Anda di halaman 1dari 12

EBP

REVIEW STUDY

Efektivitas Exercise Therapy Terhadap Mobility Pada Pasien Stroke di


Indonesia

Untuk Memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah Proposal Penelitian

Dosen Pembimbing:
Ns. Ni Kadek Diah Purnama yanti, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:
Ketut agus Joni Anggara 16089014007
Ni Ketut Apriliani Devi 16089014016
Ketut Dian Padmasari 16089014039
Dewa Made Dika sancaya 16089014041
Ni Ketut Kharisma Pradita 16089014052

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BULELENG
2019
A. Latar Belakang

Di Indonesia penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh survey ASNA


(Asean Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia. Penelitian
ini dilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit, dan
dilakukan survey mengenai faktor-faktor risiko, lama perawatan dan mortalitas
serta morbiditasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih
banyak dari perempuan dan profil usia di bawah 45 tahun cukup banyak yaitu
11,8%, usia 45 - 64 tahun berjumlah 54,7 % dan di atas usia 65 tahun 33,5 %.
( Misbach, 2007 ). Stroke merupakan penyebab kematian utama pada semua umur
(15,4%), yang disusul oleh tuberculosis (7,5%), hipertensi (6,8%), dan cedera
(6,5%). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1.000 penduduk, dan
yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000 penduduk. Hal ini
menunjukkan sekitar 72,3% kasus stroke di masyarakat telah didiagnosis oleh
tenaga kesehatan (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
Stroke merupakan deficit neurologis fokal atau global yang terjadi mendadak,
menetap lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, disebabkan semata-
mata oleh gangguan pada pembuluh darah otak.
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh stroke bagi kehidupan manusia
sangat kompleks. Adanyagangguan-gangguan fungsi vital otak seperti gangguan
koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguankontrol postur, gangguan sensasi,
gangguan refleks gerak akan menurunkan kemampuan aktivitasfungsional
individu sehari-hari. Akibat adanya gangguan vital otak, maka penderita stroke
melakukanaktivitas berjalan dengan pola yang abnormal.
Kematian jaringan otak akibat stroke dapat menyebabkan menurunnya bahkan
hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut. Salah satu gejala yang
ditimbulkan adalah kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang terkena
seperti jari-jari tangan.Fungsi tangan begitu penting dalam melakukan aktivitas
sehari-hari dan merupakan bagian yang paling aktif, maka lesi pada bagian otak
yang mengakibatkan kelemahan pada ekstremitas akan sangat menghambat dan
mengganggu kemampuan dan aktivitas sehari-hari seseorang.
Trunkus adalah bagian terbesar tubuh dan memiliki peran penting pada
stabilisasi dan gerakan dari tubuh yang fungsinya sering dilupakan saat
penanganan stroke. Trunkus memungkinkan seseorang untuk mempertahankan
postur dan membantu gerakan ekstremitas melawan gravitasi. Selain itu trunkus
akan membantu gerakan seluruh tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan
postur secara halus. Kontrol trunkus merupakan komponen penting dalam
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kontrol trunkus dan keseimbangan duduk pada tahap awal
pasca stroke dapat memrediksi hasil akhir AKS pada masa yang akan datang.

B. Pertanyaan dan Formulasi PICO

Berdasarkan ilustrasi kasus maka dapat dirumuskan pertanyaan klinis : Jenis


intervensi berbasis keluarga seperti apa yang dapat meningkatkan penguatan
anggota gerak atas terhadap peningkatan kekuatan dan kemampuan fungsional
anggota gerak atas pada pasien strok iskemi fase subakut dengan menggunakan
bola dan pita elastik.
Adapun formulasi PICO yang dapat dijabarkan berdasarkan pertanyaan klinis di
atas adalah:

P (population) : Stroke (Pasien stroke)

I (Issue of interest) : exercise therapy

C (comparisson) :-

O (output) : mobility or movement(fungsi pergerakan)

C. Strategi Pencarian Database

Strategi pencarian data base menggunakan search enggine terpercaya yaitu


Google Scholar ScienceDirect dan PUBMED. Pada proses telusur menggunakan
Google Scholar, Kriteria inklusi dalam telusur literatur ini adalah publikasi dalam
rentang 5 tahun terakhir, free full text, artikel dalam bentuk review, dipublikasi
dalam Bahasa Indonesia atau Inggris dengan desain RCT dan dipublikasi dalam
rentang 2015-2019. Kriteria eksklusi dalam pencarian ini apabila fulltext tidak
dapat diakses, gambaran bentuk intervensi tidak opersional, dan terdapat duplikasi.
Hasil telusur kata kunci :65 artikel

Google Schoolar : 65 artikel


Tahap identifikasi

55 artikel diekslusi oleh filter


skrining

Hasil filter 5 tahun terakhir publikasi


Tahap skrining
dan jenis artikel review: 55 artikel

Google Schoolar : 10 artikel

5 artikel diekslusi karena


konten tidak sesuai dengan
output interest
Tahap eligibilitas Hasil eligibilitas berdasarkan
fulltext

5 artikel

Tidak ada artikel di eksklusi


karena tidak ada duplikasi
Artikel final : 5 artikel
D. Tabel Summary

Author, tahun Judul Artikel Desain Penelitian dan cara Operasional Hasil Sample/Populasi
mengukur outcome Intervensi
Tresnasari et al Efektivitas Latihan Eksperimental (KuasiEksperimen) Intervensi yang Hasil dari latihan Subjek Terdiri Dari
(2017) Penguatan terhadap Cara menggunakan out come : diberikan yaitu Latihan penguatan anggota gerak 21 Pasien Stroke
Kemampuan Kekuatan otot mototrik 2-3 pada penguatan dengan pita atas dengan pita dan bola Iskemi Fase Akut
Fungsional anggota gerak atas (AGA) yang dan bola elastik elastic sangat efektif Berusia 40-50
Anggota Gerak parisis. dilakukan oleh semua meningkatkan kekuatan Tahun
Atas pada Pasien subjek, 3 kali seminggu dan fungsi anggota gerak
Strok Iskemi Fase selama 6 minggu, 2 set atas pada pasien strok
Subakut setiap latihan, dan 8 iskemi fase subakut.
repetisi setiap set.
Rohimah Siti Efektifitas Penelitian ini menggunakan Di dalam penelitian Hasil penelitian ini Terdapat 30
(2015) LatihanROM Desain Quasi Experiment pre dan initerapi ROM + SEFT menunjukkan kekuatan responden dan
dengan Latihan post test design. dilakukan selama 5 otot meningkat pada jumlah sampel
ROM + SEFT Cara mengukur outcome yaitu: menit 1 kali sehari dan kedua kelompok masing-masing
terhadapKekuatan dengan tes kekuatan otot dilaksanakan selama 3 intervensi dan terdapat kelompok ada 10
OtotPasien dilakukan pada empat kelompok hari berturut-turut. perbedaan yang orang
StrokedI V RSUD otot yaitu otot bisep, trisep, signifikan diantara kedua
Tasikmalaya. pergelangan tangan dan jari-jari kelompok intervensi
tanagan serta kemampuan (p=0.018)
menggenggam.
Wowiling et al Pengaruh latihan Penelitian menggunakan desain Di dalam penelitian ini Subjek penelitian Subjek penelitian
( 2016) core-strengthening eksperimental dengan pretest– digunakan latihan core- merupakan pasien stroke ialah 23 pasien
terhadap stabilitas posttest group design. strengthening, latihan kronik yang datang ke pasca stroke yang
trunkus dan Cara mengukur Out come: terdiri dari gerakan- Instalasi Rehabilitasi memenuhi kriteria
keseimbangan Penilaian stabil itastrunkus gerakan yang dilakukan Medik RSUP Dr. R. D. inklusi
pasien pasca stroke menggunakan trunk impairment dalam posisi duduk dan Kandou Manado dari
scale (TIS), keseimbangan diukur berbaring. Tiap gerakan bulan Juli sampai dengan
dengan berg balance scale (BBS), dimulai dari 4-6 kali, bulan September 2015.
dan time up go test (TUG) sebanyak 1-2 set dan Subjek yang memenuhi
dinaikkan berkala 8-10 kriteria inklusi dan
kali, sebanyak 3-4 set. bersedia mengikuti
penelitian ini sebanyak
23 orang tetapi hanya 19
subyek yang
menyelesaikan terapi
latihan.
Prokwinona. Pengaruh latihan Penelitian menggunakan desain Perlakukan dalam Hasil penelitian Sampel berjumlah
(2016) gerak aktif quasi experiment dengan penelitian ini yaitu menunjukan bahwa rata- 18 pasein strok
menggenggam bola rancangan pre and post test one latihan gerak aktif rata kekuatan otot
pada pasien stroke group design menggenggam bola sebelum latihan sebesar
diukur dengan Outcame : handgrip dynamometer karet selama 1 bulan 10,56 kg dan sesudah
handgrip latihan 14,06 kg.
dynamometer
Irawan Metode Desain penelitian ini adalah Di dalam studi Dari hasil studi penelitian Terdapat 30 sample
(2017) Konvensional, quasi eksperimental dan penelitian terdapat tiga yang memiliki intervensi dengan jumlah
Kinesiotaping, Dan intervensi yang berbeda yang berbeda bahwa masing-masing
Montor Relearning Cara mengkur outcome adalah di setiap kelompok berdasarkan hasil analisis sample pada setiap
Programme menggunakan pengukuran pola masing-masing dan di skor WGS setelah kelompok yaitu 10
Berbeda Efektifitas jalan menggunakan Wisconsin studi penelitian terdapat intervensi antar orang.
Dalam Gait Scale (WGS) yang bertuuan tiga kelompok yaitu: kelompok perlakuan
Meningkatkan Pola untuk melakukan pengamatan 1. Kelompok perlakuan dapat dilihat bahwa
Jalan Pasien Post melalui video recording terlebih I menggunakan Metode Kinesiotaping
Stroke Di Klinik dahulu dari sisi anterior, posterior Konvensional dan MRP menghasilkan
Ontoseno Malang dan lateral dengan memiliki 14 dengan memberikan perubhan pola jalan yang
item penilian observasi secara terapi ROM lebih besar secara
visual. Dimana untuk item nomor exerciseselama 4 signifikan dibandingkan
1 memiliki 5 kriteria penelian, minggu dengan dengan Metode
item nomor 11 memiliki 4 kriteria frekuensi 3x Konvensional, terbukti
penilian sedangkan yang lain seminggu dan 45-60 dari hasil ui LSD dimana
memiliki 3 kriteria penilian. menit tiap sesi. menunjukkan hasil
2. Kelompok perlakuan sebesar p > 0,05 atau
II menggunakan (0,996) dikatakan bahwa
Teknik metode MRP dan
Kinesiotaping Kinesiotaping lebih
dengan memberikan efektif daripada Metode
aplikasi Konvensional. Dan
Kinesiotaping pada Kinesiotaping dapat
otot postural dan memfasilitasi
area ankle selama 4 mechanoreceptor untuk
minggu, dengan mengarahkan gerakan
frekuensi yang sesuai dan
penggantian memberikan rasa nyaman
Kinesiotaping setiap pada area yang
3 hari. dipasangkan dan juga
Kelompok III Kinesiotaping juga dapat
menggunakan metode meningkatkan
Motor Relearning propioseptive feedback
Programme (MRP) sehingga menghasilkan
selama 4 minggu posisi tubuh yang benar.
dengan frekuensi 3x
seminggu dan 45-60
menit setiap sesi.

E. Kritik Artikel

Kualifikasi Berdasarkan Randomisasi Blinding Withdrowal


JADAD Score Dilakukan randomisasi Metode randomisasi Dilakukan blinding Teknik blinding Jumlah dan alasan
dijelaskan dijelaskan withdrawal dijelaskan
Shrestha et al (2018) - - - - √
Mayer et all (2016) √ √ - - √

F. Olsen and Baisch Appraisal Method

Author Tipe Studi Sampling Detail Metode Analisis Skor

Tresnasari et al (2017) 6 0 1 3 10

RohimahSiti (2015) 6 1 1 3 11

Wowiling et al (2016) 6 0 1 3 10

Prok Winona (2016) 6 2 1 2 11

Irawan (2017) 6 0 1 3 10
PEMBAHASAN

Macam-Macam Intervensi

Macam bentuk intervensi untuk meningkatkan mobilitas pasien stroke dari 5 artikel
ada bermacam-macam metode untuk meningkatkan mobilitas pasien stroke, dari 5 artikel di
bagi 2 pendekatan :

1. Meningkatkan rentang gerak atas


2. Meningkatkan rentang gerak bawah

Intervensi yang terdapat pada rentang gerak atas yaitu :

 Pita dan bola elastic yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan fungsi gerak atas
pada pasien stroke iskemi fase subakut.
 Tes kekuatan otot (otot trisep, bisep, pergelangan tangan dan jari-jari tangan) yang
berfungsi untuk meningkatkan rentang gerak atas.
 Latihan gerak aktif dengan cara mengenggam bola karet selama 1 bulan untuk melatih
kekuatan otot ekstremitas gerak atas diukur dengan handgrip dynamometer

Intervensi yang terdapat pada rentang gerak bawah yaitu :

 Menggunakan WGS (wisconsin gait scale) dengan memiliki 3 terapi Konvensional,


Kinesiotaping dan Motor Relearning Programme (MRP) yang berfungsi untuk
meningkatkan pola jalan pada pasien stroke.
 Trunk impairment scale (TIS) dan untuk mengukur keseimbangan diukur dengan berg
balance scale (BBS) dan timed up and go test (TUG).

Outcome

Untuk mengukur peningkatan mobilitas dalam berbagai studi penelitian :

1. Untuk mengukur rentang gerak atas yaitu kekuatan otot motoric, kuisioner, handgrip
dynamometer.
2. Untuk mengukur rentang gerak bawah yaitu WGS, TIS, BBS dan TUG.
Simpulan

Dalam jurnal penelitian kami rata-rata menggunakan quasi eksperimental, dengan jumlah
sampek masih kecil dan tidak ada rendomisasi.

Rekomendasi

Di dalam jurnal penelitian ini selanjutnya yang sederhana dilakukan atau


diaplikasikan di rumah dengan mudah yaitu menggunakan ROM pasif yang berfungsi
untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu otot bisep, trisep, pergelangan tangan dan jari
tangan serta kemampuan mengenggam yang dilakukan oleh pasien stroke dilakukan 5 menit
1x sehari dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut.
DAFTAR PUSTAKA

Cice Tresnasari, Andi Basuki, Irma Ruslina Defi. 2017. Efektivitas Latihan Penguatan
terhadap Kemampuan Fungsional Anggota Gerak Atas pada Pasien Strok Iskemi
Fase Subakut. Global Medical and Health Communication.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/gmhc/article/view/2231

Paulina E. Wowiling, Lidwina S. Sengkey ,Julius H. Lolombulan.2016. Pengaruh


latihan core-strengthening terhadap stabilitas trunkus dan keseimbangan pasien
pasca stroke.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/12334

Rohimahsiti.2015. Efektifitas Latihan ROM dengan Latihan ROM + SEFT terhadap


Kekuatan Otot Pasien Stroke di V RSUD Tasikmalaya. Departemen Keperawatan
Medikal Bedah Prodi D.III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya.
http://ejurnal.stikes-bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/63

Sondang Irawan, Dimas.2013. metode konvensional, kinesiotaping, dan montor


relearning programme berbeda efektifitas dalam meningkatkan pola jalan pasien
post stroke di klinik ontoseno. Malang.http://research-
report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1398

Winona Prok, Joudy Gessal,L.S Angliadi 2016. Pengaruh latihan gerak aktif
menggenggam bola pada pasien stroke diukur dengan
handgripdynamometer.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/
10939

Anda mungkin juga menyukai