Anda di halaman 1dari 28

Kesmas Berbasis Bukti

• (Evidence-Based PublicHealth)
Definisi
• Kesehatan masyarakat yang berbasis evidens
dapat didefinisikan sebagai pengembangan,
implementasi dan evaluasi dari efektifitas
program dan kebijakan-kebijakan kesehatan
masyarakat melalui aplikasi prinsip-prinsip
berdasakan alasan ilmiah termasuk penggunaan
data secara sistematis dan sistem informasi serta
keterkaitan penggunaan dari teori ilmu perilaku
dan model-model perencanaan program.
Kegunaan
• Pendekatan kesehatan masyarakat yang berbasis evidens
lebih tepat dipergunakan untuk
• Mendapat bukti ilmiah untuk mendukung pembuatan
keputusan
• Mengevaluasi efektifitas dan biaya program kesehatan
• Melaksanakan program kesehatan baru
• Mengimplementasi kebijakan baru
• Melakukan review proyek
(Brownson, et.al, 2003)
• Kesehatan masyarakat berbasis evidens meneliti
semua literatur ilmiah klinis, perilaku, organisasi
dan keuangan untuk membuat laporan evidens
dan assesmen lainnya.
• Laporan dapat digunakan untuk informasi dan
pengembangan keputusan, pengukuran kualitas
materi pendidikan, petunjuk dan agenda riset.
• Laporan hasil evidens dan assesmen dapat
dipergunakan untuk keperluan badan
pemerintah, legislatif/DPR, swasta, ahli
kesehatan masyarakat, LSM dan masyarakat
sendiri
PendekatanEvidence-based PublicHealth

Ada 5 dasar dalam pendekatan evidence-based public


health: (P.E.R.I.E)
1. Problem (apa saja masalah kesehatan?)
2. Etiologi (apa saja contributory cause nya?)
3. Rekomendasi (apa usaha untuk mengurangi
dampak kesehatan?)
4. Implementasi (bagaimana penerapan cara
penyelesaian masalah?)
5. Evaluasi (seberapa baik intervensi dilakukan?)
1. Masalah KesehatanMasyarakat(Problem)

• Masalah Kesehatan masyarakat dapat


dilihat dari angka kesakitan (morbidity)
dan angka kematian (mortality).
• Angka Kesakitan dapat dihitung melalui
Incidence Rate dan Prevalence Rate.
• Hubungan angka kesakitan dan kematian →
case fatality rate.
1. Masalah KesehatanMasyarakat(Problem) (2)

• Dalam mendeskripsikan masalah kesehatan, kita perlu


mengetahui besaran, perjalanan & distribusi penyakit.
• Langkah pertama adalah menggambarkan besaran
penyakitnya yang merupakan kejadian kesakitan
(morbiditas) dan kematian (mortalitas) akibat suatu
penyakit.
• Perjalanan penyakit untuk menjawab pertanyaan:
seberapa sering penyakit terjadi? Seberapa besar
kemungkinannya utk terjadi saat ini?
• Pertanyaan2 tersebut terjawab dengan adanya angka
kesakitan dan kematian.
Apa ituRate?
• Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian
dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko
kejadian tersebut
• Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan
kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat
Incidence Rate
• Jumlah kasus baru yang terjadi dikalangan
penduduk selama satu periode tertentu
• Kegunaan incidence rate adalah dapat mempelajari
faktor-faktor penyebab dari penyakit yang akut
maupun kronis.
• Rumus:
Jumlah kasus Baru
Xk
Jumlah Populasi Berisiko
• Contoh:
• Pada bulan Agustus 2018 di Kecamatan X terdapat penderita campak 80
balita. Jumlah balita yang berisiko penyakit tersebut ada 8.000. Maka
berapa Incidence Rate-nya? ➔ 80/8000 x 1000 = 10 kasus per 1000
balita per tahun
Prevalence Rate
• Jumlah frekuensi penyakit lama dan baru yang
terjangkit di masyarakat dalam jangka waktu
tertentu.
• Rumus:
Jumlah penyakit baru + lama
Xk
Jumlah populasi berisiko
• Prevelance penting untuk perencanaan
kebutuhan fasilitas, tenaga dan
pemberantasan penyakit.
Case FatalityRate
• CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit
tertentu, untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit
tersebut
• Rumus:
Jumlah kematian penyakit x
x 100%
Jumlah kasus penyakti x
• Contoh kasus Flu burung positif 65 org, yg meninggal 54 org
Hitung CFR flu burung ?
54 / 65 X 100 % = 83 %
2. Etiology
• Understanding the reasons for disease is fundamental to the
prevention of disability and death. ➔ etiology / causation /
contributory cause
• EBPH bergantung pada studi epidemiologi untuk menetapkan
penyebab suatu penyakit. Tiga studi :
• 1. Case control Studies → membuktikan hubungan sebab akibat pada
tingkat individu.
Ada kelompok yg sudah kena penyakit dibandingkan dengan kontrol
(tanpa penyakit) untuk melihat keterpaparan pada kedua kelompok.
•2. Cohort Studies → membuktikan sebab mendahului akibat. Kelompok
terpapar (sebab) dan tidak terpapar diikuti dalam waktu tertentu untuk
melihat terjadinya penyakit (akibat)
• 3. Randomized Controlled Trials→Dengan mengurangi paparan (sebab)
maka akan mengurangi akibat penyakit
3. Rekomendasiberdasarkan bukti
• Dalam kesehatan masyarakat, aksi harus didasarkan oleh
rekomendasi yang didukung oleh bukti
• Rekomendasi merupakan gabungan dari bukti yang diwujudkan dalam
intervensi kerja untuk mengurangi dampak kesehatan, juga mampu
mengindikasikan perlu atau tidaknya dilakukan sebuah aksi
• Intervensi : suatu campur tangan atau usaha untuk perbaikan
• Jangkauan intervensi meliputi individu, grup, dan sosial
• Rekomendasi berdasarkan bukti, menuntut adanya penelitian yang
mendukung bukti baik dari segi keuntungan maupun bahayanya
• Dalam rekomendasi berdasarkan bukti, pendapat ahli sangat penting
ketika penelitian menemui jalan buntu dan tidak membuahkan
jawaban.
Rekomendasi

Kriteria
Baik

Manfaat
Cukup Kualitas bukti Besar dampak dikurangi bahaya
(Net benefits)

Buruk Memiliki Standar Nilai


BESAR DAMPAK

POTENSIAL KEKUATAN
REKOMENDASI
BESAR

SEDANG -MUST/ HARUS


- SHOULD/SEHARUSNYA
- MAY/ BOLEH
KECIL - DON’T / JANGAN

NEGATIF
• A = must – a strong recommendation
• B = Should
• C = May
• D = Don’t
• I = Indeterminant = Insufficient = “I don’t know”
• Rekomendasi bukan akhir dari proses. Ada
banyak rekomendasi yang bisa kita pilih. Sebagai
tambahan, kita perlu memutuskan cara terbaik
untuk mengaplikasikan rekomendasi menjadi
sebuah aksi nyata.
• Kesimpulan dari rekomendasi berdasarkan
bukti adalah mengembangkan sebuah stategi
untuk menyelesaikan suatu masalah.
MASALAH

REKOMENDASI

INTERVENSI /
PENYELESAIAN
Penanganan

Pendekatan

Kapan Siapa Bagaimana

Waktu Subjek Cara


TUJUAN PENDEKATAN

Penanganan masalah yang :


Tepat sasaran
Efektif
Pengaruh yang signifikan
KAPAN
“kapan” membagi waktu intervensi dalam 3 level
• Primer → sebelum timbul
penyakit contoh : mencegah orang
merokok
• Sekunder → setelah perkembangan penyakit,
namun
gejala belum muncul
contoh : identifikasi awal adanya kanker paru-paru
• Tersier → setelah awal gejala, namun belum
terjadi kerusakan fatal
contoh : upaya rehabilitasi agar berhenti merokok
SIAPA
Kepada siapa pendekatan akan kita lakukan agar tepat
sasaran?
Individu → hanya satu orang perokok
Kelompok berisiko → sekelompok orang perokok atau
mantan
perokok
Populasi → seluruh masyarakat, baik itu yang perokok
maupun
bukan perokok
BAGAIMANA
Bagaimana pendekatan sebaiknya kita lakukan
agar efektif?
• Memberikan informasi → penyuluhan,
kampanye, iklan
• Memberikan motivasi → memberi pengertian
akan efek negatifnya, seperti harga rokok
yang mahal akan membuat miskin
• Memberikan obligasi → suatu peraturan yang
jelas, seperti undang-undang , peraturan KTR
contoh
When Who How
EVALUASI
Peran evaluasi pada metode EBPH sangatlah efektif. Karena
bisa jadi data-data yang didapatkan berbeda dengan teori yang
sudah ada. Maka dari itu, diperlukan adanya evaluasi agar
sistem yang belum sesuai dapat diperbaiki dan bisa lebih baik
lagi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai