Issue 3 kelompok 5
Ruang Lingkup OF
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. Ruang lingkup odontologi forensik sangat luas meliputi semua bidang keahlian kedokteran gigi. Secara garis besar odontologi forensik membahas beberapa topik: Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial. Penentuan umur dari gigi. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark) Penentuan ras dari gigi. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.
1.Usia
- ketika permukaan kunyah gigi geligi sudah aus dan enamelnya (email) menipis hingga menyempulkan lapisan gigi, korban diperkirakan usia 40 tahun. - Untuk usia 15-22 dapat dilihat dari perkembangan geraham bungsu yang pertumbuhannya bervariasi - Penentuan usia melalui gigi juga dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan gigi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi umur seseorang berdasar pemeriksaan gigi, yaitu :
1. Metode Schour dan Massler Tabel ini biasa digunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu
2.
Metode Gustaffson Penentuan umur berdasarkan table Gustaffson Koch pada umumnya bermanfaat selama gigi masih dalam masa pertumbuhan. Untuk memperkirakan umur seseorang setelah masa itu digunakan 6 metode dari Gustaffson sebagai berikut:
Atrisi
Penggunaan gigi setiap hari membuat gigi mengalami keausan yang sesuai dengan bertambahnya usia.
Sekunder dentin
Semakin bertambah usia maka sekunder dentin akan semakin tebal.
Ginggiva attachment
Pertambahan usia juga ditandai dengan besarnya jarak antara perlekatan gusi dan gigi.
Sekunder sement
Dengan bertambahnya usia ketebalan sement pada ujung akar gigi juga semakin bertambah.
3. Neonatal dan Von Ebner Lines Garis-garis incremental Von Ebner dan Neonatal, dapat dilihat pada gigi yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan 30-40 mikron. Pada gigi susu Molar 1 (yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu kelahiran), akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian dalam email (yang terbentuk sebelum kelahiran) dengan bagian luar enamel (yang terbentuk setelah lahir). Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garis incremental Von Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan cepat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling (Stimson, 1997). Apabila pembentukan gigi belum selesai, perhitungan garis Von Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan umur (Clark, 1992).
4. Metode Asam Aspartat Hapusan asam aspartat telah digunakan untuk menentukan usia berdasarkan pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. Komponen protein terbanyak pada tubuh manusia berbentuk L-amino Acid, D-amino acid yang ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. D-amino acid dipercaya mempunyai proses metabolisme yang lambat dan tiap bagiannya mempunyai laju pemecahan yang lebih lambat dan mempunyai ratio dekomposisi yang lebih lambat juga. Asam aspartat mempunyai kemampuan penghapusan paling tinggi dari semua asam amino (Clark, 1992). Untuk penentuan usia digunakan persamaan linier sebagai berikut : Ln (1 + D/L) / (1 D/L) = 2k (aspartat)t + konstanta K : first order kinetik t : actual age Gigi yang digunakan dalam kasus ini adalah gigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama. Mereka menemukan perkiraan umur yang lebih baik dari fraksi total asam amino dengan membagi menjadi fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide. Dibandingkan dengan total asam amino, fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide yang terlarut, mempunyai konsentrasi glutamine dan asam aspartat yang lebih tinggi.
2.Ras
menunjukkan perbedaan ras terletak pada ukuran gigi dan morfologi tulang pada langit-langit mulut secara antropologis dibagi ke dalam 3 ras utama yaitu : kaukasoid, mongoloid dan negroid
a. Mongoloid
Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid. Lengkungan palatum berbentuk elips. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus
b.Kaukasoid
Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1. Pendataran daerah sisi buccolingual pada gigi premolar kedua dari mandibula. Maloklusi pada gigi anterior. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola. Dagu menonjol.
c. Negroid
Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan. Sering terdapat open bite. Palatum berbentuk lebar. Protrusi bimaksila. Di samping ini merupakan contoh gambar open bite
3.Jenis Kelamin
Bentuk lengkung gigi pada pria cenderung meruncing, sedangkan pada wanita, cenderung oval. Ukuran cervico-incisival di bagian mesio distal pada gigi taring bawah, pada pria lebih besar (kurang lebih 1,5), sedangkan wanita lebih kecil (kurang lebih 1). Beberapa ahli juga merujuk pernyataan Leon Williams di bidang prostetik, bahwa bentuk gigi seri pertama atas adalah kebalikan bentuk wajah, sehingga bentuk gigi seri pria cenderung maskulin sedangkan wanita cenderung feminism
4. Golongan Darah
Penentuan golongan darah dari gigi didasarkan adanya jaringan pulpa di dalam gigi. Bergantung pada bagaimana kondisi jaringan pulpa ini, penentuan golongan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1. Jika pulpa masih ditentukan dalam keadaan segar, maka darah dapat langsung diambil, untuk penentuan golongan darah dengan cara biasa.
2. Jika ditemukan hanya pulpa yang sudah mengering, dapat diusahakan melalui prosedur yang sama seperti pengolahan bercak darah pada kain/darah mengering. 3 .Bila keadaan pulpa sudah demikian rusak, atau bahkan sudah tidak ditemukan lagi, maka dapat dilakukan dengan bantuan cara absorption-ilution. Cara ini dilakukan dengan cara mengambil jaringan dentin dalam ruang pulpa, yaitu bagian dinding yang melekat pada jaringan pulpa. Jaringan dentin tersebut diabsorpsi semalam suntuk dengan larutan khusus, kemudian disentrifus. Endapan yang kemudian terbentuk diambil untuk penentuan golongan darah
6. Ciri Khas
Jika terdapat sejumlah perawataan gigi di dalam mulut, dan ditemukan rekam data gigi tersebut dapat menentukan identitas seseorang dengan pasti, selain itu juga terdapat tandatanda spesifik tertentu yang akan segera dikenali oleh orangorang terdekat dengan si korban, misalnya ompong pada depan, gigi yang kecil dan lain-lain. 7. Sidik Jari atau DNA Dengan cara khusus, DNA dapat pula diisolasi dari jaringan gigi. Melalui analisis DNA profiling ini, dapat ditentukan hubungan kekeluargaan antara anak dengan bapak dan ibunya.
Antemortem adalah pencatatan data yang diperoleh semasa hidup Sumber data antemortem 1. Identitas pasien 2. Keadaan umum pasien 3. Odontogram 4. Data perawatan kedokteran gigi 5. Roentgenogram 6. Pencatatan status gizi 7. Formulir data antemortem 8. Dental record 9. Foto rontgenn gigi 10. Cetakan gigi 11. Prothesis atau alat orthodensi 12. Foto close up muka atau profil daerah mulut dan gigi 13. Keterangan atau pernyataan dari orang-orang terdekat dibawah sumpah .
Sumber data Postmortem 1. Gigi yang ada dan tidak ada, bekas gigi yang tidak ada baik baru maupun sudah lama 2. Gigi yang ditambal, jenis dan klasifikasi bahan tambal 3. Anomali bentuk dan posisi 4. Karies atau kerusakan yang ada 5. Jenis dan bahan restorasi 6. Atrisi dataran kunyah gigi yang merupakan proses fisiologi untuk fungsi mengunyah. Derajat atrisi ini sebanding dengan umur
Tugas utama dari dokter gigi dalam identifikasi adalah melakukan identifikasi jasad individu yang sudah rusak, mengalami dekomposisi, atau sudah tidak dalam keadaan utuh. Adapun informasi yang bisa menjadi catatan pada pemeriksaan jasad individu adalah perkiraan usia (misalnya dari panjang akar gigi pada gigi anak), perkiraan jenis ras (dari bentuk dan karakteristk tengkorak dapat ditentukan ras Kaukasiod, Mongoloid, dan Negroid) jenis kelamin (dari bentuk tengkorak, dari tidak adanya kromatin Y pada pemeriksaan mikroskopik, atau dari pemeriksaan DNA) konsumsi makanan (dari erosi gigi karena alkohol ataupun stain rokok) penyakit gigi atau penyakit sistemik lainnya. Apabila data post-mortem tidak memungkinkan suatu identifikasi, maka dapat dilakukan reproduksi wajah semasa hidup berdasarkan profil tengkorak dan gigi.
ASPEK HUKUM
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan. BADAN YANG MENANGANI FORENSIK Polisi Dokter umum atau gigi Lembaga kehakiman
Nomenklatur Gigi
Nomenklatur Gigi
Nomenklatur ialah cara menulis gigi geligi. Ada beberapa cara Nomenklatur Gigi : 1. Cara Zigmondy 2. Cara Palmers 3. Cara Amerika 4. Cara Applegate 5. Cara Haderup 6. Sistim Scandinavian 7. Cara G. B. Denton 8. System FDI/WHO 9. Cara Utrecht/Belanda
1. Cara Zigmondy
Gigi Tetap/Permanen
Gigi Susu
2. Cara Palmers
Gigi Tetap/Permanen
Gigi Susu
3. Cara Amerika
Gigi Tetap
Contoh : P2 atas kanan = 13 I1 bawah kiri = 25 Gigi Susu (pakai angka romawi)
4. Cara Applegate
Gigi tetap Contoh : P2 atas kanan = 4 I1 bawah kiri = 24 Gigi Susu Contoh : c bawah kanan = XVIII m2 atas kiri = X
5. Cara Haderup
Gigi Tetap
6. Sistim Scandinavian
Gigi Tetap
7. Cara G. B. Denton
Gigi Tetap
8. System FDI/WHO
Gigi tetap Contoh : P2 atas kanan = 15 I2 bawah kiri = 32 Gigi susu
9. Cara Utrcht/Belanda
Dengan menggunakan tanda-tanda : S = Superior (atas) I = Inferior (bawah) d = dexter (kanan) s = sinister (kiri) Gigi tetap (pakai huruf besar) Contoh : P2 atas kanan = P2 Sd I1 bawah kiri = I1 Is Gigi susu (pakai huruf kecil) Contoh : c bawah kanan = c Id m2 atas kiri = m2 S
Gigi manusia dewasa menunjukkan morfologi terutama dibedakan oleh bentuk permukaan bagian atas mahkota dan jumlah gigi akar. Masing-masing morfologi gigi dikaitkan dengan tujuan masing-masing jenis gigi (memotong, merobek-robek atau menggiling makanan).
Crown : bentuknya spt sekop; square/tapering/ovoid. Panjang sama/ lbh besar drpd gigi depan lainnya (kec.caninus bwh). Lebar mesio distal pd serviks & pd titik kontak lbh besar shg perm. Labial lbh luas drpd gigi dpn lainnya. Akar: bertumbuh baik, tebal, aspek bundar
Pandangan labial 1. Garis luar servikal : pertemuan antara akar dan korona, semi elips, melengkung 2mm 2. Garis luar mesial : titik pertemuan korona dan akar ke titik kontak mesial cembung sedikit, dg titik kontak mesial terletak 1/8 spnjg korona dr edge incisal 3. Garis luar distal : pertemuan korona dan akar ke titik kontak distal berbentuk curve, dg titik kontak distal terletak panjang korona dr edge incisal. 4. Garis luar incisal : garis yg menghubungkan grs luar mesial dan distal. 5. Garis luar akar : akar tebal, bentuk spt krucut dg apex yg bundar dan membelok ke distal.
Pandangan palatal Terdapatnya cingulum dan ridge marginal.
Pandangan mesial Menunjukkan bhw gigi I1 atas untuk menggigit krn brbntuk baji, dg ukuran yg trbsr pd crest labial dan palatal (2 mm dari serviks),mengecil ke edge incisal. 1. Gl. Servikal : melengkung ke edge incisal 3,5 mm. 2. Gl. Labial: sedikit cembung, mghbungkn titik pertemuan corona dan akar, titik pertemuan poros gigi dan edge incisal. 3. Gl. Palatal : berbentuk curve yg cembung,cekung,cembung, menghbgkn titik pertemuan crown dan akar, crest palatal, dan titik pertemuan poros gigi dan edge incisal.
4. Gl. Akar : brbntuk kerucut dg apex bundar serta ujung terletak pada poros gigi yg dinamakan hawk bill/ edge beak incisor. Pandangan distal Gl. Kebalikan dr Gl. Pandangan mesial. Perbedaan yg penting : Gl. Servikalnya melengkung ke edge incisal (2,5 mm). Pandangan incisal Edge incisal terletak di tengah tebal crown labio-palatal.
Ujung kuspid ada pd garis yg membelah gigi mnjadi 2bag. MD Garis incisal memiliki 2 puncak miring Puncak mesial kurang mencolok & lebih pendek dari distal Sudut MI lebih tinggi & lebih bulat drpda sudut DI Garis mesial sedikit cembung Garis distal sangat cembung Permukaan labial Puncak labial Sedikit depresi di kedua sisi Akarnya panjang & sempit
Aspek lingual Mahkota & akar lebih dekat ke arah lingual Puncak tepi yg terangkat dg baik (ciri lengkung) Singulum lingual yg menonjol- sedikit cekung pd titik tengah (ciri lengkung) Puncak lingual yg pasti (ciri lengkung) Sebuah lubang lingual & / perkembangan alur menandai batas2 dlm dr puncak2 tepi Aspek Mesial
Ujung kuspid labial ke sebuah garis membelah gigi Garis lingual dimulai cembung di bag.serviks kmudian sedikit cekung kemudian cembung lagi Akar lebar dg sedikit kecembungan longitudinal &puncak yg tumpul
Aspek distal
Cekung longitudinal akar lebih dalam&lebih lama longitudinal cekung pada akar
Aspek incisal
Asimetris
Setengah distal lebih luas & memiliki cekung pada garis labial Bag. Mesial garis labial cembung
Maxillary Canine
Premolar pertama pertama hampir sama dengan p2, Maka terdapat sebagian perbedaan p1 dan p2: 1. p2 lebih bulat sdut2nya 2. Sulkus pd permukaan oklusal antara cusp cusp p2 lebih dangkal , sehingga cusp2nya kelihatan lebih pendek dalam hubungan terhadap sulkus
3. Panjang cusp palatal premolar kedua hampir sama dengan cusp bukal, kadang panjangnya sama. 4. Pada permukaan oklusal p2 terdapat lebih banyak groove2 tambahan. 5. Mesio marginal development groove p2 tidak nyata. 6. Akar p2 satu dan gl.nya pada permukaan distal dan mesial seperti kerucut yang panjang
Distal Aspect: Halus dan konveks Ukuran bucco palatinal crown mesial lebih besar dari bucco palatinal crown distal Mesial Aspect: Datar Sering ada tonjol tambahan (mesio palatinal) Radix: terdiri dari 3 akar yaitu: 2 disebelah buccal dan 1 disebelah palatinal Akar palatinal terpanjang, terbesar,paling divergen Akar mesio buccal lebih lebar, tidak panjang Akar disto buccal terkecil Pulpa canal 3 Tumbuhnya akar divergen
1.Incisivus Pertama Bawah Incisivus pertama bawah adalah gigi pertama di rahang bawah, kanan atau kiri dari garis tengah. Pada umumnya, gigi ini adalah gigi yang paling kecil dalam lengkung gigi
Ciri Identifikasi Utama : Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal. Tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio lingual. Panjang akar 12 mm. Alur longitudinal distal akar lebih jelas daripada mesial. Gigi terkecil pada gigi-geligi tetap
Kaninus Bawah
Ciri Identifikasi Utama : Profil distal mahkota lebih membulat daripada mesial. mahkota lebih sempit mesiodistal dibanding caninus atas, sehingga mahkota tampak lebih besar sebanding. Hanya caninus bawah yang mungkin mempunyai akar berbifurkasi, suatu variasi yang tidak jarang terjadi. Lereng mesial cuspis lebih pendek daripada yang dista Cingulum kurang jelas bila dibanding dengan caninus atas. Permukaan labial dari mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar. Permukaan labial dari mahkota bersambung lengkung longitudinal dengan akar. Pada kebanyakan kasus, akar cenderung bengkok sedikit ke distal. Mahkota tampak miring ke distal dalam hubungan dengan akar
Kaninus Atas
Mahkota kerucut, dengan tonjolan servikal yang jelas dan cusp yang runcing Mahkota lebih kecil dan lebih bulat daripada kaninus tetap atas Sisi insisal menunjukkan bentuk intan dengan sudut membulat dari sisi insisal Akar tunggal meruncing dan ramping, sering dua kali lebih panjang daripada mahkota
Kaninus Bawah
Lebih kecil dan lebih ramping daripada kaninus atas Lereng distal lebih panjang daripada mesial Permukaan lingual cekung Margin servikal lebih melekuk pada sisi mesial Akar tunggal meruncing, bengkok ke distal dansedikit ke labial
Bila dibandingkan dengan gigi permanen, mahkota gigi sulung lebih kecil dalam segala ukuran dan dimensi. Memiliki cervical ridge yang lebih menonjol dengan leher lebih sempit, warna lebih cerah dan memiliki akar yang lebih menyebar. Selain itu terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut: (Harshanur, 1991).
Tanduk pulpa lebih tinggi dan ruang Tanduk pulpanya lebih rendah dan lebih lebar. ruang pulpanya lebih sempit Ukuran mesio-distal korona gigi sulung lebih lebar daripada ukuran serviko-insisalnya, kecuali incisivus sentral, lateral, kaninus bawah, dan incisivus lateral atas. Ukuran mesio-distal akar-akar gigi susu anterior terlihat lebih sempit dan lebih panjang Ukuran mesio-distal korona gigi permanen lebih sempit daripada ukuran serviko-insisalnya. Ukuran mesio-distal akar-akar gigi permanen anterior lebar
Pada gigi susu tidak ada gigi Pada gigi permanen terdapat gigi premolar atau gigi yang menyerupai premolar premolar. Akar-akar dan korona molar susu mesio-distal dan sepertiga servikal lebih sempit Akar-akar molar susu relatif lebih sempit/ramping, panjang dan lebih divergen (memancar) Akar-akar dan korona molar permanen mesio-distal dan sepertiga servikal lebih lebar Akar-akar molar permanen lebih lebar , pendek, dan lebih konvergen
Akar-akar gigi susu mengalami resorpsi. Gigi geligi susu lebih putih Pada gigi susu tidak terbentuk sekunder dentin.
Akar-akar gigi permanen tidak mengalami resorpsi Gigi geligi permanen lebih kuning Pada gigi permanen terbentuk sekunder dentin
Permukaan fasialnya lebih licin Permukaan fasialnya lebih kasar Perbedaan formula dan jumlahnya: Perbedaan formula dan jumlahnya. Gigi susu: i 2/2 c 1/1 m 2/2 = 10. Gigi tetap: I 2/2 C 1/1 P 2/2 M Jumlah= 20 3/3. Jumlah= 32