REVIEW STUDY
Dosen Pembimbing:
Ns. Ni Kadek Diah Purnama yanti, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh:
Ketut agus Joni Anggara 16089014007
Ni Ketut Apriliani Devi 16089014016
Ketut Dian Padmasari 16089014039
Dewa Made Dika sancaya 16089014041
Ni Ketut Kharisma Pradita 16089014052
C (comparisson) :-
5 artikel
Author, tahun Judul Artikel Desain Penelitian dan cara Operasional Hasil Sample/Populasi
mengukur outcome Intervensi
Tresnasari et al Efektivitas Latihan Eksperimental (KuasiEksperimen) Intervensi yang Hasil dari latihan Subjek Terdiri Dari
(2017) Penguatan terhadap Cara menggunakan out come : diberikan yaitu Latihan penguatan anggota gerak 21 Pasien Stroke
Kemampuan Kekuatan otot mototrik 2-3 pada penguatan dengan pita atas dengan pita dan bola Iskemi Fase Akut
Fungsional anggota gerak atas (AGA) yang dan bola elastik elastic sangat efektif Berusia 40-50
Anggota Gerak parisis. dilakukan oleh semua meningkatkan kekuatan Tahun
Atas pada Pasien subjek, 3 kali seminggu dan fungsi anggota gerak
Strok Iskemi Fase selama 6 minggu, 2 set atas pada pasien strok
Subakut setiap latihan, dan 8 iskemi fase subakut.
repetisi setiap set.
Rohimah Siti Efektifitas Penelitian ini menggunakan Di dalam penelitian Hasil penelitian ini Terdapat 30
(2015) LatihanROM Desain Quasi Experiment pre dan initerapi ROM + SEFT menunjukkan kekuatan responden dan
dengan Latihan post test design. dilakukan selama 5 otot meningkat pada jumlah sampel
ROM + SEFT Cara mengukur outcome yaitu: menit 1 kali sehari dan kedua kelompok masing-masing
terhadapKekuatan dengan tes kekuatan otot dilaksanakan selama 3 intervensi dan terdapat kelompok ada 10
OtotPasien dilakukan pada empat kelompok hari berturut-turut. perbedaan yang orang
StrokedI V RSUD otot yaitu otot bisep, trisep, signifikan diantara kedua
Tasikmalaya. pergelangan tangan dan jari-jari kelompok intervensi
tanagan serta kemampuan (p=0.018)
menggenggam.
Wowiling et al Pengaruh latihan Penelitian menggunakan desain Di dalam penelitian ini Subjek penelitian Subjek penelitian
( 2016) core-strengthening eksperimental dengan pretest– digunakan latihan core- merupakan pasien stroke ialah 23 pasien
terhadap stabilitas posttest group design. strengthening, latihan kronik yang datang ke pasca stroke yang
trunkus dan Cara mengukur Out come: terdiri dari gerakan- Instalasi Rehabilitasi memenuhi kriteria
keseimbangan Penilaian stabil itastrunkus gerakan yang dilakukan Medik RSUP Dr. R. D. inklusi
pasien pasca stroke menggunakan trunk impairment dalam posisi duduk dan Kandou Manado dari
scale (TIS), keseimbangan diukur berbaring. Tiap gerakan bulan Juli sampai dengan
dengan berg balance scale (BBS), dimulai dari 4-6 kali, bulan September 2015.
dan time up go test (TUG) sebanyak 1-2 set dan Subjek yang memenuhi
dinaikkan berkala 8-10 kriteria inklusi dan
kali, sebanyak 3-4 set. bersedia mengikuti
penelitian ini sebanyak
23 orang tetapi hanya 19
subyek yang
menyelesaikan terapi
latihan.
Prokwinona. Pengaruh latihan Penelitian menggunakan desain Perlakukan dalam Hasil penelitian Sampel berjumlah
(2016) gerak aktif quasi experiment dengan penelitian ini yaitu menunjukan bahwa rata- 18 pasein strok
menggenggam bola rancangan pre and post test one latihan gerak aktif rata kekuatan otot
pada pasien stroke group design menggenggam bola sebelum latihan sebesar
diukur dengan Outcame : handgrip dynamometer karet selama 1 bulan 10,56 kg dan sesudah
handgrip latihan 14,06 kg.
dynamometer
Irawan Metode Desain penelitian ini adalah Di dalam studi Dari hasil studi penelitian Terdapat 30 sample
(2017) Konvensional, quasi eksperimental dan penelitian terdapat tiga yang memiliki intervensi dengan jumlah
Kinesiotaping, Dan intervensi yang berbeda yang berbeda bahwa masing-masing
Montor Relearning Cara mengkur outcome adalah di setiap kelompok berdasarkan hasil analisis sample pada setiap
Programme menggunakan pengukuran pola masing-masing dan di skor WGS setelah kelompok yaitu 10
Berbeda Efektifitas jalan menggunakan Wisconsin studi penelitian terdapat intervensi antar orang.
Dalam Gait Scale (WGS) yang bertuuan tiga kelompok yaitu: kelompok perlakuan
Meningkatkan Pola untuk melakukan pengamatan 1. Kelompok perlakuan dapat dilihat bahwa
Jalan Pasien Post melalui video recording terlebih I menggunakan Metode Kinesiotaping
Stroke Di Klinik dahulu dari sisi anterior, posterior Konvensional dan MRP menghasilkan
Ontoseno Malang dan lateral dengan memiliki 14 dengan memberikan perubhan pola jalan yang
item penilian observasi secara terapi ROM lebih besar secara
visual. Dimana untuk item nomor exerciseselama 4 signifikan dibandingkan
1 memiliki 5 kriteria penelian, minggu dengan dengan Metode
item nomor 11 memiliki 4 kriteria frekuensi 3x Konvensional, terbukti
penilian sedangkan yang lain seminggu dan 45-60 dari hasil ui LSD dimana
memiliki 3 kriteria penilian. menit tiap sesi. menunjukkan hasil
2. Kelompok perlakuan sebesar p > 0,05 atau
II menggunakan (0,996) dikatakan bahwa
Teknik metode MRP dan
Kinesiotaping Kinesiotaping lebih
dengan memberikan efektif daripada Metode
aplikasi Konvensional. Dan
Kinesiotaping pada Kinesiotaping dapat
otot postural dan memfasilitasi
area ankle selama 4 mechanoreceptor untuk
minggu, dengan mengarahkan gerakan
frekuensi yang sesuai dan
penggantian memberikan rasa nyaman
Kinesiotaping setiap pada area yang
3 hari. dipasangkan dan juga
Kelompok III Kinesiotaping juga dapat
menggunakan metode meningkatkan
Motor Relearning propioseptive feedback
Programme (MRP) sehingga menghasilkan
selama 4 minggu posisi tubuh yang benar.
dengan frekuensi 3x
seminggu dan 45-60
menit setiap sesi.
E. Kritik Artikel
Tresnasari et al (2017) 6 0 1 3 10
RohimahSiti (2015) 6 1 1 3 11
Wowiling et al (2016) 6 0 1 3 10
Irawan (2017) 6 0 1 3 10
PEMBAHASAN
Macam-Macam Intervensi
Macam bentuk intervensi untuk meningkatkan mobilitas pasien stroke dari 5 artikel
ada bermacam-macam metode untuk meningkatkan mobilitas pasien stroke, dari 5 artikel di
bagi 2 pendekatan :
Pita dan bola elastic yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan fungsi gerak atas
pada pasien stroke iskemi fase subakut.
Tes kekuatan otot (otot trisep, bisep, pergelangan tangan dan jari-jari tangan) yang
berfungsi untuk meningkatkan rentang gerak atas.
Latihan gerak aktif dengan cara mengenggam bola karet selama 1 bulan untuk melatih
kekuatan otot ekstremitas gerak atas diukur dengan handgrip dynamometer
Outcome
1. Untuk mengukur rentang gerak atas yaitu kekuatan otot motoric, kuisioner, handgrip
dynamometer.
2. Untuk mengukur rentang gerak bawah yaitu WGS, TIS, BBS dan TUG.
Simpulan
Dalam jurnal penelitian kami rata-rata menggunakan quasi eksperimental, dengan jumlah
sampek masih kecil dan tidak ada rendomisasi.
Rekomendasi
Cice Tresnasari, Andi Basuki, Irma Ruslina Defi. 2017. Efektivitas Latihan Penguatan
terhadap Kemampuan Fungsional Anggota Gerak Atas pada Pasien Strok Iskemi
Fase Subakut. Global Medical and Health Communication.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/gmhc/article/view/2231
Winona Prok, Joudy Gessal,L.S Angliadi 2016. Pengaruh latihan gerak aktif
menggenggam bola pada pasien stroke diukur dengan
handgripdynamometer.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/
10939