Anda di halaman 1dari 21

RINITIS AKIBAT KERJA PADA

PENGRAJIN SANGKAR BURUNG DI


DESA BANJARSARI AJIBARANG

DI SUSUN OLEH
Rani Sempana Mentari
1713020047
Pertumbuhan jumlah
penduduk yang semakin
meningkat dengan pesat
di seluruh dunia

Dalam perkembangan
industrialisasi dan teknologi
pada era modern ini,
semakin banyak alat dan
bahan yang digunakan
PENDAHULUAN Salah satu contoh penyakit
akibat kerja adalah rinitis
mempunyai risiko terhadap akibat kerja
kesehatan pekerja sehingga
dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja.

Kesehatan keselamatan
kerja (K3)
LATAR BELAKANG
Upaya untuk mencegah Meningkatkan produktivitas
K3 kecelakaan Kesejahteraan pekerja

Setiap tenaga kerja dan orang lain yang Industri negara maju
bertempat tinggal

Setiap sumber produksi dapat dipakai aman


efisien
Pengusahan
Pekerja
Proses produksi berjalan lancar
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) secara filosofis adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur

3 Unsur

Kesehatan Keselamatan Kerja


DASAR HUKUM
• Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja
• Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja
• Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Secara umum perlindungan di tempat ekrja


mencakup :

Keselamatan dan Kesehatan Perlakuan yang sesuai dengan harkat martabat


Moral dan Kesusilaan
Kerja manusia serta nilai2 agama
TUJUAN K3
• Dapat dilihat pada Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja

• Tingkat keselamatan tinggi


• Mengurangi kecelakaan
• Alat terpelihara dan penggunaan mesin lebih produktif
• Mendukung kenyamanan  giat bekerja
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Definisi • Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.

Etiologi • Golongan fisik, kimiawi, biologi, ergonomik, psikososial

Faktor-faktor • Golongan fisik, kimiawi, biologi, ergonomik, psikososial


DIAGNOSIS PAK
• Terdapat 7 langkah:
1. Menentukan diagnosis klinik  Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah
penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.
2. Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
3. Menentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan penyakit tersebut  Apakah terdapat bukti-bukti
ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung
4. Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut.
5. Menentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi  RPK, RPD,APD
6. Mencari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
7. Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
Untuk menegakkan diagnosis Penyakit Akibat Kerja diperlukan pengetahuan yang spesifik,
tersedianya berbagai informasi yang didapat baik dari pemeriksaan klinis pasien, pemeriksaan
lingkungan di tempat kerja (bila memungkinkan), dan data epidemiologis.
PENCEGAHAN PAK

• Pencegahan primer  OR, gizi, perilaku kesehatan, faktor bahaya di tempat kerja, perilaku kerja
yang baik
• Pencegahan sekunder  Pengendalian melalui perundang-undangan ,pengendalian
administratif/organisasi: rotasi/pembatas jam kerja, pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat
pelindung diri (APD), pengendalian jalur kesehatan imunisasi
• Pencegahan tersier  Pemeriksaan kesehatan pra-kerja, pemeriksaan kesehatan berkala,
pemeriksaan lingkungan secara berkala, surveilans, pengobatan segera bila ditemukan gangguan
pada pekerja, pengendalian segera ditempat kerja
RHINITIS
• Rinitis akibat kerja adalah inflamasi pada hidung dengan karakteristik
gejala yang bersifat intermiten atau persisten, berupa bersin-bersin,
Definisi beringus, hidung gatal, dan atau hidung tersumbat, dengan hambatan
aliran udara hidung (nasal airflow), dan atau hipersekresi yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja dimana gejala akan membaik
jika berada di luar tempat kerja

• Terdapat sekitar 15% pekerja di seluruh dunia yang menderita rinitis


Epidemiologi akibat kerja. Pekerja industri merupakan pekerja terbanyak yang dapat
menderita rinitis akibat kerja (48%), disusul oleh pekerja administrasi
(29%), dan pekerja pengolah bahan jadi (16%).

• Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk


Etiologi debu, uap, gas, larutan, kabut
FAKTOR RISIKO

USIA Ruangan khusus

Lama paparan

APD
PATOGENESIS Partikel cat dalam aktivitas
pengecatan terdiri dari berbagai
macam bahan kimia berbahaya bahan iritan yang menyebabkan
Bahan kimia : seperti VOC (volatile organic rangsangan terhadap serabut
cat compound) yang biasanya berupa
solvent atau tiner, resin, timbal,
sensoris dari percabangan nervus
trigeminus
kromium, kadmium, kobalt,
merkuri, isosianat dan hidrokarbon

keluhan klinis seperti bersin,


beringus atau rinore, hidung
menimbulkan vasodilatasi, tersumbat, ingus yang jatuh
Pengaktifan beberapa
ekstravasasi plasma atau edema
neurotransmiter peptida pada
neurogenik, hipersekresi serta ke tenggorok (post nasal
sistem persarafan saluran napas drip), rasa menyengat atau
kontraksi otot polos
terbakar dan gangguan
penghidu
KLASIFIKASI
PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
PENATALAKSANAAN
• Non farmakologi
Menghindari penyebab. Jika agen iritan diketahui, terapi terbaik adalah dengan
pencegahan dan menghindari.
• Farmakologi
Berdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 3 golongan, yaitu
1) golongan bersin (sneezers), gejala biasanya memberikan respon baik dengan
terapi antihistamin dan glukokortikosteroid topikal, 2) golongan rinore (runners),
gejala dapat diatasi dengan pemberian anti kolinergik topikal, dan 3) golongan
tersumbat (blockers), kongesti umumnya memberikan respon baik dengan terapi
glukokortikosteroid topikal dan vasokonstriktor oral
PROFIL HOME INDUSTRI
SANGKAR BURUNG
– Sejarah Pendirian
– Pekerja
– Proses Produksi
KESIMPULAN
Faktor kimiawi Rinitis
Tatalaksana non
medikamentosa dan
medikamentosa
APD
USIA
Lama
paparan Lama Kerja

Penyakit Akibat
Kerja

Anda mungkin juga menyukai