I . Latar Belakang
II . Rumusan Masalah
Bagi Peneliti :
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
mengenai profil penggunaan obat pada
Tujuan Penelitian : pasien dispepsia dan mengurangi terjadinya
kasus (DRP's) pada pasien dispepsia.
Mengetahui gambaran tentang Drug
Related Problems (DRP's) pada pasien
dispepsia di instalasi rawat inap Rumah Bagi Rumah Sakit :
Sakit Bhayangkara Palembang. Meningkatkan pengendalian kasus DRP's
pada pasien dispepsia dan mengetahui peran
tenaga kefarmasian serta upaya pencegahan
terjadinya DRP's.
Mengetahui hubungan antara jumlah
kejadian DRP's dengan lama hari rawat.
Bagi Masyarakat :
Meningkatkan kepatuhan pasien dispepsia
terhadap penggunaan obat serta mengurangi
jumlah kejadian DRP's.
Landasan Teori
Wartawan, 2012
Analisa Lama Hari Rawat Pasien
yang Menjalani Pembedahan di
Simadibrata dkk, 2015 Ruang Rawat Inap Bedah Kelas III
Buku Ilmu Penyakit RSUP Sanglah Denpasar tahun 2011 .
Dalam Jilid II Edisi
keenam . Konsensus Nasional, 2014
Penatalaksanaan Dispepsia dan
KEMENKES, 2019 Infeksi Helicobacter Pylori .
Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Kefarmasian
PCNE, 2017
Di Rumah Sakit .
Classification for Drug
Related Problems.
Metodelogi Penelitian
Pemilihan Obat
Pemilihan Dosis
Pengumpulan data
Analisia Data
Menarik Kesimpulan
Menyusun Laporan
Hasil Data
Demografi Pasien
Demografi pasien Jumlah (n=110) Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 51 476,78
Perempuan 58 53,21
Lama Rawat
1 - 3 Hari 67 61,46
4 - 6 Hari 43 39,44
Status pelayanan
BPJS 62 56,88
Umum 47 43,11
Golongan dan
jenis obat
1.Drug Related Problems (DRP’s) yang terjadi yaitu pemilihan obat 91,72 %, pemilihan dosis
79,8%, penggunaan obat 70,63%
2.Untuk mengetahui hubungan lama hari rawat dengan jumlah kejadian Drug Related problems
dilakukan uji korelasi spearman hasil menunjukkan bahwa nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed)
sebesar 0,386, maka artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel jumlah kejadian
Drug Related Problems dengan lama hari rawat.
Saran
1. Perlu ditingkatkan komunikasi antara farmasis dan dokter dalam menentukan terapi untuk
mencegah adanya kesalah pahaman dalam pemberian dosis obat yang tepat.
2. Sebaiknya dalam penelitian data rekam medik dilakukan selengkap mungkin agar tidak terjadi
kesalahan dalam menginterpretasikan data rekam medik.