Anda di halaman 1dari 59

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah sesi ini selesai, peserta mampu melakukan
Pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular dan
Diagnosis Dini PTM

2. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah sesi ini selesai, peserta mampu:
a) Menjelaskan Tahapan Pengukuran FR-PTM dan
Diagnosis Dini PTM
b) Menjelaskan Pengukuran faktor risiko PTM
c) Menjelaskan Diagnosis Dini PTM
d) Menjelaskan persiapan, teknis penggunaan dan
pemeliharaan instrumen wawancara dan alat
pengukuran FR-PTM dan Diagnosis dini PTM
POKOK BAHASAN

1. Tahapan Pengukuran Faktor Risiko


PTM dan Diagnosis Dini PTM
2. Pengukuran Faktor Risiko PTM
3. Diagnosis Dini PTM
4. Persiapan, teknis
penggunaan,pemeliharaan
instrumen dan alat pengukuran FR-
dan Diagnosis Dini PTM
LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan I : Penjelasan (10 menit)


Kegiatan yang dilakukan pada 10 menit pertama.

B. Kegiatan II : Demonstrasi penggunaan instrumen wawancara, alat


pemeriksaan faktor risiko PTM dan Diagnosis Dini PTM (30
menit).

C. Kegiatan III : Praktek persiapan, teknis penggunaan, instrumen


wawancara, alat pemeriksaan faktor risiko PTM dan
Diagnosis Dini PTM (30 menit)

D. Kegiatan IV : Penugasan penggunaan Instrumen wawancara,alat


pemeriksaan faktor risiko PTM dan Diagnosis Dini PTM (20
menit)
Tahapan Pemeriksaan Faktor Risiko
dan
Diagnosis Dini PTM

1.Wawancara / Penilaian
2.Pengukuran dan Pemeriksaan
3.Diagnosis Dini PTM
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

No Faktor Risiko PTM Metode Alat yang Digunakan

1 Merokok Wawancara Formulir


2 Kurang aktifitas fisik Wawancara Formulir
3 Kurang sayur dan Buah wawancara Formulir
4 Diet Tidak seimbang Wawancara Formulir
5 Stres Wawancara Formulir
6 Potensi Cedera dan Tindak Wawancara Formulir
Kekerasan
7 Hipertensi Pengukuran Tekanan darah Tensimeter, Stetoskop

8 Obesitas Pengukuran BB, Tinggi Badan, IMT Microtoise, Timbangan, Pita


dan Lingkar Pinggang/Lingkar Perut Pengukur dan Kalkulator

9 Dislipidemia Pengukuran Cardiochek


Kholesterol,trigliserida,HDL dan LDL
10 Kadar Gula darah terganggu Pengukuran kadar gula darah Glukometer
11
Konsumsi Minuman Beralkohol Pengukuran Kadar alkohol Tes kadar Alkohol pada
Dan Amfetamin dan Amfetamin pernafasan dan Tes Amfetamin
pada urin
Pemeriksaan Untuk Diagnosis Dini PTM
No Penyakit Tidak Menular Diagnosis Alat yang digunakan

1 Asma Pemeriksaan Fungsi Paru Spirometri dan Peakflowmeter

2 PPOK Pemeriksaan Fungsi Paru Spirometri dan Peakflowmeter

3 Penyakit Jantung Koroner Pemeriksaan EKG dan Enzim EKG dan Spektrofotometer
Jantung

4 Kanker Leher Rahim Pemeriksan IVA Kit IVA

5 Kanker Payudara Periksa payudara sendiri ( Sadari )


dan CBE

6 Retinoblastoma Pemeriksaan mata kucing Senter

7 Diabetes Melitus Pemeriksaan Gula darah Glukometer

8 Osteoporosis Pemeriksaan Semenit Osteoporosis Formulir


Persiapan Wawancara
1. Perkenalkan diri Anda kepada narasumber sebelum wawancara dimulai dan
kemukakan tujuan wawancara.
2. Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat umum.
Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan, misalnya lebih baik
tanyakan dulu soal kesenangan atau kebiasaan/hobinya. Jika dia sudah
asyik berbicara, baru hubungkan dengan persoalan yang menjadi topik
Anda.
3. Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak
menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta pengulangan
jawaban dari narasumber.
4. Hindari pertanyaan yang berbelit-belit.
5. Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hindari pertanyaan
yang menyinggung dan menyudutkan narasumber.
6. Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua jawaban dicatat.
7. Hasil dicatat pada kartu hasil
8. Beri kesan yang baik setelah wawancara.
9. Jangan lupa ucapkan terima kasih dan mohon maaf.
SKEMA ALUR PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO

Perhubungan Polisi Kesehatan Kepala Terminal

Rekomendasi:
1
1. Layak
6 2. Layak dengan
catatan
3 3. Tidak layak
Armada Kendaraan/Bus
4
Kelengkapan
administrasi

2 a. Pendaftaran
b. Wawancara
c. Pemeriksaan
Pengemudi d. Rekomendasi
e. Pencatatan

5
Pos Kesehatan terdekat
(rujukan)
Khusus untuk pengemudi wawancara dan
pengukuran meliputi :

1. Lakukan wawancara (terdiri dari identitas pengemudi, lamanya


mengemudi, ada tidaknya supir pengganti, riwayat minum obat)
terlampir
2. Pemeriksaan dilakukan ditempat yang telah ditentukan
sebelumnya,
3. Lanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, amphetamin
dan alkohol.
4. Pemberian rekomendasi apakah pengemudi layak mengemudi,
mengemudi dengan catatan atau tiadak layak mengemudi.
REKOMENDASI

1. Layak Mengemudi
a. Bila pada pemeriksaan diperoleh :
b. Tekanan darah : normal atau hipertensi ringan
c. Pemeriksaan alkohol : negatif
d. Pemeriksaan amfetamin : negatif
e. Gula darah sewaktu : kadar gula darah normal
2. Layak Mengemudi dengan catatan
a. Bila pada pemeriksaan diperoleh :
b. Tekanan darah : hipertensi sedang
c. Pemeriksaan alkohol : negatif
d. Pemeriksaan amfetamin : negatif
e. Gula Darah Sewaktu : hiperglikemia ( 200 mg/dl) tanpa gejala penyerta.
3. Tidak Layak Mengemudi
a. Bila pada pemeriksaan diperoleh :
b. Tekanan darah : hipertensi berat, dan atau
c. Pemeriksaan alkohol : positif dan atau
d. Pemeriksaan amfetamin : positif
e. Gula Darah Sewaktu : hipoglikemia ( 70 mg/dl) atau hiperglikemia ( 200
mg/dl) dengan gejala penyerta

Kondisi hiperglikemia dengan gejala penyerta lainnya adalah kondisi kesehatan yang
membahayakan saat mengemudi, misalnya: pusing, berkunang-kunang, mual,
muntah, dll.

Hasil Rekomendasi:

1. Layak dengan catatan, pengemudi dirujuk ke Pos Kesehatan untuk


mendapatkan pengobatan. Pengemudi dapat berkendara jika dapat
menunjukkan rekomendasi bahwa telah mendapatkan pengobatan.

2. Tidak Layak mengemudi, pengemudi segera dirujuk ke Pos kesehatan dan


harus diganti oleh pengemudi cadangan.
FORMULIR
PEMANTAUAN POTENSI CEDERA DI MASYARAKAT
DI POSBINDU

IDENTITAS PRIBADI
No. (Tanda Pengenal/KTP) :
Nama :
Tanggal Lahir/Umur :
Jenis Kelamin :
Suku :
Agama :
Alamat :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Golongan Darah :

PERTANYAAN :
1. Apakah dalam 1 bulan terakhir mengalami cedera atau kecelakaan?
a. Ya b. Tidak
Bila tidak lanjutkan ke no. 9
2. Bila ya, apakah penyebab cedera atau kecelakaan:
a. Kecelakaan lalu lintas e. Keracunan
b. Jatuh f. Gigitan binatang
c. Tenggelam g. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
d. Terbakar
3. Lokasi kejadian cedera atau kecelakaan:
a. Rumah d. Pasar
b. Sekolah e. Lahan pertanian
c. Jalan raya f. Tempat lainnya: sebutkan
4. Pertolongan pertama dilakukan oleh siapa?
a. Petugas kesehatan c. orang awam
b. Tenaga terlatih/kader d. Sendiri
5. Apakah dilakukan pengobatan lanjutan/rujuk?
a. Ya b. Tidak
6. Bila ya, tempat rujukannya :
a. Dokter praktek d. Tenaga kesehatan lainnya
b. Puskesmas e. Lainnya: sebutkan
c. Rumah Sakit
7. Kendaraan sarana rujukan :
a. Ambulans b. Bukan ambulans
8. Kondisi setelah dirujuk :
a. Pulang dengan nasehat d. Diobati dan dirawat
b. Pulang dengan control e. Intervensi operasi/bedah
c. Pulang paksa

Bila perempuan, lakukan pertanyaan berikut :


9. Secara umum, bagaimana Ibu menggambarkan hubungan Ibu dengan pasangan?
a. Penuh ketegangan b. Agak ada ketegangan c. Tanpa ketegangan
10. Apakah Ibu dan pasangan Ibu mengatasi pertengkaran mulut dengan
a. Sangat kesulitan b. Agak kesulitan c. Tanpa kesulitan
11. Apakah pertengkaran mulut mengakibatkan Ibu merasa direndahkan atau merasa tidak nyaman dengan diri sendiri?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
12. Apakah pertengkaran mulut mengakibatkan pasangan Ibu memukul, menendang, atau mendorong?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
13. Apakah Ibu merasa ketakutan pada yang dikatakan atau dilakukan oleh pasangan Ibu?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Apakah Ibu merasa dibatasi dalam mengatur pembelanjaan rumah tangga?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
C). Prosedur penggunaan manset
Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
Perhatikan arah masuknya perekat manset.
Pakai manset, perhatikan arah selang.
Perhatikan jarak manset dengan garis siku lengan 1 ~ 2 cm.
Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas.
Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan
pengukuran yang akurat.
Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut pada formulir
hasil pengukuran dan pemeriksaan.
Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit
dengan melepaskan mancet pada lengan.
Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran
ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi
berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
Klasifikasi Tekanan Darah
3. Pengukuran IMT

Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) diketahui


dengan mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan,
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IMT = BB (kg)
{TB (m)}2
No Lingkar Pinggang Jenis Kelamin Resiko Penyakit

1 >90 cm Laki-laki Meningkat

2 >80 cm Perempuan Meningkat


Hal-hal yang selalu perlu diingat :
1. Jika hasil tes rendah di luar dugaan, yang harus dilakukan adalah :
a. Jika darah tidak mengenai lubang pengetesan (Blood Drop Area) dari test strip secara
merata maka ulangi prosedur pemeriksaan dengan strip yang baru
b. Lihat ke belakang dari daerah reaksi, jika area tersebut tidak seluruhnya berwarna maka
ulangi prosedur pemeriksaan dengan strip yang baru
2. Jika hasil tes tinggi di luar dugaan, yang harus dilakukan adalah :
Mungkin terlalu banyak darah di lubang pengetesan. Jika ya, maka ulangi prosedur
pemeriksaan dengan strip yang baru.
d. Pemeriksaan Kadar gula darah dengan Glukometer
Alat dan Bahan :
1. Alat pemeriksa glukosa darah : Glukometer kapiler
2. Test strip (carik uji)
3. Lancet/ Autoclix
4. Alkohol 70%
5. Kapas

Cara Pengambilan Darah :


1. Bersihkan salah satu ujung jari pasien (jari manis, jari tengah, jari telunjuk) dengan kapas
yang telah diberi alkohol 70%, keringkan
2. Tusukkan lancet/ autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam
3. Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar dari ujung jari
4. Tekan ujung jari ke arah luar
5. Balikkan tangan dan biarkan darah keluar setetes/ dua tetes
6. Sentuhkan setetes/ dua tetes darah pada strip test
7. Lakukan prosedur pemeriksaan sesuai dengan instruksi masing-masing alat periksa
1) Mode Aktif:
Digunakan dengan menggunakan mouth piece pada alat
a) Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan unit.
b) Pada layar display akan tampak FSR dan nor berganti-ganti.
c) Lepaskan tombol power saat muncul penghitung atau tanda nor pada display, akan terlihat
tulisan nor pada display, menunjukkan mode aktif.
d) Akan muncul hitungan mundur dari 234 ke 0 menunjukkan alat dalam persiapan.
e) Setelah terdengar suara beep dua kali, alat siap digunakan.
f) Pastikan mouth piece bersih terpasang. Pasang alat dengan mouth piece menempel pada
bibir.
g) Tiup dengan kuat dan cepat ke dalam alat kurang lebih 5 detik.
h) Setelah terdengar suara beep dua kali, alat telah cukup memperoleh sample udara nafas.
i) Tampak angka 0 bergerak ke kiri kanan menunjukkan alat sedang manganalisa sample
udara.
j) Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol pada display.
k) Hasil ditampilkan dalam 15 detik, setelah itu alat otomatis akan mati.
l) Bila tidak cukup sampel, display muncul out dan alat otomatis mati.
Hasil pemeriksaan : Negatif : 0,00 mg/l
Positif : > 0,00 mg/l

n) Untuk jumlah peralatan yang terbatas dan dapat digunakan lagi (mis : Mouth piece
pada pemeriksaan kadar alkohol) maka dilakukan sterilisasi dengan cara merendam dalam
larutan chlorin.
2). Mode Pasif
Digunakan tanpa menggunakan mouth piece,Pemeriksaan lebih cepat
tetapi tidak menunjukkan kadar alkohol.
a) Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan unit.
b) Pada layar display akan tampak FSR dan nor berganti-ganti.
c) Lepaskan tombol power saat muncul FSR pada display, akan terlihat
tulisan FSR pada display, menunjukkan mode pasif digunakan.
d) Akan muncul hitungan mundur dari 234 ke 0 menunjukkan alat
dalam persiapan.
e) Setelah terdengar suara beep dua kali, alat siap digunakan.
f) Tiup dengan kuat dan cepat ke dalam alat kurang lebih 5 detik.
g) Setelah terdengar suara beep dua kali, alat telah cukup memperoleh
sample udara nafas.
h) Tampak angka 0 bergerak ke kiri kanan menunjukkan alat sedang
manganalisa sample udara.
i) Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol pada display.
j) Pada mode pasif, dapat segera digunakan untuk pemeriksaan
berikutnya setelah muncul FSR pada display.
k) Hasil pemeriksaan : Negatif :0
Positif : Lo atau Hi
3. Diagnosis Dini PTM
Diagnosis dini Penyakit Tidak Menular dilakukan dengan pemeriksaan faktor risiko,
tanda dan gejala pada penyakit. Diagnosis dini dilakukan pada penyakit tidak
menular :
a)Penyakit PPOK dan asma dilakukan dengan pemeriksaan APE yang dapat
dilanjutkan dengan pemeriksaan spirometri
b)Penyakit jantung-pembuluh darah dan DM (melalui pemeriksaan kadar kolesterol
dan gula darah ), Obesitas (melalui pemeriksaan IMT, lingkar perut), tekanan darah
dan EKG.
c)Penyakit Kanker, dapat dilaksanakan pada beberapa jenis kanker, dengan cara
yang lebih mudah dan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat dasar
sekalipun, yaitu: pada kanker leher rahim menggunakan metode IVA (Inspeksi
Visual dengan menggunakan Asam asetat), kanker payudara (mengajarkan SADARI
dan melaksanakan metode CBE=Clinical Breast Examination), dan menggunakan
senter atau pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi Retinoblastoma
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai