PEMERIKSAAN ORTOPEDIK
TIU :
Mahasiswa mampu Melakukan pemeriksaan ortopedik dan
Menegakkan diagnose kasus ortopedik
TIK :
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan ortopedik
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis kasus
ortopedik(fraktur)
3. Mahasiswa mampu memberikan edukasi kasus ortopedik
4. Mahasiswa mampu berperilaku profesional
I. PRIMARY SURVEY
Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis
perlukan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. Pada
penderita yang terluka parah, terapi diberikan berdasarkan
prioritas. Tanda vital penderita harus segera dinilai secara cepat
dan efisien. Proses ini terdiri dari ABCDE dan bertujuan untuk
mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu:
A. AIRWAY denganProteksi Servikal
1. Look : melihat patensi jalan napas. Obstruksi jalan napas
dapat disebabkan posisi kepala (sniffing position), darah,
fragmen gigi yang patah, fraktur laring, edema laring,
fraktur basis cranii multiple.
2. Listen : mendengarkan suara tambahan gurgling, snoring,
stridor
3. Feel : merasakan hembusan napas pada pasien
Pada pasien sadar dan bisa "berbicara", kita anggap sementara
airway-nya Clear
B. BREATHING (Look-Feel-Listen)
1. Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan
kepala.
2. Tentukan tanda vital Respiratory Rate
3. Inspeksi dan Palpasi leher dan thorax untuk adanya deviasi
trakhea, ekspansi thorax simetris atau tidak, pemakaian
otot pernapasan tambahan, dan tanda trauma lainnya
(jejas, luka terbuka, flail chest)
4. Perkusi thorax untuk menentukan redup atau hipersonor
5. Auskultasi thorax bilateral
C. CIRCULATION
1. Nadi: laju, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus
2. Tekanan Darah
3. Mencari tanda perdarahan eksternal dan internal yang fatal
(tanda syok seperti akral dingin, pucat, CRT < 2 detik)
D. DISABILITY and pupil
A. Anamnesis
Setiap pemeriksaan yang lengkap memerlukan anamnesis
mengenai riwayat perlukan. Seringkali data seperti ini tidak bisa
didapat dari penderita sendiri, dan harus didapat dari
keluarga/petugas lapangan.
Data yang harus digali dan dicatat pada pasien adalah meliputi
MIST dan AMPLE
M : Mechanism of Injury
I : Injury Pattern (bagian tubuh mana saja yang mengalami
cedera)
S : Signs (kondisi pasien post trauma)
T : Treatment (tatalaksana farmakologi dan non-farmakologi
yang telah dilakukan pada pasien post trauma)
A : Alergi
M : Medikasi (obat yang diminum saat ini)
P : Past Illness (penyakit penyerta/pregnancy)
L : Last meal
E : Event/Environtment (yang berhubungan dengan
mekanisme trauma)
Inspeksi (Look)
Inspeksi sebenarnya telah dimulai ketika penderita memasuki
ruangan periksa. Pada inspeksi secara umum diperhatikan raut
muka penderita, apakah terlihat kesakitan. Cara berjalan sekurang-
kurangnya 20 langkah, cara duduk dan cara tidur. Inspeksi
dilakukan secara sistematik dan perhatian terutama ditujukan pada
a. Kulit, meliputi warna kulit dan tekstur kulit:
1) Lihat apakah terdapat luka terbuka:
Grade I : laserasi <2 cm
Grade II : laserasi > 2 cm, kontusiojaringan otot/seitar
Palpasi (Feel)
Yang perlu diperhatikan pada palpasi adalah:
a. Pada palpasi kita dapat menemukan secara tidak sengaja
ditemukan krepitasi.
Fakultas Kedokteran Unimus
44 2020/2021
b. Raba pada distal fraktur, apakah teraba hangat atau dingin
c. Raba pada distal fraktur apakah sensibilitasnya sama dengan
daerah proksimal fraktur, adakah parestesia
d. Raba arteri pada distal fraktur, apakah pulsasinya kuat
e. Raba fragmen tulang apakah ada:
nyeri tekan
Nyeri sumbu: adalah nyeri pada tekanan dan tarikan searah
sumbu tulang
Nyeri lingkar: nyeri yang dirasakan sirkuler apabila fraktur
dipalpasi
f. Penilaian kembali deformitas yang menetap; pemeriksaan ini
dilakukan apabila sendi tidak dapat diletakkan pada posisi
anatomis yang normal.
Pergerakan (Move)
Pada pergerakan sendi dikenal dua istilah pergerakan yang aktif
merupakan pergerakan sendi yang dilakukan oleh penderita sendiri
dan pergerakan pasif yaitu pergerakan sendi dengan bantuan
pemeriksa.
Pada pergerakan dapat diperoleh informasi mengenai:
a. Evaluasi gerakan sendi secara aktif dan pasif
Apakah gerakan ini menimbulkan rasa sakit
Apakah gerakan ini disertai dengan adanya krepitasi
b. Stabilitas sendi
Terutama ditentukan oleh integritas kedua permukaan sendi
dan keadaan ligamen yang mempertahankan sendi.
Pemeriksaan stabilitas sendi dapat dilakukan dengan
memberikan tekanan pada ligamen dan gerakan sendi diamati.
c. Pemeriksaan ROM (Range of Join Movement)
Setiap sendi mempunyai nilai batas gerakan normal yang
merupakan patokan untuk gerakan abnormal dari sendi.
Dikenal macam gerakan pada sendi, yaitu : abduksi, adduksi,
ekstensi, fleksi, rotasi eksterna, rotasi interna, pronasi, supinasi,
fleksi lateral, dorso fleksi, plantar fleksi, inversi dan eversi.
Dilakukan untuk mencari fungsiolesa dan menemukan apakah
terlihat sendi palsu saat digerakkan. Pemeriksaan ROM harus
hati hati, jangan dipaksakan bila pasien kesakitan. Jangan
menambah cedera. Selalu bandingkan ROM pada daerah yang
sakit dan yang normal.
Pada Pemeriksaan ROM diperiksa terutama pada sendi di
sekitar lokasi trauma.
Nilai Normal ROM pada Sendi – Sendi Besar
Sendi Fleksi Ekstensi Abduksi Adduksi Eksternal Internal
Rotasi Rotasi
Bahu 180 50 180 30 80 100
Siku 150 5 - - - -
Pergelangan Dorsi Palmar Ulnar Radial Supinasi Pronasi
tangan 90 90 30 15 90 90
Panggul 150 0 45 30 80 45
Lutut 140 10
Ankle Dorsi 15 Plantar Eversi 10 Inversi
70 25
Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi pada bidang bedah ortopedi jarang
dilakukan dan biasanya dilakukan bila ada krepitasi misalnya pada
fraktur atau mendengar bising fistula arteriovenosa.
FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa
Menurut lokasi fraktur dapat dibagi :
1. Fraktur tulang panjang
2. Fraktur tulang pipih
3. Fraktur basis crani/tulang tengkorak
4. Fraktur padavertebrae
Menurut Morfologi fraktur dapat dibagi menjadi:
1. Fraktur incomplit,greenstick fracture,fisura
2. Fraktur komplit: displace/, non displace (oblique,
lintang),cominutif, segmental
3. Fraktur kompresi
4. Fraktur impaksi
5. Patah tulang impresi
6. Fraktur patologis
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri (nyeri tekan, nyeri gerak
aktif, nyeri gerak pasif, nyeri sumbu, nyeri lingkar), hilangnya
fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus,
pembengkakan lokal, dan perubahan warna. Tanda pasti fraktur
meliputi deformitas, krepitasi dan nyeri sumbu.
Pemeriksaan Fraktur
Pada kasus multiple trauma dilakukan penilaian cepat kegawatan
pada pasien, yaitu:
Dx Radiologis :
Fraktur tranversal os femur sinistra 1/3 medial komplit displaced
2.
Dx Radiologis :
Fraktur greenstick os radius sinistra 1/3 distal inkomplit undisplaced
Fraktur tranversal os ulna sinistra 1/3 distal komplit displaced
CHECKLIST PEMERIKSAAN ORTOPEDIK
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1 Memberi salam , memeinta izin pemeriksaan,
meminta pasien merespon rangsang nyeri *
2 Cuci tangan,memakai handscoon dan pelindung diri
*
3 Diawali dengan Bismillah *
4 Pemeriksaan Primary survey
Airway *
Breathing *
Circulation *
Disability *
Exposure *
5 Pemeriksaan Secondary Survey
A. Anamnesis Singkat (MIST dan AMPLE)
Mechanism of Injury *
Injury Pattern *
Signs *
Treatment *
Allergy *
Medication *
Past Illness/Pregnancy *
Last Meal *
Environtment/Event *
B. Pemeriksaan Status Generalisata (Head to Toe) *
C. Pemeriksaan Status Lokalis (Ortopedik)
Inspeksi (Look):
Kulit: luka terbuka, perdarahan aktif, bone
exposure, warna, udem (temasuk bagian distal) *
Deformitas: Pemendekan/pemanjangan, Rotasi,
Angulasi *
Jika ada luka terbuka deskripsikan meliputi
jaringan lunak, tulang-sendi, dan tanda perlukan
sebelumnya (jaringan parut, sinus, supurasi, dll) *
Palpasi (Feel)
Krepitasi *
Raba pada distal fraktur, apakah teraba hangat
atau dingin *
Sensibilitas distal dan proksimal fraktur, adakah
parestesia *
Raba arteri pada distal fraktur, apakah
pulsasinya kuat *
Nyeri tekan, Nyeri Sumbu, Nyeri Lingkar *
Penilaian kembali deformitas yang menetap *
Pemeriksaan kekuatan otot dan intepretasinya*
(skor dikali 2)
Pemeriksaan gerakan (aktif-pasif) dan ROM * (skor
dikali 2)
Pemeriksaan kembali tanda Sindroma
Kompartemen: Pain, Pallor, Pulselessness, Puffy,
Parestesia * (skor dikali 2)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan :
1 = dilakukan, < 50% benar ;
2 = dilakukan >50% benar
3 = dilakukan dengan sempurna
Penilaian ketrampilan : ( Σ skor se l uruh a spe k yg di ni l a i ) x
100
Σ maksimal skor
Lembar Kerja I
PEMERIKSAAN ORTOPEDIK (Pertemuan 1)
E. TUGAS
Mencari video tentang teknik pemeriksaan ortopedi Mencari video tentang cara pemeriksaan
klinis fraktur Mencari contoh hasil radiologis berbagai jenis fraktur