Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT

DISPEPSIA
PADA PASIEN DISPEPSIA
DI PUSKESMAS MRANGGEN III
PADA PERIODE MEI 2018

HUMANIKA
NIM : 1031831017
1. Profil Kesehatan 2007 : 34.029 pasien
Latar Belakang 2. Kasus Dispepsia di pkm Mranggen III banyak (mei 112
kasus)

Pemilihan penggunaan obat yang tepat

1. Bagaimana karakteristik pasien dispepsia


Rumusan Masalah di Puskesmas Mranggen III pada periode
Mei 2018 meliputi jenis kelamin, umur,
dan penyakit penyerta?
2. Bagaimana gambaran penggunaan obat
dispepsia pada pasien dispepsia di
Puskesmas Mranggen III pada periode Mei
2018 meliputi golongan, jenis, bentuk
sediaan, kombinasi obat, dosis dan
frekuensi pemberian?
Batasan Masalah
1. Puskesmas tempat penelitian adalah Puskesmas Mranggen III Demak Jawa Tengah.
2. Dispepsia adalah kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak atau sakit perut pada saluran cerna bagian atas.
3. Pasien dispepsia adalah pasien yang didiagnosa dispepsia.
4. Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter untuk membuatkan obat dalam
bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya pada pasien.
5. Golongan obat adalah kelompok obat yang diberikan, misalnya: golongan antasida,
golongan anti emetika, golongan antispasmodik, dan golongan antibiotika.
6. Jenis obat adalah macam obat yang diberikan Puskesmas Mranggen III untuk
pengobatan dispepsia.
7. Dosis obat adalah takaran obat untuk setiap pemberian pada pasien dispepsia di
Puskesmas Mranggen III.
8. Frekuensi pemberian obat adalah jumlah pemberian obat dalam sehari kepada
pasien.
9. Kombinasi obat adalah perpaduan antara berbagai macam jenis dan golongan obat
untuk menunjang efek terapi dari obat maupun menanggulangi efek samping dari
obat lain.
Metode Penelitian

 Variabel penelitian dalam


penelitian ini adalah gambaran
penggunaan obat dispepsia pada
Obyek M. pasien dispepsia di Puskesmas
Sampling Mranggen III periode Mei 2018.
 Instrumen dalam penelitian ini
berupa lembar resep yang berisi
Pasien M. informasi meliputi: nomor resep,
dispepsia Purposive
sampling usia, jenis kelamin, alamat,
terapi obat yang diberikan, dosis
penggunaan obat.
Mei Inklusi
2018 91 0rang
Skema Kerja Penelitian

Tahap Persiapan
•Mengurus perizinan penelitian
•Menentukan sampel penelitian berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi

•Kelengkapan resep
3. Pelaksanaan Penelitian
•Gambaran pola
penggunaan obat
dyspepsia meliputi
4. Pengumpulan data
golongan obat, jenis
obat, dan dosis yang
digunakan
Pengolahan dan Analisa data

Pengambilan kesimpulan

Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif non eksperimental


Karakteristik Pasien Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018

Karakteristik L %L P %P
N Persentase
Pasien
Umur            
0-5 Tahun 0 0 1 100 1 1,10
6-11 Tahun 1 25,00 3 75,00 4 4,40
12-16 Tahun 0 0 1 100 1 1.10
17-25 Tahun 3 3,33 6 99,67 9 9.90
26-35 Tahun 4 30,76 9 69,24 13 14,29
36-45 Tahun 3 21,42 11 78,58 14 15,38
46-55 Tahun 5 21,73 18 78,27 23 25,27
56-65 Tahun 3 20,00 12 80,00 15 16,48
>65 Tahun 4 36,36 7 63,64 11 12,08
Total 23 25,27 68 74,73 91 100,0

Dari 91 data pasien tersebut, dyspepsia terjadi pada sebagian besar pasien berumur 46-55 tahun
sebanyak 23 pasien (25,27%)

Jumlah pasien dyspepsia perempuan lebih banyak dari jumlah pasien laki laki yaitu sejumlah 68 orang.
Jumlah ini adalah 74,73 % dari jumlah total pasien.
Pembahasan

Karakteristik berdasarkan usia : Karakteristik berdasarkan jenis kelamin :

1. Hasil sesuai dengan penelitian dari Wijayanti, 4. Hasil ini sesuai dengan data angka kesakitan di
dkk. (2012), pasien penderita dispepsia paling puskesmas mranggen III
banyak pada rentang usia 46-55 tahun
5. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rizky
(25,22%).
dkk. (2015) responden didapatkan terbanyak 99
2. Subjek penelitian dengan umur diatas 40 tahun orang perempuan merupakan 71,7% dari total
yaitu 30 penderita (71,43%) dihasilkan responden.
penelitian yang dilakukan oleh Setyono, dkk.
6. Sedangkan menurut penelitian Rahmaika
(2006).
(2014), distribusi penderita berdasarkan jenis
3. masa Lansia awal adalah usia 45-56 tahun. kelamin, perempuan menempati 76,92 % dari
Pada lansia sistem pencernaan mulai terganggu total penderita dyspepsia.
7. Jenis kelamin mempengaruhi sistem hormonal.
Sistem hormonal wanita lebih reaktif dibanding
pria. Sekresi asam lambung diatur oleh hormon
gastrointestinal,wanita lebih cenderung
terkena dyspepsia.
Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta Di Puskesmas
.

Mranggen III Periode Mei 2018

Riwayat Penyakit N Persentase


Dispepsia (K30) 44 48,35  Sindrom atau keluhan ini dapat
Dispepsia + Head ache (R51) 4 4,40
Dispepsia + Bellpalsy (G51.1) 1 1,10 disebabkan atau didasari oleh berbagai
Dispepsia + Diabetes Melitus (E14) 3 3,30
Dispepsia + DM (E14) + ISPA Non spesifik (J068) 1 1,10
penyakit
Dispepsia + Disorder lipid (E78) 1 1,10
Dispepsia + Gatal (L28) 1 1,10
Dispepsia + Hay Fever (J30.1) 2 2,19  Penyakit penyerta pada dyspepsia
Dispepsia + Hiperlipid (E78) + Migrain (G43) 2 2,19
Dispepsia + Hipertensi (I10) 1 1,10 tertinggi adalah Infeksi saluran
Dispepsia + Hipertensi (I10)+ ISK (N39) 1 1,10
Dispepsia + Hipertensi (I10) + DM (E14) 1 1,10 Pernafasan Atas sebanyak 9 pasien
Dispepsia + Hipertensi + Headache (R51) 1 1,10
Dispepsia + Hipertensi (I10)+ Common Cold 3 3,30 (9,89%) dari jumlah total semua pasien
(J00) 2 2,19
Dispepsia + Common Cold (J00) 1 1,10 dyspepsia. Gambaran klinis Infeksi
Dispepsia + CC (J00)+Myalgia (M79.1) 1 1,10
Dispepsia + Faringitis (J02) 4 4,40
Saluran Pernafasan Atas dapat berupa
Dispepsia + ISPA Non spesifik (J068) 9 9,89
Dispepsia + ISPA (J069) 4 4,40
Dispepsia + Myalgia (M79.1) 1 1,10
antara lain rasa mual dan nyeri pada
Dispepsia + Migrain 1 1,10
Dispepsia + IHD (I24) 2 2,19 abdomen
Dispepsia + ISK (N39)
Total 91 100,0  Penggunaan antibiotik
Gambaran Penggunaan Obat Dispepsia Berdasarkan Golongan dan Jenis Di
Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018

Golongan Obat Jenis Obat


N Persentase
Dispepsia Dispepsia
Antasida Antasida DOEN 32  21,77 
Antagonis Reseptor H2 Ranitidin 58 39,45
Penghambat Pompa proton Omeprazol 26 17,69
Prokinetik Domperidon 31 21,09

Total   147 100,00

Berdasar tabel diketahui jumlah golongan obat yang terbanyak diberikan kepada
pasien adalah golongan antagonis H2 (39,45%).

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wijayanti, dkk. (2012) pada
pasien RSI Yogyakarta PDHI,

Dalam dosis pemberian yang sesuai Ranitidin, mampu menghambat 60-70% dari total
sekresi asam 24 jam
Bentuk Sediaan Obat yang digunakan Pada Pasien
Dispepsia
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018
Bentuk Sediaan Pasien Nomor (Jumlah Sediaan Obat Dispepsia) N R/ Persentase
Sirup - 0 0
Suspensi 42 (2), 45(1) 3 2,04
Tablet 1(1),2(1),3(2),4(2),5(2),6(3),7(2),8(2),9(2),10(3),11(1),12(1),13(2),15( 118 80,27
  1),16(2),17(2),19(2),20(1),21(1),22(2),23(1),24(3),25(2),26(2),27(2),28    
  (2),29(2),30(1),31(2),32(3),33(3),34(1),35(1),36(3),37(1),38(2),39(1),4    
  0(1),41(2),43(2),44(2),47(2),48(1),49(1),50(1),51(1),52(1),53(1),54(2),    
  57(1),61(1),64(1),68(1),69(1),70(1),71(2),72(1),73(1),74(2),75(1),76(1)    
  ,77(2),78(2),79(1),    
  80(1),81(3),82(2),83(2),84(2),85(1),86(3),87(1),91(1).    
     
Kapsul 11(1),12(1),14(1),15(1),18(1),35(1),37(1),39(1),40(1), 26 17,69
46(1),48(1),55(1),56(1),57(1),58(1),59(1),60(1),62(1)
,63(1),64(1),65(1),66(1),67(1),88(1),89(1),90(1).
Total   147 100,00

• Pada Puskesmas Mranggen III pemberian obat pada pasien dalam bentuk sediaan
obat, dilakukan dengan menelaah resep dan persetujuan dari penulis resep, dengan
berbagai pertimbangan

• Data ketersediaan obat bisa diketahui setiap bulan, melalui sistem informasi obat
yang dibuat oleh pengelola obat puskesmas
Gambaran Penggunaan Kombinasi obat Dispepsia pada pasien
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018
Kombinasi Obat N Persentase
Ranitidin + Domperidon 11 12,08
Ranitidin 22 24,17
Antasida 4 4,40
Omeprazol 16 17,58
Antasida + Ranitidin 18 19,78
Antasida + Ranitidin + Domperidon 7 7,70
Omeprazol + Domperidon 10 10,99
Antasida + Domperidon 3 3,30
Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa kombinasi obat dyspepsia yang paling banyak
digunakan adalah Ranitidin dan antasida dimana diberikan kepada 18 pasien
sejumlah (19,78%) dari total jumlah pasien.

Penggunaan obat antagonis H2 ini berfungsi untuk mengurangi sekresi asam. Antasida
untuk menetralkan produksi asam lambung.
Gambaran Frekuensi dan Dosis Penggunaan Obat Dispepsia
Di Puskesmas Mranggen III Periode Mei 2018

Jumlah pasien  Keterangan


Jenis Obat Dispepsia Frekuensi dan Dosis
No Pasien (Usia)
3(51), 4(19), 5(49), 6(30), 9(47), 13(40), 17(34), 19(39),
20(51), 24(24), 25(39), 26(65), 28(19), 29(53), 30(62),
3x500 mg/hari 28
Tablet Antasida DOEN 32(46), 33(51), 36(74), 38(55), 41(31), 54(10), 71(12),
74(49), 81(56), 82(70), 83(23), 84(60), 86(40)
3x250 mg/hari 2 21(6), 47(7)
3x 5ml/hari 1 42(7)
Suspensi Antasida DOEN
3x 2,5ml/hari 1 45(4)
1(48), 2(52), 3(51), 4(19), 5(49), 6(30), 7 (45), 8(51),
9(47), 10(59), 13(40), 16(46), 17(34), 19(39), 22(20),
23(27), 24(24), 25(39), 26(65), 27(28), 28(19), 29(53),
31(45), 32(46), 33(51), 34(79), 36(74), 38(55), 41(31),
Tablet Ranitidin 2x150mg/hari 58 43(40), 44(28), 49(45), 50(63), 51(50), 52(64), 53(56),
54(10), 61(32), 68(62), 69(23), 70(39), 71(12), 72(46),
73(41), 75(60), 76(25), 77(35), 78(48), 79(28), 80(47),
81(56), 82(70), 83(23), 84(60), 85(49), 86(40), 87(49),
91(65)
11(45), 12(52), 14(52), 15(31), 18(70), 35(28), 37(68),
39(68), 40(37), 46(68), 48(69), 55(97), 56(42), 57(66),
Kapsul Omeprazol 2x20mg/hari 25
58(26), 59(21), 60(65), 62(69), 63(56), 64(20), 65(43),
66(60), 67(48), 88(57), 89(33), 90(52)
1(48), 6(36), 7(45), 8(51), 11(45), 12(52), 15(31), 16(46),
22(20), 24(24), 27(28), 31(45), 32(46), 33(51), 35(28),
Tablet Domperidon 3x10mg/hari 29
36(74), 37(68), 79(68), 40(37), 43(40), 44(28), 48(69),
57(66), 64(20), 74(49), 77(35), 78(48), 81(56), 86(40)
Tablet Domperidon 3x5 mg/hari 1 47 (7)
Sirup Domperidon 3x1cth/hari 1 42 (7)
Pembahasan

1. golongan antagonis reseptor H2 berupa ranitidine adalah jenis obat yang


paling banyak diresepkan (58 pasien).
2. Frekuensi dan dosis pemberian untuk dewasa yang sesuai dengan panduan
praktek klinis yaitu 2x150mg/hari.
3. Menurut Katzung, dkk. (2012), dosis yang direkomendasikan ini akan
mempertahankan lebih dari 50% penghambatan asam selama 10 jam.
4. ada pasien lansia diberikan dosis dan frekuensi sesuai dosis dewasa sejumlah
7 pasien.
5. Sedangkan pasien anak yang diberikan dosis dewasa sejumlah 2 orang anak.
Hal ini tidak sesuai dengan referensi panduan praktik klinis.
6. Dosis seharusnya diberikan pada rentang terapinya
Kesimpulan
1. Karakteristik pasien dispepsia berdasarkan umur 46-55 Tahun sebanyak 23
pasien (25,27%), jenis kelamin perempuan sebanyak 68 pasien (74,73%), dan
penyakit penyerta yaitu Infeksi Saluran Nafas Atas sebanyak 9 pasien.
2. Gambaran penggunaan obat dispepsia berdasarkan golongan obat dyspepsia
terbanyak menggunakan golongan Antagonis reseptor H2 yaitu ranitiidin
sebanyak 58 pasien (39,45%),
3. Sediaan obat terbanyak mendapatkan sediaan tablet sebanyak (80,27%),
4. Kombinasi obat dispepsia terbanyak menggunakan golongan antasida dan
Antagonis reseptor H2 sebanyak 18 pasien (19,78%),
5. Gambaran penggunaan obat berdasarkan dosis dan frekuensi pemberian
menunjukkan banyak penggunaan obat sudah sesuai dengan referensi,

Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data rekam medis

sebagai bahan pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai