom Dengan Menggunakan


Aplikasi Pada Smartphone Android. Pros SNFA Semin Nas Fis Dan Apl. 2019
Feb 28;3:258.

Anda mungkin juga menyukai