PENYAKIT GRAVE
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia
Oleh :
Vadhilla Safitri
150611032
Preseptor :
dr. Sri Mutia, Sp.PD
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat, karunia dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “Dengue Shock Syndrome” sebagai salah satu tugas dalam
bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh
Utara.
referat ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan referat ini. Semoga
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB 2. LAPORAN KASUS............................................................................... 3
BAB 3. ANALISA KASUS................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit graves merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang gejala
grave’s terjadi pada 0.5% populasi dan sebagian besar diderita oleh wanita. Jika
kejadiannya seperti pada seorang perokok. Gejala penyakit ini sangat khas, yang
badan, sulit tidur, tremor, serta pada keadaan yang berat dapat terjadi krisis tiroid.
Pada kasus tertentu gejala yang timbul juga dapat berupa kelemahan anggota
badan yang muncul secara tiba – tiba. Keluhan ini biasanya jarang ditemukan,
namun jika terjadi dapat diikuti dengan gangguan kontraki otot jantung, sehingga
dapat mengancam nyawa pasien.1,2,3,4 Krisis tiroid adalah tirotoksikosis yang amat
membahayakan, meskipun jarang terjadi. Insidensi dari krisis tiroid sendiri kurang
1
2
dari 10%. Namun demikian, rerata mortalitas dari krisis tiroid ini sendiri
mencapai 20-30%. Rata-rata kematian pada orang dewasa sangat tinggi mencapai
90%, jika pada awal pasien tidak terdiagnosa dan jika pasien tidak mendapatkan
pengobatan yang adekuat. Di jepang kasus definitif untuk krisis tiroid berjumlah
282 kasus dan suspected case berjumlah 72 kasus. Rerata kematian dari kasus
definitive sejumlah 11%, sedangkan jumlah kasus yang suspected sejumlah 9.5%.5
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jeniskelamin : Perempuan
No.RM : 134585
Umur : 34 tahun
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Paisien datang ke RSCM dengan keluhan utama demam sejak dua hari yang lalu,
serta demam bersifat naik turun. Pasien juga mengeluhkan jantung berdebar-
debar, Keluhan ini dirasakan sejak 8 bulan yang lalu dan hilang timbul tanpa
tidak merasa nyeri. Keluhan ini disertai dengan sesak napas yang sering kambuh.
Sesak tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai dengan bunyi ngik (mengi) dan
dirasakan memberat dengan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak napas
dirasakan memberat sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini tanpa
disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan sering berkeringat walaupun
3
4
tidak sedang berada dibawah matahari ataupun saat beraktivitas berat. Pasien juga
mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan pasien
sering merasa lapar. Pasien mengalami penurunan berat badan dari 66 kg menjadi
mengalami penurunan nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien mengatakan
adanya peningkatan frekuensi buang air besar. Pasien juga merasa lemas dan
sedikit gemetar didaerah jari kedua tangan. Pasien juga merasakan sangat mudah
lelah walaupun hanya melakukan aktivitas yang sangat sederhana dan ringan.
Pasien mengeluhkan mata melotot yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Pasien
juga merasa pandangan menjadi sedikit kabur dan kadang merasa berkunang-
kunang. Sebelum keluhan yang terjadi dalam 8 bulan terakhir ini, pasien tidak
pernah mengalami keluhan yang sama. Pasien mengaku selama ini tidak teratur
minum obat.
Pasien telah didiagnosis menderita Penyakit Graves sejak delapan bulan yang lalu
oleh dokter.
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya berada dirumah.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Temperatur : 36,7o C
BB : 52 kg
TB : 165 cm
STATUS GENERAL
Kulit
Ikterus : (-)
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)
6
Kepala
Mulut
Leher
Thorax
1. Thoraks depan
Inspeksi
Retraksi : (-)
7
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
2. Thoraks Belakang
Inspeksi
Retraksi : (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
BJ II
Abdomen
9
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-), Lien tidak teraba,
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Positif >4
DIAGNOSA SEMENTARA
1. Grave disease
3. Adenoma toksik
DIAGNOSA KERJA
PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 16 gtt/I
- Paracetamol 3x500 mg
- Thyrozol 1x10 mg
- Propanolol 2x40 mg
11
PROGNOSIS
BAB 3
ANALISA KASUS
kelenjar tiroid, pada penyakit ini terdapat adanya autoantibodi di sistem sirkulasi
yang mengaktifkan reseptor TSH yang juga menjadi karakteristik pada penyakit
ini. Pada kasus ini pasien merupakan seorang perempuan dengan usia 34 tahun
dan keluhan hipertiroid telah dialami sebelumnya oleh pasien sejak 8 bulan lalu.
terjadinya hipertiroid. Penyakit grave’s biasanya lebih sering terjadi pada wanita
dengan perbandingan 5:1 hingga 10: 1 jika dibandingkan dengan kasusnya pada
laki-laki. Sebagian besar kasus penyakit grave’s memang terjadi pada kurun usia
antara 40 hingga 60 tahun, walapun demikian penyakit grave’s ini dapat terjadi
pada semua umur. Beberapa faktor yang berkaitan dengan meningkatnya kejadian
penyakit grave’s antara lain adanya faktor stress dalam kehidupan, infeksi,
riwayat melahirkan, serta pada pasien dengan riwayat merokok. 1,3,4 Penyakit
Grave’s terjadi akibat kurangnya supresor sel T yang disebabkan masalah genetik,
kelenjar tiroid dan juga peningkatan produksi hormon tiroid. Dengan terjadinya
13
yang pada pasien ini ditandai dengan penurunan berat badan, sulit untuk tidur,
Pada pasien ini juga ditemukan adanya gejala opthalmopati yang berupa
bekerja pada jaringan ikat di sekitar orbita yang memiliki protein yang
Pada penyakit Grave’s jumlah hormon tiroid meningkat. Salah satu efek
dari peningkatan jumlah hormon tiroid adalah meningkatnya jumlah dan fungsi
dari pompa Na+ K+ ATPase. Dengan terjadi peningkatan kerja pompa tersebut,
kebutuhan akan energi berupa ATP juga akan meningkat, hal itu lah yang
tirotoksikosis.5,6,7
Untuk ini telah dikenal indeks klinis Wayne dan New Castle yang didasarkan
sedangkan pada indeks New castle dinyatakan hipertiroid jika jumlah score 40-80.
Pada kasus ini, skor dari indeks wayne pasien adalah 29, dan skor indeks
newcastle pasien adalah 45. Disamping itu, salah satu pemeriksaan laboratorium
yang cukup penting dari pemeriksaan fungsi tiroid untuk konfirmasi diagnosis
yaitu ditemukannya peningkatan FT4 dan penurunan TSH. Hal ini sesuai dengan
Nilai
Gejala Nilai Tanda
Positif Negatif
Dyspneu d’effort 1 Palpable tiroid 3 -3
Palpitasi 2 Bruit 2 -2
Fatigue 2 Exophthalmus 2 0
Equivocal = 11 - 10
Hipertiroid ≥ 20
25-34 4 Absent 0
45-54 12 Absent 0
Absent 0 Absent 0
Absent 0 Absent 0
Goiter Present 3
Absent 0
Eutiroid : 11 -23
Equivocal : 24 – 39
Hipertiroid : 40 – 80
Menurut indeks Wayne jika >20, maka dapat dikatakan hipertiroid.Pada kasus
didapatkan Dyspneu d’effort (+1), palpitasi (+2), kelelahan (+2), Suka udara
dingin (+5), keringat berlebihan (+3), nafsu makan meningkat (+3), berat badan
turun (+3), tiroid teraba (+3), eksoftalmus (+2), Hiperkinetik (+4), fine finger
tremor (+1), tangan basah (+1) nadi >90 x/menit (+3), dan indeks Wayne pada
yang berinteraksi dengan reseptor TSH di membran epitel folikel tiroid, yang
endotel pulih menjadi normal, OAT (obat anti tiroid) juga menghambat ekspresi
dalam bentuk aktif. Tiamazol merupakan obat antitiroid derivat tioimidazol yang
tioimidazol sebenarnya lebih bagus dipilih karena waktu paruhnya lebih lama (4-6
jam) dibanding PTU (1-2 jam) dan dapat dikonsumsi sebagai dosis tunggal
dalam dosis terbagi. Biasanya dalam 4-6 minggu sudah tercapai eutiroidisme.
Kemudian dosis dititrasi sesuai respon klinis. Lama pengobatan 1-1,5 tahun,
jarang terjadi. Krisis tiroid sering terjadi pada pasien dengan hipertiroid yang
tidak diberikan terapi atau mendapat terapi yang tidak adekuat, dan dipicu oleh
adanya infeksi, trauma, pembedahan tiroid atau diabetes melitus yang tidak
terkontrol. Sindrom ini paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit Graves,
tiroiditis dan struma multinodosa toksik. Diagnosis dari krisis tiroid dapat
Age, and Chronic Health Evaluation) dengan kriteria yang terdiri dari suhu,
penegakkan diagnosis dari krisis tiroid. Adapun kesimpulan dari scoring ini
adalah jika skor pasien > 45 menunjukan highly suggestive. Skor 25-44
kemungkinan kecil terjadi krisis tiroid. Pada pasien dijumpai suhu 38,8 oC dan
dari seluruh kriteria ini menempatkan pasien pada kasus dengan skor 32.
Tatalaksana krisis tiroid harus segera diberikan bila tanda-tanda terjadinya krisis
tiroid sudah tampak, kalau mungkin pasien dirawat dibangsal dengan kontrol yang
baik. Terapi yang diberikan antara lain, a) rehidrasi, koreksi elektrolit, dan kalori.
(misalnya infeksi).5,7,9
DAFTAR PUSTAKA
2003;168(5):575-85.
2. Ngu W, Tymms D. Unusual case of weakness in the UK. BMJ Case Reports.
2010; doi:10.1136/bcr.03.2010.2785
3. Lin S. Thyrotoxic Periodic Paralysis. Mayo Clin Proc. 2005; 80(1): 99-105
58:67-9.
Endocrine. Vol.33
9. Kusumo S, et al, Krisis Tiroid. Case Report. Maj Ked Ter Intensif. 2012;
2(4): 220 - 24
20