DISPEPSIA
PADA PASIEN DISPEPSIA
DI PUSKESMAS MRANGGEN III
PADA PERIODE MEI 2018
HUMANIKA
NIM : 1031831017
1. Profil Kesehatan 2007 : 34.029 pasien
Latar Belakang 2. Kasus Dispepsia di pkm Mranggen III banyak (mei 112
kasus)
Tahap Persiapan
•Mengurus perizinan penelitian
•Menentukan sampel penelitian berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi
•Kelengkapan resep
3. Pelaksanaan Penelitian
•Gambaran pola
penggunaan obat
dyspepsia meliputi
4. Pengumpulan data
golongan obat, jenis
obat, dan dosis yang
digunakan
Pengolahan dan Analisa data
Pengambilan kesimpulan
Karakteristik L %L P %P
N Persentase
Pasien
Umur
0-5 Tahun 0 0 1 100 1 1,10
6-11 Tahun 1 25,00 3 75,00 4 4,40
12-16 Tahun 0 0 1 100 1 1.10
17-25 Tahun 3 3,33 6 99,67 9 9.90
26-35 Tahun 4 30,76 9 69,24 13 14,29
36-45 Tahun 3 21,42 11 78,58 14 15,38
46-55 Tahun 5 21,73 18 78,27 23 25,27
56-65 Tahun 3 20,00 12 80,00 15 16,48
>65 Tahun 4 36,36 7 63,64 11 12,08
Total 23 25,27 68 74,73 91 100,0
Dari 91 data pasien tersebut, dyspepsia terjadi pada sebagian besar pasien berumur 46-55 tahun
sebanyak 23 pasien (25,27%)
Jumlah pasien dyspepsia perempuan lebih banyak dari jumlah pasien laki laki yaitu sejumlah 68 orang.
Jumlah ini adalah 74,73 % dari jumlah total pasien.
Pembahasan
1. Hasil sesuai dengan penelitian dari Wijayanti, 4. Hasil ini sesuai dengan data angka kesakitan di
dkk. (2012), pasien penderita dispepsia paling puskesmas mranggen III
banyak pada rentang usia 46-55 tahun
5. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rizky
(25,22%).
dkk. (2015) responden didapatkan terbanyak 99
2. Subjek penelitian dengan umur diatas 40 tahun orang perempuan merupakan 71,7% dari total
yaitu 30 penderita (71,43%) dihasilkan responden.
penelitian yang dilakukan oleh Setyono, dkk.
6. Sedangkan menurut penelitian Rahmaika
(2006).
(2014), distribusi penderita berdasarkan jenis
3. masa Lansia awal adalah usia 45-56 tahun. kelamin, perempuan menempati 76,92 % dari
Pada lansia sistem pencernaan mulai terganggu total penderita dyspepsia.
7. Jenis kelamin mempengaruhi sistem hormonal.
Sistem hormonal wanita lebih reaktif dibanding
pria. Sekresi asam lambung diatur oleh hormon
gastrointestinal,wanita lebih cenderung
terkena dyspepsia.
Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta Di Puskesmas
.
Berdasar tabel diketahui jumlah golongan obat yang terbanyak diberikan kepada
pasien adalah golongan antagonis H2 (39,45%).
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wijayanti, dkk. (2012) pada
pasien RSI Yogyakarta PDHI,
Dalam dosis pemberian yang sesuai Ranitidin, mampu menghambat 60-70% dari total
sekresi asam 24 jam
Bentuk Sediaan Obat yang digunakan Pada Pasien
Dispepsia
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018
Bentuk Sediaan Pasien Nomor (Jumlah Sediaan Obat Dispepsia) N R/ Persentase
Sirup - 0 0
Suspensi 42 (2), 45(1) 3 2,04
Tablet 1(1),2(1),3(2),4(2),5(2),6(3),7(2),8(2),9(2),10(3),11(1),12(1),13(2),15( 118 80,27
1),16(2),17(2),19(2),20(1),21(1),22(2),23(1),24(3),25(2),26(2),27(2),28
(2),29(2),30(1),31(2),32(3),33(3),34(1),35(1),36(3),37(1),38(2),39(1),4
0(1),41(2),43(2),44(2),47(2),48(1),49(1),50(1),51(1),52(1),53(1),54(2),
57(1),61(1),64(1),68(1),69(1),70(1),71(2),72(1),73(1),74(2),75(1),76(1)
,77(2),78(2),79(1),
80(1),81(3),82(2),83(2),84(2),85(1),86(3),87(1),91(1).
Kapsul 11(1),12(1),14(1),15(1),18(1),35(1),37(1),39(1),40(1), 26 17,69
46(1),48(1),55(1),56(1),57(1),58(1),59(1),60(1),62(1)
,63(1),64(1),65(1),66(1),67(1),88(1),89(1),90(1).
Total 147 100,00
• Pada Puskesmas Mranggen III pemberian obat pada pasien dalam bentuk sediaan
obat, dilakukan dengan menelaah resep dan persetujuan dari penulis resep, dengan
berbagai pertimbangan
• Data ketersediaan obat bisa diketahui setiap bulan, melalui sistem informasi obat
yang dibuat oleh pengelola obat puskesmas
Gambaran Penggunaan Kombinasi obat Dispepsia pada pasien
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018
Kombinasi Obat N Persentase
Ranitidin + Domperidon 11 12,08
Ranitidin 22 24,17
Antasida 4 4,40
Omeprazol 16 17,58
Antasida + Ranitidin 18 19,78
Antasida + Ranitidin + Domperidon 7 7,70
Omeprazol + Domperidon 10 10,99
Antasida + Domperidon 3 3,30
Total 91 100,0
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa kombinasi obat dyspepsia yang paling banyak
digunakan adalah Ranitidin dan antasida dimana diberikan kepada 18 pasien
sejumlah (19,78%) dari total jumlah pasien.
Penggunaan obat antagonis H2 ini berfungsi untuk mengurangi sekresi asam. Antasida
untuk menetralkan produksi asam lambung.
Gambaran Frekuensi dan Dosis Penggunaan Obat Dispepsia
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data rekam medis