Anda di halaman 1dari 11

Dokter Pembimbing:

dr. Fransiskus Harf Poluan, Sp. THT-KL

Presentan:
Natashya Phillipa Nanda Ngasu (1461050085)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


PERIODE 1 OKTOBER – 3 NOVEMBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2018

1
2
PENDAHULUAN
 Kasus Rhinitis alergi di Inggris meningkat  30 tahun terakhir
 Perawatan Rhinitis alergi  primer dan sekunder

Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa
gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh
IgE (WHO ARIA, 2001).

Sifat Gangguan tidur,


Perlangsungannya : Derajad :
Berlangsungnya : bersantai,
• Musiman • Berat
• Intermiten olahraga, belajar,
• Parennial • Ringan
• Persisten bekerja

3
WHO ARIA (Allergic Rhinitis And Its Impact On Asthma, 2007)
TUJUAN
Mempromosikan penatalaksanaan pasien Rhinitis alergi, meningkatkan
diagnosis dan pengobatan dalam perawatan primer dan memfasilitasi
transisi pasien yang sulit diobati ke perawatan sekunder.

4
MANAJEMEN PENANGANAN RHINITIS
ALERGI DI UK
Monoterapi :
Rhinitis alergi RINGAN
PRIMER AH (anti histamine)/ INCS
– SEDANG
(intranasal corticosteroid)

• Edukasi,
• Pilihan pegobatan,
• Oral/ topical non – sedating
antihistamines,
• Intranasal corticosteroid)

Kombinasi azelastine hydrochloride (AZE) dan flebicasone


SEKUNDER
propionate (FP)  Dymista (INCS/AZE)
5
63
7
8
9
KESIMPULAN
 Sebagian besar gejala AR dapat diobati dalam pengaturan perawatan
primer.
 Panduan ini menyediakan jalur yang jelas untuk pengobatan rhinitis
alergi dalam praktik perawatan primer yang menguraikan pendekatan
degan mempertimbangkan untuk meningkatkan manajemen dan
pengendalian gejala AR dan meningkatkan kepatuhan dan kepuasan
pasien dengan terapi.

10

Anda mungkin juga menyukai