Anda di halaman 1dari 89

Odontologi Forensik

Issue 3 kelompok 5

Definisi Odontologi Forensic


Cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan keadilan. (Amir,2003)

Ruang Lingkup OF
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. Ruang lingkup odontologi forensik sangat luas meliputi semua bidang keahlian kedokteran gigi. Secara garis besar odontologi forensik membahas beberapa topik: Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial. Penentuan umur dari gigi. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark) Penentuan ras dari gigi. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.

Data identifikasi yang diperoleh dari spesimen gigi geligi

1.Usia
- ketika permukaan kunyah gigi geligi sudah aus dan enamelnya (email) menipis hingga menyempulkan lapisan gigi, korban diperkirakan usia 40 tahun. - Untuk usia 15-22 dapat dilihat dari perkembangan geraham bungsu yang pertumbuhannya bervariasi - Penentuan usia melalui gigi juga dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan gigi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi umur seseorang berdasar pemeriksaan gigi, yaitu :
1. Metode Schour dan Massler Tabel ini biasa digunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu

2.

Metode Gustaffson Penentuan umur berdasarkan table Gustaffson Koch pada umumnya bermanfaat selama gigi masih dalam masa pertumbuhan. Untuk memperkirakan umur seseorang setelah masa itu digunakan 6 metode dari Gustaffson sebagai berikut:
Atrisi
Penggunaan gigi setiap hari membuat gigi mengalami keausan yang sesuai dengan bertambahnya usia.

Sekunder dentin
Semakin bertambah usia maka sekunder dentin akan semakin tebal.

Ginggiva attachment
Pertambahan usia juga ditandai dengan besarnya jarak antara perlekatan gusi dan gigi.

Pembentukan foramen apikalis


Semakin lanjut usia, semakin kecil juga foramen apikalis.

Transparansi akar gigi


Semakin tua usia seseorang maka akar giginya semakin bening.

Sekunder sement
Dengan bertambahnya usia ketebalan sement pada ujung akar gigi juga semakin bertambah.

3. Neonatal dan Von Ebner Lines Garis-garis incremental Von Ebner dan Neonatal, dapat dilihat pada gigi yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan 30-40 mikron. Pada gigi susu Molar 1 (yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu kelahiran), akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian dalam email (yang terbentuk sebelum kelahiran) dengan bagian luar enamel (yang terbentuk setelah lahir). Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garis incremental Von Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan cepat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling (Stimson, 1997). Apabila pembentukan gigi belum selesai, perhitungan garis Von Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan umur (Clark, 1992).

Gambar Neonatal line pada gigi molar

4. Metode Asam Aspartat Hapusan asam aspartat telah digunakan untuk menentukan usia berdasarkan pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. Komponen protein terbanyak pada tubuh manusia berbentuk L-amino Acid, D-amino acid yang ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. D-amino acid dipercaya mempunyai proses metabolisme yang lambat dan tiap bagiannya mempunyai laju pemecahan yang lebih lambat dan mempunyai ratio dekomposisi yang lebih lambat juga. Asam aspartat mempunyai kemampuan penghapusan paling tinggi dari semua asam amino (Clark, 1992). Untuk penentuan usia digunakan persamaan linier sebagai berikut : Ln (1 + D/L) / (1 D/L) = 2k (aspartat)t + konstanta K : first order kinetik t : actual age Gigi yang digunakan dalam kasus ini adalah gigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama. Mereka menemukan perkiraan umur yang lebih baik dari fraksi total asam amino dengan membagi menjadi fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide. Dibandingkan dengan total asam amino, fraksi kolagen yang tidak larut dan fraksi peptide yang terlarut, mempunyai konsentrasi glutamine dan asam aspartat yang lebih tinggi.

2.Ras
menunjukkan perbedaan ras terletak pada ukuran gigi dan morfologi tulang pada langit-langit mulut secara antropologis dibagi ke dalam 3 ras utama yaitu : kaukasoid, mongoloid dan negroid

a. Mongoloid
Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid. Lengkungan palatum berbentuk elips. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus

b.Kaukasoid
Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1. Pendataran daerah sisi buccolingual pada gigi premolar kedua dari mandibula. Maloklusi pada gigi anterior. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola. Dagu menonjol.

c. Negroid
Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan. Sering terdapat open bite. Palatum berbentuk lebar. Protrusi bimaksila. Di samping ini merupakan contoh gambar open bite

3.Jenis Kelamin
Bentuk lengkung gigi pada pria cenderung meruncing, sedangkan pada wanita, cenderung oval. Ukuran cervico-incisival di bagian mesio distal pada gigi taring bawah, pada pria lebih besar (kurang lebih 1,5), sedangkan wanita lebih kecil (kurang lebih 1). Beberapa ahli juga merujuk pernyataan Leon Williams di bidang prostetik, bahwa bentuk gigi seri pertama atas adalah kebalikan bentuk wajah, sehingga bentuk gigi seri pria cenderung maskulin sedangkan wanita cenderung feminism

4. Golongan Darah
Penentuan golongan darah dari gigi didasarkan adanya jaringan pulpa di dalam gigi. Bergantung pada bagaimana kondisi jaringan pulpa ini, penentuan golongan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

1. Jika pulpa masih ditentukan dalam keadaan segar, maka darah dapat langsung diambil, untuk penentuan golongan darah dengan cara biasa.

2. Jika ditemukan hanya pulpa yang sudah mengering, dapat diusahakan melalui prosedur yang sama seperti pengolahan bercak darah pada kain/darah mengering. 3 .Bila keadaan pulpa sudah demikian rusak, atau bahkan sudah tidak ditemukan lagi, maka dapat dilakukan dengan bantuan cara absorption-ilution. Cara ini dilakukan dengan cara mengambil jaringan dentin dalam ruang pulpa, yaitu bagian dinding yang melekat pada jaringan pulpa. Jaringan dentin tersebut diabsorpsi semalam suntuk dengan larutan khusus, kemudian disentrifus. Endapan yang kemudian terbentuk diambil untuk penentuan golongan darah

5.Kebiasaan atau Pekerjaan


1.Pekerjaan rutin di pabrik batu baterai mengakibatkan pewarnaan gelap pada tepi ginggiva akibat terlalu banyak berkontak dengan timah hitam. 2. Pekerjaan penata rambut atau tukang sepatu yang mempunyai kebiasaan menggunakan gigi untuk membuka jepitan rambut atau mempersiapkan paku sepatu, akan menyebabkan tandatanda hair-dresser teeth atau shoemakers teeth berupa lekuklekuk pada permukaan gigi berukuran sebesar jepitan rambut dan paku sepatu. 3. Kebiasaan merokok, telah diketahui rokok menyebabkan pewarnaan pada akibat asap rokok yang dihisap

6. Ciri Khas
Jika terdapat sejumlah perawataan gigi di dalam mulut, dan ditemukan rekam data gigi tersebut dapat menentukan identitas seseorang dengan pasti, selain itu juga terdapat tandatanda spesifik tertentu yang akan segera dikenali oleh orangorang terdekat dengan si korban, misalnya ompong pada depan, gigi yang kecil dan lain-lain. 7. Sidik Jari atau DNA Dengan cara khusus, DNA dapat pula diisolasi dari jaringan gigi. Melalui analisis DNA profiling ini, dapat ditentukan hubungan kekeluargaan antara anak dengan bapak dan ibunya.

Antemortem dan Postmortem

Antemortem adalah pencatatan data yang diperoleh semasa hidup Sumber data antemortem 1. Identitas pasien 2. Keadaan umum pasien 3. Odontogram 4. Data perawatan kedokteran gigi 5. Roentgenogram 6. Pencatatan status gizi 7. Formulir data antemortem 8. Dental record 9. Foto rontgenn gigi 10. Cetakan gigi 11. Prothesis atau alat orthodensi 12. Foto close up muka atau profil daerah mulut dan gigi 13. Keterangan atau pernyataan dari orang-orang terdekat dibawah sumpah .

Sumber data Postmortem 1. Gigi yang ada dan tidak ada, bekas gigi yang tidak ada baik baru maupun sudah lama 2. Gigi yang ditambal, jenis dan klasifikasi bahan tambal 3. Anomali bentuk dan posisi 4. Karies atau kerusakan yang ada 5. Jenis dan bahan restorasi 6. Atrisi dataran kunyah gigi yang merupakan proses fisiologi untuk fungsi mengunyah. Derajat atrisi ini sebanding dengan umur

Peran Dokter Gigi dalam Odontologi Forensik

Tugas utama dari dokter gigi dalam identifikasi adalah melakukan identifikasi jasad individu yang sudah rusak, mengalami dekomposisi, atau sudah tidak dalam keadaan utuh. Adapun informasi yang bisa menjadi catatan pada pemeriksaan jasad individu adalah perkiraan usia (misalnya dari panjang akar gigi pada gigi anak), perkiraan jenis ras (dari bentuk dan karakteristk tengkorak dapat ditentukan ras Kaukasiod, Mongoloid, dan Negroid) jenis kelamin (dari bentuk tengkorak, dari tidak adanya kromatin Y pada pemeriksaan mikroskopik, atau dari pemeriksaan DNA) konsumsi makanan (dari erosi gigi karena alkohol ataupun stain rokok) penyakit gigi atau penyakit sistemik lainnya. Apabila data post-mortem tidak memungkinkan suatu identifikasi, maka dapat dilakukan reproduksi wajah semasa hidup berdasarkan profil tengkorak dan gigi.

Beberapa macam identifikasi yang bisa dilakukan dokter gigi


Identifikasi ras korban dari gigi geligi dan antropologi ragawi. Identifikasi jenis kelamin korban melalui gigi geligi dan tulang rahang. Identifikasi umur korban melalui gigi susu, gigi campuran atau gigi tetap. Identifikasi korban melalui kebiasaan/pekerjaan menggunakan gigi. Identifikasi DNA korban dari jaringan sel dalam rongga mulut. Identifikasi korban dari gigi palsu yang dipakai. Identifikasi wajah korban dari rekonstruksi tulang rahang.

ASPEK HUKUM DAN BADAN 2 YANG BERWENANG MENANGANI FORENSIK

ASPEK HUKUM
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan. BADAN YANG MENANGANI FORENSIK Polisi Dokter umum atau gigi Lembaga kehakiman

kelebihan dan kekurangan OF? erik

Kelebihan gigi dalam OF


Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrim. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan data radiologis. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C. Gigi geligi tahan terhadap asam keras

Kekurangan Dari Gigi Dalam OF


Untuk memperoleh gigi antemortem, dental record, kesulitan yang dijumpai, pertama adalah adanya kenyataan bahwa sebelum semua orang terarsipkan data gigi dengan baik. untuk mengatasi hal ini maka hendaknya dapat diupayakan pencatatan pencatatan data gigi pada setiap pemeriksaan atau perawatan gigi semua orang terutama pada orang-orang yang tugasnya mempunyai resiko jiwa. Keadaan gigi setiap orang dapat berubah karena pertumbuhan, kerusakan, perkembangan serta perawatannya .

Batasan Odontologi Forensik


Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial. Penentuan umur dari gigi. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark). Penentuan ras dari gigi. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.
Eckert WG. 1997

Nomenklatur Gigi

Nomenklatur Gigi
Nomenklatur ialah cara menulis gigi geligi. Ada beberapa cara Nomenklatur Gigi : 1. Cara Zigmondy 2. Cara Palmers 3. Cara Amerika 4. Cara Applegate 5. Cara Haderup 6. Sistim Scandinavian 7. Cara G. B. Denton 8. System FDI/WHO 9. Cara Utrecht/Belanda

1. Cara Zigmondy
Gigi Tetap/Permanen

Gigi Susu

2. Cara Palmers
Gigi Tetap/Permanen

Gigi Susu

3. Cara Amerika
Gigi Tetap

Contoh : P2 atas kanan = 13 I1 bawah kiri = 25 Gigi Susu (pakai angka romawi)

Contoh : c bawah kanan = XIII m2 atas kiri = I

4. Cara Applegate
Gigi tetap Contoh : P2 atas kanan = 4 I1 bawah kiri = 24 Gigi Susu Contoh : c bawah kanan = XVIII m2 atas kiri = X

5. Cara Haderup
Gigi Tetap

Contoh : P2 atas kanan = 5+ I1 bawah kiri = -1 Gigi Susu


Contoh : c bawah kanan = 03m2 atas kiri = +05

6. Sistim Scandinavian
Gigi Tetap

Contoh : P2 atas kanan = +5 I2 bawah kiri = 2 Gigi Susu

Contoh : c bawah kanan = -03 m2 atas kiri = 05+

7. Cara G. B. Denton
Gigi Tetap

contoh : P2 atas kanan = 2.5 I1 bawah kiri = 4.1 Gigi susu

Contoh : c bawah kanan = c.3 m2 atas kiri = a.5

8. System FDI/WHO
Gigi tetap Contoh : P2 atas kanan = 15 I2 bawah kiri = 32 Gigi susu

Contoh : c bawah kanan = 83 m2 atas kiri = 65

9. Cara Utrcht/Belanda
Dengan menggunakan tanda-tanda : S = Superior (atas) I = Inferior (bawah) d = dexter (kanan) s = sinister (kiri) Gigi tetap (pakai huruf besar) Contoh : P2 atas kanan = P2 Sd I1 bawah kiri = I1 Is Gigi susu (pakai huruf kecil) Contoh : c bawah kanan = c Id m2 atas kiri = m2 S

Morfologi Gigi Permanen Rahang Atas

Gigi manusia dewasa menunjukkan morfologi terutama dibedakan oleh bentuk permukaan bagian atas mahkota dan jumlah gigi akar. Masing-masing morfologi gigi dikaitkan dengan tujuan masing-masing jenis gigi (memotong, merobek-robek atau menggiling makanan).

Morfologi incisivus centralis atas(insisivus1 atas)

Crown : bentuknya spt sekop; square/tapering/ovoid. Panjang sama/ lbh besar drpd gigi depan lainnya (kec.caninus bwh). Lebar mesio distal pd serviks & pd titik kontak lbh besar shg perm. Labial lbh luas drpd gigi dpn lainnya. Akar: bertumbuh baik, tebal, aspek bundar

Pandangan labial 1. Garis luar servikal : pertemuan antara akar dan korona, semi elips, melengkung 2mm 2. Garis luar mesial : titik pertemuan korona dan akar ke titik kontak mesial cembung sedikit, dg titik kontak mesial terletak 1/8 spnjg korona dr edge incisal 3. Garis luar distal : pertemuan korona dan akar ke titik kontak distal berbentuk curve, dg titik kontak distal terletak panjang korona dr edge incisal. 4. Garis luar incisal : garis yg menghubungkan grs luar mesial dan distal. 5. Garis luar akar : akar tebal, bentuk spt krucut dg apex yg bundar dan membelok ke distal.
Pandangan palatal Terdapatnya cingulum dan ridge marginal.

Pandangan mesial Menunjukkan bhw gigi I1 atas untuk menggigit krn brbntuk baji, dg ukuran yg trbsr pd crest labial dan palatal (2 mm dari serviks),mengecil ke edge incisal. 1. Gl. Servikal : melengkung ke edge incisal 3,5 mm. 2. Gl. Labial: sedikit cembung, mghbungkn titik pertemuan corona dan akar, titik pertemuan poros gigi dan edge incisal. 3. Gl. Palatal : berbentuk curve yg cembung,cekung,cembung, menghbgkn titik pertemuan crown dan akar, crest palatal, dan titik pertemuan poros gigi dan edge incisal.

4. Gl. Akar : brbntuk kerucut dg apex bundar serta ujung terletak pada poros gigi yg dinamakan hawk bill/ edge beak incisor. Pandangan distal Gl. Kebalikan dr Gl. Pandangan mesial. Perbedaan yg penting : Gl. Servikalnya melengkung ke edge incisal (2,5 mm). Pandangan incisal Edge incisal terletak di tengah tebal crown labio-palatal.

Incisivus lateral atas


Crown : bentuk dan Gl. Spt I1 atas. Srg kali trdpt I2 atas yang kecil yg menyebabkan estetik krg baik. Akar : penampang hampir bundar, lebih langsing drpd I1 atas.bentuk Gl. Akar berbeda dg I1 atas.

The maxillary canine(caninus rahang atas)


Aspek Labial

Ujung kuspid ada pd garis yg membelah gigi mnjadi 2bag. MD Garis incisal memiliki 2 puncak miring Puncak mesial kurang mencolok & lebih pendek dari distal Sudut MI lebih tinggi & lebih bulat drpda sudut DI Garis mesial sedikit cembung Garis distal sangat cembung Permukaan labial Puncak labial Sedikit depresi di kedua sisi Akarnya panjang & sempit

Aspek lingual Mahkota & akar lebih dekat ke arah lingual Puncak tepi yg terangkat dg baik (ciri lengkung) Singulum lingual yg menonjol- sedikit cekung pd titik tengah (ciri lengkung) Puncak lingual yg pasti (ciri lengkung) Sebuah lubang lingual & / perkembangan alur menandai batas2 dlm dr puncak2 tepi Aspek Mesial

Ujung kuspid labial ke sebuah garis membelah gigi Garis lingual dimulai cembung di bag.serviks kmudian sedikit cekung kemudian cembung lagi Akar lebar dg sedikit kecembungan longitudinal &puncak yg tumpul

Aspek distal
Cekung longitudinal akar lebih dalam&lebih lama longitudinal cekung pada akar

Aspek incisal
Asimetris
Setengah distal lebih luas & memiliki cekung pada garis labial Bag. Mesial garis labial cembung

Kecembungan yg terlihat dr singulum 3 lobus berbeda

Maxillary Canine

Morfologi premolar rahang atas


Premolar pertama atas P1 adalah gigi belakang pertama distal dari garis pertama. Gigi ini mempunyai 2 cusp, satu dibukal da satu di palatal sehingga diberi istilah BICUSPID 1. Dalam pandangan bukal : Garis servikal tidak begitu melengkung seperti pada gigi depan. Akarnya pendek. Bagian sepertiga apikalnya lebih langsing denagn apeksnya yang lebih runcing. 5. Pandangan oklusal Posisi relatip dari daerah kontak. Dan hubungan dari cusp cusp dan groove sental terhadap gl.ya

Premolar pertama pertama hampir sama dengan p2, Maka terdapat sebagian perbedaan p1 dan p2: 1. p2 lebih bulat sdut2nya 2. Sulkus pd permukaan oklusal antara cusp cusp p2 lebih dangkal , sehingga cusp2nya kelihatan lebih pendek dalam hubungan terhadap sulkus

3. Panjang cusp palatal premolar kedua hampir sama dengan cusp bukal, kadang panjangnya sama. 4. Pada permukaan oklusal p2 terdapat lebih banyak groove2 tambahan. 5. Mesio marginal development groove p2 tidak nyata. 6. Akar p2 satu dan gl.nya pada permukaan distal dan mesial seperti kerucut yang panjang

MOLAR PERTAMA ATAS


Gigi ini erupsi pada usia 6-7 tahun Occlusal Aspect: Berbentuk belah ketupat/ jajaran genjang Mempunyai 4 tonjolan: mesio buccal,disto buccal,mesio palatal,disto palatal Mesio buccal cusp & disto palatal cusp: tajam Urutan besar tonjol: mesio palatinalis,mesio buccal,disto buccal,disto palatinal Fisura seperti huruf H miring Buccal Aspect: Lebih lebar dari palatal Lebih datar dari palatal Mesio distal buccal crown lebih pendek dari bucco palatinal

Distal Aspect: Halus dan konveks Ukuran bucco palatinal crown mesial lebih besar dari bucco palatinal crown distal Mesial Aspect: Datar Sering ada tonjol tambahan (mesio palatinal) Radix: terdiri dari 3 akar yaitu: 2 disebelah buccal dan 1 disebelah palatinal Akar palatinal terpanjang, terbesar,paling divergen Akar mesio buccal lebih lebar, tidak panjang Akar disto buccal terkecil Pulpa canal 3 Tumbuhnya akar divergen

MOLAR KEDUA ATAS


Erupsi gigi ini terjadi pada usia 11- 13 tahun Occlusal Aspest: Ada 3 type jumlah/ bentuk tonjol: - type I: bertonjol 4 seperti molar satu atas - type II: bertonjol 3 dimana tonjol disto palatal mereduksi (tidak ada) - type III: bentuk crown seolah-olah tertarik sehingga berbentuk oval dimana ukuran mesio distal besar dari bucco palatinal Pada type I maka facies occlusalis bentuk belah ketupat /jajaran genjang Tonjol terbesar mesio palatinal, terkecil disto palatinal Fisura seperti huruf H miring Radix: 3 akar yang terdiri dari 2 buccal dan 1 palatinal Pulpa canal 3

MOLAR KETIGA ATAS


Erupsi gigi ini terjadi pada usia 17- 22 tahun Molar ini mempunyai banyak variasi seperti ukuran, bentu maupun posisi Bentuk occlusal sering seperti segitiga, bisa seperti belah ketupat Mahkota sering tampak terlalu besar untuk akarnya Fisura juga tidak teratur tergantung pada bentuk occlusalnya Radix 3,kadang- kadang menjadi 1 tetapi pulpa canalnya tetap 3 akar pendek, kurang berkembang,konvergensering berdifusi,membengkok ke arah distal

Morfologi gigi permanen RB

1.Incisivus Pertama Bawah Incisivus pertama bawah adalah gigi pertama di rahang bawah, kanan atau kiri dari garis tengah. Pada umumnya, gigi ini adalah gigi yang paling kecil dalam lengkung gigi

Ciri Identifikasi Utama : Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal. Tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio lingual. Panjang akar 12 mm. Alur longitudinal distal akar lebih jelas daripada mesial. Gigi terkecil pada gigi-geligi tetap

Incisivus Kedua Bawah


1. Ia sedikit lebih kecil daripada incisivus pertama bawah; mahkota berbentuk kipas dan tepi insisal lebih lebar mesiodistal. 2. Sisi insisal: tepi insisal tidak tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tetapi terpuntir ke distal, dalam arah lingual, mengikuti garis lengkung gigi. 3. Panjang akar 14 mm. 4. Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi insisal sedikit miring. 5. Marginal ridge mesial dan distal samar-samar, tetapi lebih menonjol daripada incisivus pertama bawah

Kaninus Bawah
Ciri Identifikasi Utama : Profil distal mahkota lebih membulat daripada mesial. mahkota lebih sempit mesiodistal dibanding caninus atas, sehingga mahkota tampak lebih besar sebanding. Hanya caninus bawah yang mungkin mempunyai akar berbifurkasi, suatu variasi yang tidak jarang terjadi. Lereng mesial cuspis lebih pendek daripada yang dista Cingulum kurang jelas bila dibanding dengan caninus atas. Permukaan labial dari mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar. Permukaan labial dari mahkota bersambung lengkung longitudinal dengan akar. Pada kebanyakan kasus, akar cenderung bengkok sedikit ke distal. Mahkota tampak miring ke distal dalam hubungan dengan akar

Premolar Pertama Bawah


Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial. Cusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil. Mahkota inklinasi ke palatal Permukaan bukal mahkota cembung, permukaan lingual hampir lurus. Bagian oklusal sirkular, menndatar pada mesiolingual. Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.

Premolar Kedua Rahang Bawah


Ciri Identifikasi Utama : 1. Mahkota lebih besar dari pada Premolar pertama RB 2. Ukuran cups lebih mirip dan tidak meruncing, biasanya tiga cups 3. Bagan oclusal hampir empat persegi, tanpa pendaratan mesiplingual 4. Fisura sentral melengkung sekitar cups buccal untuk menggabungkan fossa mesial dan distal, fosa distal lebih besar 5. Marginal ridge mesial tinggi dari distal 6. Akar kerucut tunggal,sedikit mendatar mesio distal, membengkok ke distal apex yang tumpul

Molar Pertama Bawah


Gigi terbesar pada rahang bawah. Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual. Permukaan bukal berinklinasi ke lingual. Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual. Bagian oklusal berbentuk segi empat. Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.

Molar Kedua Bawah


Gigi ini adalah gigi ke-7 dari garis median. Karena gigi ini membantu molar pertama bawah dalam tugasnya, maka bentuk fungsionalnya sama dengan molar pertama. (Harshanur,1991)

Molar Ketiga Bawah


Gigi ini adalah gigi ke-8 dari garis median. Karena gigi ini membantu molar kedua dalam fungsinya, maka bentuk fondamentilnya sama dengan molar kedua. Gigi ini lebih kecil dan tidak begitu baik pertumbuhannya. Molar ketiga mempunyai banyak variasi dan anomaly dalam bentuk dan posisi morfologi gigi tetap.

Morfologi Gigi Sulung Rahang Atas

Insisivus Pertama Atas


Sudut disto-insisal membulat Sudut mesio-insisal lancip Singulum palatal besar dan jelas menonjol pada permukaan labial Mahkota mirip I1 permanen, tetapi lebih kecil danlebih gemuk Akar miring ke distal

Insisivus Kedua Atas


Bentuk serupa dengan gigi I1 atas, tetapi mahkota lebih kecil Singulum palatal kurang menonjol Sudut disto-insisal membulat, sudut mesio insisal lancip Akar tunggal

Kaninus Atas
Mahkota kerucut, dengan tonjolan servikal yang jelas dan cusp yang runcing Mahkota lebih kecil dan lebih bulat daripada kaninus tetap atas Sisi insisal menunjukkan bentuk intan dengan sudut membulat dari sisi insisal Akar tunggal meruncing dan ramping, sering dua kali lebih panjang daripada mahkota

Molar Pertama Atas


Tonjolan jelas pada sisi mesial permukaan bukal Bentuk korona trapezoid dengan permukaan oklusal sempit Permukaan palatal lebih pendek mesio-distal daripada permukaan bukal Memiliki 3 atau 4 cusp, cusp mesio palatal terbesar dan paling runcing Ukuran mahkota labio-palatal terlebar pada ujung mesial Memiliki 3 akar yang sangat divergen

Molar Kedua Atas


Mirip dengan molar pertama tetap atas, dengan skala lebih kecil Tonjolan lebih jelas pada bagian servikal permukaan bukal Memiliki 3 akar

Morfologi Gigi Sulung Rahang Bawah

Insisivus Pertama Bawah


Akar tunggal meruncing dan lebih membulat daripada I1 tetap bawah dan cenderung berinklinasike distal Gigi terkecil pada gigi geligi sulung Menonjol pada permukaan labial Vertikal margin paling berkelok pada sisi mesial

Insisivus Kedua Bawah


Insisivus Kedua Bawah Sudut disto-insisal membulat, sudut mesio-insisal lancip Akar tunggal meruncing dengan potongan melintang bulat, cenderung berinklinasi ke distal Tepi insisal miring ke distal Lebih besar daripada gigi I1 bawah Permukaan lingual bisa lebih cekung daripada I1bawah Akar tunggal umumnya lebih panjang daripada gigi I1

Kaninus Bawah
Lebih kecil dan lebih ramping daripada kaninus atas Lereng distal lebih panjang daripada mesial Permukaan lingual cekung Margin servikal lebih melekuk pada sisi mesial Akar tunggal meruncing, bengkok ke distal dansedikit ke labial

Molar Pertama Bawah


Molar tuberkel merupakan tonjolan servikal padapermukaan bukal mahkota di atas akar mesial Memiliki 4 cusp, cusp mesio-bukal adalah cusp yangterbesar Marginal ridge mesial lebih menonjol daripada distal Dua akar gepeng mesio-distal

Molar Kedua Bawah


Cusp dan akar mempunya susunan yang sama seperti molar pertama tetap bawah Lebih kecil dan lebih putih daripada molar pertama tetap bawah, tetapi lebih besar daripada gigi molar pertama susu bawah Tonjolan servikal jelas pada permukaan bukalmahkota Oklusal berbentuk persegi panjang Cusp bukal berukuran kira-kira sama Dua akar sangat divergen

PERBEDAAN GIGI SULUNG DAN PERMANEN

Bila dibandingkan dengan gigi permanen, mahkota gigi sulung lebih kecil dalam segala ukuran dan dimensi. Memiliki cervical ridge yang lebih menonjol dengan leher lebih sempit, warna lebih cerah dan memiliki akar yang lebih menyebar. Selain itu terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut: (Harshanur, 1991).

Perbedaan gigi sulug dan permanen


GIGI SULUNG Mahkota gigi sulung anterior terlihat lebih besar mesio-distal dibandingkan panjang mahkota GIGI PERMANEN Cervical dan incisalnya lebih lebar dibandingkan gigi sulung

Tanduk pulpa lebih tinggi dan ruang Tanduk pulpanya lebih rendah dan lebih lebar. ruang pulpanya lebih sempit Ukuran mesio-distal korona gigi sulung lebih lebar daripada ukuran serviko-insisalnya, kecuali incisivus sentral, lateral, kaninus bawah, dan incisivus lateral atas. Ukuran mesio-distal akar-akar gigi susu anterior terlihat lebih sempit dan lebih panjang Ukuran mesio-distal korona gigi permanen lebih sempit daripada ukuran serviko-insisalnya. Ukuran mesio-distal akar-akar gigi permanen anterior lebar

Pada gigi susu tidak ada gigi Pada gigi permanen terdapat gigi premolar atau gigi yang menyerupai premolar premolar. Akar-akar dan korona molar susu mesio-distal dan sepertiga servikal lebih sempit Akar-akar molar susu relatif lebih sempit/ramping, panjang dan lebih divergen (memancar) Akar-akar dan korona molar permanen mesio-distal dan sepertiga servikal lebih lebar Akar-akar molar permanen lebih lebar , pendek, dan lebih konvergen

Akar-akar gigi susu mengalami resorpsi. Gigi geligi susu lebih putih Pada gigi susu tidak terbentuk sekunder dentin.

Akar-akar gigi permanen tidak mengalami resorpsi Gigi geligi permanen lebih kuning Pada gigi permanen terbentuk sekunder dentin

Permukaan fasialnya lebih licin Permukaan fasialnya lebih kasar Perbedaan formula dan jumlahnya: Perbedaan formula dan jumlahnya. Gigi susu: i 2/2 c 1/1 m 2/2 = 10. Gigi tetap: I 2/2 C 1/1 P 2/2 M Jumlah= 20 3/3. Jumlah= 32

Anda mungkin juga menyukai