Disusun oleh :
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
Olanzapine Intramuskular dibandingkan Haloperidol Intramuskular
ditambah Lorazepam untuk Pengobatan Skizofrenia Akut dengan Agitasi:
Open-Label, Randomized Controlled Trial
ABSTRAK
Latar belakang: Untuk membandingkan profil efikasi dan keamanan antara
olanzapine intramuskuler (IM) dan haloperidol IM ditambah lorazepam IM pada
pasien skizofrenia akut dengan agitasi sedang hingga berat.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian prospektif, randomized, open-label study.
Pasien skizofrenia akut dengan agitasi atau gangguan skizoafektif (n = 67) diacak
untuk menerima 10 mg olanzapine IM (n = 37) atau 5 mg haloperidol IM ditambah
2 mg lorazepam (n = 30). Agitasi diukur dengan Positive and Negative Syndrome
Scale Excited Component (PANSS-EC) dan Agitation-Calmness Evaluation Scale
(ACES) selama 2 jam pertama dan 24 jam setelah injeksi pertama. Keamanan
dinilai menggunakan Simpson-Angus Scale (SAS), dan Barnes Akathisia Rating
Scale (BARS) dengan mencatat kejadian tidak diharapkan pada 24 jam setelah
injeksi pertama. Skala Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) juga dinilai.
Hasil: Skor PANSS-EC menurun signifikan pada 2 jam setelah injeksi pertama
pada kedua kelompok (olanzapine IM: -10.2, p < 0.001 ; haloperidol IM ditambah
lorazepam IM : -9.9, p < 0.001). Olanzapine IM tidak kalah dengan haloperidol IM
ditambah lorazepam IM dalam mengurangi agitasi pada 2 jam. Tidak ada perbedan
signifikan pada PANSS-EC atau nilai ACES diantara 2 kelompok selama 2 jam
setelah injeksi pertama. Frekuensi kejadian tidak diharapkan dan perubahan dalam
Skala CGI-S, SAS, dan BARS dalam 24 jam tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok.
Simpulan: Temuan menunjukkan bahwa olanzapine IM (10 mg) tidak kalah
dibandingkan dengan haloperidol IM (5 mg) ditambah lorazepam IM (2 mg) dalam
pengobatan pasien skizofrenia akut dengan agitasi sedang hingga berat.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah uji coba prospektif, randomized, paralel yang
membandingkan olanzapine IM dengan haloperidol IM ditambah lorazepam IM di
tiga unit rawat inap kejiwaan akut [National Taiwan University Hospital (NTUH)
dan RS cabang; Yun-Lin Hospital dan Yu-Li Psychiatric Hospital] dalam periode
perawatan 24 jam. Penelitian dilakukan dari September 2006 hingga Februari 2009,
dan dilakukan sesuai dengan Declaration of Helsinki dan Good Clinical Practice.
Protokol penelitian telah disetujui oleh tinjauan kelembagaan dewan pusat masing-
masing yang berpartisipasi dan informed consent sudah dilakukan kepada semua
partisipan. Tidak ada dana sponsor untuk studi ini; Eli Lilly and Company (Taipei,
Taiwan) merupakan supplier injeksi olanzepin dalam penelitian ini. Penelitian ini
terdaftar dalam ClinialTrials.gov nomor NCT00797277.
Pasien
Pasien yang direkrut adalah pasien usia 18-65 tahun yang dirawat di rumah
sakit dan telah didiagnosis secara klinis oleh peneliti memiliki skizofrenia atau
gangguan skizoafektif (menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, 4th Edition). Semua partisipan menandatangani formulir informed
consent untuk penelitian ini setelah prosedur penelitian telah dijelaskan sepenuhnya
kepada mereka.
Kriteria inklusi meliputi: (1) memiliki skor total PANSS-EC ≥ 14
(maksimum 35) yang terdiri dari 5 item : ketegangan, tidak kooperatif, permusuhan,
kontrol impuls yang buruk, dan kegembiraan; (2) memiliki skor ≥ 4 (maksimum 7)
pada setidaknya satu dari 5 item tersebut; dan (3) agitasi akut sampai berat sehingga
terdapat indikasi pemberian terapi antipsikotik parenteral.
Kriteria eksklusi meliputi: (1) wanita yang hamil atau menyusui; (2) pasien
dengan penyakit medis parah; (3) pasien yang telah mendapatkan injeksi
antipsikotik dalam 1 bulan terakhir; (4) pasien yang pernah menggunakan
psikostimulan atau reserpin dalam 1 minggu terakhir; (5) pasien yang telah
menerima benzodiazepin oral atau IM yang dalam 4 jam terakhir; (6) pasien yang
telah menerima antipsikotik rapid-acting IM atau oral dalam 2 jam terakhir; dan (7)
pasien dengan riwayat reaksi alergi atau intoleransi terhadap obat dalam penelitian.
Prosedur
Penelitian ini terdiri dari fase skrining dan fase pengobatan 24 jam. Setelah
skrining, pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dialokasikan secara
acak untuk pengobatan dengan olanzapine IM atau haloperidol IM ditambah
lorazepam IM. Dosis haloperidol dan lorazepam didasarkan pada praktik klinis
yang berlaku, sedangkan dosis olanzapine ditentukan sesuai dengan literatur yang
telah diterbitkan. Pasien dapat menerima maksimal tiga injeksi dalam periode 24
jam. Injeksi kedua dan ketiga diresepkan sesuai kebijakan para peneliti klinis.
Injeksi kedua diizinkan setelah 2 jam injeksi pertama. Injeksi ketiga diizinkan
setelah 4 jam injeksi kedua. Obat yang dilarang termasuk antiaritmia, antipsikotik,
antidepresan, antikonvulsan, antiemetik, dan obat-obatan psikotropika lainnya.
Obat antikolinergik diizinkan untuk gejala ekstrapiramidal yang baru muncul, tetapi
tidak untuk penggunaan profilaksis.
Staf klinis berpengalaman dilatih untuk menangani dan memberikan injeksi
sesuai dengan kode pengacakan. Untuk memastikan reabilitas yang adekuat di
antara penilai, evaluasi bersama dari enam pasien yang agitasi (2 dengan agitasi
ringan dan 4 agitasi sedang hingga berat) antara kepala penyelidik (T.-J.H.) dan
penilai lainnya dilakukan sebelum penelitian dimulai. Peringkat tersebut
dibandingkan dan perbedaan dibahas hingga konsensus tercapai. Setelah
serangkaian enam pasien >80% persetujuan di antara penilai dicapai. Dari segi
penilaian efikasi dan keamanan, penilaian diselesaikan oleh satu psikiater di
dua tempat, dan oleh dua psikiater pendatang di tempat ketiga. Semua penilai
mengetahui pengobatan yang diberikan (tidak blinding). Untuk meminimalkan bias
dalam penilaian, masing-masing psikiater yang tidak blinding menyelesaikan
penilaian bersama dengan masing-masing perawat yang hadir yang paling
memperhatikan kondisi pasien.
Asesmen Efikasi
Pasien dinilai oleh peneliti pada saat skrining, pada 15 menit, 30 menit, 60
menit, dan 120 menit setelah injeksi pertama. Efikasi primer diukur dengan
PANSS-EC, yang berasal dari PANSS oleh pencetusnya menggunakan faktor
komponen utama analisis, dan termasuk ketegangan, tidak kooperatif, permusuhan,
kontrol impuls yang buruk, dan kegembiraan. Skor setiap item berkisar dari 1
(normal) hingga 7 (paling berat), dengan jumlah skor total mulai dari 5 hingga 35.
Agitasi dinilai oleh Agitation-Calmness Evaluation Scale (ACES) (Hak Cipta
1998), 1 item skala dikembangkan oleh Eli Lilly and Company, di mana 1 = tanda
agitasi; 2 = agitasi sedang; 3 = agitasi ringan; 4 = normal; 5 = ketenangan ringan; 6
= sedang tenang; 7 = tanda tenang; 8 = tidur nyenyak; dan 9 = tidak dapat menerima
rangsang. Skala Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) digunakan untuk
menilai kondisi kejiwaan secara umum. Penilaian setiap pasien dilakukan oleh
peneliti yang sama dalam penelitian ini.
Penilaian Keamanan
Selama 24 jam periode pengobatan, keamanan dinilai dengan pemeriksaan
klinis, laporan kejadian yang tidak diharapkan atau efek samping secara langsung,
kelengkapan Simpson-Angus Scale (SAS), dan Barnes Akathisia Rating Scale
(BARS).
Analisis Statistik
Analisis efikasi didasarkan pada tujuan untuk mengobati populasi
didefinisikan sebagai semua pasien randomized. Dataset observasi terakhir yang
dibawa digunakan untuk memperkirakan data yang hilang. Batas bawah
karakteristik demografis dan parameter klinis dibandingkan dengan kelompok
perlakuan menggunakan t-test untuk variabel kontinu dan uji Chi-square untuk
variabel kategorikal. Hasil primer adalah perubahan skor PANSS-EC 2 jam setelah
injeksi pertama, sedangkan hasil sekunder adalah perubahan skor ACES 2 jam
setelah injeksi pertama, dan perubahan skor PANSS-EC, ACES, CGI-S 24 jam
setelah injeksi pertama. Hasil primer untuk lower limit dari noninferiority
didefinisikan sebagai 40% perubahan rata-rata dari batas bawah yang diamati dari
awal hingga 2 jam setelah injeksi olanzapine pertama. Batas bawah dari confidence
interval (CI) 97,5% dari nol atau kurang tetapi lebih besar dari batas bawah
menunjukkan tidak ada perbedaan antara perlakuan dan noninferiority, yaitu,
haloperidol IM ditambah lorazepam IM tidak kalah dengan olanzapine IM.
Perbandingan dalam kelompok dilakukan menggunakan paired t test. Responden
didefinisikan sebagai setidaknya pengurangan 40% dari batas bawah PANSS-EC
dalam 2 jam. Untuk membandingkan antara efek samping dan respon antara kedua
pengobatan kelompok digunakan Fisher’s exact test. Analisis data menggunakan
program statistik R Language versi 2.8.0 (http://www.r-project.org/).
HASIL
Karakteristik Demografis dan Parameter Klinis
Sebanyak 294 pasien dilakukan skrining untuk penelitian. Setelah
dieksklusi, 67 pasien (NTUH, 6; RS cabang Yun-Lin, 21; RSJ Yu-Li, 40)
dimasukkan ke dalam randomisasi. Flowchart partisipan ditunjukkan pada Gambar.
1. Alasan utama eksklusi adalah tidak setuju untuk mengikuti penelitian dan telah
mendapatkan injeksi benzodiazepin atau psikotik lainnya baru-baru ini. 180 pasien
lainnya tidak masuk ke dalam penelitian karena keparahan agitasi yang tidak
adekuat. 67 pasien, termasuk 58 orang dengan skizofrenia dan 9 pasien dengan
skizoafektif, di lakukan randomisasi ke dalam 2 kelompok pengobatan (37 pada
kelompok olanzepine IM dan 30 pada kelompok haloperidol IM ditambah
lorazepam IM) dapat menyelesaikan penelitian.
Efikasi
Hasil primer menunjukkan skor PANSS-EC menurun secara signifikan
pada 2 jam setelah injeksi pertama pada kedua kelompok (olanzapine IM: -10.2 ±
6.5, t = 9.750, p <0.001; haloperidol IM ditambah lorazepam IM: -9.9 ± 5.6, t =
9.900, p < 0.001). Perbedaan antara haloperidol IM ditambah lorazepam IM dan
olanzapine IM adalah 0,3 unit yang mendukung olanzepine IM (dengan CI 97,5%,
lebih rendah satu sisi = -3); oleh karena itu dapat disimpulkan non-inferiority (-3
vs. -10.2x 0.4 = -4.1). Berdasarkan efek sedatif, skor ACES meningkat secara
signifikan pada 2 jam di kedua kelompok (olanzapine IM: 2.1 ± 1.7,
t=7.225, p <0.001; haloperidol IM ditambah lorazepam IM: 2.2 ± 1.7, p < 0,001).
Tidak ada perbedaan signifikan dalam PANSS-EC atau skor ACES antara kedua
kelompok pada 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 120 menit setelah injeksi pertama
(Gambar 2 dan 3), meskipun kelompok olanzapine IM cenderung memiliki respon
lebih cepat di 1 jam pertama setelah injeksi pertama. Persentase responden
(didefinisikan sebagai setidaknya penurunan 40% dari batas bawah pada PANSS-
EC dalam 2 jam setelah injeksi pertama) tidak berbeda secara signifikan antara
kedua kelompok [19 (51%) dalam kelompok olanzapine IM vs. 11 (37%) pada
kelompok haloperidol IM ditambah lorazepam IM; Fisher’s exact test, p=0.323].
Persentase partisipan dengan ACES 8 atau 9 juga tidak berbeda secara signifikan
antara kedua kelompok [3 (8%) pada kelompok olanzapine IM dan 4 (13%) pada
kelompok haloperidol IM ditambah lorazepam IM; Fisher’s exact test, p=0.692].
Perubahan CGI-S dan PANSS-EC dari batas bawah dalam 24 jam setelah injeksi
pertama tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua kelompok (Tabel 2).
5 pasien (13,5%) menerima injeksi kedua, dan 2 pasien (5,4%) menerima injeksi
ketiga pada kelompok olanzapine IM, sedangkan pada kelompok haloperidol IM
ditambah lorazepam IM, 5 pasien (16,7%) menerima injeksi kedua, dan tidak ada
peserta yang menerima injeksi ketiga. Namun, perbedaan frekuensi injeksi antara
kedua kelompok tersebut tidak signifikan.
Efek Samping
Perubahan skor SAS dan BARS dari batas bawah dalam 24 jam setelah
injeksi pertama menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua
kelompok (Tabel 2). Insidensi efek samping pengobatan juga tidak berbeda secara
signifikan antara kedua kelompok (Tabel 3). Namun, distonia akut terjadi pada
kelompok haloperidol IM ditambah lorazepam IM.