Anda di halaman 1dari 44

DENGUE SHOCK

SYNDROME
BAB 1
-PENDAHULUAN-
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albocpictus.

Virus Dengue memiliki 4 jenis serotype: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.

Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotype


yang bersangkutan, namun tidak untuk serotipe lainnya, sehingga seseorang
dapat terinfeksi demam Dengue 4 kali selama hidupnya.
obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan
vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap uji coba, maka cara yang
dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk
penular (vektor).

Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik
atau nyamuk dewasa.

Infeksi sekunder dengan serotipe virus Dengue yang berbeda dari


sebelumnya merupakan faktor resiko terjadinya manifestasi Deman
Berdarah Dengue yang berat atau Dengue Shock Syndrome (DSS).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Dengue shock syndrome (DSS) adalah keadaan klinis yang memenuhi kriteria DBD
disertai dengan gejala dan tanda kegagalan sirkulasi atau syok. DSS adalah
kelanjutan dari DBD dan merupakan stadium akhir perjalanan penyakit infeksi virus
dengue, derajat paling berat, yang berakibat fatal.
Epidemiologi

DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selama 47 tahun


terakhir. Terjadi peningkatan jumlah kasus DBD dari tahun 1968 yaitu 58 kasus
menjadi 126.675 kasus pada tahun 2015. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD
tersebut dapat disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan
wilayah perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan dan distribusi penduduk
dan factor epidemiologi yang lainnya
Etiologi
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue:

Virus Vektor Host


• Virus dengue (DEN) adalah • Virus dengue ditularkan kepada • Inkubasi virus dengue terjadi
small single-stranded RNA virus manusia melalui gigitan nyamuk dalam 4-10 hari.
yang termasuk dalam genus Aedes yang terinfeksi,
Flavivirus, keluarga khususnya Ae. aegypti. • Virus dengue masuk kedalam
Flaviviridae. tubuh manusia melalui gigitan
• Perindukan nyamuk Aedes nyamuk yang menghisap darah
• Terdapat 4 serotipe virus yaitu terjadi dalam bejana yang berisi manusia. Selama fase akut virus
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan air jernih (bak mandi, kaleng dapat ditemukan dalam darah.
DEN-4. Keempat serotipe yang berisi air dan tempat Respon imun humoral dan
tersebut dapat ditemukan di penampungan air lainnya). selular berkontribusi dalam
Indonesia namun yang paling Sehingga nyamuk yang belum melawan virus ini dengan
banyak adalah DEN-3. matur dapat ditemukan pada membentuk antibodi netralisasi
tempat-tempat tersebut. dan mengaktifkan limfosit
CD4+ dan CD8+.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Isolasi virus (karakteristik serotipik dan genotipik)

Deteksi asam nukleat virus

Deteksi antigen virus (NS1) -> Diagnosis dini, hari ke 1-3


sakit

Deteksi serum respon imun (IgM/IgG) -> hari ke >5 sakit

Analisis parameter hematologi/biokimia


Pemeriksaan Penunjang
IgM IgG Interpretasi

(+) (-) Infeksi Primer

(+) (+) Infeksi Sekunder

(-) (+) Tersangka Infeksi Sekunder

(-) (-) Tidak ada infeksi


Indications for IV fluid:
■ when the patient cannot have adequate oral fluid intake or is vomiting.
■ when HCT continues to rise 10%–20% despite oral rehydration.
■ impending shock/shock.
Kapan terapi cairan intravena dihentikan?

• Tanda-tanda berakhirnya kebocoran plasma;  


• Tekanan darah, nadi dan perfusi perifer stabil;  
• hematokrit menurun dengan volume nadi yang baik;  
• apireksia (tanpa penggunaan antipiretik) selama lebih dari 24–48 jam;  
• Gejala pencernaan / perut membaik;  
• Produksi urin membaik 
Komplikasi

• Profound/prolonged shock → asidosis metabolik, perdarahan hebat akibat DIC, gagal


muitiorgan seperti disfungsi hepatik dan renal.
• Penggantian cairan berlebihan selama fase kebocoran plasma → efusi masif → gangguan
respiratorik, kongesti paru aktif dan / atau gagal jantung
• Terapi cairan berlarut-larut pasca fase kebocoran plasma → edema paru atau gagal
jantung, terutama bila terjadi reabsorpsi cairan ekstravasasi
• Profound/prolonged shock + terapi cairan tidak tepat → gangguan metabolikelektrolit.
 (hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, hiperglikemia) manifestasi yang tidak biasa,
ensefalopati.
Komplikasi

Kelebihan cairan Gangguan elektrolit 


•Pada fase kritis dan konvalesens Hiponatremia: fase kritis, proses pemberian
cairan infus larutan hipotonis yang tidak adekuat
•Ditandai sembab pada kelopak mata, distres
napas, edema paru. Hipokalsemia: fase kritis, akibat perembesan
kalsium mengikuti albumin masuk rongga pleura
atau peritonel

Hipokalemia: fase konvalesens, disebabkan stres


dan diuretik
Expanded Dengue Syndrome

■ Kasus infeksi dengue unusual manifestation


■ Umumnya berhubungan dengan keterlibatan beberapa organ seperti hati, ginjal, jantung
dan sistem neurologis
■ Dapat terjadi pada infeksi dengue dengan atau tanpa kebocoran plasma
■ Berhubungan dengan ko-infeksi, komorbiditas, prolonged shock dengan kegagalan
organ
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai