Anda di halaman 1dari 49

JOURNAL

READING
Uswatun Hasanah - 15711204
JOURNAL READING
DEFINISI

Rhinitis Alergi
Suatu kumpulan gejala kelainan
hidung yang disebabkan proses
inflamasi yang diperantarai oleh
imunoglobulin E (IgE) akibat paparan
alergen pada mukosa hidung.

Gejala
• Rhinorrhoea (pilek; cairan hidung
yang jernih dan encer)
• Hidung gatal
• Bersin berulang (>5x setiap
serangan)
• Hidung tersumbat
• Mata gatal
bersifat hilang timbul atau reversibel.

(Valentine MD, 2008; WHO ARIA, 2008)


Klasifikasi Rhinitis Alergi
KLASIFIKASI

berdasarkan penyebabnya :

Rhinitis Alergi Perennial Rhinitis Alergi Musiman

Disebabkan oleh alergen yang ada sepanjang Disebabkan oleh serbuk sari tanaman yang
tahun dan sulit dihindari. muncul secara musiman

1. Debu rumah 1. Pohon (winter & spring; Feb-Mei)

2. Tungau debu rumah 2. Rumput (spring, summer, & fall; April-Des)


3. Serpihan kulit binatang 3. Rumput liar (summer & fall; Juli-Des)

4. Jamur

5. Kecoa

(Lumbanraja, 2008)
Farmakologi
TERAPI

Anti-Histamin I Anti-Histamin II Kombinasi


AH+dekongestan

Terapi Tambahan
Non-Farmakologi
(ARIA, 2008; Heatley GD, 2010)

Kortikosteroid Kortikosteroid Irigasi hidung


topikal oral
TERAPI TAMBAHAN NON-FARMAKOLOGI

Irigasi Hidung
● Irigasi hidung adalah terapi tambahan non-farmakologi untuk
mengatasi gejala hidung pada penderita rhinitis alergi /
rhinosinusitis dengan cara membasahi / mencuci cavum nasi
dengan menggunakan larutan salin untuk mengeluarkan
sekret dan debris dari dalam hidung, sehingga terjadi
perbaikan pada transpor mukosilier.

● Irigasi hidung sangat bermanfaat untuk meredakan gejala


hidung sehingga kualitas hidup penderita menjadi lebih baik
dan dapat mengurangi penggunaan obat–obatan hidung.

● Hal ini dapat dilakukan pada penderita rhinitis alergi


/rhinosinusitis baik anak-anak maupun dewasa.

● Larutan yang dipakai dalam irigasi hidung dapat berupa


larutan salin hipertonis, hipotonis, dan isotonis.

(Heatley GD, 2010)


JOURNAL READING

Manfaat Irigasi Hidung


Buffered Hypertonic Saline
untuk Gejala Hidung pada
Anak dengan Rhinitis Alergi
Musiman: A Randomized
Controlled Trial
Prevalensi Rhinitis Alergi
PENDAHULUAN

● Rhinitis alergi adalah penyakit yang

umum pada anak-anak.

● Prevalensi global mulai dari 3,9 - 45,1%.

● di Italia, prevalensinya sekitar 6 - 35%.

● Gejala hidung dan mata sangat


mempengaruhi kehidupan dan aktivitas
pasien, termasuk kualitas hidup dan
kualitas tidur.
PENDAHULUAN

Dalam “Paediatric Rhinitis: Sebuah penelitian meta-analisis Satdhabudha & Poachanukoon


Position Paper of the European dari 10 randomized controlled mengamati peningkatan
Academy of Allergy and Clinical trials telah memberikan bukti kualitas hidup yang serupa
Immunology” irigasi hidung peran jangka pendek dan pada anak dengan rhinitis alergi
dengan salin merupakan jangka panjang dalam pada akhir periode perawatan 4
pengobatan utama dalam penggunaan irigasi hidung minggu dengan BHS atau NSS.
kombinasi dengan dengan salin pada orang
farmakoterapi. dewasa dan anak-anak dengan
rhinitis alergi sebagai terapi
tambahan untuk memperbaiki
gejala hidung, kualitas hidup,
dan mengurangi konsumsi
obat.

1 2 3

Penelitian sebelumnya . . . BHS : Buffered Hypertonic Saline


NSS : Normal Saline Solution
Latar Belakang
PENDAHULUAN

• Belum ada penelitian mengenai : efek BHS secara spesifik pada gejala
hidung, kualitas hidup, kualitas tidur, dan penilaian NCC pada anak dengan
rhinitis alergi.

• Penilaian primer : membandingkan BHS dan NSS untuk mengurangi skor


gejala hidung pada anak rhinitis alergi musiman.

• Penilaian sekunder : membandingkan efikasi keduanya pada NCC, kualitas


hidup, dan kualitas tidur.

BHS : Buffered Hypertonic Saline


NSS : Normal Saline Solution
NCC : Nasal Cytology Counts
Tujuan Penelitian BHS : Buffered Hypertonic Saline
PENDAHULUAN

NSS : Normal Saline Solution

BHS vs NSS
Metode Penelitian
METODE

• Penelitian single-centre, open-


label, randomized controlled trial.
• Disetujui oleh Institutional Ethics
Committee (Palermo, Italy; approval
No. 11/2014).
• Informed consent diperoleh dari
semua orang tua sebelum
mengikuti penelitian ini.
• Studi yang disetujui terdaftar pada
sistem registrasi pusat
ClinicalTrials.gov (ID: NCT02729012).
METODE – Pengukuran Subjektif

Total 5 Symptom Score (T5SS)

Symptom None Mild Moderate Severe Keterangan :


• 0 tidak ada.
Rhinorrhoea 0 1 2 3
• 1 ringan - gejala apa pun yang ada
Nasal obstruction 0 1 2 3 tetapi tidak terlalu spesifik
mengganggu.
Nasal itching 0 1 2 3
• 2 sedang - gejala apa pun yang
Sneezing 0 1 2 3 mengganggu tapi tidak mengganggu

Eye itching 0 1 2 3 aktivitas sehari-hari atau mengganggu


tidur.
Total score
• 3 parah - gejala apa pun yang
mengganggu aktivitas sehari-hari atau
gangguan tidur).
Masuk kriteria inklusi apabila T5SS ≥5
METODE – Pengukuran Subjektif

Functional impairments most troublesome to children with


rhinoconjunctivitis

(The UCB Institute of Allergy)


METODE – Pengukuran Subjektif

Paediatric
Rhinoconjunctivitis
Quality of Life
Questionnaire
(PRQLQ)

Skor diperoleh dari skor


rata-rata semua item.
METODE – Pengukuran Subjektif

Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI)

Keterangan :

• Skor total >5


menunjukkan kualitas
tidur yang buruk

• Skor >10
mengindikasikan
gangguan tidur kronis.
METODE – Pengukuran Objektif

Nasal Cytology Counts (NCC)


(European Review for Medical and Pharmacological Sciences, 2019)
METODE – Pengukuran Objektif

Nasal Cytology Counts (NCC)


METODE – Pengukuran Objektif

INKLUSI EKSLUSI

● Usia 6-13 tahun. ● Saluran pernapasan atas atau


● Riwayat klinis rhinitis alergi bawah terdapat infeksi dalam
pada tahun sebelumnya. 2 minggu sebelum kunjungan
● Skin-prick test positif terhadap skrining.
serbuk sari (campuran Penggunaan leukotriene
Kriteria Inklus & Ekslusi


rumput) dan / atau serbuk antagonis, antibiotik sistemik
sari zaitun (olea europaea). / topikal, atau kortikosteroid
● T5SS ≥5 setidaknya 4 dari 7 dalam 2 minggu sebelum
hari periode berjalan. kunjungan skrining.
● Sedang berlangsung/
menjalani imunoterapi
alergen spesifik.
● Perokok aktif.
Studi Desain

• 62 anak dengan rhinitis alergi musiman berusia 6-13 tahun direkrut di


poli klinik alergi anak Institute of Biomedicine and Molecular Immunology
(IBIM) (CNR, Palermo, Italia) antara Oktober 2015 sampai Februari 2016.

• Diagnosis rhinitis alergi musiman didefinisikan sesuai dengan kriteria


The Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma (ARIA).

• Detail riwayat medis diperoleh oleh pewawancara medis terlatih (V.M.,


G.F., S.L.G.), menyelidiki khusus dan durasi gejala, serta faktor risiko host
dan lingkungan.
METODE – Pengukuran Objektif

The Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma (ARIA)


Kunjungan Pasien
METODE – Pengukuran Objektif

1. Skrining 2. Randomisasi 3. Evaluasi (1) 4. Evaluasi (2)


H-7 sebelum mulai Hari ke-1, membagi ke Hari ke-14, evaluasi Hari ke-21, evaluasi
dilakukan perawatan, dalam 2 kelompok keselamatan pasien terakhir perawatan
melakukan skin-prick perlakuan sesuai dan penilaian efikasi dan keselamatan
test pada semua dengan hasil pertengahan pasien.
pasien randomisasi dari PC. perawatan.

• Pasien diskrining pada Mei 2016, ketika musim serbuk sari sudah mulai (dengan setidaknya 30 butir /meter 3; www.pollinieallergia.net).
• Pemeriksaan fisik dilakukan di setiap kunjungan. NCC, PRQLQ, dan PSQI dilakukan pada kunjungan 2 dan 4.
• Bila perlu, kuesioner diisi di bawah pengawasan salah satu peneliti (L.M.) selama kunjungan.
METODE – Pengukuran Objektif

Randomisasi

36 anak
Selama 21 hari

BHS 3% NSS
2x sehari 5 mL 2x sehari 5 mL
pH : 7-7.5 pH : 6

BHS : Buffered Hypertonic Saline NSS : Normal Saline Solution


Randomisasi
METODE – Pengukuran Objektif

• Baik BHS dan NSS dikemas oleh pabrik (Stewart, Milan, Italia), diberikan
menggunakan Rinowash douche hidung (Markos Mefar, Bovezzo,
Italia) untuk memberikan terapi ke dalam hidung dengan benar.

• Semua pasien dan pengasuh : dilatih dalam mengunakan irigasi hidung


salin melalui demonstrasi singkat, diinstruksikan untuk mencatat skor
gejala T5SS mereka setiap hari pada buku harian sebelum dosis pagi, &
diminta untuk mencatat terjadinya apabila terjadi efek samping dari
pengobatan.

• Antihistamin oral (tetes cetirizine oral 10 mg / mL, 5 mg b.i.d.) diizinkan,


jika diperlukan, sebagai obat penyelamat selama masa studi.
T5SS : Total 5 Symptom Score
Pengukuran Hasil
METODE – Pengukuran Objektif

PRIMER SEKUNDER
Adanya perubahan skor T5SS Perubahan dari batas bawah
dari batas bawah. Pengukuran untuk 21 hari perawatan pada
berulang setiap harinya tersedia NCC, PRQLQ, dan PSQI.
selama periode perawatan.

T5SS : Total 5 Symptom Score PRQLQ : Paediatric Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire
NCC : Nasal Cytology Counts PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index
Metode Statistik
METODE – Pengukuran Objektif

• Semua efikasi penilaian dilakukan pada populasi yang menyelesaikan studi (analisis per-protokol), baik untuk hasil
primer maupun hasil sekunder.
• Kedua kelompok perlakuan dibandingkan menggunakan model regresi linier untuk yang diukur berulang,
menyesuaikan usia, jenis kelamin, paparan pasif terhadap rokok dan jamur selama hidup, durasi penyakit (tahun),
dan batas bawah dari hasil.
• Perbandingan dilakukan dengan LSmc; R package lsmeans.
• Nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
• Statistik analisis dilakukan dengan menggunakan R versi 3.2.3.
• Data direpresentasikan sebagai rata-rata ± SD atau n (%), kecuali jika dinyatakan lain. Nilai p berasal dari Fisher exact
(variabel kategori) atau T test (variabel kuantitatif). Rhinitis alergi musiman; T5SS, PRQLQ, dan PSQI.
• Riwayat keluarga dengan alergi dari ibu atau ayah (misal; eksim, rhinitis) didefinisikan sebagai orang tua yang
merespons "ya" terhadap pertanyaan: “Pernahkah ada dokter yang memberi tahu Anda bahwa Anda memiliki satu
atau lebih kondisi alergi?”.

LSmc : least square mean change PRQLQ : Paediatric Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire
T5SS : Total 5 Symptom Score PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index
ITT : Intention to Treat

Gambar 1. Flowchart subjek penelitian


HASIL – Karakteristik Pasien

BHS : Buffered Hypertonic Saline


NSS : Normal Saline Solution
Tabel 1. Karakteristik demografis dan klinis pada kedua kelompok
HASIL – Karakteristik Pasien

• Karakteristik demografis dan klinis


antara kedua kelompok serupa (Tabel 1).

• Tingkat kepatuhan 100% pada kedua


kelompok perlakuan.

• Penggunaan obat penyelamat


(antihistamin oral) dilaporkan pada 5 anak
kelompok NSS (31%) dan 2 anak pada
kelompok BHS (12%)

• Peristiwa merugikan yang dilaporkan oleh


orang tua, seperti iritasi hidung atau
terbakar selama irigasi, diamati pada 1
anak-anak NSS (6%) versus 2 anak-anak
BHS (12%), tetapi tidak cukup parah untuk
tidak dapat melanjutkan pengobatan.
BHS : Buffered Hypertonic Saline
NSS : Normal Saline Solution
Total 5 Symptom Score (T5SS) LSmc : least square mean change
HASIL PRIMER

Rata-rata harian skor total T5SS lebih rendah pada kelompok BHS untuk sebagian besar dari hari perawatan
(Gambar 2). Secara keseluruhan, kelompok BHS meningkatkan batas bawah skor total T5SS dibandingkan kelompok NSS
(LSmc -6,45 dan –5,45, masing-masing, p <0,001; Gambar 3). Penurunan total T5SS adalah hasil dari peningkatan rhinorrhoea,
hidung gatal, bersin, dan gatal mata (p <0,001; Gambar 3).

Gambar 2. Rata-rata skor harian T5SS dari anak-anak yang Gambar 3. Perubahan rata-rata dari batas bawah selama keseluruhan
diberikan perawatan NSS dan BHS periode perawatan untuk skor gejala total dan parsial dari anak-anak
yang diberikan perawatan NSS dan BHS
HASIL SEKUNDER

Tabel 2. Perubahan rata-rata dari batas bawah pada hasil


NCC, PRQLQ, & PSQI sekunder selama masa perawatan

• Jumlah neutrofil hidung (LSmc–0,76, p =


0,004) dan jumlah eosinofil hidung (LSmc –
0,46, p = 0,018) berkurang secara signifikan
pada kelompok BHS.

• Skor PRQLQ rata-rata secara signifikan


menurun hanya pada kelompok BHS (LSmc –
0,57, p = 0,009).

• Nilai rata-rata PSQI menurun secara


signifikan pada kedua kelompok; BHS (LSmc
–0.77, p = 0,025) & NSS (LSmc –1,39, p <0,001). BHS : Buffered Hypertonic Saline
NSS : Normal Saline Solution
LSmc : least square mean change
PRQLQ : Paediatric Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire
PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index
DISKUSI

Studi ini menunjukkan


bahwa penggunaan BHS
selama 21 hari secara
signifikan menurunkan T5SS
pada anak dengan rhinitis
alergi musiman dan terdapat
informasi yang relevan
mengenai sitologi hidung,
kualitas hidup, dan kualitas
tidur.
Efek samping dan
penggunaan obat penyelamat
tidak ada dalam kelompok
BHS, menunjukkan
tolerabilitas pengobatan yang
baik.

BHS : Buffered Hypertonic Saline


T5SS : Total 5 Symptom Score
Kepatuhan terhadap perawatan harian sangat tinggi karena follow-up dilakukan menggunakan telepon oleh peneliti yang terlatih.
Kepatuhan

(The UCB Institute of Allergy)


Salinitas dan pH optimal yang tepat dari cairan irigasi hidung sebagai pengobatan rhinitis alergi masih belum terdefinisi dengan baik.
DISKUSI

Salinitas pH

● Hipertonisitas dapat mengurangi ● pH basa terbukti lebih bermanfaat untuk


edema mukosa karena transportasi air fungsi siliaris.
yang diinduksi oleh tekanan osmotik ● Studi in vitro menunjukkan hal itu terkait
membran epitel, meningkatkan dengan frekuensi gerakan silia secara
pembersihan mukosiliar. optimal terjadi antara pH 6,9 - 9.5.
● Studi in vivo menunjukkan bahwa larutan ● Rentang pH antara 3 - 10 dapat ditoleransi,
salin hipertonik di bawah 6% tidak meskipun secara subjektif ada beberapa
berdampak pada kerusakan epitel. pasien yang mengeluhkan rasa tidak
● Telah terbukti bahwa BHS lebih unggul nyaman.
dalam meningkatkan pembersihan ● Studi pada model hewan menunjukkan
mukosiliar pada pasien dewasa dengan tidak ada kejadian kerusakan mukosa
sinusitis. dengan larutan antara pH 3 - 10.
Satdhabudha A, Poachanukoon O
Efficacy of buffered hypertonic saline nasal irrigation in children with symptomatic allergic
DISKUSI

rhinitis: a randomized double-blind study. Int J Pediatr Otorhinolaryngol 2012;76:583–588.

PSQI
PRQLQ
perbaikan kualitas hidup (BHS & NSS)
peningkatan kualitas hidup (BHS)

NCC
penurunan jumlah neutrofil dan eosinofil (BHS)
DISKUSI

Kelebihan Keterbatasan

● Dari sudut pandang klinis, penelitian ● Edukasi personal bisa menjadi bias
ini sangat relevan karena irigasi pada penelitian ini karena bisa saja
hidung banyak digunakan sebagai cara pemberian dan penerima
terapi tambahan untuk menekan informasi berbeda pada setiap orang.
gejala rhinitis. ● Hasil penelitian ini tidak dapat
● Belum pernah ada penelitian digeneralisasi pada anak dengan
sebelumnya yang memasukkan NCC rhinitis alergi perennial.
sebagai hasil efikasi BHS pada rhinitis ● Ukuran sampel terlalu kecil, hanya
alergi musiman. pasien dengan rhinitis alergi
● belum pernah ada penelitian yang musiman, dan wilayah geografis yang
menggunakan PSQI sebagai alat ukur sama.
kualitas tidur pada efikasi BHS pada
rhinitis alergi musiman.
Pada penelitian ini . . .
SIMPULAN

HASIL
BHS dibuktikan lebih efektif
daripada NSS tidak hanya efektif
dalam menurunkan T5SS dan NCC,
tapi juga meningkatkan kualitas
hidup dan kualitas tidur.

SIMPULAN
Perawatan selama 21 hari dengan
BHS 2x sehari terbukti dapat
menjadi pengobatan yang efektif
dan dapat ditoleransi dengan baik
pada anak dengan rhinitis alergi
musiman.

BHS 3%
mendukung penggunaan BHS 3%
pada pasien anak dengan rhinitis
alergi musiman.
CRITICAL
APPRAISAL
Problem
PICO

Anak dengan rhinitis alergi musiman

Intervention
Irigasi hidung Buffered Hypertonic Saline (BHS)

Comparison
Irigasi hidung Normal Saline Solution (NSS)

Outcome
Mengurangi gejala hidung pada anak dengan rhinitis
alergi musiman

Question ?
Apakah irigasi hidung menggunakan BHS lebih efektif
dibandingkan NSS dalam mengurangi gejala hidung
pada anak dengan rhinitis alergi musiman ?
1. Did the trial address a clearly focused issue ?
(A) Are the result of the study valid ?

Ya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efikasi
penggunaan 21 hari BHS versus NSS untuk mengurangi gejala hidung pada anak
dengan rhinitis alergi. Selain itu, juga membandingkan efikasi pada sitologi hidung,
kualitas hidup, dan kualitas tidur.

vs

BHS : Buffered Hypertonic Saline NSS : Normal Saline Solution


2. Was the assignment of patients treatments randomized ?
(A) Are the result of the study valid ?

Ya. Pasien diskrining pada Mei 2016, ketika musim serbuk sari sudah mulai.
Kemudian, 36 anak diberikan terapi BHS atau NSS (alokasi 1:1) sesuai randomisasi
komputer.

36 anak
Selama 21 hari

BHS 3% NSS
2x sehari 5 mL 2x sehari 5 mL
pH : 7-7.5 pH : 6

BHS : Buffered Hypertonic Saline NSS : Normal Saline Solution


3. Were all of the patient who entered the trial properly accounted for at is
(A) Are the result of the study valid ?

conclusion ?

Tidak. Dari 62 pasien yang diskrining, 36 (niat


untuk mengobati) dilakukan randomisasi untuk
mendapatkan BHS (n=18) atau NSS (n=18). 26
pasien (42%) dikeluarkan sebelum randomisasi
karena tidak sesuai dengan kriteria inklusi (11%),
kurang sehat (demam, 2%), pelanggaran protokol
(kriteria eksklusi terdeteksi saat kunjungan
skrining, 8%), hilang setelah kunjungan skrining
(10%), dan penolakan mengikuti penelitian (11%).
Total 30 pasien (83%) yang menyelesaikan studi.

Gambar 1. Flowchart subjek penelitian


4. Were patient, health worker and study personal blinded ?
(A) Are the result of the study valid ?

Tidak. Penelitian ini dilakukan secara open-label, baik peneliti, tenaga medis, dan
pasien mengetahui pengobatan yang diberikan.
5. Were the group similar at the start of trial ?
(A) Are the result of the study valid ?

Ya. 62 anak dengan rhinitis alergi musiman berusia 6-13 tahun direkrut di poli klinik alergi anak Institute of
Biomedicine and Molecular Immunology (IBIM) (CNR, Palermo, Italia) antara Oktober 2015 sampai Februari
2016. Diagnosis rhinitis alergi musiman didefinisikan sesuai dengan kriteria The Allergic Rhinitis and Its Impact
on Asthma (ARIA). Detail riwayat medis diperoleh oleh pewawancara medis terlatih (V.M., G.F., S.L.G.),
menyelidiki khusus dan durasi gejala, serta faktor risiko host dan lingkungan.

INKLUSI EKSLUSI

● Usia 6-13 tahun. ● Saluran pernapasan atas atau bawah


● Riwayat klinis rhinitis alergi pada terdapat infeksi dalam 2 minggu
tahun sebelumnya. sebelum kunjungan skrining.
● Skin-prick test positif terhadap serbuk ● Penggunaan leukotriene antagonis,
sari (campuran rumput) dan / atau antibiotik sistemik / topikal, atau
serbuk sari zaitun (olea europaea). kortikosteroid dalam 2 minggu
● T5SS ≥5 setidaknya 4 dari 7 hari sebelum kunjungan skrining.
periode berjalan. ● Sedang berlangsung/ menjalani
imunoterapi alergen spesifik.
Kriteria

● Perokok aktif.
6. Aside from the experimental intervention, were the groups treated
(A) Are the result of the study valid ?

equally ?
Ya. Penelitian ini melibatkan 4 kunjungan berturut-turut:
7. How large was the treatment effect ?
(B) What are the results ?

• BHS meningkatkan skor total T5SS dibandingkan NSS (LSmc –6.45 vs


–5.45, p <0.001).
• BHS secara signifikan mengurangi skor neutrofil (LSmc –0.76, p =
0.004) dan eosinofil (LSmc –0,46, p = 0,018), sedangkan NSS tidak.
• Demikian pula, hanya BHS yang menghasilkan peningkatan yang
signifikan dalam skor PRQLQ (LSmc –0,57= 0,009).
• Sedangkan skor PSQI sebanding antara BHS (LSmc –0.77 = 0,025) dan
NSS (LSmc –1.39 p <0,001).
• Secara keseluruhan, BHS lebih unggul dibandingkan NSS.
8. How precise was the estimate of treatment effect ?
(B) What are the results ?

• Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan BHS selama 21 hari secara


signifikan menurunkan T5SS pada anak dengan rhinitis alergi musiman
dan terdapat informasi yang relevan mengenai sitologi hidung,
kualitas hidup, dan kualitas tidur.
• Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang diperoleh Satdhabudha
dan Poachanukoon, BHS meningkatkan skor total T5SS dibandingkan
dari NSS (p<0,001) selama masa perawatan.
9. Can the result be applied in your content (or the local population) ?
(C) Will the result help locally ?

Ya. Terapi irigasi menggunakan BHS


maupun NSS sudah diterapkan pada
beberapa Instalasi Kesehatan di
Indonesia, cara ini juga cukup
sederhana untuk diajarkan kepada
pengasuh terkait prosedur tindakan
irigasi.
10. Were all clinically important outcomes considered ?
(C) Will the result help locally ?

11. Are the benefits worth the harms dan costs ?

Ya. Penelitian ini membuktikan penggunaan BHS lebih efektif daripada NSS tidak
hanya efektif dalam menurunkan T5SS dan NCC, tapi juga meningkatkan kualitas
hidup dan kualitas tidur.

Dari sudut pandang klinis, hasil ini bisa relevan karena irigasi hidung banyak
digunakan pada anak-anak untuk menekan gejala rhinitis.

Kerugian : Iritasi hidung atau terbakar selama irigasi, diamati pada 1 anak-anak NSS
(6%) versus 2 anak-anak BHS (12%), tetapi tidak cukup parah untuk tidak dapat
melanjutkan pengobatan.
THANKS !
Does anyone have any questions ?

Facebook.com/Freepik
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
@Freepik_Vectors and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.
company/freepik-company

Anda mungkin juga menyukai