Anda di halaman 1dari 59

Toksisitas Bahan Alam

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 1


Pendahuluan

• Toksikologi : ilmu yg mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas sistem


biologi (Loomis)
• Ilmu yg mempelajari pengaruh zat kimia yg merugikan (Doull &
Bruce)
• Ilmu yg mempelajari antaraksi antara zat kimia dan sistem biologis
• Sesuai dengan standar mutu dari WHO, obat tradisional harus
memenuhi beberapa persyaratan meliputi kualitas, keamanan, dan
khasiat

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 2


Tujuan Evaluasi Keamanan dan Uji Toksisitas
• Potensi substansi yang menimbulkan toksisitas dalam jangka pendek
(akut) maupun panjang (kronis)
• Potensi substansi yang menimbulkan toksisitas organ khusus
• Mode, sisi, dan derajat toksisitas
• Hubungan antara dosis-respon apakah rendah, sedang, dan tinggi
• Toksisitas terkait jenis kelamin, reproduksi, dan teratogenik
• Zat karsinogen dan potensi genotoksik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 3


Jenis uji Toksisitas
• Akut
• subakut tak khas
• subkronis
• kronis
• BSLT
• Teratogenik khas
• Karsinogenik
• Mutagenik
• Uji reproduksi

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 4


PART 01

BSLT

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 5


Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
• salah satu metode awal untuk uji sitotoksik
• Tujuan : untuk menentukan potensial suatu senyawa sebagai racun
dengan mengetahui tingkat toksisitas dari suatu ekstrak
• uji toksisitas dengan metode BSLT dapat dilakukan dengan cepat,
murah dan mudah, sehingga banyak digunakan sebagai tahapan
awal (skrining) dalam penapisan ekstrak bahan aktif.
• Jika nilai LC50 dengan metode BSLT pada ekstrak tanaman bersifat
toksik dapat dikembangkan sebagai obat antikanker
• BSLT pada penapisan senyawa-senyawa aktif yang terdapat dalam
ekstrak tanaman yang ditunjukkan dengan melihat harga LC50
(LC50 ≤ 1000 μg/mL)
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 6
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 7
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 8
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 9
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 10
PART 02

Uji toksisitas akut

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 11


Uji toksisitas akut
• Uji toksisitas akut adalah salah satu uji yang untuk mengetahui
efek toksik suatu senyawa dalam waktu singkat setelah
pemejanan atau pemberiannya dengan takaran tertentu
• Data kuantitatif yang diperoleh dari uji ketoksikan akut ini adalah LD50,
sedangkan data kualitatifnya berupa penampakan klinis dan
morfologis efek toksik senyawa uji
• Data LD50 yang diperoleh untuk menentukan potensi ketoksikan
akut senyawa relatif terhadap senyawa lain

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 12


Uji toksisitas akut

• single dose - tikus (5/jenis


kelamin/dosis), anjing, monyet
untuk mengetahui nilai LD50 & dosis
(1/jenis kelamin/dosis)
maksimal yg masih ditoleransi oleh
• Observasi kehidupan (bb, konsumsi
binatang percobaan makanan, klinis)
• nekropsi

utk mengetahui efek toksik senyawa • Takaran dosis yg diberikan


uji yg diberikan dlm single maupun minimal 4 peringkat dosis dr
multiple dosis dlm waktu yg singkat terendah smp tertinggi
• Pengamatan 24 jam atau 7-14
hari utk kasus tertentu

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 13


Manfaat uji toksisitas akut

Pengamatan atas jumlah kematian hewan uji dapat


digunakan untuk mendapatkan dosis atau konsentrasi
letal median (LD50 atau LC50).

Uji toksisitas akut dapat menampakan efek yang


tidak terdeteksi pada uji dengan dosis
berulang karena dosis yg lebih rendah

Hasil uji untuk mendesain uji sub kronik dan


kronik, mengklasifikasikan ketoksikan relatif suatu
zat, dan acuan dalam manajemen resiko terpapar
suatu zat pada manusia atau lingkungan

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 14


Penggolongan dosis ketoksikan (Loomis)

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 15


4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 16
OECD Guideline
Dalam OECD terdapat tiga uji toksisitas akut oral, yaitu :
• 420 Acute Oral Toxicity – Fixed Dose Method,
• 423 Acute Oral Toxicity – Acute Toxic Class Method
• 425 Acute Oral Toxicity – Up and Down Procedure.

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 17


OECD Guideline
• Pedoman 420 Acute Oral Toxicity – Fixed
Dose Method tidak membutuhkan kematian hewan uji sebagai
end point pengamatan. Jumlah hewan uji yang digunakan rata-rata
5-7 hewan uji dengan tidak lebih dari satu hewan uji yang
mengalami kematian
• Pedoman 423 Acute Oral Toxicity – Acute Toxic Class Method
dan 425 Acute Oral Toxicity – Up and Down Procedure
membutuhkan kematian hewan uji sebagai end point pengamatan
dan diharapkan jumlah kematian tidak lebih dari 3 ekor. Jumlah hewan
uji yang digunakan rata-rata 6-9 hewan uji dengan hewan uji yang
mengalami kematian berjumlah 2-3 ekor.

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 18


4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 19
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 20
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 21
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 22
PART 03

Uji toksisitas
subkronis
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 23
Uji toksisitas subkronis
• bertujuan untuk mengetahui efek toksik obat tradisional pada pemberian
jangka lama. Lama pemberian sediaan obat pada uji toksisitas ditentukan
berdasarkan lama pemberian obat pada manusia
• Metode yang digunakan untuk uji toksisitas subkronis ada 2 OECD guidelines
yaitu 407 Repeated Dose 28-Day Oral Toxicity in Rodents dan 408 Repeated
Dose 90-Day Oral Toxicity in Rodents.
• Kedua metode tersebut memiliki pedoman yang sedikit berbeda tiap masing –
masing uji.
• Pedoman OECD 407 membutuhkan waktu selama 28 hari dengan jumlah
hewan uji minimal 10 (5 jantan dan 5 betina) (OECD, 2008)
• Pedoman OECD 408 membutuhkan waktu 90 hari dengan jumlah hewan uji
minimal 20 (10 jantan dan 10 betina) (OECD, 1998). Dosis minimal yang
diberikan ke hewan uji menurut OECD 407 dan 408 adalah 1000 mg/kg/hari.

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 24


Uji toksisitas subkronis
• Prinsip dari metode uji ketoksikan subkronis OECD 408 adalah hewan
uji dipejani secara per oral dg sediaan uji selama 90 hari. Selama
periode perlakuan dilakukan pengamatan terhadap gejala klinis yang
muncul, perubahan berat badan, asupan makanan dan minuman
untuk masing - masing hewan atau kelompok hewan uji minimal
dalam waktu 7 hari sekali. Selain itu, dilakukan pemeriksaan
hematologi dan kimia darah paling tidak diperiksa 2 kali,di awal dan
akhir pengujian, dilakukan pemeriksaan urin, paling tidak sekali,
pemeriksaan histopatologi organ pada hewan yang mati pada masa
pengujian dan pada seluruh hewan pada akhir masa pengujian
(Donatus, 2005; OECD, 1998).

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 25


Uji toksisitas subkronis

• 13 minggu ± 4 minggu recovery (3 dosis dan kontrol)


• spesies-tikus (10/jenis kelamin/dosis), anjing atau monyet
(2/jenis kelamin/dosis)
• observasi kehidupan & opthamology
• patologi klinis
• nekropsi
• histopatologi
• dosis digunakan untuk menentukan uji karsinogenik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 26


4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 27
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 28
PART 04

Uji toksisitas kronis

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 29


Uji toksisitas kronis
• suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul
setelah pemberian sediaan uji secara berulang selama sebagian
besar umur hewan uji
• Uji toksisitas kronis pada prinsipnya sama dengan uji toksisitas
subkronis, tetapi sediaan uji diberikan selama tidak kurang dari:
a. 9 bulan untuk bahan uji yang secara umum dikenal aman; atau
b. 12 bulan untuk senyawa murni atau bahan uji yang memiliki
potensi toksik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 30


Uji toksisitas kronis
• Tujuan uji toksisitas kronis oral adalah untuk mengetahui profil
efek toksik setelah pemberian sediaan uji secara berulang selama
waktu yang panjang, dan untuk menetapkan tingkat dosis yang
tidak menimbulkan efek toksik (NOAEL).
• Uji toksisitas kronis harus dirancang sehingga dapat diperoleh
informasi toksisitas secara umum meliputi efek neurologi, fisiologi,
hematologi, biokimia klinis dan histopatologi.
• Bilamana diperlukan pelaksanaan uji toksisitas kronis oral dapat
dilakukan sekaligus dengan uji karsinogenisitas pada hewan yang
sama dengan protokol merujuk pada OECD TG 453 (2018)

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 31


Uji toksisitas kronis
• 1 tahun penelitian ± 4-13 minggu recovery (3 dosis dan kontrol)
• Spesies - tikus (10-15/jenis kelamin/dosis), anjing atau monyet
(2-3/jenis kelamin/dosis)
• Observasi kehidupan termasuk opthalmology
• Nekropsi
• Histopatologi

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 32


4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 33
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 34
PART 05

Uji karsinogenik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 35


Uji karsinogenik
• Uji karsinogenik adalah suatu penelitian untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi sifat karsinogenik sediaan uji setelah pemberian sediaan
uji dengan dosis berulang yang diberikan pada hewan uji selama
sebagian besar rentang hidup hewan tersebut sesuai dengan rute
pemberian yang diinginkan
• Prinsip uji karsinogenisitas adalah sediaan uji pada beberapa tingkat -15-
dosis diberikan kepada beberapa kelompok hewan selama sebagian besar
rentang hidup hewan tersebut sesuai dengan rute pemberian yang diinginkan.
• Hewan diamati dengan seksama terhadap tanda-tanda toksisitas dan
perkembangan lesi neoplastik.
• Hewan yang mati selama pengujian dinekropsi
• Hewan yang masih hidup sampai akhir penelitian dikorbankan dan dinekropsi

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 36


Uji karsinogenik
• Tujuan uji karsinogenik adalah untuk memperoleh informasi/
mengidentifikasi sifat karsinogenik suatu bahan yang
menyebabkan peningkatan kejadian neoplasma, peningkatan proporsi
neoplasma ganas atau penurunan waktu munculnya neoplasma;
mengidentifikasi organ target karsinogenik; mengidentifikasi waktu
munculnya neoplasma; mengkarakterisasi hubungan dosis-respon
tumor; mengidentifikasi NOAEL (noobserved-adverse-effect level)
atau nilai awal penentuan Benchmark Dose(BMD);
mengekstrapolasi efek karsinogenik ke tingkat paparan manusia
dosis rendah; penyediaan data untuk menguji hipotesis mengenai
mekanisme kerja

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 37


Uji karsinogenik
• Dilakukan selama 2 tahun pd 2 spesies hewan (3 dosis dan kontrol)
• spesies tikus dan mencit (50/jenis kelamin/dosis)
• observasi kehidupan
• penelitian toksikinetik
• Patologi klinik
• nekropsi
• histopatologi

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 38


Evaluasi uji karsinogenik
• Survive
• BB
• variasi kematian
• patologi setiap kelompok
• MTD
• statistik vs biologi
• dosis - respon
• faktor mekanistik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 39


Uji karsinogenik
• Uji Karsinogenik dilaksanakan dalam jangka lama yakni pada tikus
dalam waktu 24 bulan sedangkan pada mencit 18 bulan.
• Berdasarkan Japenese Guidelines for Toxicity Studies lama uji pada
tikus 130 minggu dan pada mencit 104 minggu.
• Parameter yang diamati adalah terbentuknya neoplasma dan
peningkatan kasus neoplasma sejalan dengan peningkatan dosis
bahan uji.

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 40


Industrial Exposures
 Benzidine Urinary Bladder
 Vinyl Chloride Liver Mesenchyme
 Certain tars Skin and
 Asbestos Peritoneum (lungs when combined with cigarette smoking)
 Benzene Lymphoid Tissue

Other Exposures
 Diethylstilbestrol VaginaI
 Arsenic Compounds Skin cancer
 Cigarette Smoke Lungs, urinary tract
 Betal Nut Buccal Mucosa
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 43
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 44
PART 06

Uji mutagenik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 45


Uji Mutagenik
• Uji mutagenik adalah uji yang dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai kemungkinan terjadinya efek mutagenik suatu senyawa.
• Efek mutagenik merupakan efek yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sifat genetika sel
tubuh makhluk hidup
• Uji Mutagenik meliputi mutasi gen dan mutasi kromosomal.
• Mutasi gen adalah perubahan pada sekuen nukleotida pada satu atau beberapa segmen
yang dikode gen dalam bentuk substitusi basa purin atau pirimidin, atau
penghilangan/pergeseran basa tertentu yang berakibat perubahan pada sekuen DNA.
• Mutasi kromosomal yaitu perubahan morfologi pada struktur kromosom seperti abrasi
kromosom, delesi kromosom.
• Pada uji mutagenik ini dilakukan uji secara in vitro menggunakan mutasi gen pada bakteri dan uji
secara in vivo menentukan kerusakan gen pada hewan mamalia melalui sumsum tulang untuk
menentukan tingkat kerusakan kromosom, sedangkan untuk mendeteksi kerusakan DNA
menggunakan sel hati mencit atau tikus.

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 46


4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 47
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 48
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 49
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 50
PART 07

Uji teratogenik

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 51


Uji teratogenik
• Uji teratogenik adalah suatu pengujian untuk memperoleh informasi
adanya abnormalitas fetus yang terjadi karena pemberian suatu zat
dalam masa perkembangan embrio (Priyanto, 2009).
• Prinsip pengujian ini senyawa uji dalam beberapa tingkat dosis
diberikan kepada beberapa kelompok hewan hamil selama paling
sedikit masa organogenesis dari kehamilan, satu dosis untuk satu
kelompok
• Sesaat sebelum waktu melahirkan, uterus diambil dan dilakukan
evaluasi terhadap fetus (OECD, 2008)

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 52


Uji Teratogenik

• Uji Teratogenik dilaksanakan dimulai dari tahap implantasi sampai tahapan


organogenesis sempurna (pada kelompok roden dilaksanakan pada hari ke 4 sampai
hari ke 11 setelah kawin).
• Pada tahap itu kemungkinan terjadi malformasi dalam perkembangan embrio akibat
pemaparan bahan uji.
• Parameter yang menjadi penilaian adalah terjadi abnormalitas pada perkembangan
fetus tanpa menimbulkan toksisitas bermakna pada induknya
• Dalam beberapa literature menyebutkan lingkup dari uji teratogenik mencakup
semua aspek yang merupakan penyebab dari proses abnormalitas perkembangan
fetus sampai kelahiran yang dimulai dari uji gametogenesis, fertilisasi, uji implantasi, uji
embriogenesis, uji organogesis dan kelahiran.

4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 53


4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 54
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 55
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 56
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 57
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 58
Thank you for listening
4/1/2021 Dr. apt. Endang Setyowati, M.Sc 59

Anda mungkin juga menyukai