Anda di halaman 1dari 9

BUAT PLENO

Gambaran klinis neoplasma

Efek Tumor pada Penjamu


Efek pd aktivitas fungsional spt sintesis hormon & pendarahan/infeksi sekunder apabila ada ulserasi dan Menyebabkan kakeksia & sindrom paraneoplastik

Tipe
Adenoma kecil

Tempat
hipofisis

Efek
menekan & menghancurkan kelenjar disekitarnya & menibumlkan hipopituitarisme

Leiomioma (0,5 cm) Karsinoma kecil

dinding arteri renalis duktus koledokus

iskemia ginjal & hipertensi berat

memicu obstruksi saluran empedu

Karsinoma & Adenoma (dari sel ) Karsinoma & Adenoma

Pulau Langerhans

hiperinsulinisme

Korteks adrenal

Menghasilkan kortikosteroid yg mempengaruhi pasien (misal, aldosteron,memicu retensi natrium,hipertensi,& hipokalemia)

Kakeksia kanker
Adalah sindrom penyusutan progresif lemak & massa tubuh nonlemak disertai melemahnya tbuh secara mencolok,anoreksia,& anemia. Disebabkan olehpenurunan asupan kalori dalm tbuh akibat anoreksia

Sindrom paraneoplastik
Adalah kumpulan gejala pd pasien penderita kanker yg tdk dpt dijelaskan oleh penyebaran lokal/jauh Sindrom ini perlu dikenali, dengan alasan: 1. Sindrom mungkin mencerminkan manifestasi dini suatu neoplasma samar 2. Sindrom ini dpt menimbulkan masalah yg signifikan & dpt mematikan 3. Sindrom mungkin mirip peny. Metastasis & mengacaukan pengobatan

Sindrom

Definisi

Manifestasi

hypercalcemia

Kelebihan kalsium darah

Kelelahan,kelemahan otot,depresi,anoreksia,nausea,konstipasi

Cushing

Kmplan gjala yg disebabkan o/ hyperadrenokorticisme akbat neoplasma korteks adrenal atau asupan glukokortikoid yg berlebih

DM,hipertensi,impotensi pd pria,kelemahan & pengecilan otot

Penentuan derajat dan stadium kanker


STADIUM LOKAL: Pertumbuhan masih terbatas pada organ semula tempat tumbuh KARSINOMA IN SITU: Pertumbuhan masih terbatas pada intra epitelial, intraduktural, intra lobuler.(Hanya pada tumor ganas epitelial) INFILTRASI LOKAL INVASIF: Tumor padat telah tumbuh melewati jringan epitel, duktus, atau lobulus, tetapi masih dalam organ tersebut atau telah menginfiltrasi jaringan sekitarnya STADIUM METASTASE REGIONAL: Tumor padat telah metastase ke jaringan limfe yang berdekatan STADIUM METASTASE JAUH : Tumor telah menjalar ke organ yang letaknya jauh dari tumor primer

Sistim TMN
KATEGORI T = Tumor primer T0 = Tidak ada bukti ada tumor primer Tx = tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau bronkoskopis. Tis = Tumor in situ T1 = Tumor dengan diameter maksimal 2 cm

T2 = Tumor dengan diameter 2-5 cm T3 = Tumor dengan diameter > 5 cm T4 = Tumor invasi keluar organ

KATEGORI N = Nodul, metastase ke kelenjar regional


N0 = Nodul regional negatif N1 =Nodul regional positif, mobil (belum ada perlekatan) N2 =Nodul positif, sudah ada perlekatan N3 =Nodus bilateral

Kategori m = Metastase organ jauh


Mx = metastasis jauh belum dapat dinilai M0 = Tidak ada metastase organ jauh M1 = Ada metastase organ jauh

Sistem AJC (American Joint Committee) Pada metode AJC, kanker dibagi menjadi stadium 0 IV, menggabungkan ukuran lesi primer dan adanya penyebaran kelenjar dan metastasis jauh.

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan mokroskopik terhadap sampel jaringan merupakan sarana evaluasi definitif bagi massa payudara. Jaringan dapat diperoleh melalui :

(1) Aspirasi jarum halusmenghasilkan sampel untuk pemeriksaan sitologik. Metode ini efektif dan sangat akurat untuk mengenali keberadaan karsinoma. (2) Biopsi jarum inti mengambil jaringan inti untuk pemeriksaan histologik. (3) Biopsi insisional ( mengambil sebagian massa untuk pemeriksaan histologik) dan eksisional (mengambil seluruh massa). Pemeriksaan histologik lebih akurat dibandingkan dengan pemeriksaan sitologik karena metode sitologik mendasarkan diagnosisnya pada pemeriksaan hanya terhadap sel, sementara pemeriksaan histologik memungkinkan penilaian sel sekaligus arsitektur sel dalam irisan jaringan.

Gambaran makroskopik Jinak Ganas

Permukaan licin dengan kapsul fibrotik, menekan jaringan sekitar

Permukaan tidak beraturan tanpa kasul, destruksi jaringan sekitar.

Kecil hingga besar, terkadang sangat besar.

Kecil hingga besar.

Tumbuh lambat.

Tumbuh cepat

Jarang fatal (kecuali di dalam sistem saraf pusat) walau tidak diterapi.

Biasanya fatal jika tidak diterapi.

Gambaran mikroskopik
Ganas Jinak

Pertumbuhan dengan penekanan jaringan sekitar

Pertumbuhan dengan invasi jaringan sekitar.

Berdiferensiasi sangat baik, menyerupai jaringan asal normal.

Berdiferensiasi baik atau buruk. Tidak menyerupai jaringan asal normal.

Sel menyerupai sel normal, seragam.

Kelainan sitologik, berupa nukleus membesar, hiperkromatik, tidak beraturan dengan nukleolus besar, pleomorfisme.

Sedikit mitosis dan normal.

Mitosis meningkat, gambaran mitosis abnormal dan aneh.

Pembuluh darah terbentuk baik.

Pembuluh darah bertambah dan terbentuk buruk, beberapa tanpa lapisan endotel.

Nekrosis tidak biasa terjadi, perubahan degeneratif lain mungkin ada.

Nekrosis dan perdarahan sering terjadi.

Tidak terjadi metastasis.

Metastasis ke tempat jauh.

Stanging dan Grading Tumor Grading dan staging pada kanker dilatarbelakangi oleh fakta bahwa apabila sebuah tumor primer tidak diobati maka akan meningkatkan risiko keganasan dari tumor itu sendiri. Grading dan staging pada kanker diperlukan sebagai sarana untuk pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker, sebagai media untuk merencanakan pengobatan dan juga sebagai petunjuk untuk prognosis. - Sistem staging kanker Sistem staging kanker mendeskripsikan seberapa jauh kanker telah tumbuh dan menyebar dalam tubuh. Sistem staging kanker berusaha menempatkan pasien yang mempunyai prognosis dan terapi yang sama dalam satu kelompok staging. Sistem staging merupakan penilaian yang bersifat klinik. Prognosis dan terapi pada pasien sangat tergantung pada tingkatan kanker yang dideritanya. Konsep umum dari staging dapat diterapkan ke hampir semua kanker kecuali kebanyakan bentuk dari leukimia. Karena leukimia terdapat dalam darah, mereka tidak terlokalisasi secara anatomis dalam tubuh seperti layaknya kanker jenis yang lain. Secara umum, untuk sebagian besar tumor solid, terdapat dua sistem staging kanker yang saling berhubungan yaitu Overal Stage Groupings dan TNM system. a. Overall Stage Groupings (Roman Numeral Staging) Pada sistem ini, kasus-kasus kanker dikelompokkan ke dalam empat tingkatan (stadium) dilambangkan dengan angka romawi (I s.d. IV). Pada dasarnya, stadium I kanker berukuran kecil, lokal dan biasanya masih dapat disembuhkan, sedangkan stadium IV memperlihatkan kanker yang tidak dapat dioperasi atau merupakan tipe kanker yang sudah bermetastatis. Stadium II dan III kanker biasanya merupakan kelanjutan dari kanker lokal yang disertai dengan pembesaran nodus limfa regional. Prognosis yang diberikan untuk setiap stadium bergantung pada jenis kankernya, misalnya prognosis pada stadium II kanker paru akan berbeda dengan prognosis untuk

kanker serviks pada stadium yang sama. Sebelum kanker memasuki stadium tersebut, ada fase awal dari pertumbuhan kanker dimana tumor primer yang ada pada jaringan hanya ditemukan pada lapisan atas sel kanker primer dan belum menginvasi jaringan atau sel lain di sekitarnya. Pada umumnya, kanker dapat kembali lagi menyerang pasien berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah situs primer dari tumor diangkat. Hal ini disebabkan oleh kanker tersebut telah menjalar ke tempat yang jauh dari lokasi tumor primernya atau dapat juga disebabkan oleh sebagian kecil tumor primer yang tertinggal pada saat pembedahan sehingga nantinya tumor tersebut tumbuh menjadi tumor yang lebih besar. Kanker yang kembali tumbuh tersebut dapat menjangkiti daerah yang sama (lokal) dan ada pula yang telah bermetastasis. b. TNM Staging TNM merupakan singkatan dari Tumor, Nodes (kelenjar getah bening) dan Metastasis. Setiap inisial tersebut terkategorisasi terpisah dan diklasifikasikan dengan angka untuk memberi identitas tingkatannya. Sebagai contoh, T1N1M0 berarti pasien tersebut mempunyai Tumor tingkat 1, pembesaran nodus limfa tingkat 1, dan tidak bermetastasis. c. Variasi sistem staging Karena terdapat perbedaan prognosis dan terapi pada pasien dengan jenis dan tingkatan kanker yang berbeda menyebabkan tidak adanya rumusan staging yang tepat dan umum untuk semua jenis kanker. Selain dua sistem yang dipakai untuk sebagian besar jenis dari kanker juga terdapat sistem-sistem staging lainnya yang dipakai dalam dunia medis untuk beberapa jenis kanker yang spesifik. Sebagai contoh, Dukes staging system untuk kanker kolorektal dengan klasifikasi A s.d. D dengan karakteristik kanker masing-masing. - Sistem grading kanker Sistem grading kanker mengacu pada derajat diferensiasi tumor dan jumlah mitosis sel tumor tersebut pada penampakan di bawah mikroskop. Sistem ini merupakan penilaian histologis sehingga kurang mempunyai arti klinik. Sistem grading kanker yang diterima secara umum ini diajukan oleh American Joint Comission on Cancer (AJCC) meliputi empat tingkatan. Tingkatan dari sistem ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkatan kankernya, jumlah mitosis sel kanker tersebut banyak dan berlebihan tetapi diferensiasi dari sel kankernya buruk atau bahkan tidak berdiferensiasi sama sekali. Terdapat beberapa jenis grading system yang spesifik, seperti Gleasons

system untuk kanker prostat, Bloom-Richardson system untuk kanker payudara dan Fuhrman system untuk kanker pada ginjal. Referensi: Price, S. A. & Wilson, L. M., (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (terj). Jakarta : EGC. Staf Pengajar Bag. Patologi AnatomikFK UI. (1990). Patologi. Jakarta: UI press.

Anda mungkin juga menyukai