Anda di halaman 1dari 42

KEWENANGAN KLINIK PERAWAT KAMAR BEDAH

SEHUBUNGAN DENGAN BERLAKUNYA UU PRAKTEK


KEPERAWATAN NO.38 TAHUN 2014

SUKENDAR,SKM ,SH, MH.Kes


TENTANG KEPERAWATAN

TERCATAT DALAM LEMBAR NEGARA


NO.37

TERMAKTUB TAMBAHAN
LEMBAR NEGARA NO.5612
TENTANG TENAGA
KESEHATANAN
TERCATAT DALAM LEMBAR NEGARA
NO.298

TERMAKTUB TAMBAHAN
LEMBAR NEGARA NO.5607
 Setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui
pendidikan di bidang Kesehatan yg utk jenis
ttn memerlukan kewenangan utk melakukan
upaya KES.
Hak Warga Negara :

“Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh


pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
Terjangkau”
memberikan
kepastian hukum mempermudah
kepada pasien, akses masyarakat
masyarakat, sumber untuk mendapatkan
daya manusia rumah pelayanan
sakit, dan Rumah kesehatan;
Sakit.
memberikan
meningkatkan mutu perlindungan
dan terhadap
mempertahankan keselamatan pasien,
standar pelayanan masyarakat,
rumah sakit; dan lingkungan rumah
sakit dan sumber
daya manusia di
rumah sakit;
 Viarius liability,
borrowed servant
 Majikan (atasan) ikut
bertangung jawab
atas kesalahan /
kelalaian bawahannya
 Ps 1367 KUHPerdata
 Kesalahan atau kelalaian di
RS adalah TJ RS, SIAPAPUN
pelakunya
 Corporate Liability, Hospital
liablity
 Berlaku di AS, Inggris,
Belanda
 Pasal 46 UU No. 44/2009
tentang RS: juga di
INDONESIA
 Pasien menggugat RS sebagai
institusi
 Denda dibayar oleh RS
 Direktur RS, atas dasar hak
REGRES, melakukan penyelidikan
internal  RS berbagi
tanggungjawab secara
PROPORSIONAL dengan pihak
yang bertanggung jawab
 Mempekerjakan dokter /TK yang tidak
kompeten atau kurang cakap
 Tidak mengecek latar belakang
dokter/TK
 Salah menilai saat seleksi staf medik
 Tidak menindak dokter/TM yang
berulangkali melakukan kelalaian atau
tidak bisa bekerjasama
 Doktrin Apparent Agency
 Bila RS berlaku atau memberi kesan
seolah-olah perawat KB dari luar
adalah perawat KB internal di RS
tersebut
 Maka RS bertanggungjawab atas
kelalaian atau kesalahan yang
dilakukan oleh perawat KB tersebut
 Dugaan malpraktek di OK
 Captain of the Ship: SpB,
 SpB ber TJ atas semua kejadian di OK,
kecuali jika kejadian dalam bidang
Anestesi
 Kejadian di Kamar Induksi atau Recovery
Room: TJ pada SpAn sepenuhnya
 SpB meletakkan pasien pd posisi salah
 SpB meninggalkan ruang operasi
sebelum pasien distabilkan
 SPB memilih ahli anestesi yang tidak
cakap
 SpB tidak mendeteksi pasien hipoksia
 SpB tidak mengambil tindakan tepat
waktu terjadi kedaruratan anestesi
 Hubungan rujukan
(Kemitraan): bidang
perawatan, perawat adalah
mitra dokter (sejajar)
 Hubungan delegasi: bidang
kedokteran, perawat adalah
bawahan atau asisten dokter
 Semiarts (paramedis) berwenang
melakukan tindakan kedokteran
asalkan dilakukan atas instruksi arts
(dokter) dan dibawah pengawasannya
 Sebagai kepanjangan tangan dokter,
dokter bertanggung jawab atas
kesalahan yang dilakukan semiarts
 Arrest HR 4 Nov 1952
 Tidak boleh mendelegasikan diagnosis,
terapi dan indikasi
 Dokter yakin perawat mampu
 Pendelegasian tertulis, jelas dan rinci
 Ada bimbingan / pengawasan medik
saat pelaksanaan: hadir secara fisik
atau dapat dihadirkan segera
 Perawat dapat menolak jika merasa
tidak mampu
 Jika pasien dianggap sudah
mengetahui adanya resiko berat
tindakan medis, dan tetap bersedia
menanggung segala resikonya
 Jika resiko itu benar-benar terjadi 
pasien tidak dapat menuntut
 Syarat: Informasi harus lengkap, dan
resiko tertulis dalam Informed
Consent
 Cermat identifikasi pasien
 Efektifitas komunikasi antar
pemberi pelayanan
 Keamanan pemakaian obat-obat
berbahaya
 Peniadaan salah sisi, salah pasien
dan salah prosedur
 Keamanan pemakaian infusion
pump
 Efektifitas sistem alarm ruang rawat
AGROTI SALOS LEX SUPRIMA
(Keselamatan Pasien Adalah Hak Tertinggi)

 Pentingnya keselamatan pasien dalam setiap


sisi proses pelayanan kesehatan yang di
berikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter ,
perawat, bidan atau tenaga kesehatan, tidak PASIEN
peduli akhir dari proses pelayanan kesehatan
itu, SEMBUH atau TIDAK.
SAFETY
 Hal terpenting adalah selama proses itu
berlangsung hendaknya dilakukan sesuai
dengan AZAS kehati hatian dan sesuai dengan
standar profesi dan SOP
Membangun budaya
keselamatan pasien Memimpin dan
Menerapkan solusi-solusi
mendukung staf
untuk mencegah cedera

Mengintegrasikan
kegiatan-kegiatan
7 Langkah manajemen risiko
Menuju
Keselamatan
Pasien

Melibatkan dan
berkomunikasi dengan Meningkatkan
pasien kegiatan pelaporan

Belajar dan berbagi


pengalaman tentang
keselamatan pasien
 Reasonable information:
pemberian informasi yang
cukup
 Reasonable care: perawatan
dan pengobatan yang baik
 Reasonable competency:
tenaga kesehatan yang
kompeten
 Uji kompetensi : proses
Registrasi :Pencatatan resmi pengukuran pengetahuan,
thd Nakes yg telah memiliki ketrampilan, dan perilaku
Sertifikasi Kompetensi peserta didik pd PT yg
menyelenggarakan PT
/Sertifikasi Profesi dan telah
bidang KES.
mempunyai kualifikasi lain
 Sertifikasi Kompetensi :
serta mempunyai pengakuan
Surat tanda pengakuan thd
secara hukum untuk kompetensi.
menjalankan praktek.
 Sertifikasi Profesi : Surat
STR : Bukti tertulis yg tanda pengakuan utk
diberikan oleh konsil melakukan praktek profesi
SIP : Bukti tertulis yg diberikan yg di peroleh pendidikan
oleh pemerintah daerah profesi.
kabupaten/ kota. .
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT

BIDANG HUKUM
DITANGGUNG SENDIRI OLEH PERAWAT
PIDANA
KETENTUAN DEWASA MENURUT KUHP

MENURUT SIFAT HUBUNGAN KERJA


BIDANG HUKUM
PERAWAT DGN INSTITUSI / RS
PERDATA
DILIHAT DARI SISI KONTRAK KERJA :

. DITANGGUNG PENUH OLEH INSTITUSI / RS


. DITANGGUNG SENDIRI OLEH PERAWAT
. DITANGGUNG BERSAMA DGN PROPORSI YANG DISEPAKAT

BIDANG HUKUM SANKSI DAPAT DIKENAKAN Pd PERAWAT DAN ATAU


ADMINISTRASI INSTITUSI/ RS (DUTY OF CARE)
 Meningkatkan kewaspadaan diri
 Mengetahui kekuatan dan kelemahan
 Meningkatkan kompetensi diri
 Ketahui hukum / undang-undang yang
mengatur praktik keperawatan
 Jangan melakukan apapun yang anda tidak
tahu bagaimana melakukannya ( bila perlu
pelajari caranya ).
 Sebagai penuntun untuk meningkatkan
praktik mendapat kritik dan kesenjangan
pengetahuan : lakukan pengkajian diri,
evaluasi kelompok, lakukan audit
keperawatan dan evaluasi lain.
K
e
risk D D
P
E E
E risk risk
F INCIDENT
R F F
a E E
W N N
risk risk risk
a
C ACCIDENT
T C
A risk E E
S S
n
PROFESIONAL

CONDUCT COMPETEN

EMPATI DUTY OF CARE COGNITIF FISIK


LEMBAGA KONSIL
PENGEMBANGAN KEPERAWATAN
UJI KOMPETENSI UJI INDONESIA
KOMPETENSI

SERTIFIKAT
KOMPETENSI

REGISTRASI – STR

SIPP
Dinas Kesehatan
PROFESI KEPERAWATAN

BIDANG KEPERAWATAN BIDANG MEDIS

– perawat sebagai mitra dokter. – PERAWAT menjalankan rencana


medis dokter.
– Merupakan inisiatif sendiri,
sesuai Standar Profesi – HANYA TERBATAS PADA APA YANG
perawat / Asuhan TERTUANG DALAM RENCANA
Keperawatan. MEDIS.

TANGGUNG JAWAB ADA PADA DOKTER


TANGGUNG JAWAB MANDIRI (DOKTRIN RESPONDENT SUPERIOR)

TANGGUNG JAWAB RS.

Ps. 46 UU RUMAH SAKIT . No. 44 Tahun 2009


Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
PERAWAT

DOKTER DOKTER
ANASTESI DPJP

INFORMASI

CONSENT PASIEN CONSENT

PRE OPERATIVE INTRA OPERATIVE POST OPERATIVE

PERAWAT PERAWAT
SCRUB

CIRCULATING
1. Diagnosis, terapi dan indikasi adalah kewenangan dokter,
tidak boleh didelegasikan !!!
2. Dokter harus yakin bahwa PERAWAT mampu.
3. Pendelegasian harus tertulis, jelas dan rinci.
4. Ada bimbingan dan pengawasan medik pada saat
pelaksanaan.
5. Perawat berhak menolak jika ia merasa tidak ada kompetensi
untuk itu.

“Penerima kewenangan tidak boleh


membuat kebijaksanaan sendiri.”
Assessment errors
• Kegagalan mengumpulkan data tentang pasien secara adekuat,
mengidentifikasi informasi yang diperlukan, (data hasil pemeriksaan
laboratorium, tanda-tanda vital, atau keluhan pasien yang
membutuhkan tindakan segera).

Intervention errors
•kegagalan menginterpretasikan dan melaksanakan tindakan kolaborasi.
•kegagalan melakukan asuhan kebidanan secara hati-hati.

Planning errors:
•Kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskannya
dalam rencana kebidanan.
•Kegagalan melaksanakan rencana medis
NEAR MISS

Adalah tindakan yg dapat mencederai


pasien, tetapi tidak mengakibatkan cedera
karena faktor kebetulan, pencegahan atau
ERRORS mitigasi
Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh
VIOLATIO manajemen medis drpd akibat
N penyakitnya
ADVERSE
EVENTS

UNPREVENTABLE

ACCEPTABLE UNFORESEEABLE DISEASE /


RISKS RISKS COMPLICATION
21 Juni 2014 33
Perawat

Perilaku Disiplin Hukum Hukum


RS
MKEKEB MDTK PERDATA PIDANA
Pembinaan Pembinaan ?? Ganti Rugi Penjara/Kurungan

Pasal 29 UU No.36 Tahun 2009


Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam
menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih
dahulu melalui MEDIASI
Pasal 46 UU No. 44 Tahun 2009
“Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit”

Pasal 1365 KUH Perdata:


“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

Pasal 1367 KUH Perdata:


“Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang
disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya
atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah
pengawasannya.”
Pasal 359 KUHP
Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang
lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 360 KUHP


1. Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan
orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama
satu tahun.
2. Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-
luka sedemikian rupa sehingga menimbulkan penyakit atau
halangan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian,
dipidana penjara paling lama enam bulan

Pasal 1371 KUH Perdata


Penyebab luka atau cacatnya suatu anggota badan dengan sengaja atau
karena kurang hati-hati memberikan hak kepada korban untuk selain
penggantian biaya-biaya penyembuhannya, menuntut penggantian
kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut.
1. Standar profesi, SPO dan KODE 8. Pendidikan berkelanjutan.
ETIK KEPERAWATAN 9. Utamakan kepentingan pasien.
10. Hubungan dokter, perawat dan
2. Rawat pasien dengan
pasien yang baik.
compassionate (menghibur), 11. Instruksi tindakan harus tertulis,
caring (perhatian) dan sensitif. ditandatangani.
3. Medical record keperawatan. 12. Mintalah tandatangan dokter
4. Hormati hak-hak pasien. sesegera mungkin untuk setiap
instruksi lain.
5. Buat rencana tindakan 13. Supervisor yang menilai
keperawatan. terdapat kekurangan tenaga
6. Baca catatan tertulis. harus menginformasikan
7. Jangan menebak obat. kepada administrator RS dan
mencatat hal itu
7- 10 Mei 2015 39
 HATI – HATI DALAM MERESPON
 “DIAM “ KADANG LEBIH BAIK
 GUNAKAN HAK JAWAB BILA INFORMASI
MENYUDUTKAN ATAU MENYESATKAN DAN
DAPAT MENGAKIBATKAN PERSEPSI BURUK
TANPA MEMBUKA RAHASIA MEDIS.
SEORANG PROFESIONAL YANG
BEKERJA BERDASARKAN
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN
SERTA PENUH PERHATIAN ( DUTY OF
CARE ) TIDAK AKAN PERNAH TAKUT
AKAN TUNTUTAN HUKUM
BR.SUKENDAR,SKM,SH,MH.KES
PRAKTISI HUKUM KESEHATAN ,ILC
HP.
085210486321/081288728320
Email:
THANK YOU
sukendarlaw@yahoo.com
sukendar04@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai