Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
Barrel chest adalah kelainan bentuk dada berupa peningkatan diameter anteroposterior dinding dada
sehingga dada tampak bulat seperti tabung. Barrel chest umumnya merupakan tanda pada fase
akhir penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) akibat penambahan volume paru karena adanya
hambatan aliran udara yang berlangsung kronik.

Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu faktor yang
menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi udara, polusi
lingkungan, infeksi, genetik dan perubahan cuaca.

Penyakit paru obstruksi kronik adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik,
bronkiektasis, emfisema dan asma, yang merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan
dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.
PENGERTIAN

 Barrel chest  kelainan bentuk dada peningkatan


diameter anteroposterior dinding dada sehingga dada
tampak bulat seperti tabung.

 Diafragma tertekan ke bawah, tulang sternum terdorong


ke depan, dan tulang iga terlihat mendatar  dada selalu
tampak seperti pada kondisi inspirasi.

 Tanda pada fase akhir penyakit paru obstruktif kronik


(PPOK) akibat penambahan volume paru karena adanya
hambatan aliran udara yang berlangsung kronik.
ANATOMI
 Dada dgn bentuk
normal rasio antara
diameter anteroposterior
- diameter laterolateral
 1:2.

 Barrel chest  diameter


anteroposterior
meningkat secara
abnormal 
perbandingannya dgn
diameter laterolateral 
1:1.
PATOFISIOLOGI

Barrel chest disebabkan oleh PPOK tipe emfisema kelainan anatomis paru tanda

o/ pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding

alveoli terhambatnya aliran udara hiperinflasi di paru  secara bertahap

akan menambah volume paru diafragma akan terdesak ke bawah, tulang

sternum terdesak ke anterior, dan tulang iga menjadi mendatar secara

perlahan dada normal berubah bentuk menjadi bentuk barrel chest.


GEJALA KLINIS
 Penderita umumnya datang dengan
keluhan batuk kronis atau sesak
nafas.
 Faktor predisposisi : riwayat merokok,
riwayat terpapar zat iritan, riwayat
emfisema pada keluarga dan
 Riwayat predisposisi pada masa
bayi/anak : berat badan lahir rendah
(BBLR)/infeksi saluran nafas
berulang.
 Gambaran khas pada emfisema 
pink pufferpenderita kurus, kulit Pink Puffer oksigen dalam darah masih cukup
kemerahan dan pernapasan pursed- untuk menyuplai organ dan jaringan sehingga
lips breathing (Mulut mencucu kulit penderita masih berwarna kemerahan,
disertai ekspirasi memanjang). tidak sianosis, meskipun terjadi gangguan
pertukaran gas.
Terlihat sternum terdorong ke anterior dan diameter anteroposterior
yang meningkat. Terlihat juga perawakan pasien yang kurus
dengan kulit kemerahan (tidak sianosis) yang menggambarkan
kondisi pink puffer.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS DAN PENUNJANG
Px yg dianjurkan u/ mdiagnosis PPOK px.faal paru dgn spirometry.

Px radiologis membantu menyingkirkan penyakit lain yang juga


menyebabkan obstruksi saluran nafas.

Gambaran radiologis yang bisa ditemukan secara umum 


hiperinflasi, hiperlusen, ruang retrosternal melebar, diafragma
mendatar, dan jantung menggantung (jantung pendulum/ tear
drop/ eye drop appearance).
Terlihat gambaran hiperinflasi pada paru dan hemidiafragma yang mendatar. Pada
proyeksi lateral terlihat peningkatan diameter anteroposterior “barrel chest”
karena peningkatan udara di ruang retrosternal.
BERDASARKAN TIPE DESTRUKSI DAN DISTRIBUSI DARI KERUSAKAN YANG
TIMBUL, EMFISEMA DIBAGI MENJADI 4 TIPE :
1. EMFISEMA CETRILOBULAR

 Paling sering ditemukan.


 Tipe ini sering ditemukan pada
penderita dengan riwayat merokok.
 Biasanya mengenai lapangan paru
atas dan tengah.
 Tipe ini biasanya sulit dideteksi
dengan pemeriksaan foto toraks,
kecuali sudah menimbulkan
kerusakan yang berat. Terlihat gambaran lusen pada lapangan
atas paru kiri dan kanan.
2. EMFISEMA BULLOUS

 Ditandai adanya bula


hilangnya sebagian
struktur paru.

 Px radiologis dinding
bula hanya terlihat
sebagian seperti garis
lengkung.
Tanda panah menunjukkan dinding bula
yang terlihat seperti garis lengkung.
3. EMFISEMA PARACEPTAL

 Gambaran emfisema pereceptal sama dengan gambaran


emfisema centrilobular dan emfisema bullous namun lokasinya
adalah di region subpleura.

 Emfisema paraceptal sulit dideteksi melalui pemeriksaan foto


toraks.
4. EMFISEMA PARACINAR

 Disebabkan o/defisiensi
Alpha-1 anti-trypsin.
 Gambaran pd foto toraks sulit
dibedakan dgn emfisema
centrilobular, namun
umumnya emfisema paracinar
merusak lapangan paru
bagian bawah.
Terlihat gambaran lusen di lapangan bawah
paru kiri dan kanan
GAMBARAN BARREL CHEST PADA CT SCAN

Rasio diameter anteroposterior dan transversal normal berkisar antara 0.7-


0.75 pada dewasa, pada barrel chest rasio tersebut bisa meningkat mencapai
0.9.
DIAGNOSIS BANDING
 Barrel chest tulang sternum
terdorong ke depan karena  Pectus carinatum tulang
desakan dari paru yang sternum menonjol ke
mengalami hiperinflasi.
 Pada fase awal PPOK depan, pectus
anamnesis, PF, dan PP yg carinatum bisa
tepat dibutuhkan u/
menyingkirkan kemungkinan ditemukan pada
penyakit obstruksi paru
lainnya seperti asma. penderita sindroma
sindroma obstruksi pasca marfan.
tuberculosis, bronkiektasis,
dll.
Barrel Chest Pectus Carinatum

Pada barrel chest tulang sternum Pada pectus carinatum, tulang sternum
terdorong ke dapan yang diikuti menojol ke depan tanpa diikuti peregangan
dengan peregangan tulang costa tulang costa.
TATALAKSANA
 Tatalaksana pada penderita dengan bentuk dada barrel chest
disesuaikan dengan penyakit penyebabnya.
 Barrel chest muncul pada fase akhir emfisema.
 Penatalaksanaan emfisema  pemberian bronkodilator, anti inflamasi,
antibiotika, antioksidan, mukolitik, antitusif.
 Terapi oksigen  u/ menjaga saturasi oksigen di dalam darah, pada
kasus yang sangat berat dapat dibantu dengan ventilasi mekanik.
 Edukasi  menghindari faktor pencetus seperti merokok dan paparan
zat iritan juga penting untuk menanggulangi penyakit ini.
 Rehabilitasi  latiahan otot pernafasan dan latihan endurance dapat
membantu meningkatkan kualitas hidup penderita.
BAB III
KESIMPULAN
 Bentuk dada yg menyerupai barel  barrel chest hasil hiperinflasi paru
terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang sempit/menyempit
peningkatan diameter anteroposterior.
 Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest  asma berat dan PPOK (jenis
emfisema). Penderita umumnya datang dengan keluhan batuk kronis atau
sesak nafas.
 Faktor predisposisi  riwayat merokok, riwayat terpapar zat iritan, riwayat
emfisema pada keluarga dan riwayat predisposisi pada masa bayi/anak seperti
berat badan lahir rendah (BBLR) atau infeksi saluran nafas berulang.
 Gambaran khas pada emfisema dikenal dengan istilah pink puffer.
 Tatalaksana  disesuaikan dengan penyakit penyebabnya Edukasi
,rehabilitasi

Anda mungkin juga menyukai