Anda di halaman 1dari 82

RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/427/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien
2. Tujuan: Mengembalikan fungsi jantung dan paru
3. Kebijakan: 1. Semua pasien yang datang ke Triage Instalasi Gawat Darurat dengan
kategori 1.
2. Kategori 1 dengan kasus bedah akan ditangani di Ruang Resusitasi
Triage Bedah.
3. Kategori 1 dengan kasus medis akan ditangani di Ruang Resusitasi
Triage Medik.
4. Kategori 1 dengan kasus kebidanan selain kegawatan janin akan
ditangani di Ruang Resusitasi Triage Kebidanan.
5. Pasien di Resusitasi oleh tim Resusitasi dengan formasi sebagai
berikut :
a. Tim leader diperankan oleh dokter/DPJP sesuai kasus pasien.
b. Airway diperankan oleh dokter/perawat terlatih/anastesi.
c. Circulation diperankan oleh dokter/perawat terlatih/anestesi
4. Prosedur: 1. Dokter Triage yang menerima atau mengkaji pasien dengan kategori 1
selanjutnya menghubungi operator untuk diaktifkannya panggilan
khusus tim resusitasi.
2. Perawat Triage menyiapkan dan memindahkan pasien ke ruang
resusitasi.
3. Pasien distabilkan oleh tim selama 2 jam, yang selanjutnya pasien
harus sudah ditentukan perkembangannya. Bila pasien tidak dapat
distabilkan maka pasien akan dirawat jenasahnya oleh perawat Triage
yang selanjutnya jenasah dikirim oleh CS ke kamar jenasah. Bila
pasien perlu penanganan operasi, maka pasien akan segera diantar ke
ruang operasi, bila pasien dinyatakan dirawat konservatif, maka
pasien dirawat di ruang intensif. Pasien yang sudah stabil akan
diarahkan juga untuk diperiksa atau dikonsulkan ke dokter SMF.
4. Pencatatan dan dokumentasi pasien sepenuhnya dibantu oleh perawat
Triage.
5. Pendaftaran administrasi akan dilakukan oleh tim admission.
6. Satpam akan mengamankan nilai keselamatan dan kenyamanan
lingkungan kerja.

5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD


MEMANDIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/428/2013 00 1/2

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air bersih dan sabun

2. Tujuan : 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan keringat serta bau badan


2. Merangsang peredaran darah
3. Memberikan rasa nyaman
4. Mencegah infeksi
5. Sebagai pengobatan
6. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga dalam menjaga
kebersihan badan
3. Kebijakan : Pasien harus dijaga kebersihan perorangan
4. Prosedur : 1. Perawat menginformasikan tindakan yang dilakukan, menyiapkan
pasien, kemudian mencuci tangan
2. Memasang sampiran, menutup pintu, jendela atau korden
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian atas pasien
5. Membersihkan muka
 Membentangkan handuk diatas/di bawah kepala.
 Membersihkan mata, wajah, telinga dan leher
6. Membersihkan kedua tangan ( terjauh terlebih dahulu)
 Selimut mandi diturunkan
 Handuk dibentangkan dibawah tangan terjauh
 Tangan dibersihkan dan dikeringkan ( sama pada tangan
yang sebelahnya)
7. Membersihkan dada dan perut
 Pakaian bawah diturunkan/dilepaskan
 Selimut mandi diturunkan hingga perut
 Kedua tangan pasien dibawah keatas
 Handuk dibentangkan pada samping/disisi pasien
 Ketiak dada dan perut dibersihkan lalu dikeringkan
 Bagian dada dan perut ditutup kembali dengan selimut
mandi
8. Mencuci punggung
 Pasien dimiringkan kearah membelakangi perawat (jika
tidak memungkinkan boleh sebaliknya)
 Handuk dibentangkan pada punggung sampai bokong
 Punggung dan bokong dibersihkan dan dikeringkan
 Punggung diberikan minyak/lotion serta bedak talk
 Pakaian sebelah atas dipasangkan kembali
MEMANDIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/428/2013 00 2/2

9. Mencuci kaki
 Selimut mandi diataskan sampai kaki terlihat kemudian
handuk dibentangkan dibawah kaki
 Kaki dibersihkan dan dikeringkan (kaki terjauh terlebih
dahulu)
10. Mencuci lipatan paha dan genetalia
 Handuk dibentangkan dibawah bokong
 Daerah lipatan paha dan genetalia dibersihkan dan
dikeringkan
 Pakaian bawah/dalam dikenakan
11. Selimut pasien dipasangkan kembali
12. Pasien dan tempat tidur dirapikan
13. Peralatan kotor dan pakaian pasien didikembalikan
14. Perawat mencuci tangan
15. Menginformasikan kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
16. Perawat mencuci tangan
17. Mencatat dalam dokumentasi keperawatan

5. Unit Terkait : IRJA, IRNA, IRIT, IGD


MEMOTONG KUKU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/429/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memotong kuku pasien yang panjang pada pasien

2. Tujuan: 1. Menjaga kebersihan kuku pasien


2. Mencegah penularan dan infeksi

3. Kebijakan: Pasien harus dijaga kebersihan perorangan


4. Prosedur: 1. Perawat menginformasikan tindakan yang dilakukan
2. Perawat mencuci tangan
3. Memasang sampiran, menutup pintu, jendela atau korden ditutup
4. Rendam kuku pasien dalam baskom yang telah berisi air hangat
selama 5 menit
5. Sikat kuku bila kotor dengan sabun kemudian dibilas hingga
bersih dan keringkan dengan handuk
6. Potong kuku dengan hati-hati dengan beralaskan bengkok agar
kuku tidak berserakan (lakukan satu persatu)
7. Bila ada kapalan pada kuku dan kaki lakukan penggosokan secara
perlahan-lahan
8. Berikan minyak kelapa atau minyak bayi pada ujung jari dan
lakukan massage ringan agar peredaran darah lancer
9. Bereskan alat-alat dan informasikan bahwa tindakan sudah selesai
dilaksanakan
10. Mencuci tangan
11. Catat dalam dokumentasi keperawatan

5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD


MENCUCI RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/430/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan shampo
2. Tujuan: 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
2. Menghilangkan bau, kutu dan ketombe
3. Merangsang peredaran darah serta memberi rasa nyaman
3. Kebijakan: Pasien harus dijaga kebersihan perorangan
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Atur posisi dengan kepala berada dipinggir tempat tidur
4. Letakkan ember dibawah tempat tidur tepat dibawah kepala
5. Pasang perlak pengalas dibawah kepala dengan sisi kanan dan
kirinya digulung sedikit ke dalam dan ujung berada didalam ember
6. Tutup lubang telingan dengan kapas dan mata ditutup dengan gaas
7. Tutup dada sampai leher dengan handuk
8. Rambut disisir, kemudian disiram dengan air hangat selanjutnya
dicuci dengan shampoo dan dibilas beberapa kali hingga bersih
9. Kepala diangkat dan letakkan handuk dibawahnya selanjutnya
rambut dikeringkan
10. Kapas penutup lubang telinga dan gaas penutup mata diangkat dan
diletakkan dalam bengkok
11. Sisir rambut dengan rapi, dan letakkan kepala pada bantal yang
sudah dialasi handuk kering
12. Posisi pasien diatur kembali
13. Peralatan dibersihkan dan dirapikan
14. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
15. Perawat mencuci tangan
16. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MENYISIR RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/431/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Mengatur rambut agar rapi dengan menggunakan sisir

2. Tujuan: 1. Memberikan rasa nyaman


2. Membersihkan rambut dari kutu dan ketombe
3. Memelihara rambut dan menjaga tetap rapi
4. Merangsang peredaran darah serta memberi rasa percaya diri
5. Mengetahui adanya kelainan pada kulit kepala
3. Kebijakan: Pasien harus dijaga kebersihan perorangan

4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan


2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien
4. Meletakkan kain penadah atau perlak dibawah baju
5. Menyisir rambut pasien dari ujung hingga pangkal
6. Bila rambut pasien panjang disisir secara bertahap dengan dibelah
dua
7. Rambut yang rontok dikumpulkan dengan tissue dan ditaruh
dalam bengkok
8. Peralatan dibersihkan dan dirapikan
9. Perawat mencuci tangan
10. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait : IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DIATAS
TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/432/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur pasien tanpa memindahkan
pasien
2. Tujuan: 1. Memberikan rasa nyaman pada pasien
2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
3. Kebijakan: 1. Dikerjakan bila alat tenun kotor atau basah
2. Setiap 2x24 jam
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
3. Bantal diletakkan diatas trolly, selimut kotor ditaruh pada ember/.
tempat linen kotor
4. Miringkan pasien pada satu sisi
5. Lepaskan alat tenun kotor dengan menggulungnya hingga sampai
pada punggung pasien
6. Bersihkan kasur dengan larutan klorin 0,5% kemudian dikeringkan
7. Laken bersih digulung setengah bagian kemudian gulungan
diletakkan dibawah punggung pasien dan rapikan pada sisi yang
sudah dipasangkan ke kasur
8. Perlak dan steek laken bersih digulung, dipasangkan hingga dibawah
punggung pasien dan dirapikan
9. Pasien dimiringkan kebagian bersih
10. Lepaskan alat tenun yang kotot lalu ditaruh pada ember/tempat linen
kotor
11. Laken yang separuhnya dipasangkan begitu juga perlak dan steek
laken
12. Sarung bantal yang kotor dilepas dan sarung bantal bersih
dipasangkan
13. Pasien baringkan pada posisi nyaman
14. Pasangkan selimut bersih
15. Tempat tidur dilap dengan larutan klorin 0,5%
16. Alat- alat dirapikan (untuk pasien menular alat-alat tenun kotor
direndam dengan klorin 0,5% selama 20 menit)
17. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
18. Perawat mencuci tangan
19. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MENGUKUR SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/433/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Mengkur suhu tubuh pasien dengan thermometer pada axila, mulut atau
rectal
2. Tujuan: Mengetahui suhu tubuh pasien dan dapat menentukan perawatan
selanjutnya
3. Kebijakan: -
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Atur posisi
4. Lengan baju pasien dibuka lalu ketiak dibersihkan dengan tissue
5. Thermometer diperiksa suhunya dan diturunkan suhunya sampai
batas bawah
6. Meletakkan thermometer pada axilla lalu anjurkan untuk
menjepitnya
7. Setelah 4-5 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya lalu
dicatat dalam dokumentasi keperawatan
8. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
9. Perawat mencuci tangan.

5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD


MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/434/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Mengukur desakan darah pada arterial

2. Tujuan: 1. Mengetahui kondisi jantung atau tekanan darah


2. Membantu dalam memberikan therapi
3. Mencegah terjadinya penurunan keadaan umum pasien secara
mendadak
3. Kebijakan: 1. Setiap pasien baru
2. Setiap saat sesuai kebutuhan
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Lengan baju pasien digulung keatas
4. Manset dipasang sesuai kondisi pasien dan tidak terlalu kencang
5. Buka tutup air raksa, tempaelkan stetoskop pada arteri tempat
pengukuran
6. Menutup sekrup balon karet lalu lakukan pompa hingga denyut arteri
tidak terdengar
7. Sekrup balon karet dibuka secara perlahan-lahan sambil
mendengarkan denyutan (skala permukaan air raksa waktu ada
denyutan awal/pertama disebut systole)
8. Dengarkan terus samapi terdengar denyutan terakhir (skala
permukaan air raksa waktu terakhir denyutan disebut diastole)
9. Peralatan dibersihkan dan dirapikan
 Tutup air raksa
 Sekrup pada pompa balon dilonggarkan
 Manset digulung
10. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
11. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/435/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Menghitung denyut nadi dalam 1 menit dengan meraba
1. Arteri ardialis pada pengelangan tangan
2. Arteri brahialis pada siku dalam
3. Arteri carotis pada leher
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha
6. Arteri dorsalis pada ubun-ubun (fontanel) bayi
2. Tujuan: 1. Mengetahui kondisi jantung atau tekanan darah
2. Membantu dalam memberikan therapi
3. Mencegah terjadinya penurunan keadaan umum pasien secara
mendadak
3. Kebijakan:
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Menghitung denyut nadi bersamaan dilakukan pada pengukuran
suhu.
4. Pada penghitungan denyut nadi pasien harus benar-benar dalam
kondisi berbaring atau duduk
5. Tempelkan jari telunjuk dan tengah datas arteri yang mau diraba
6. Posisi pasien diatur kembali
7. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
8. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MENGHITUNG PERNAFASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/436/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Menghitung respirasi (inspirasi dan ekspirasi) dalam satu menit

2. Tujuan: 1. Membantu dalam memberikan therapi


2. Mencegah terjadinya penurunan keadaan umum pasien secara
mendadak
3. Kebijakan: 1. Setiap pasien baru
2. Setiap saat sesuai kebutuhan
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Menghitung pernafasan bisa bersamaan dilakukan pada
pengukuran suhu atau tersendiri
4. Pada penghitungan respirasi dilakukan dalam satu menit
5. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
6. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait : IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MENYUAPI PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/437/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan bantuan pada pasien untuk memasukan makanan kedalam
mulut
2. Tujuan: Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

3. Kebijakan:
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien
4. Serbet dibentangkan dibawah dagu
5. Perawat duduk dengan posisi memudahkan dalam memberikan
makanan
6. Ingatkan pasien untuk berdoa
7. Pasien ditawari minum
8. Suapi pasien sedikit demi sedikit dengan memperhatikan keadaan
pasien
9. Pasien diberikan minum
10. Setelah selesai bersihkan mulut pasien dari sisa-sisa makanan
11. Posisi pasien diatur kembali
12. Alat-alat dibereskan
13. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
14. Perawat cuci tangan
15. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERI NUTRISI PER SONDE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/438/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasukan makanan cair/minuman/obat kedalam lambung dengan
menggunakan selang sonde (NGT)
2. Tujuan: Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan elektrolit dan obat

3. Kebijakan: -
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Pasang pengalas dibawah dagu pasien
4. Lakukan pengetesan apakah selang sonde masih terpasang dengan
baik
5. Lakukan test residu
6. Masukan air putih kedalam, lalu masukan makanan/obat/minuman
melalui selang sonde secara perlahan-lahan sesuai kebutuhan
pasien
7. Bilas dengan air
8. Posisi pasien diatur kembali
9. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
10. Perawat mencuci tangan
11. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait : IRJA, IRNA, IRIT, IGD
PRINSIP PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/439/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu metode/pedoman dalam pemberian obat pada pasien

2. Tujuan: Untuk mencegah terjadinya cidera kepada klien karena adanya kesalahan
obat ataupun pemberian obat
3. Kebijakan: 1. Dilakukan oleh perawat setiap akan memberikan obat-obatan
kepada pasien
2. Semua petugas harus memahami pedoman pemberian obat oleh
petugas yang akan memberikan obat
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat :
 Catatan pemberian obat sesuai cara pemberian dan pulpen
 Sarung tangan kalau diperlukan
 Obat yang akan diberikan
 Tempat/bak obat
 Spuit dengan jarum yang sesuai
 Kapas alcohol
 Segelas air minum
 Label obat
4. Bandingkan catatan pemberian obat dengan instruksi dokter sesuai
dengan prinsip 6 benar
 Benar klien : periksa nama pasien, nomor RM, ruangan, nama
dokter, yang meresepkan obat pada catatan pemberian, kartu
obat, gelang identitas pasien
 Benar obat : memastikan bahwa obat generic sesuai dengan
nama dagang obat, klien tidak alergi pada kandungan obat
yang didapat, memeriksa identitas obat dengan catatan
 Benar dosis : memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang pemberian dosis, berat badan, umur pasien, periksa
dosis perlabel obat untuk membandingkan dengan dosis yang
seuai pada catatan pemberian obat dan lakukan penghitungan
dosis secara akurat
 Benar waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan
waktu yang tertera pada catatan pemberian obat misalnya
obat diberikan 3x sehari maka catatan pemberian obat setiap
8 jam sekali
PRINSIP PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/439/2013 00 1/1

 Benar cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat


tersebut diberikan sesuai cara yang diintruksikan, periksa cara
pemberian pada catatan pemberian obat
 Benar dokumentasi : memeriksa label obat untuk memastikan
bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang
diintruksikan dan periksa cara pemberian pada catatan pemberian
obat
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAR ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/440/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat oral kepada pasien melalui mulut dengan bentuk obat
berupa tablet, kapsul, puyer ataupun sirup
2. Tujuan: 1. Membantu proses penyembuhan pasien
2. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
3. Memberikan efek tertentu sesuai dengan fungsi obat
3. Kebijakan: Obat diberikan dengan prinsip 6 benar
4. Prosedur: 1. Cek program terapi
2. Perawat mencuci tangan
3. Periksa ulang obat yang akan diberikan sesuai intruksi dokter
4. Siapkan obat sesuai dengan kebutuhan (puyer/tablet)
5. Lakukan klarifikasi terhadap nama pasien (pasien menyebutkan
namanya sendiri)
6. Berikan penjelasan tentang obat yang akan diberikan meliputi
kegunaan, jenis dan efek serta kemungkinan efek penyertanya
7. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
8. Tanyakan pada pasien tentang kebiasaan minum obat
9. Pasang tissue atau pengalas dibawah dagu (kalau perlu)
10. Berikan obat kepada pasien sesuai dengan intruksi dokter
11. Lakukan observasi sampai obat habis diminum
12. Bersihkan mulut dengan tissue
13. Tanyakan perasaan pasien setelah meminum obat
14. Berikan penjelasan tentang kemungkinan reaksi yang mungkin
muncul (tanda yang harus diwaspadai)
15. Pasien dan alat- alat dibereskan
16. Posisi pasien diatur kembali
17. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
18. Membereskan alat dan merapikannya kembali
19. Perawat mencuci tangan
20. Catat dalam dokumentasi keperawatan
 Beri paraf, nama jelas/inisial pada catatan terapi pasien
 Catat reaksi jika terjadi dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT SUNTIK INTRA MUSKULER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/441/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan tubuh

2. Tujuan: Memberikan reaksi obat lebih cepat dari pada pemberian obat peroral
Memebrikan obat karena tiodak mungkin peroral diberikan
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Memperhatikan tehnik aseptic dan prinsip 6 benar (pasien, obat,
dosisi, alur/cara, waktu dan dokumentasi)
5. Memasukkan obat kedalam spuit kemudian udara dalam spuit
dihilangkan
6. Posisi pasien diatur
7. Menentukan daerah yang akan disuntik, otot pangkal lengan, otot
paha 1/3 bagian luar, otot bokong 1/3 sias
8. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik dengan kapal alcohol
9. Memasukan jarum suntik dengan sudut 90 derajat
10. Melakukan aspirasi/pastikan jarum tidak masuk ke pemburuh
darah
11. Masukan obat secara perlahan-lahan
12. Mencabut jarum secara perlahan-lahan dan mendesinfeksi kembali
dengan kapal alkohol
13. Memperhatikan reaksi obat terhadap pasien
14. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
15. Membereskan dan merapikan alat
16. Perawat mencuci tangan
17. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT SUNTIK INTRA VENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/442/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah

2. Tujuan: Memberikan reaksi obat lebih cepat dari pada pemberian obat peroral
Memebrikan obat karena tiodak mungkin peroral diberikan
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Memperhatikan tehnik aseptic dan prinsip 6 benar (pasien, obat,
dosisi, alur/cara, waktu dan dokumentasi)
5. Memasukkan obat kedalam spuit kemudian udara dalam spuit
dihilangkan
6. Posisi pasien diatur
7. Menentukan daerah yang akan disuntik
8. Pasang pengalas dan tourniquet (kalau perlu)
9. Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapal alcohol
10. Memasukan jarum suntik dengan sudut 45 derajat
11. Melakukan aspirasi, bila keluar darah masukan obat secara
perlahan-lahan
12. Mencabut jarum secara perlahan-lahan dan mendesinfeksi kembali
dengan kapal alkohol
13. Memperhatikan reaksi obat terhadap pasien
14. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
15. Membereskan dan merapikan alat
16. Perawat mencuci tangan
17. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT SUNTIK SUB KUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/443/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah

2. Tujuan: Memberikan reaksi obat lebih cepat dari pada pemberian obat peroral
Memebrikan obat karena tiodak mungkin peroral diberikan
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Memperhatikan tehnik aseptic dan prinsip 6 benar (pasien, obat,
dosisi, alur/cara, waktu dan dokumentasi)
5. Memasukkan obat kedalam spuit kemudian udara dalam spuit
dihilangkan
6. Posisi pasien diatur
7. Menentukan daerah yang akan disuntik
8. Pasang pengalas
9. Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapal alcohol
10. Memasukan jarum suntik dengan sudut 90 derajat memakai jarum
insulin dan sudut 45 derajat memakai jarum biasa
11. Melakukan aspirasi, pastikan jarum tidak masuk ke pembuluh
darah
12. Masukan obat secara perlahan-lahan
13. Mencabut jarum secara perlahan-lahan dan mendesinfeksi kembali
dengan kapal alkohol
14. Memperhatikan reaksi obat terhadap pasien
15. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
16. Membereskan dan merapikan alat
17. Perawat mencuci tangan
18. Catat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MELAKUKAN SKIN TEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/444/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Melakukan penyuntikan sedikit antibiotik yang sudah diencerkan kedalam
jaringan dibawah kulit sampai terjadinya gelembung
2. Tujuan: 1. Mencegah terjadinya reaksi syok anafilatik
2. Membantu pemberian antibiotik yang sesuai
3. Kebijakan: 1. Harus ada permintaan tertulis dari dokter
2. Indikasi pada pasien yang diberikan antibiotic melalui
intramuskuler, intravena
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien diatur
4. Menggunakan sarung tangan
5. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest jumlahnya 0,1 cc/ml
kemudian dilarutkan dengan aquabidest atau NaCl 0,9% menjadi 1
cc/ml
6. Pasang pengalas
7. Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapal alcohol
8. Memasukan jarum suntik dengan sudut 30 derajat
9. Menyuntikkan obat sampai permukaan kulit menggelembung
10. Mencabut jarum secara perlahan-lahan dan mendesinfeksi kembali
dengan kapal alkohol
11. Melingkari area penyuntikan dengan diameter 1 cm
12. Menilai reaksi obat sampai 15 menit dari waktu penyuntikan
13. Hasilnya (+)/ alergi bila terdapat tanda-tanda kemerahan pada
daerah penusukan dengan diameter 1 cmMemperhatikan reaksi
obat terhadap pasien begitu pula sebaliknya.
14. Catat reaksi skin test
15. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
16. Membereskan dan merapikan alat
17. Perawat mencuci tangan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN INJEKSI INSULIN DENGAN PEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/445/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Menyuntikan obat insulin kedalam tubuh pasien dengan diabetes melitus
dengan menggunakan alat khusus (PEN)
2. Tujuan: 1. Pasien mendapatkan obat dengan dosis yang sangat tepat
2. Memudahkan petugas dalam menyuntikan pasien
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Sebelum menyuntikan obat, tanyakan terlebih dahulu kepada
pasien apakah pasien nafsu makan, mual-mual atau ada muntah
(jika ada konsultasikan kepada dokter yang merawat)
3. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
4. Posisi pasien diatur, gunakan sarung tangan dan pasang pengalas
5. Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapal alcohol,
daerah penyuntikan :
 Otot deltoideus (1/3 lengan atas bagian atas)
 Otot fatsus lateralis (1/3 paha bagian atas)
 Spina iliaca anterior superior pada daerah bokong
 2-3 jari sekitar daerah umbilicalis
6. Mengangkat sedikit daerah yang akan disuntik dengan ibu jari dan
telunjuk
7. Memasukan jarum suntik dengan sudut 90 derajat
8. Mencabut jarum secara perlahan-lahan dan mendesinfeksi kembali
dengan kapal alkohol
9. Anjurkan pasien untuk menunggu selama 15-30 menit setelah
penyuntikan baru boleh makan sesuai porsi makanan yang
disediakan
10. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
11. Membereskan dan merapikan alat
12. Perawat mencuci tangan
13. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT PADA MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/446/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat pada mata dengan tetes atau salep mata
2. Tujuan: 1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program terapi
2. Persiapan pemeriksaan mata
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien diatur, gunakan sarung tangan dan pasang pengalas
4. Membersihkan kelopak mata dengan kapas dilembabkan dengan
NaCl 0,9% atau dengan air hangat jika kotoran sulit dihilangkan
dari sudut terluar sampai kearah hidung
5. Membuka mata dengan perlahan-lahan menggunakan ibu jari
menekan kebawah daerah mata dan telunjuk diatas tulang orbita
6. Meneteskan atau mengoleskan salep diatas sakus konjungtiva
sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan meminta pasien untuk
menutup mata secara perlahan-lahan
7. Menutup mata dengan gaas jika diperlukan
8. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
9. Membereskan dan merapikan alat
10. Perawat mencuci tangan
11. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/447/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat tetes pada telinga dengan cara meneteskan pada lubang
telinga
2. Tujuan: Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program terapi
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien diatur, gunakan sarung tangan dan pasang pengalas
4. Membersihkan daerah kanal telinga luar dengan kapas
dilembabkan dengan NaCl 0,9% lalu dikeringkan
5. Meneteskan obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan
meminta pasien untuk tetap miring selama 5 menit
6. Membersihkan sisa obat dan menutup telinga dengan kapas bulat
7. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
8. Membereskan dan merapikan alat
9. Perawat mencuci tangan
10. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/448/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat pada kulit dengan tetes, krim, lotion atau bubuk
2. Tujuan: 1. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program terapi
2. Mempertahankan hidrasi lapisan kulit, melindungi, mengurangi
iritasi kulit atau mengatasi infeksi dengan banyak jenis preparat
3. Kebijakan: Harus ada permintaan tertulis dari dokter
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien diatur, gunakan sarung tangan dan pasang pengalas
4. Membersihkan daerah kulit dengan gaas dilembabkan dengan
NaCl 0,9% atau dengan air hangat jika kotoran sulit dihilangkan
dari dalam keluar
5. Mengompres atau mengoleskan obat sesuai dengan dosis yang
dianjurkan
6. Menutup kulit dengan gaas jika diperlukan
7. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
8. Membereskan dan merapikan alat
9. Perawat mencuci tangan
12. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/448/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat melalui vagina dengan cara dimasukkan, disemprotkan
atau dialirkan
2. Tujuan: 1. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program terapi
2. Untuk irigasi atau sebagai obat suppositoria
3. Kebijakan: 1. Pada pasien radang vagina dan post partum dengan lochea yang
bau
2. Persiapan pembedahan jalan lahir
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien diatur, pasang pengalas bokong, dan gunakan sarung
tangan
4. Hangatkan obat-obatan sesuai suhu tubuh (37 derajat) dan
masukan kedalam irrigator dan gantung irrigator setinggi 30 cm
dari permukaan tempat tidur pasien
5. Kanula dipasang pada ujung selang dan ditutup
6. Pasang selimut kemudian pakaian bawah pasien dilepaskan dan
pasang pispot
7. Membersihkan vulva dengan kapas savlon, ibu jari dan telunjuk
tangan kiri dibungkus dengan kapas savlon selanjutnya vulva
dibuka, tangan kanan memasukan kanula kedalam vagina
8. Membuka penutup kanula dan cairan obat dialirkan secara
perlahan-lahan sampai habis.
9. Kanula dikeluarkan dan dilepaskan serta diletakkan kedalam
bengkok berisi
10. Pispot diangkat setelah cairan tidak keluar lagi
11. Merapikan pasien dan alat
12. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
13. Membuka hand scoon dan perawat mencuci tangan
14. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN OBAT PER RECTAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/449/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan obat melalui rectal
2. Tujuan: Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program terapi
3. Kebijakan:
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan (indikasi, efek
samping dan proses tindakan)
3. Posisi pasien diatur miring, pasang pengalas bokong, dan gunakan
sarung tangan
4. Pasang selimut kemudian pakaian bawah pasien dilepaskan
5. Membersihkan rectum dengan gaas dilembabkan dengan NaCl
0,9% lalu dikeringkan
6. Membuka pembungkus obat lalu memasukkan kedalam rectum
sampai benar-benar masuk
7. Menganjurkan pasien untuk tidak mengedan
8. Mengobservasi pasien
9. Merapikan pasien dan alat
10. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
11. Membuka hand scoon dan perawat mencuci tangan
12. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
PEMBERIAN OBAT KHEMOTERAPI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.9/450/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan pengobatan pada pasien yang mengalami keganasan
(kanker) dengan menyuntikkan obat khemoterapi

2. Tujuan: 1. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program terapi


2. Petugas terlindung dari efek khemoterapi

3. Kebijakan: Ada instruksi tertulis dari dokter


4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Sebelum tindakan perawat memberikan KIE kepada pasien dan
keluarga tentang pengobatan dengan efek samping mungkin
timbul selama dan setelah tindakan
3. Pasien ditempatkan di ruang isolasi
4. Perawat memakai aiat pelindung diri ( baju panjang, topi, kaca
mata, masker, sarung tangan)
5. Perawat menyiapkan obat-obatan dan troiiy injeksi dengan
menggunakan tehnik double cek dibantu oleh perawat kedua
6. Perawat memasang infus sampai infus netes lancar (jika belum
terpasang infus)
7. Obat-obatan ditarik kedalam spuit (dicampur didalam alat khusus
khemotherapi)
8. Menyuntikan obat per set pelan-pelan atau melalui drip infus
(sesuai instruksi dokter dengan memberi)
9. Observasi reaksi yang timbul seiama tindakan
10. Setelah selesai tindakan pasien dirapikan alat-alat dibereskan
11. Sampah/limbah khemotherapi (yang mengandung zat-zat
citotoksik) dibuang pada kresek berwarna ungu
12. Observasi ketat seiama 24 jam seteiah tindakan (vital sign, efek
samping obat seperti mual, muntah, syok)
13. Mencatat tindakan dan hasil observasi dicatatan keperawatan
14. Kolaborasi dengan dokter tentang tindakan selanjutnya
15. Pasien dikembalikan ke ruang perawatan setelah 6 jam ada reaksi
yang serius mengkawatirkan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/451/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan kompres dingin pada pasien yang memerlukan dengan
menggunakan kirbat es
2. Tujuan: 1. Membantu mengurangi/menghentikan perdarahan
2. Membatasi peradangan dan mengurangi rasa nyeri
3. Kebijakan:
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Memasukkan potongan es kedalam kirbat 2/3 bagian
4. Memastikan kirbat tidak bocor dan member sarung (kain/gaas)
5. Pasang pengalas
6. Kirbat es diletakkan pada bagian tubuh yang ingin dikompres
7. Mengobservasi keadaan pasien
8. Merapikan pasien dan alat
9. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
10. Perawat mencuci tangan
11. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN KOMPRES HANGAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/452/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan kompres hangat pada pasien demam tinggi > 38 derajat
celcius
2. Tujuan: 1. Mencegah pasien menggigil dan kejang
2. Memperlancar aliran darah
3. Kebijakan:
4. Prosedur: 1. Perawat mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Pasang sampiran, tutup pintu dan jendela
4. Mengukur suhu dan nadi pasien
5. Lepaskan pakaian dan selimut pasien
6. Pasang perlak pengalas dibawah pasien
7. Periksa suhu air, celupkan waslap dan letakkan pada daerah
lipatan seperti ketiak, lipatan paha
8. Mengompres pasien diteruskan sampai 15 menit sambil
mengobservasi respon pasien
9. Ganti air dan lakukan kompres kembali sesuai kebutuhan, bila
suhu sudah turun hentikan tindakan mengompres
10. Keringkan daerah extremitas yang dikompres
11. Merapikan pasien dan beri selimut kering atau ganti alat tenun
yang basah
12. Bereskan alat-alat
13. Informasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
14. Perawat mencuci tangan
15. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait : IRJA, IRNA, IRIT, IGD
MEMBERIKAN INFORMASI/ORIENTASI PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/453/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan informasi dan sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan selama di rumah sakit
2. Tujuan: Pasien dan keluarga memahami tentang peraturan rumah sakit dan
fasilitas yang tersedia dan cara penggunannya
3. Kebijakan: Setiap pasien baru opname, pasien dan keluarga wajib diberikan orientasi
4. Prosedur: Pra Interaksi
Cek dokumentasi
Interaksi
1. Orientasi
a. Beri salam
b. Kenalkan diri
c. Klarifikasi nama pasien
d. Libatkan keluarga atau penunggu pasien
e. Persilahkan keluarga /penunggu untuk duduk
2. Kerja
a. Pertahankan hubungan melalui komunikasi terapeutik
b. Berikan orientasi/ imformasi tentang :
 Waktu berkunjung
 Tata tertib menunggu
 Kartu tunggu dan kegunaannya
 Hak dan kewajiban pasien
 Waktu konsultasi
 Biaya perawatan
 Perawat yang merawat
 Rencana perawatan
 Fasilitas yang tersedia
c. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya
d. Berikan demontrasi dan redomomtrasi untuk penggunaan alat dan
fasilitas
3. Terminasi
a. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai
b. Sepakati kontrak selanjutnya.
c. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup.

Post Interaksi
1. Tanda tangan cek list orientasi oleh pasien / keluarga dan perawat
pemberi informasi
2. Persilahkan keluarga / penunggu kembali ke ruangan
5. Unit Terkait IRNA, IRIT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/454/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan informasi dan pesan tentang pikiran perasaan dalam
informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain
2. Tujuan: 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan informasi
2. Mengungkapkan perasaan dan menjelaskan perilaku sendiri untuk
mencapai tujuan
3. Kebijakan: 1. Segala sesuatu yang dikerjakan harus diinformasikan sejelas-
jelasnya kepada pasien dan keluarga
2. Pendekatan pasien atau keluarga harus secara holistic (bio,psiko,
social, spiritual)
4. Prosedur: Pra Interaksi
1. Mengumpulkan data dokumentasi tentang pasien
2. Mengekplorasi perasaan pasien
3. Membuat rencana pertemuan dengan pasien atau keluarga
Interaksi
1. Orientasi
a. Beri salam
b. Kenalkan diri
c. Klarifikasi nama pasien, nama panggilan kesukaan
d. Melakukan validasi, perasaan, kognitif, afektif dan psikomotor
e. Menjelaskan tanggung jawab
f. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, tujuan wawancara
g. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan wawancara
h. Menjelaskan kerahasiaan pasien
2. Kerja
a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya
b. Menanyakan keluahan pasien
c. Menilai wawancara dengan baik
d. Melakukan wawncara sesuai rencana
3. Terminasi
a. Mengunpulkan hasil wawancara, evaluasi proses dan hasil
b. Memberikan reinforment positif
c. Merencanakan tindak lanjut pasien
d. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, tempat dan
topic)
e. Mengakhiri wawancara dengan cara baik dan tersenyum
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT
METODE PENUGASAN PRIMER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/455/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Sistem penugasan tenaga keperawatan dalam memberi asuhan pasien
berjumlah 6-8 orang (maksimal 10 orang) dimana seorang perawat
primer dibantu oleh beberapa perawat asosiet
2. Tujuan: Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan secara kooprehensif

3. Kebijakan: Penentuan jumlah perawat primer tergantung jumlah pasien dan kebijakan
kepala ruangan
4. Prosedur: 1. Setiap perawat primer melakukan perawatan pasien dari pasien
baru opname sampai pasien keluar rumah sakit
2. Perawat primer dalam melakukan tugasnya dibantu oleh beberapa
perawat asosiet dengan dinas shift
3. Pada saat tidak bertugas, pasien-pasien akan dirawat oleh perawat
asosiet
4. Seluruh tanggung jawab pasien baik teknis, administrative maupun
dokumentasi menjadi tanggung jawab perawat primer
5. Unit Terkait IRNA
METODE PENUGASAN KATIM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/456/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Sistem penugasan tenaga keperawatan dalam memberi asuhan kepada
pasien pada setiap shif dimana seorang kepala tim dibantu oleh anggota
tim
2. Tujuan: Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan secara kooprehensif

3. Kebijakan: Penentuan jumlah kepala tim tergantung kebijakan kepala ruangan


4. Prosedur: 1. Setiap kepala tim melakukan perawatan pasien dari pasien baru
masuk rumah sakit sampai pasien keluar rumah sakit
2. Kepala tim dalam melakukan tugasnya dibantu oleh beberapa
anggota tim
3. Pada saat tidak bertugas, pasien-pasien akan dirawat oleh anggota
tim
4. Seluruh tanggung jawab pasien baik teknis, administrative maupun
dokumentasi menjadi tanggung jawab perawat primer
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRIT
PELAYANAN KONSULTASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.02/457/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Kegiatan dari program medis dalam upaya menegakkan diagnosis atau
menentukan pengobatan yang tepat
2. Tujuan: 1. Mempercepat proses pertolongan/penanggulangan penyakit
2. Menegakkan diagonosis dan mendapatkan gambaran penyakit
3. Untuk menentukan perawatan dan program pengobatan
3. Kebijakan: Pasien rawat inap yang memerlukan konsultasi (Bed konsul atau konsul
klinik)
4. Prosedur: 1. Memberi tahu pasien dan keluarga bahwa akan dikonsultasikan
kebagian lain
2. Dokter melengkapi formulir konsultasi
3. Petugas menghubungi klinik atau dokter konsultan yang dituju
4. Untuk pasien rawat inap petugas mendampingi pasien yang
dirawat
5. Melaporkan hasil konsultasi ke dokter yang merawat
6. Mencatat dalam dokumentasi keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD
TIRAH BARING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/458/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu tindakan yang diberikan kepada pasien yang tidur lama atau pasien
tidak mampu melakukan mobilisasi secara mandiri
2. Tujuan: 1. Memperlancar aliran darah/peredaran darah
2. Mencegah terjadinya pnemoni, dekubitus dan kontraktur
3. Menncegah infeksi nosokomial
3. Kebijakan:
4. Prosedur: 5. Perawat mencuci tangan
6. Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta
tujuannya
7. Melatih pasien untuk nafas dalam
8. Mengubah posisi tidur pasien miring kiri atau kanan dan
terlentang setiap 2-3 jam sesuai kebutuhan
9. Melakukan massage dan memberikan lotion atau minyak kelapa
serta melakukan claping (sesuai kebutuhan)
10. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
11. Perawat mencuci tangan
12. Dokumentasi tindakan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRNA, IRIT
PELAYANAN SULINGGIH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/459/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan pelayanan kepada sulinggih yang berobat ke RSUD
Kabupaten Badung
2. Tujuan: Meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan sulinggih

3. Kebijakan: Surat Keputusan Bupati Badung


Surat Keputusan Direktur
4. Prosedur: 1. Menunjukkan surat rekomenddasi atau kartu identitas
2. Apabila harus menjalani rawat inap disediakan ruangan perawatan
kelas I
3. Apabila menggunakan kartu Askes, Jaminan Kesehatan Miskin
diregistrasi sesuai haknya
4. Semua biaya perawatan dibebaskan
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT
PROMOSI PENJENJANGAN KARIER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/460/2013 00 1/2

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Pengembangan karier tenaga keperawatan dalam lingkup fungsional
keperawatan
2. Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan secara
kooprehensif
2. Pengembangan pelayanan keperawatan
3. Pengembangan karier keperawatan
3. Kebijakan: 1. Pedoman pengelolaan Sumber Daya Manusia RSUD kabupaten
Badung
2. Pengembangan karier melalui tahap-tahap sebagai berikut :
Perawat pelaksana-perawat primer/kepala tim-pengamat/pengawas
-wakil kepala ruangan/inventaris-kepala ruangan-Ka.UPP-Kepala
instalasi
3. Ketentuan promosi :
Perawat Primer
1. Minimal golongan IIc
2. Masa kerja minimal 3 tahun
3. Pendidikan minimal DIII Keperawatan/Kebidanan,
4. Dinilai memiliki motivasi dan dedikasi serta prestasi kerja dan
kemampuan memimpin
5. Sehat secara mental dan fisik
Pengamat/Pengawas Keperawatan
1. Menjadi perawat primer
2. Pendidikan minimal DIII Keperawatan/Kebidanan
3. Golongan minimal IIIa
4. Dinilai memiliki motivasi dan dedikasi serta prestasi kerja dan
kemampuan memimpin
5. Sehat secara mental dan fisik
Wakil Kepala Ruangan/Inventaris
1. Menjadi pengamat/pengawas
2. Pendidikan minimal DIII Keperawatan/Kebidanan
3. Golongan minimal IIIa
4. Dinilai memiliki motivasi dan dedikasi serta prestasi kerja dan
kemampuan memimpin
5. Sehat secara mental dan fisik
Kepala Ruangan
1. Menjadi wakil kepala ruangan
2. Pendidikan minimal DIII Keperawatan/Kebidanan
3. Golongan minimal IIIb
PROMOSI PENJENJANGAN KARIER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/460/2013 00 2/2

4. Dinilai memiliki motivasi dan dedikasi serta prestasi kerja dan


kemampuan memimpin
5. Sehat secara mental dan fisik
Ka.UPP
1. Menjadi kepala ruangan
2. Pendidikan minimal DIII Keperawatan/Kebidanan
3. Golongan minimal IIIb
4. Dinilai memiliki motivasi dan dedikasi serta prestasi kerja dan
kemampuan memimpin
5. Sehat secara mental dan fisik
Kepala Instalasi
1. Menjadi Ka.UPP
2. Pendidikan minimal DIII Keperawatan/Kebidanan
3. Golongan minimal IIIc
4. Dinilai memiliki motivasi dan dedikasi serta prestasi kerja dan
kemampuan memimpin
5. Sehat secara mental dan fisik
4. Prosedur 1. Kepala ruangan mengajukan staf yang memiliki kinerja yang
sudah dinilai sesuai ketentuan/kebijakan kepada Ka.UPP
2. KaUPP menerima dan mengkaji ulang usulan kepala ruangan ke
Bidang perawatan
3. Bidang perawatan menilai kembali dan mempertimbangan usulan
promosi tersebut
4. Bidang perawatan memanggil staf yang akan dipromosikan
tersebut
5. Membuat SK Direktur kepada staf yang akan dipromosikan sesuai
dengan jenjang karier yang ditentukan.
5. Unit terkait : IRJA, IGD, IRNA, IRIT
REKRUTMEN DAN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.01/461/2013 00 1/2

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Penerimaan tenaga keperawatan baru melalui sistem seleksi rumah sakit
2. Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan secara
kooprehensif
2. Mendapatkan Sumber Daya manusia keperawatan sesuai dengan
kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan
3. Tersedia SDM keperawatan sesuai kebutuhan tenaga di masing-
masing ruangan
3. Kebijakan: SK direktur RSUD kabupaten Badung
4. Prosedur: Persyaratan khusus
1. Sesuai dengan ketentuan seleksi penerimaan pegawai kontrak
Persyaratan Umum
1. Memiliki latar belakang pendidikan keperawatan sebagai berikut
 S1 Keperawatan
 DIV Keperawatan/Kebidanan
 DII Keperawatan/Kebidanan
 DIII Anestesi
 DIII Kesehatan Gigi
2. Memiliki sertifikat pelatihan dan keperawatan
 BHD/BTCLS
 STR
 ICU, HCU, ICCU, HD
 Sertifikat lain untuk penempatan diunit-unit khusus
Direksi/manajemen rumah sakit
1. menginformasikan adanya tenaga-tenaga yang kosong dalam
formasi ketenagaan keperawatan
2. menetapkan nama-nama calon tenaga keperawatan yang akan
mengisinya
Bidang keperawatan
1. mengajukan usul ketenagaan keperawatan yang mendapatkan
promosi
2. mengajukan usul kebutuhan ketenagaansesuai rencana formasi dan
diajukan tiap tahun sebagai bahan untuk penerimaan pegawai
baru
REKRUTMEN DAN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.01/461/2013 00 2/2

Panitia Penerimaan Pegawai kontrak


1. menginformasikan kepada masyarakat untuk rencana rekrutmen
pegawai baru termasuk tenaga keperawatan
2. Menerima surat lamaran kerja bagi pegawai kontrak
3. Melakukan seleksi penerimaan pegawai sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT
PENATALAKSANAAN PASIEN INVERTIO UTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.2.1/462/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu keadaan dimana uterus bagian dalam menjadi terbalik saat
melahirkan placenta
2. Tujuan: 1. Mengembalikan keadaan uterus keposisi normal
2. Mencegah syok neurogenik
3. Mencegah peredaran post partum
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada semua pasien yang mengalami invertio uteri
2. Dikerjakan oleh dokter spesialis
4. Prosedur: 1. Membaca status/dokumentasi pasien
2. Menyiapkan alat-alat
3. Mencuci tangan
4. Menginformasikan tentang tindakan yang akan dilakukan dan
informed concent
5. Menyiapkan pasien
6. Memberi oksigen
7. Mengukur vital sign pasien
8. Memantau keadaan umum pasien, gejala-gejala perdarahan
9. Mendampingi pasien selama tindakan
10. Membersihkan tubuh pasien dan vulva hygiene
11. Memantau intake dan output pasien
12. Memperhatikan respon pasien
13. Mengevaluasi keberhasilan tindakan
14. Merapikan alat-alat
15. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
16. Mencuci tangan
17. Mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medic secara
lengkap dan benar serta tanda tangan dan nama terang
18. Mencatat temuan-temuan pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT
PENATALAKSANAAN PASIEN HAMIL
DENGAN GAWAT JANIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/463/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Keadaan janin intra uterin dengan denyut jantung kurang dari 120x/menit
atau lebih dari 160x/menit
2. Tujuan: Mencegah kematian janin dan mempercepat proses kelahiran
3. Kebijakan: 1. Pasien hamil yang mengalami gawat janin
2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter
4. Prosedur: 1. Menyiapkan pasien
2. Membaca status pasien
3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan
4. Menyiapkan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Memberikan salam dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7. Memberikan oksigen 2-3 liter/menit
8. Melakukan tindakan delegatif
 Memasang infuse dextrose 10%
 Menyiapkan pasien untuk SC apabila pasien kala I
9. Melakukan episiotomy apabila pasien pada kala III
10. Memantau denyut jantung janin setiap 15 menit
11. Menginformasikan respon pasien
12. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan kepada
pasien
13. Merapikan alat-alat
14. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
15. Mencuci tangan
16. Mecatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan)
5. Unit Terkait : IRJA, IGD, IRNA, IRIT
PENATALAKSANAAN PASIEN
DENGAN SOLUTIO PLACENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/464/2013 00 1/1
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Terlepasnya placenta dari posisinya yang normal sebelum bayi lahir
2. Tujuan: Mencegah kematian janin dan mempercepat proses kelahiran
3. Kebijakan: 1. Pasien hamil yang mengalami solution placenta
2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter
3. Sesuai MDGs
4. Prosedur: 1. Menyiapkan pasien
2. Membaca status pasien
3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan
4. Menyiapkan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Memberikan salam dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7. Melakukan pengkajian (anamnesa, pemeriksaan fisik dan
penunjang)
8. Menentukan diagnose
9. Menjalan tindakan delegatif
10. Mengkaji vital sign setiap 15 menit
11. Memantau HIS, DJJ dan perdarahan setiap 15 menit
12. Mengevaluasi keberhasilan tindakan
13. Membereskan alat-alat
14. Mencuci tangan
15. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
16. Mencuci tangan
17. Mecatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan)
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN EKLAMSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/465/2013 00 1/2

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Kelainan akut pada ibu hamil, persalinan nifas ditandai dengan timbulnya
kejang atau koma dimana sebelumnya sudah ada tanda-tanda pre eklamsi
2. Tujuan: 1. Pasien mendapatkan penangan cepat dan tepat
2. Menghentikan kejang dan mencegah kejang ulangan
3. Menurunkan tekanan darah
4. Memperbaiki keadaan umum ibu dan janin
5. Mencegah dan mengatasi komplikasi
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada semua pasien dengan eklamsi
2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter
3. Semua kehamilan dengan eklamsi harus ditangani tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin
4. Pasien harus dirawat diruang intensif sampai keadaan membaik
4. Prosedur: 1. Menyiapkan pasien
2. Membaca status pasien
3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan
4. Menyiapkan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Memberikan salam dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7. Membaringkan ibu ditempat tidur dengan miring kekiri
8. Memberikan oksigen 4-6 liter/menit
9. Memasang tongue spatel pada mulut pasien
10. Memasang infuse pasien sesuai instruksi
11. Kolaborasi dalam pemberian MgSO4 40% intramuskuler pada
bokong kanan dan kiri dan MgSO4 20% secara intravena
12. Bila kejang sudah berhenti melakukan pengkajian, pemeriksaan
vital sign, pemeriksaan fisik dan Vaginal touché
13. Mengambil bahan laboratorium DL, UL, BUN SC, LFT dan
Protein Urin
14. Memasang dower kateter
15. Menjalankan program dokter
16. Memonitoring intake dan output terutama produksi urin
17. Melakukan observasi vital sign, HIS dan DJJ setiap 15 menit
18. Melakukan slem Zuiger bila perlu
19. Mengevaluasi respon pasien
20. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan kepada
pasien
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN EKLAMSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/465/2013 00 2/2

21. Merapikan alat-alat


22. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
23. Mencuci tangan
24. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien

5. Unit Terkait : IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi, Kamar Operasi
PENATALAKSANAAN PASIEN HAMIL
DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/466/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Terjadi kehamilan dimana ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
ditempat yang tidak normal dan KET merupakan kehamilan ektopik yang
disertai dengan akut abdomen karena pecahnya kehamilan ektopik
tersebut
2. Tujuan: 1. Pasien dapat penangan yang cepat dan tepat
2. Mencegah terjadinya syok hipovolemik
3. Menurukan angka kematian bayi sesuai MDGs
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada setiap pasien KET
2. Dikerjakan oleh dokter, bidan
3. Ada protap penatalaksanaan KET
4. Prosedur: 1. Menyiapkan pasien
2. Membaca status pasien
3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan
4. Menyiapkan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Memberikan salam dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7. Membaringkan pasien ditempat tidur
8. Melakukan pengkajian (anamnesa, pemeriksaan umum,
pemeriksaan obstetric
9. Menegakkan diagnosis
10. Menjalankan tindakan delegatif (memasang infuse, mengambil
bahan laboratorium dan menyiapkan laparatomi)
11. Mengobservasi respon pasien
12. Mengevaluasi perkembangan pasien
13. Mengantar pasien ke kamar operasi
14. Menyerahkan pasien ke petugas kamar operasi
15. Merapikan alat-alat
16. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
17. Mencuci tangan
18. Mecatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan)
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
PRE EKLAMSI BERAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/467/2013 00 1/2

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi
>160/110 mmHg disertai protein uri pada umur kehailan 20 minggu atau
lebih
2. Tujuan: 1. Pasien mendapatkan penangan cepat dan tepat
2. Mencegah eklamsi, menurunkan tekanan darah
3. Memperbaiki keadaan umum ibu dan janin
4. Mencegah dan mengatasi komplikasi
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada semua pasien dengan pre eklamsi berat
2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter
3. Ada protap pre eklamsi berat
4. Konservatif bila umur kehamilan 37 minggu tanpa keluhan dan
janin baik selama 24 jam dirawat diruang VK
4. Prosedur: 1. Menyiapkan pasien
2. Membaca status pasien
3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan
4. Menyiapkan alat-alat dan obat-obatan
5. Menghubungi dokter
6. Mencuci tangan
7. Memberikan salam dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
8. Membaringkan ibu ditempat tidur dengan miring ke kiri
9. Mengukur vital sign
10. Kolaborasi dengan dokter
 Memasang infuse RL
 Pemberian MgSO4 20%, 40%
 Periksa laboratorium
11. Melakukan pengkajian, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik
pemeriksaan obstetric
12. Kolaborasi dengan dokter untuk penangan lebih lanjut

 Konservatif
 Merawat pasien dalam keadaan tirah baring
 Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
seperti makan, minum, BAB, BAK, personal
hygiene
 Mengukur vital sign, keluhan dan jalan-jalan 15
menit
 Jalankan perintah dokter
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
PRE EKLAMSI BERAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/467/2013 00 2/2

 Memindahkan pasien ke ruang rawat inap setelah


24 jam kondisi stabil
 Memasang dower kateter dan mencatat intake dan
output
 Terminasi kehamilan
 Melakukan perawatan konservatif dari yang sama
diatas
 Menjalankan program dokter untuk terminasi
kehamilan
13. Mengevaluasi respon pasien
14. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan kepada
pasien
15. Merapikan alat-alat
16. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
17. Mencuci tangan
18. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait : IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi, Kamar Operasi
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
SEPSIS PUERPERALIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/468/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu tatanan asuhan kebidanan yang dilakuakn pada post partum yang
mengalami infeksi puerperalis
2. Tujuan: 1. Mencegah terjadi septik syok
2. Pasien mendapatkan penangan cepat dan tepat
3. Menurunkan angka kematian ibu oleh karena sepsis
3. Kebijakan: 1. Setiap pasien dengan sepsis puerperalis harus berada dengan posisi
flower
4. Prosedur: 1. Melakukan informed concent
2. Mencuci tangan
3. Memakai alat pelindung diri
4. Menyiapkan pasien posisi flower
5. Melakukan pengkajian (anamnesa, pemeriksaan fisik)
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter
 Memasang infuse
 Pemeriksaan laboratorium DL, UL, BUN SC, LFT, BT CT
 Pemeriksaan vagina touché
 Memberikan therapy
 Konsultasi ke bagian lain (jika perlu)
7. Memasang dower kateter sesuai program
8. Memonitoring intake dan output terutama produksi urin
9. Melakukan observasi vital sign setiap 30 menit
10. Membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari
11. Merapikan alat-alat
12. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
13. Mencuci tangan
14. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN ASPIKSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/469/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas segera secara spontan
2. Tujuan: 1. Agar bayi dapat pertolongan secara cepat dan tepat
2. Menurunkan morbiditas akibat aspiksia
3. Mencegah kecacadan dikemudian hari
4. Menurukan angka kematian bayi
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada bayi baru lahir dengan aspiksia
2. Dikerjakan oleh perawat atau bidan terlatih
4. Prosedur: 1. Mencuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan
3. Menilai bayi segera setelah lahir (nilai APGAR Score) dan
mengeringkan bayi dengan handuk bersih serta hangat
4. Bila bayi tidak bernafas/nafas dangkal, cepat, tangis lemah, warna
kulit pucat/biru, lakukan hal-hal sebagai berikut
 Membaringkan bayi terlentang pada permukaan yang datar
dengan posisi kepala menengadah (Head tilt & Chin lift)
 Menghisap hidung dan mulut bayi secara hati-hati
 Memberikan stimulasi taktil dengan lembut
 Menilai ulang keadaan bayi dan bila bayi bernafas normal,
lanjutkan perawatan seperti bayi baru lahir normal
 Bila bayi tetap tidak bernafas petugas melakukan
pertolongan dengan ventilasi
 Mengamati bayi selama 5 menit dan bila pernafasan
normal petugas melakukan perawatan seperti bayi baru
lahir
5. Mengobservasi warna kulit, penafasan dan denyut nadi selama 2
jam
6. Mengukur suhu setiap 1 jam hingga normal (36,5 derajat celcius-
37, 5 derajat celcius)
7. Menjalankan tindakan delegatif
8. Merapikan alat-alat
9. Menginformasikan tindakan sudah selesai dilakukan
10. Mencuci tangan
11. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi, Kamar Operasi
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN KEJANG DEMAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/470/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Kejang yang terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh yang disebabkan
oleh adanya suatu proses extra cranium
2. Tujuan: 1. Mencegah terjadinya kejang
2. Meminimalisir cedera akibat kejang
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan kasus kejang demam
4. Prosedur: 1. Mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas menggunakan alat pelindung diri
4. Mengatur posisi pasien (cegah pasien terbentur pada benda-benda
disekitar)
5. Memberikan oksigen
6. Memasang tounge spatel
7. Memasang infuse
8. Memasang obat-obatan sesuai instruksi
9. Mengukur vital sign
10. Mencuci tangan
12. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien

5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi


PENATALAKSANAAN KEGAWATAN PASIEN DENGAN
DIABETES MILLITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.03/471/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu cara yang dilakukan untuk menangani pasien yang mengalami
keadaan darurat dengan riwayat DM yang ditandai dengan kesadaran
menurun
2. Tujuan: 1. Memberikan penangan yang cepat dan tepat
2. Mengendalikan kadar gula secara cepat
3. Kebijakan: 1. Setiap pasien dengan kesadaran menurun dengan riwayat DM
dianggap sebagai pasien hipoglikemia
2. Pertolongan pertama dan pengendalian awal gula darah dapat
dilakuakn oleh perawat berpengalaman
4. Prosedur: 1. Mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Mempertahankan jalan nafas tetap paten
 Posisi kepala extensi
 Pasang urhopharingial tube
 Lakukan suction (jika perlu)
4. Memberikan oksigen 5-8 liter dengan dengan face masker
5. Memasang infuse dextrose 5% 20 tetes/menit
6. Memberikan dextrose 40% bolus intravena 50 ml
7. Konfirmasi hasil gula darah sewaktu
 Bila hasil gula darah sewaktu <100 ulangi bolus dextrose
40% 25 ml secara intra vena
 Bila gula darah > 300 lakukan kolaborasi delegatif untuk
dilakukan sesuai protap
8. Lakukan kolaborasi dengan dokter program pengecekan gula
darah selanjutnya
9. Melakukan observasi ketat selama 30 menit sampai kesadaran
kembali
10. Mencuci tangan
11. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi
MENERIMA PASIEN DENGAN KEDARURATAN PSIKIATRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


O1.04.3.1/472/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu keadaan menerima pasien baru dengan gangguan atau perubahan
prilaku alam pikir atau atau alam perasaan yang muncul secara tiba-tiba,
untuk mendapatkan pertolongan pertama
2. Tujuan: 1. Untuk menghindari ancaman fisik atau psikis terhadap diri sendiri
atau orang lain ataupun ancaman dari lingkungan sosial
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan :
1. Pasien prilaku bunuh diri
2. Pasien ngamuk/ganas menyerang
3. Pasien dengan panik
4. Prosedur: 1. Mencuci tangan
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri
3. Mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan
4. Melakukan orientasi minimal dengan memanggil nama pasien dan
menyebut nama perawat
5. Meminta kepada pasien untuk mencoba mengendalikan diri
dengan kata-kata sederhana dan mudah dimengerti
6. Mengajak pasien ketempat tenang (isolasi jika perlu) dan
memotivasi untuk mengungkapkan perasaannya secara verbal
7. Libatkan keluarga pasien yang tidak dibenci dan melakukan
komunikasi
8. Pasien gaduh dan gelisah tidak dapat dikendalikan, petugas pasien
dipaksa melakukan restrain/pengikatan
9. Membimbing pasien ketempat yang sudah disediakan atau bila
gaduh bisa dipasang jaket restrain (bila perlu)
10. Delegatif pemberian obat sesuai intruksi
11. Mencuci tangan
12. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/473/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu cara yang dilakukan untuk menangani apabila petugas tertusuk
jarum/benda tajam mulai pertolongan pertama sampai tindakan
selanjutnya
2. Tujuan: 1. Agar petugas dapat melakukan tindakan yang tepat dan benar bila
tertusuk jarum/benda tajam
2. Mencegah terinfeksi kuman/virus infeksius
3. Kebijakan: 1. Diterapkan oleh semua petugas yang tertusuk jarum/benda tajam
bekas kontaminasi pasien
2. Prosedur wajib ditempelkan pada troli tindakan
4. Prosedur: 1. Mencuci tangan tangan dengan sabun diair mengalir
2. Berikan antiseptic
3. Tutup luka dengan plester kedap air
4. Lakukan konseling dengan Tim K3RS
5. Menentukan jenih paparan (status HIV,Hepatitis)
6. Melakukan pemeriksaan pada sumber paparan (status HIV,
Hepatitis) yang sebelumnya dilakukan konseling sesuai prosedur
pemeriksaan
7. Lakukan pemeriksaan serologis pada petugas kesehatan jika
sumber yang paparannya dinyatakan positif infeksi dengan
sebelumnya melakukan konseling sesuai prosedur pemeriksaan
8. Bila hasil pemeriksaan petugas paparan dinyatakan negative maka
dilakukan pemeriksaan ulang pada minggu ke-6, minggu ke-12,
dan bulan ke-4
9. Bila hasil pemeriksaan petugas terpapar dinyatakan positif maka
dilakukan penangan lebih lanjut sesuai rekomendasi Tim K3RS
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi, K3RS
PENATALAKSANAAN PASIEN APNOE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/474/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu cara untuk menangani pasien dengan henti nafas yang disebabkan
oleh berbagai etiologi
2. Tujuan: Memberikan pertolongan cepat melalui oksigenisasi adekuat
3. Kebijakan: Dilakukan oleh perawat berpengalaman yang terdekat dengan pasien dan
mempunyai kompetensi untuk memberikan bantuan nafas.
4. Prosedur: 1. Indikasi pasien masuk ke ICU berdasarkan prioritas/derajat ke
kritisan pasien
2. Pasien sakit kritis, pasien tidak stabil yang memerlukan perawatan
intensif, gagal nafas berat, pasca bedah jantung
3. Pasien yang memerlukan pemantauan intensif invasive atau non
invasive sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi
4. Pasien yang memerlukan tindakan intensif untuk mengatasi
komplikasi-komplikasi akut, sekalipun mamfaat ICU itu sedikit (
contoh ; pasien tumor ganas metastase dengan komplikasi infeksi,
tamponade jantung, sumbatan jalan nafas)
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi
PENATALAKSANAAN KEDARURATAN
PASIEN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.31/475/2013 00 1/2

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu cara melakukan pertolongan pertama pada pasien luka bakar dari
berbagai etiologi dan tingkatan/derajat
2. Tujuan: 1. Memberikan pertolongan secara cepat dan tepat
2. Menentukan derajat luka bakar
3. Memberikan resusitasi cairan sesuai indikasi
3. Kebijakan: Pertolongan pertama untuk live saving, pendinginan resusitasi cairan awal
boleh oleh perawat berpengalaman tanpa atau dengan dokter
4. Prosedur: 1. Bebaskan jalan nafas, kalau perlu pasang uropharengeal tube,
intubasi, trakeotomy/mini trakeatomy
2. Kaji tingkat kesadaran pasien
3. Lakukan pendinginan dengan air bersih/NaCL 0,9%
4. Kaji derajat kegawatan luka bakar dengan presentase luas luka
bakar menggunakan rumus rule of nine
 Luka bakar minor
 Dewasa < 15%, anak < 10% pada derajat II
 < 2% pada derajat III
 Tidak ada riwayat penyakit kronis
 Tidak ada gangguan pernafasan
 Luka bakar mayor
 Dewasa 15-25%, anak 10-20% derajat II
 2-10% pada derajat III
 Mengenai wajah, tangan, kaki, perineum
 Ada kerusakan saluran pernafasan dan fraktur
 Ada penyakit kronis
 Disebabkan oleh listrik
 Luka bakar gawat
 Dewasa > 25%, anak >20% derajat II
 > 10% pada derajat III
 Usia dibawah 18 tahun dan diatas 45 tahun
 Mengenai kepala, extremitas dan genetalia
5. Memasang infuse dengan infuse set blood 2 line
6. Lakukan resusitasi cairan pada pasien dengan kegawatan mayor
dan gawat, dengan menggunakan rumus baxteter 4 ml x BB x luas
luka bakar diberikan ½ bagian pada 16 jam II
7. Pasang dawer kateter
8. Observasi ketat intake dan output, pertahankan urin 1-2 cc/Kg
BB/jam
PENATALAKSANAAN KEDARURATAN
PASIEN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.31/475/2013 00 2/2

9. Periksa laboratorium (AGD, elektrolit, BUN SC, DL)


10. Kolaborasi dan delegatif dan therapy lebih lanjut terutama
pemebrian analgetik (phetidine) dan debridement
11. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi kalau perlu pasang NGT untuk
nutrisi adekuat
12. Lakukan perawatan khusus (isolasi)
13. Mencuci tangan
14. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Penunjang, Anestesi
PENATALAKSANAAN PASIEN
DENGAN KEGAWATAN EFEK ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/476/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu tindakan cepat dan tepat yang dilakukan pada pasien setelah
dilakukan anestesi selama/durasi operasi sampai 6 jam post anestesi
2. Tujuan: Memberikan pertolongan secara cepat dan tepat terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi akibat efek anestesi seperti syok, bradikardi,
cadiac arrest, obstruksi jalan nafas, kesakitan.

3. Kebijakan: 1. Tindakan pertama untuk live saving


2. Setiap post anestesi umum dan regional harus dilakukan observasi
ketat
4. Prosedur: 1. Lakukan tindakan cepat dan tepat sesuai dengan respon yang
timbul
2. Kaji penyebab obstruksi/pikirkan lidah jatuh kebelakang, benda
asing, muntahan atau cairan berlebih
3. Bebaskan jalan nafas sesuai penyebab obstruksi
4. Henti nafas :
 Lakukan pembebasan air way
 Berikan nafas buatan
 Berikan oksigen 5-8 liter
5. Lakukan observasi ketat terhadap kondisi pasien setiap menit
selama 6 jam
6. Member informasi pada pasien dan keluarga terhadap kondisi atau
hal-hal yang tidak boleh dilakukan
7. Identifikasi setiap perubahan respon ( tanda-tanda obstruksi jalan
nafas, henti nafas, henti jantung, syok serta kesakitan)
8. Pendokumentasian tindakan dan respon pasien
5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Anestesi
PENATALAKSANAAN KEGAWAT DARURATAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT MENULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.5/477/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu cara yang digunakan untuk menangani pasien dalam keadaan gawat
darurat yang menderita penyakit menular
2. Tujuan: 1. Mencegah penularan penyakit dari penderita keorang sehat (pasien
lain dan petugas)
2. Memudahkan pengelolaan bahan habis pakai pasien
3. Meningkatkan kewaspadaan petugas
3. Kebijakan: 1. Pasien yang datang dalam keadaan gawat darurat harus ditangani
sesuai gawat darurat dengan langkah-langkah pencegahan
penularan
2. Petugas wajib menggunakan proteksi seuai dengan jenis
penularannya
3. Semua alat dan bahan habis pakai dikelola secara khusus
disesuaikan dengan jenis penularan
4. Setiap pasien menular wajib dilakukan pencatatan dan pelaporan
5. Setiap pasien pengeluaran darah dan caiaran tubuh dikelola
sebagai pasien dengan penyakit menular
4. Prosedur: 1. Alat proteksi : schort, masker, topi, sepatu boat, kaca mata, hand
scoon rumah tangga, hand scoon disposable
2. Alat penanpung bahan infeksius dalam kondisi tertutup dan tidak
mudah tembus
3. Larutan desinfektan (klorin, Lysol)
4. Melaukan pengelolaan bahan dan alat habis pakai sesuai
jenis/kecendrungan penularan
 Alat habis pakai disposable dibuat pada tempat khusus
tertutup dan tidak mudah tembus (jarum, pisau dan lain-
lain)
 Cairan tubuh seperti darah, muntahan, berak ditempat pada
tempat tertutup yang sbelumnya diberikan Lysol.
 Bila terjadi dekontaminasi pada alat medis lalukan
sterilisasi sesuai prosedur di PPI
5. Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang cara
penularan dan pencegahan penularan
6. Menginformasikan kepada setiap orang petugas yang merawat
pasien bahwa pasien tersebut menular kepada petugas pengelola
sampah medis
7. Melakukan pendumentasian terhadap semua tindakan yang
dilakukan, pengisian form penularan, registrasi khusus menular
tepat dan benar
Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT, Anestesi, PPI
PENERIMAAAN PASIEN DENGAN KESADARAN MENURUN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.4/478/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Menurunnya respon pasien terhadap rangsanganverbal dan rangsangan
nyeri
2. Tujuan: Mempertahankan kelangsungan hidup pasien dengan mencegah terjadinya
cacat tetap

3. Kebijakan: Dilakukan pada semua pasien dengan kesadaran menurun


4. Prosedur: 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, hand scoen)
2. Menidurkan dan mengatur posisi pasien sesuai kondisi, jalan nafas
tetap bebas hanbatan
3. Menilai kesadaran pasien dengan cara: memanggil nama
pasien/menanyakan keadaannya, mencubit pasien, menilai dan
mencatat GCS pasien
4. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah
sesuai kebutuhan
6. Kolaborasi dengan team medis untuk pemasangan infus dan bila
sulit persiapkan untuk pemasangan vena secti atau CVP

5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT


RESUSITASI CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/479/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Pemberian cairan secara cepat dalam waktu tertentu yang diberikan
dengan mempertimbangan penyebab dari kehilangan cairan pasien
2. Tujuan: 1. Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh
2. Untuk mengekspansi cepat dari cairan intra vaskuler dan
memperbaiki perfusi jaringan
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien syok hipovolemik, syok hemoragie, luka bakar dan
pasien dengan dehidrasi berat
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Melakukan penilaian tentang kondisi pasien
3. Pasang infuse dengan cairan Kristaloid
4. Berikan cairan infuse sesuai kebutuhan :
 Pasien syok hipovolemik
 Berikan RL atau NaCl 0,9% 20 ml/Kg BB selama 30-60
menit jika respon tidak membaik dosis bisa diulangi
 Pasien syok hemoragie boleh diberikan cairan 2-3 liter dalam
10 menit
 Pasien dengan luka bakar
 24 jam pertama diberikan 2-4 ml RL/Kg BB tiap persen
luka bakar dengan cara :
 ½ dosis diberikan untuk 8 jam pertama dan ½ dosis
berikutnya 16 jam kemudian ( jika respon membaik
turunkan laju infuse secara bertahap)
 Pasien dengan dehidrasi berat
 Untuk neonates dengan berat 2-3 Kg : 4 jam pertama
berikan 25 ml/Kg BB/jam atau 6 tetes/Kg BB/Menit bila
1 ml = 15 tetes atau 8 tetes/Kg BB/menit bila 1 ml = 20
tetes
 Untuk umur 1 bulan sampai 2 Tahun dengan berat 3-10
Kg :
1 jam pertama = 40 ml/KgBB/jam
7 jam kemudian = 12 ml/KgBB/jam
 Untuk anak 2-5 tahun dengan BB 10-15 Kg :
1 jam pertama = 30 ml/KgBB/jam
7 jam kemudian = 10 ml/KgBB/jam
 Untuk anak 5-10 tahun dengan BB 15-25 Kg :
1 jam pertama = 20 ml/KgBB/jam
7 jam kemudian = 10 ml/KgBB/jam
RESUSITASI CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/479/2013 00 1/1

 Untuk anak >10 tahun berikan 20 ml/KgBB/jam pada jam


pertama
5. Mencuci tangan
6. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien

5. Unit Terkait IRJA, IGD, IRNA, IRIT


TINDAKAN INTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/480/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasukkan pipa trakea kedalam trakea melalui hidung/mulut
2. Tujuan: 1. Membebaskan jalan nafas
2. Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator
3. Mempertahankan pernafasan secara adekuat pada kegagalan nafas
4. Mengurangi dead space pada patah beberapa tulang iga yang
menimbulkan flail chest/respirasi paradoxal
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan gagal nafas, retensi sputum, pemasangan
ventilator, pasien kesadaran koma, pendarahan massif dirongga mulut
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan serta masker
2. Memasang monitor EKG
3. Memberikan obat relaksan dan sedative
4. Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan berlangsung
5. Dokter melakukan intubasi
6. Mengisi balon pipa endotrakeal tube, sesuadah dokter melakukan
intubasi
7. Melakukan pernafasan buatan menggunakan air pipa (bag)sebelum
dan seduah intubasi pada saat dokter melakukan pemeriksaan
auskultasi
8. Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
9. Memfiksasi EET dipipi kiri/kanan
5. Unit Terkait IGD, IRIT, Kamar Operasi
TINDAKAN DC SHOCK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/481/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui
dinding dada dengan menggunakan defibrilator
2. Tujuan: Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan
kelainan organik jantung lainnya
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien yang mengalami ventrikel fibrilasi dan ventrikel
takhikardi
4. Prosedur: 1. Memberikan sedative atau analgetik bila perlu
2. Memasangkan elektroda dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambar EKG dan print gambar EKG tersebut untuk
mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi melalui
dengan 200 joule, untuk kadioversi melalui dengan 50 joule)
5. Pegang paddle 1 dengan tangan kiri letakkan pada daerah mid
sternum dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid axilla
6. Sambil mengatur letak paddle, beri aba-aba agar petugas lain tidak
ada yang menyentuh pasien ataupun bed pasien
7. Bila terdengar tanda-tanda ready dari mesin debrilator, tekan
tombol DC Shock agar arus masuk dengan baik
8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberikan jaoule yang lebih tinggi
9. Bila gambar EKG sudah sinus atau stabil hentikan tindakan.
5. Unit Terkait IGD, IRIT, Kamar Operasi
PENANGANAN SYOK HEMORAGIE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/482/2013 00 1/1

Ditetpkan oleh
SPO Tebit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang disebabkan karena
adanya perdarahan
2. Tujuan: 1. Memulihkan perfusi pada jaringan
2. Memulihkan keseimbangan cairan didalam tubuh
3. Mencegah kematian
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien syok hemoragie
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Air way dan breathing dijamin aman
3. Berikan oksigen
4. Sirkulasi :
 Infuse 2 line dengan abocath G14/16 RL 1-2 liter dengan
kebutuhan atau kelas syok
 Pemeriksaan laboratorium : golongan darah, Hb,
Hematokrit, AGD
 Tranfusi spesifik tipe atau golongan
 Stop sumber perdarahan
 Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi untuk
menghentikan perdarahan
5. Pasang monitor EKG
6. Pasang gastric tube
7. Pasang kateter urin dan nilai produksi urin
5. Unit Terkait IGD, IRJA, IRNA, IRIT, Kamar Operasi, Penunjang
PENANGANAN PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/483/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya suatu
trauma
2. Tujuan: 1. Mencegah kerusakan otak sekunder
2. Mempertahankan pasien tetap hidup
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan kontusio cerebri dan commontio cerebri
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Bersihkan jalan nafas dari kotoran (darah, secret, muntah) dengan
menggunakan suction
3. Imobilisasi cervical dengan neck collar
4. Letakkan pasien diatas bed yang datar
5. Bila pasien ngorok pasang oropharingeal tube dan jangan difiksasi
6. Bantu dokter pasang intubasi (jika ada indikasi)
7. Mempertahankan breathing dan ventilasi dengan memakai masker
oksigen dan berikan oksigen 100%, diberikan dengan kecepatan
10-12 liter/menit
8. Monitor sirkulasi dan stop perdarahan, berikan infuse RL 1-2 liter
bila ada tanda-tanda syok dan gangguan perfusi, hentikan
perdarahan luar dengan cara balut tekan
9. Periksa tanda lateralisasi dan nilai GCS
10. Pasang dower kateter dan NGT bila tidak ada kontra indikasi
11. Selimuti tubuh penderita setelah diperiksa seluruh tubuhnya, jaga
jangan sampai kedinginan
12. Persiapkan pasien pasien untuk persiapan diagnostic/foto rontgen
bila kondisi sudah stabil
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi, Penunjang
PENANGANAN PENGHENTIAN PERDARAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/484/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu tindakan untuk mengentikan perdarahan baik pada pasien bedah
maupun non bedah
2. Tujuan: Mencegah terjadinya syok
3. Kebijakan: -
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Perawat 1
 Menekan pembuluh darah proximal dari luka, pada
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan
 Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang
terjadi perdarahan
3. Perawat 2
 Mengatur posisi pasien
 Memakai hand scoon
 Meletakkan kain kasa steril diatas permukaan luka,
kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
 Meletakkan lagi kain kasa streril diatas kain kasa pertama,
kemudian tekan dengan ujung jari jika perdarahan masih
berlangsung
(tindakan ini dapat dilakukan secara berulang tanpa mengganti
kain kasa yang sudah ada)
4. Balut dan tekan
 Letakkan kain kasa steril diatas luka
 Memasang perban balut tekan, kemudian dibalut keras
dengan diisi spalk
 Membalut luka dengan pembalut tekan
5. Memasang torniguet untuk luka dengan perdarahan yang hebat
dengan traumatic amputasi :
 Menutup luka ujung tungkai yang putus dengan
menggunakan kain kasa steril
 Memasang tourniquet kurang lebih 10 cm proximal luka,
kemudian ikatlah dengan kuat
 Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit secara
periodic
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
PENANGANAN HEMOTHORAK MASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/485/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Terkumpulnya darah secara cepat sebanyak lebih dari 1500 ml dirongga
thorak akibat trauma tajam/tumpul yang menyebabkan terputusnya arteri
interkostalis, pembuluh darah hilus paru, robek parenkim paru atau
jantung
2. Tujuan: Mengurangi rasa sesak, dan mempertahankan pasien tetap hidup
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan trauma tumpul/tajam pada dada,
perdarahan dada.
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Membersihkan jalan nafas, control servikal dengan pemasangan
collar cervical
3. Berikan oksigen 12 liter/menit
4. Membantu dokter untuk pemasangan chest tube dan WSD
5. Monitor WSD : ondulasi, jumlah darah dan burble
6. Lalukan resusitasi cairan secara simultan
7. Pasang infuse RL Hangat dengan 2 jalur lumen besar
8. Pasang full oksimetri
9. Pasang minotor EKG
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
PENANGANAN FLAIL CHEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/486/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Adanya bagian dari dinding dada kehilangan kontinuitas dengan dinding
dada sissanya (adanya bagian yang melayang), terdapat multiple fraktur
iga dengan garis fraktur lebih dari satu pada satu iga
2. Tujuan: 1. Mengurangi rasa sakit
2. Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien flail chest
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Bersihkan jalan nafas, hisap cairan/darah dan control chest pain
3. Pasang intubasi
4. Berikan oksigenisasi yang adekuat
5. Jamin breathing-ventilasi baik
6. Infuse RL 2 jalur dengan abocath yang besar G16/G18
7. Monitoring dengan menggunakan full oksimetri
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
PEMASANGAN NEEDLE THORAKOSINTESIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/487/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasukkan jarum dengan lumen yang besar ke rongga paru
2. Tujuan: Mengurangi rasa sesak, sakit dan mengeluarkan udara dari rongga paru
3. Kebijakan: Dilakukan pada tension pneumothorak
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Perawat 1 mengamankan jalan nafas sambil menjaga cervical
3. Perawat 2 mengdesinfeksi daerah yang akan ditusuk, yaitu daerah
dada yang mengalami tension pneumothorak
4. Melakukan penusukan dengan menggunakan jarum yang sudah
dipersiapkan
5. Setelah jarum ditusukan pada sela iga dan miringkan 30-40 derajat
kearah atas
6. Jika jarum sudah masuk ditandai oleh suatu suara keluarnya udara,
jarumnya dicabut dan kateternya ditinggal
7. Tutup ujung IV kateter dengan klep buatan dan difiksasi
8. Mencuci tangan
9. Mencatat semua tindakan dalam rekam medic secara lengkap dan
benar (dilengkapi nama dan tanda tangan) terutama temua-temuan
pada pasien
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
PEMASANGAN NEEDLE CRICO THYROIDOTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/488/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Januari 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasukkan jarum yang berlumen besar pada membrane cricothyroidea
2. Tujuan: 1. Membuat jalan nafas
2. Menjaga jalan nafas tetap lancar
3. Memberikan oksigen
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan sumbatan jalan nafas total yang tidak bisa
diatasi secara manual
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Tidurkan pasien terlentang
3. Fiksasi trakea pada posisi bagian lateral dextra dan sinistra
4. Spuit diisi dengan cairan ½ , kemudian IV kateter pasang pada
spuit
5. Tusukkan jarum pada membrane cricothyroidea kearah caudal
6. Aspirasi spuit, bila keluar gelembung udara berarti benar tempat
penusukan, kemudian lepaskan spuit dan mandarin dicabut
7. Hubungan jarum cricothyroidotomy dengan jet insuflation untuk
memberikan oksigen
8. Oksigen diberikan dengan cara, 1 detik ditutup 4 detik dibuka.
5. Unit Terkait IGD, IRIT, Kamar Operasi
PENANGAN OPEN PNEUMOTHORAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/489/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Defek yang lebar pada dinding dada yang tetap terbuka menyebabkan
terjadinya pneumothorak terbuka/sucking wound. Diameter >2/3 diameter
trakea
2. Tujuan: Menghilangkan sesak nafas dan mempertahankan pasien agar tetap hidup
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien open pneumothorak
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Menjaga air way, Breathimng dan circulation tetap stabil dan jaga
servical tetap stabil
3. Tutup defek dengan kasa steril dan plastic sampai melewati defek
4. Plester pada 3 sisi saja
5. Kolaborasi dengan dokter untuk memasang chest tube/WSD,
pemberian oksigen 8 liter/menit, analgetik bila perlu dan beri
cairan infuse 2 jalur.
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
MEMBANTU DOKTER MEMASANG WSD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.2/490/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Pemasangan drainage dari rongga pleura yang dihubungkan dengan pipa
khusus kedalam botol yang berisi air
2. Tujuan: Mengeluarkan cairan dan udara yang ada didalam rongga pleura shingga
paru-paru mengembang kembali secara normal
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan :
1. Hematothorak
2. Pneumothorak
3. Empihyema
4. Pasca thorakotomy
5. Pleura efusi
6. hemotopneumotorak
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Mengatur posisi semi fowler dengan kedua tangan diletakkan
diatas kepala untuk memudahkan operasi
3. Pemberikan gaas dan desinfektan untuk desinfeksi bila operator
sudah memakai sarung tangan
4. Menutup daerah operasi dengan duk lubang
5. Memberikan alat anestesi loka kepada dokter
6. Memberikan pisau bedah untuk menorah kulit
7. Membuat lubang pada sisi dada
8. Pangkal drain WSD diklem, kemudian ujung drain dimasukkan
kedalam lubang dinding dada yang dibuat kemudian difiksasi
9. Pangkal drain disambungkan ke selang WSD botol kemudian klem
dibuka
10. Bekerjasama dengan dokter selama pemasangan WSD, sesuai
kebutuhan
11. Mengobservasi tanda-tanda vital, undulasi udara dalam botol,
adanya gelembung udara saat batuk dan bernafas biasa
5. Unit Terkait IRNA, IGD, IRIT, Kamar Operasi
PENANGANAN TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/491/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan
2. Tujuan: Mencegah kerusakan lebih lanjut organ dirongga perut
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan cedera pada daerah abdomen
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Mempertahankan jalan nafas tetap terbuka dan imobilisasi cervical
3. Pasien diberikan oksigen 6 liter/menit
4. Pasang infuse RL hangat dengan menggunakan abocath G16
5. Pasang gurita jika terjadi perdarahan external
6. Kolaborasi dengan dokter pemeriksaan laboratorium
7. Jika ada organ yang keluar, tutup dengan gaas steril
8. Membantu dokter menyiapkan pasien untuk dilakukan operasi
9. Monitor tanda-tanda vital
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
PEMASASANGAN NECK COLLOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/492/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasang alat neck collor untuk imobilisasi leher (mempertahan tulang
servikal)
2. Tujuan: 1. Mencegah pergerakan tulang servikal yang patang
2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servikal dan spinal
cord
3. Mengurangi rasa sakit
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran
2. Dilakukan pada pasien dengan jejas daerah clavikula kearah
cranial
3. Dilakukan pada pasien dengan multi trauma
4. Dilakukan pada pasien dengan biomekanikal
5. Dilakukan pada pasien patah tulang leher
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
2. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan
mulai dari mandibula kearah temporal, demikian juga pada bagian
kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama
3. Petugas yang lain memasukkan neck color secara perlahan
kebagian belakang leher dengan sedikit melewati leher
4. Letakkan bagian neck color yang berlekuk tepat pada dagu
5. Rekatkan dua sisi neck color satu sama yang lain
6. Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien
5. Unit Terkait IGD, IRNA, IRIT, Kamar Operasi
MEMASANG BIDAI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/493/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasang alat untuk imobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang)
2. Tujuan: 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah
2. Mencegah menambahnya perlukaan pada tulang
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah patah tulang
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan patah tulang terbuka dan tertutup
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai AP
2. Perawat 1 mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
3. Perawat 2 meletakkan bidai melewati dua persendian untuk
mencegah pergerakan tulang
4. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi
patah tulang (kebutuhan)
5. Perawat satu mempertahankan posisi, sementara perawat 2
mengikat bidai
6. Mengikat tidak boleh terlalu kencang/terlalu kendor
7. Mengatur posisi pasien sesuaikan dengan kondisi luka
8. Pada fraktur terbuka/fraktur dengan luka rawat terlebih dahulu dan
tutup luka dengan gaas steril
9. Mencatat respond an tindakan yang dilakukan pada pasien
5. Unit Terkait IGD
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMASANGAN
GIPS PADA TULANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/494/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Menyiapkan peralatan dan pasien yang akan dipasang gips
2. Tujuan: Tujuan untuk melakukan fiksasi, reposisi, imobilisasi dan penyembuhan
tulang sesuai dengan yang diharapkan pada pasien yang mengalami patah
tulang terbuka maupun tertutup
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien pada patah tulang terbuka dan tertutup
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan
3. Memindahkan pasien ke ruang khusus jika diperlukan
4. Memasang perlak dibawah daerah yang akan di gips
5. Mengisi ember/Waskom dengan air secukupnya
6. Membantu dokter pada saat pemasangan gips
 Mengatur posisi pasien
 Mengangkat daerah yang akan dipasang gips dan posisi
tersebut dipertahankan selama dilakukan tindakan reposisi
 Mengukur daerah yang akan dipasang gips
 Memasang gips dengan cara :
 Memasukkan gungan perban gips kedalam air
 Biarkan perban gips didalam air beberapa saat
setelah gips mengeluarkan gelembung udara
 Anggkat perban gips dan peras sedikit
 Pemasangan pada daerah yang fraktur dengan
posisi gulungan gips terletak disebelah luar
 Haluskan gips jika balutan gips dirasa sudah cukup
 Atur posisi pasien setelah pemasangan
 Membersihkan area disekitar pemasangan
 Melakukan observasi terhadap : respon setelah
tindakan/keluhan pasien, neurovaskuler baik
 Memindahkan pasien dari meja pemasngan gips
 Mencatat seluruh tindakan dalam catatan keperawatan
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IGD, IRIT, Kamar Operasi
MEMBILAS LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/495/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Membilas lambung dengan cara memasukkan air/cairan tertentu dan
mengeluarkan kembali menggunakan selang NGT
2. Tujuan: Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah di lambung
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada pasien dengan keracunan : obat, zat kimia dan
makanan dan pada pasien dengan hemetemesis melena
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan dan memakai AP
2. Memasang perlak dan alas didaerah dada (disesuaikan)
3. Meletakkan bengkok didekatnya
4. Menentukan pasang selang NGT yang masuk kedalam lambung
5. Memberikan pelican pada ujung NGT
6. Menutup NGT dengan cara ditekuk/diklem
7. Memasukkan NGT perlahan kedalam lambung melalui hidung,
bagian pasien sadar dianjurkan untuk menelan pelan-pelan dan
menarik nafas panjang
8. Meyakinkan NGT masuk kedalam lambung dengan cara
memasukkan ujung selang NGT
9. Kedalam mangkok yang berisi air dan tidak tampak gelembung
udara dalam air/memasukkan udara kedalam selang NGT dan
mendengarkan suara udara dilambung melalui stetoskop
10. Setelah yakin NGT masuk kedalam lambung, posisikan miring kiri
tanpa bantal dan letahkan kepala lebih rendah
11. Memasang corong pada pangkal selang (mengunakan spuit)
kemudian masukkan air/cairan, selanjutnya tunggu air keluar dan
tamping dalam ember
12. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar
berwarna bening/tidak berbau racun
13. Mengobservasi tanda-tanda vital
14. Mencatat respon tindakan yang dilakukan pada pasien
5. Unit Terkait IRNA, IGD, IRIT, Kamar Operasi
MERAWAT DAN HECTING LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/496/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu rangkaian kegiatanyang meliputi membersihkan, mengobati,
menutup dan membalut luka
2. Tujuan: 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Membantu penyembuhan primer
3. Kebijakan: 1. Dilakukan pada pasien yang mengalami luka
2. Bisa dikerjakan oleh dokter/perawat/bidan
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan dan menjaga
privasi
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan luka
4. Membersihkan daerah luka dari kotoran, darah kering sebelum
luka dijahit
5. Mendesinfeksi daerah luka
6. Memberikan anestesi local
7. Mencuci luka dengan NaCl 0,9%
8. Membuang jaringan nekrotik
9. Menghecting luka
10. Membersihkan sekitar luka lalu menutupnya dengan gaas steril
dan membalut luka
11. Merapikan alat
12. Menginformasikan tindakan sudah selesai
15. Mencatat respon tindakan yang dilakukan pada pasien
5. Unit Terkait IGD, Kamar Operasi
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK MEMASANG CVP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/497/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Memasukkan kateter CVP melalui pembuluh darah tepi sehingga
ujungnya berada di muara arterium kanan
2. Tujuan: Untuk mengetahui tekanan vena sentral dan menilai jumlah cairan dalam
tubuh
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien dengan :
1. Dehidrasi berat
2. Syok hipovolemik
3. hipervolemik
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan dan menjaga
privasi
3. Menggantung cairan infuse pada standar infuse
4. Menempelkan manometer CVP pada standar infuse dengan titik
nol setinggi jantung
5. Mendampingi pasien selama pemasangan CPV
6. Tindakan pemasangan CVP harus oleh dokter
7. Membantu dokter selama pemasangan CPV
8. Memnyambung selang CPV dengan kateter CVP yang telang
dipasang oleh dokter
9. Memberi desinfektan pada lubang bekas tusukan CPV
10. Memfiksasi kateter CPV
11. Menutup bekas tusukan dengan gaas steril
12. Memasang plester lebar diatas gaas steril sampai tertutup
seluruhnya
13. Merapikan alat
14. Menginformasikan tindakan sudah selesai
15. Mencatat respon tindakan yang dilakukan pada pasien
5. Unit Terkait IRIT, IGD, Kamar Operasi
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK
TINDAKAN PEMBEDAHAN AKUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.3.1/498/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu kegiatan mempersiapkan baik jasmani maupun rohani serta
peralatan akan diperlukan untuk operasi
2. Tujuan: 1. Menyiapkan pasien agar kooperatif
2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Membantu kelancaran pembedahan
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien yang memerlukan tindakan pembedahan akut
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan dan menjaga
privasi
3. Mengecek kelengkapan dokumen medic/perawatan, pemeriksaan
penunjang persetujuan operasi
4. Mengganti baju pasien dengan menggunakan baju operasi
5. Mengukur vital sign, tingkat kesadaran, cairan masuk dan keluar
6. Mengecek kelengkapan alat-alat yang dipakai dan obat serta darah
jika diperlukan untuk tindakan pemebdahan
7. Mengantar pasien ke kamar operasi bila perlengkapan dan kamar
operasi sudah siap
8. Peralatan dibersihan dan dirapikan
9. Menginformasikan tindakan sudah selesai dikerjakan
10. Mencuci tangan
11. Mencatat respon tindakan yang dilakukan pada pasien
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD, Kamar Operasi
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT
UNTUK PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.04.03/499/2013 00 1/1

Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RSUD Kab. Badung
Pelayanan Pasien 15 Maret 2013

dr. Agus Bintang Suryadhi, M.Kes.


Pembina
NIP.196306151995031004
1. Pengertian: Suatu kegiatan menyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan diagnostik
2. Tujuan: 1. Membantu kelancaran tindakan
2. Mendapat hasil yang akurat
3. Menyiapkan pasien kooperatif selama pemeriksaan berlangsung
3. Kebijakan: Dilakukan pada pasien semua pasien yang memerlukan pemeriksaan
diagnostik
4. Prosedur: 1. Petugas mencuci tangan
2. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan dan menjaga
privasi
3. Mengecek kelengkapan dokumen medic/perawatan, pemeriksaan
penunjang persetujuan operasi
4. Non invasive :
USG : puasa atau minum banyak sesuai dengan program
pemeriksaan
CT Scan tanpa kontas : tanpa puasa tapi pasien tidak gelisah
5. Invasive dengan kontras : pasien puasa, menanda tangani
persetujuan tindakan medis, membersihkan daerah yang akan
dilakukan pemeriksaan
6. Mengantar pasien keruang pemeriksaan
 Mendampingi pasien saat pemeriksaan
 Memperhatikan respon pasiensetelah pemeriksaan pasien
di antar ke tempat semula
7. Menginformasikan tindakan sudah selesai dikerjakan
8. Mencuci tangan
9. Mencatat respon tindakan yang dilakukan pada pasien
10. Melaporkan/memberikan hasil pemeriksaan kepada dokter yang
merawatnya
5. Unit Terkait IRJA, IRNA, IRIT, IGD, Kamar Operasi, Penunjang

Anda mungkin juga menyukai