Rhinitis Alergi
2. Dekongestan hidung
Obat-obatan dekongestan hidung menyebabkan vasokonstriksi karena efeknya
pada reseptor-reseptorα-adrenergic
Kombinasi antihistamin dan dekongestan oral dimaksud untuk mengatasi
obstruksi hidung yang tidak dipengaruhi oleh antihistamin
Terapi Farmakologi
3. Kortikosteroid
Pemakaian kortikosteroid topical (intranasal) untuk Rhinitis alergi seperti
Beclomethason dipropionat, Budesonide, Flunisonide acetate fluticasone dan
Triamcinoloneacetonide efek antiinflamasi yang kuat dan mempunyai afinitas
yang tinggi pada reseptornya
4. Imunoterapi
Imunoterapi dengan alergen spesifik digunakan bila upaya penghindaran
alergen dan terapi lainnya gagal dalam mengatasi gejala klinis rinitis alergi.
STUDI KASUS
Nama : Ny. T
Umur: 36 Tahun (Perempuan)
Pekerjaan : Petani
Alamat : Slamet Riyadi, Sukoharjo
MRS : 27 Juni 2017
Keluhan : Pilek kambuh-kambuhan 5 tahun terakhir
Kondisi MRS :
Pasien datang ke poliklinik THT RS dengan keluhan pilek kambuh-kambuhan
sejak 5 tahun terakhir dan semakin parah dalam 1 bulan ini. Pasien sering
bersin-bersin saat mulai memasuki musim berbunga pohon salak, tetapi dalam
1 tahun ini semakin sering dan membuat pasien sering tidak bekerja. Hidung
sering tersumbat dan keluar cairan/ingus encer. Tenggorokan terasa gatal dan
mata sering berair. Bila pagi hari dan udara dingin pilek dirasakan bertambah,
bersin-bersin semakin sering. Pasien tidak demam, tapi dalam 1 bulan terakhir
sering demam.
Ada keluhan mual dan diare sejak 1 hari yang lalu dan pagi masih diare 2 kali
Kondisi MRS (Lanjutan)
RP :
Keluhan muncul sejak bekerja di kebun salak 5 tahun yang lalu. Belum pernah
tes alergi. Tidak ada riwayat asma. Keluarga yang lain tidak pernah mengalami
keluhan yang sama. Berobat ke puskesmas hanya saat kondisi berat saja.
Diagnosa
Rhinitis Alergi, Sinusitis
Vital Sign
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : normal afebris
Otoskopi : Cone of Light +++
(Sedikit pembengkakan disekitar mata dan mata merah)
Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
RENCANA TINDAKAN