ABSTRAK
Penggunaan triheksifenidil (THP) pada pasien skizoprenia bertujuan untuk mencegah atau mengobati salah
satu efek samping dari penggunaan obat antipsikotik konvensional jangka pendek dan panjang berupa sindrom
ekstra piramidal atau extra pyramidal syndrome (EPS). Efek samping EPS meliputi reaksi distonia akut, akatisia dan
parkinsonisme merupakan penyebab ketidakpatuhan pasien meminum obat antipsikotik sehingga memicu
munculnya kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa persentase penggunaan THP dan
menganalisa pola pemberian THP pada pasien skizoprenia di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan
Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan mengeksplorasi data sekunder dari data
rekam medis. Penelitian dilakukan terhadap 264 sampel rekam medik pasien skizoprenia rawat inap periode tahun
2013. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan pasien skizoprenia
mendapatkan obat THP sebesar 94.32% (249 pasien). Berdasarkan jumlah pasien skizoprenia yang mendapatkan
THP tersebut diperoleh data sebanyak 96.79% mendapatkan pemeriksaan EPS sebelum pemberian obat THP dan
sebanyak 15.66% mendapatkan evaluasi pengobatan setelah 14 hari pemberian obat THP.
ABSTRACT
Trihexyphenidyl (THP) is used to treat symptoms of Parkinson's disease or involuntary movements due to
the side effects of certain psychiatric drugs. It can also decrease other side effects such as muscle stiffness/rigidity
(extrapyramidal syndrome or EPS). EPS were an unavoidable consequence of effective antipsychotic therapy. EPS
reduce beneficial effects of antipsychotic treatment on the negative, cognitive, and mood symptom domains, while
increasing the risk of tardive dyskinesia and reducing compliance. The purpose of this research was to analyze the
percentage use of THP and the pattern of THP usage on schizophrenia patient which treated at Sambang Lihum
Hospital. This retrospective observational study was conducted at an inpatient Sambang Lihum Hospital. This
research were conducted to 264 medical records of patients period January 2013 to December 2013 which receive
antipsychotics medication. Data were analyzed by univariate analysis. The result showed 94.32% (n=264) received
THP. This research has shown the pattern of THP usage in Sambang Lihum Hospital which was to give THP
directly to patients without EPS examination is 96.79% (n=249) and there are 15.66% (n=249) patients evaluated
after 14 days after THP administered.
124
GALEN IKA J OURNAL OF PHARM ACY
125
GALEN IKA J OURNAL OF PHARM ACY
Kelompok Umur
10-20 tahun 26 9.85
21-30 tahun 89 33.71
31-40 tahun 80 20.30
>41tahun 69 26.14
Tabel 2. Klasifikasi pasien skizofrenia yang dirawat inap di RSJD Sambang Lihum
Diagnosis JumlahSampel Persentase (%) (n = 264)
F 20.0 93 35.23
F 20.1 49 18.56
F 20.2 7 2.65
F 20.3 77 29.17
F 20.5 37 14.02
F 20.6 1 0.38
Total 264 100
Tabel 3. Persentase jenis obat antipsikotik yang diberikan kepada pasien rawat inap skizofrenia periode
tahun2013
126
GALEN IKA J OURNAL OF PHARM ACY
Gambar 1. Gambaran terhadap penggunaan obat triheksifenidil pada pasien skizofrenia rawat inap di
RSJD Sambang Lihum
Gambar 2. Gambaran Pasien yang Mendapat Pemeriksaan EPS Sebelum Pemberian ObatTriheksifenidil
Tujuan dari pemeriksaan EPS sebelum rawat inap yang mendapatkan obat THP,
pemberian obat triheksifenidil adalah untuk didapatkan sebanyak 39 pasien (15,66%) yang
mengetahui apakah pasien memiliki riwayat mendapatkan evaluasi pengobatan anti EPS
sindrom ekstra piramidal sebelumnya atau setelah 14 hari pemberian obat triheksifenidil
tidak. Pemberian triheksifenidil sebagai dan sebanyak 210 pasien (84,34%) yang tidak
pencegahan, menurut para ahli adalah dengan mendapatkan evaluasi pengobatan anti EPS
tujuan untuk mencegah efek samping yang setelah 14 hari pemberian obat triheksifenidil.
ditimbulkan obat-obat antipsikotik konvensional Hasil penelitian terlihat seperti gambar 3.
seperti gejala Parkinson, hipersalivasi serta
kekakuan otot-otot alat gerak yang biasa di sebut
sindrom ekstra piramidal. Adanya sindrom
ekstra piramidal inilah yang bisa menyebabkan
ketidakpatuhan pasien minum obat, dan nantinya
berakibat pada munculnya kekambuhan (Brati et
al,2007).
Berdasarkan pengamatan pada 249
sampel data rekam medik pasien skizofrenia
127
Rahaya et al./Galenika Journal of Pharmacy
128
Rahaya et al./Galenika Journal of Pharmacy
129
Rahaya et al./Galenika Journal of Pharmacy
hasil pemeriksaan fisik pada pasien sebelum Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pasien di rawat inap, seperti ada tidak nya Direktur Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum,
gejala parkinson, hipersalivasi serta kekakuan Kalimantan Selatan yang telah memberikan
otot. Dari lembar tersebut selain didapatkan kesempatan dan izin untuk melakukan
data gejala EPS yang sedang terjadi dan juga penelitian.
dapat diketahui riwayat EPS terdahulu pada
pasientersebut. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3. menunjukkan sebagian
besar pasien skizofrenia tidak mendapatkan Bratti, I.M., Kane, J.M., Marder, S.R. (2007).
evaluasi terapi obat THP setelah 14 hari. Hal Chronic Restlessness With
ini dapat dilihat dari catatan pemberian obat Antipsychotics. Am Psychiatry.164,
kepada pasien setiap harinya. Dimana 1648-1654.
penggunaan obat THP terus dilanjutkan lebih
dari 14 hari setelah penggunaan obat hingga Dewi, S. dkk. (2013). Gambaran Kebutuhan
berbulan-bulan dan tidak dilakukan evaluasi Hidup Penyandang Skizofrenia. J
pada pasien walaupun dari rekam medik tidak Indon Med Assoc. 63(3), 84-90.
didapatkan gejala EPS pada pasien skizofrenia
tersebut. Pemberian obat THP dapat Douglas, F., Haya, A., Baojin, Z. (2005).
menimbulkan efek samping yang serius, Antipsychotic monotherapy and
seperti munculnya kembali gejala psikotik polypharmacy in the naturalistic
berupa halusinasi, agresif, kebingungan treatment of schizophrenia with
(psikosis toksik). selain itu, efek samping dari atypical antipsychotics. BMC
triheksifenidil yang bekerja menghambat Psychiatry. 5:26.
reseptor asetilkolin muskarinik dapat berupa
gejala-gejala sebagai berikut: pandangan mata Fatemi, S.H., & Folsom, T.D. (2009). The
menjadi kabur, konstipasi, produksi air liur neurodevelopmental hypothesis of
berkurang, fotofobia, berkurangnya produksi schizophrenia. Revisited.
keringat, hipertermia, sinus takikardi, retensi Schizophrenia Bulletin, 35(3), 528–
urin, penurunan daya ingat, mencetuskan 548.
asma, mencetuskan glaukoma sudut sempit,
menimbulkan hambatan ejakulasi, Guthrie, S.K., Manzey, L., Scott, D., Giordani,
menimbulkan retrograt ejakulasi dan dapat B., Tandon, R. (2000). Comparison
menimbulkan delirium hingga koma. Oleh of Central and Peripheral
karena itu, dengan diketahuinya berbagai efek Pharmacologic Effects of Biperiden
samping yang dapat timbul akibat penggunaan and Trihexyphenidyl in Human
obat triheksifenidil, maka WHO mengeluarkan Volunteers. J. Clin
sebuah konsensus yang memberi panduan Psychopharmacol. 20(1), 77-83.
tentang penggunaan triheksifenidil tersebut
(Rudy et al,2013). Kaplan, Saddock, & Grebb. (2002). Sinopsis
Pemberian antikolinergik golongan Psikiatri Jilid II. Edisi ke-7. Bina
ini juga secara rutin pada pemberian Rupa Aksara.Jakarta.
neuroleptik tidak dibenarkan, antara lain
disebabkan kemungkinan timbulnya akinesia. Lee, H.J., Kang, S.G., Cho, C.H., Choi, J.E., &
THP juga dapat menimbulkan kebutaan akibat Kim, L. (2008). Dopamine D2
komplikasi glaukoma sudut tertutup, terutama receptor gene polymorphisms and
terjadi bila dosis harian melebihi 15-30 mg tardive dyskinesia in schizophrenia
sehari. Dosis harian untuk triheksifenidil 2 mg patients. Eur
2-3 kali sehari dengan rentang 10- 20 mg/hari Neuropsychopharmacol, 18, 210-
tergantung kepada respon dan penerimaan dari 221.
tiap individu. Karena hal inilah maka
diperlukan evaluasi pada penggunaan obat Maramis, W.F. (2004). Catatan Ilmu
triheksifenidil (Sulistia dan Vincent,2007). Kedokteran Jiwa. Jakarta
University Press. Surabaya.
UCAPAN TERIMA KASIH
130
Rahaya et al./Galenika Journal of Pharmacy
Muslim R. (2001). Buku Saku Diagnosis Savioli, W.K. (2009). The Relationship
Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan Between Perceived Stress and
dari PPDGJ-III. PT Nuh Jaya. Smoking: Focusing on Schizophrenia
Jakarta. and Comparative Sub-Groups
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Diagnosed with Mental Illness.
Jiwa Indonesia. (2011). Konsensus Cleveland State University.
penatalaksanaan gangguan
skizofrenia. PDSKJI. Jakarta. Seeman, M.V. (2004). Gender Differences in
the Prescribing of Antipsychotic
Rudy, W.,Nasrun, M.W.,Damping, C.E. Drugs. Am J Psychiatry, 161, 1324-
(2013). Gambaran dan karakteristik 1333.
penggunaan triheksilfenidil pada
pasien yang mendapat terapi Sulistia, G., & Vincent, H.S. (2007).
antipsikotik. J Indon Med Assoc. Farmakologi dan Terapi, edisi 5.
63(1), 14-20. FKUI: Jakarta.
131