Anda di halaman 1dari 22

PENDUGAAN DAMPAK (Impact Assessment)

DISUSUN OLEH :

INDRI ASTUTI / 21069

MATA KULIAH :

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN ( AMDAL )

DOSEN PEMBIMBING :

PRIYADI, SKM., M.Kes

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya

sehingga penyusun diberi kemudahan, kelancaran untuk dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul PENDUGAAN DAMPAK

(Impact Assessment) ini..

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.

Hal ini disebabkan kekurangan dan keterbatasan penyusun, baik

dari sudut pengetahuan, waktu, maupun kurangnya

keterampilan dalam bidang menulis makalah. Oleh karena itu,

penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca untuk perbaikan ke depannya. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, Maret
2020

Peny
usun

ii
Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………….. i

Kata Pngantar……………………………………………………………….. ii

Daftar Isi………………………………………………………………........... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 2
C. Tujuan ……………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar Penetapan Dampak…………………………………... 3


B. Prinsip Pendugaan Dampak………………………………... 4
C. Langkah - langkah Dalam Pendugaan Dampak …………… 9
D. Hal - hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak ……………. 11
E. Cara Penyajian Dampak Lingkungan …………………….. 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………… 16

Daftar Pustaka…………………………..…………………………………... 18

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan yangdi dalamnya terdapat


berbagai macam komponenyangsaling ketergantungan. Lingkungan hidup juga
sebagai penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme.
Lingkungan yang sehat dapat terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam
kondisi yang baik, namun ancaman terhadap lingkungan hidup muncul dari
aktivitas manusia sendiri yaitu proses pembangunan (Abdurrahman, 2003).
Pembangunan nasional Indonesia disusun atas dasar pembangunan jangka
pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan
untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik (Fandeli, 2001).
Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup seharusnya menjadi
acuan bagi berbagai kegiatan pada sektor pembangunan sehingga keberlanjutan
pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya alam seharusnya
dapat memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat pada
beberapa kelompok masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola
pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif
masyarakat, serta memikirkan dampak–dampak yang timbul akibat pemanfaatan
sumber daya alam tersebut (Abdurrahman, 2003).
Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup yang
sangat luas tetapi disusun kurang cermat, sehingga menimbulkan banyak dampak
negatif terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar (Soemarwato, 2003).
Oleh karena itu, agar pembangunan tidak menyebabkan penurunan daya dukung
lingkungan yang disebabkan karena terkurasnya sumber daya maka diciptakan
suatu perencanaan pembangunan dengan mempertimbangkan lingkungan disebut
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang di dalamnya memuat
ANDAL yaitu telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu kegiatan yang direncanakan (Suratmo, 2004).
Prosedur pelaksanaan Andal terdiri dari 5 langkah dasar (Canter, 1977),
yaitu: 1) Dasar (Basic); 2) Rona Lingkungan (Description of Environmental

1
Setting); 3) Pendugaan dampak (Impact Assessment); 4) Seleksi usulan aktivitas
proyek (Selection of Proposed Action); 5) Penyusunan laporan Andal
(preparation of Environmental Impact Statement). Masing-masing langkah dasar
tersebut baru merupakan langkah pokok, yang masing-masing masih terdiri dari
berbagai langkah yang sistematis urutannya dan harus diikuti dengan baik. Pada
makalah ini akan dibahas salah satu langkah dasar yang penting dalam Andal
yaitu proses pendugaan dampak lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah dasar penetapan dampak?
2. Bagaimanakah prinsip pendugaan dampak?
3. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pendugaan dampak?
4. Apa sajakah hal-hal khusus dalam pendugaan dampak?
5. Bagaimanakah cara penyajian dampak lingkungan?

C. Tujuan
1. Untuk memahami dasar penetapan dampak.
2. Untuk memahami prinsip pendugaan dampak.
3. Untuk memahami langkah-langkah dalam pendugaan dampak.
4. Untuk mengetahui hal-hal khusus dalam pendugaan dampak.
5. Untuk memahami cara penyajian dampak lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Prosedur dalam melaksanakan Andal dapat pula disebut sebagai Proses


Pendugaan Dampak karena prosedur ini mengandung urutan kerja yang harus
diikuti untuk dapat melakukan pendugaan dampak lingkungan secara ilmiah yang
baik. Pendugaan dampak yang baik disamping harus mengikuti kaidah-kaidah
atau sistematika ilmiah, haruslah dilakukan oleh tim yang multidisiplin secara
terpadu (Miller, 2000). Hasil pendugaan dari suatu tim yang baik akan dapat sama
hasilnya kalau diduga oleh tim yang lain, karena pendugaannya dilakukan
berdasarkan diskripsi proyek dan rona lingkungan yang sama. Variasi pendugaan
dampak dari tim yang berbeda dapat terjadi karena perbedaan dalam keahlian dan
pengalaman dari anggota tim, tetapi dampak pentingnya atau masalah pokoknya
seharusnya tidak akan berbeda (Finsterbusch dan Wolf, 1977; Sari, 2011). Carter
(1977) membagi langkah langkah dalam melaksanakan pendugaan dampak
lingkungan ke dalam lima langkah dasar.
1. Dasar (Basic)
2. Rona Lingkungan (Description of Environmental Setting)
3. Pendugaan dampak (Impact Assessment)
4. Seleksi usulan aktivitas proyek (Selection of Proposed Action)
5. Penyusunan laporan Andal (preparation of Environmental Impact
Statement)
Pendugaan dampak lingkungan, yaitu langkah ketiga merupakan langkah
yang sangat penting tetapi juga paling sulit karena keahlian dan pengalaman dari
anggota tim akan sangat menentukan.

A. Dasar Penetapan Dampak


Komponen-komponen lingkungan merupakan indikator-indikator dari
kualitas lingkungan, maka dampak pada komponen lingkungan merupakan
dampak pada indikator lingkungan, tetapi bukan berarti bahwa untuk mengetahui
suatu perubahan aspek lingkungan cukup dengan satu komponen lingkungan
(Finsterbusch dan Wolf, 1977; Rau dan Wooten, 1980). Perubahan suatu aspek

3
lingkungan diduga dari perubahan sekelompok atau satu perangkat (set) dari
komponen tetapi tidak berarti akan meneliti sebanyak mungkin komponen dari
aspek tersebut. (Suratmo, 2004). Untuk menetapkan suatu dampak diperlukan tiga
tahapansebagai berikut:
a. Tahap pertama melakukan identifikasi dampak yang terjadi pada
komponen lingkungan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
memudahkan identifikasi atau penyaringan komponen mana yang akan
terkena dampak dan mana yang tidak.
b. Tahap kedua ialah pengukuran atau penghitungan dampak yang akan
terjadi pada komponen lingkungan tersebut.
c. Tahapan ketiga ialah penggabungan beberapa komponen lingkungan yang
sangat berkaitan, kemudian dianalisis dan digunakan untuk menetapkan
refleksi dari dampak komponen-komponen sebagai indikator menjadi
gambaran perubahan lingkungan atau dampak lingkungan.

B. Prinsip Dasar Pendugaan Dampak


Pada pengukuran dampak lingkungan yang akan terjadi di masa yang akan
datang, besarnya akan ditentukan oleh waktu atau lamanya dampak terjadi. Perlu
diperjelas untuk jangka waktu berapa lama dampak tersebut akan diduga.
Umumnya digunkan istilah jangka pendek dan jangka panjang yang tentu hasilnya
akan berbeda, maka lebih baik dibahas terlebih dahulu prinsip dasar pengukuran
dampak (Rau dan Wooten, 1980).
Dampak lingkungan sendiri merupakan selisih antara keadaan lingkungan
tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan proyek. Dengan demikian
pendugaan sebenarnya harus dilakukan dua kali, yaitu pendugaan keadaan
lingkungan tanpa proyek dan pendugaan keadaan lingkungan dengan proyek
(Suratmo, 2004).
a. Pendugaan Keadaan Lingkungan Tanpa Proyek
Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek di masa yang akan
datang dilakukan berdasarkan keadaan lingkungan pada saat
penelitian. Keadaan lingkungan saat penelitian atau studi disebut Rona

4
Lingkungan Awal atau Enviromental baseline atau Enviromental
setting. (Suratmo, 2004)
Pekerjaan pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan
datang memerlukan keahlian yang tinggi juga banyak faktor
lingkungan yang harus diketahui karena dalam pendugaan ini harus
sesuai dengan dinamika dari lingkungan tempat studi. (Miller, 2000)
Alat bantu yang sangat penting dalam mempermudah pendugaan
adalah informasi mengenai sejarah atau kecenderungan perkembangan
lingkungan di daerah tersebut, sehingga perlu mengumpulkan data dan
informasi keadaan lingkungan pada waktu-waktu yang lalu secara
lengkap (data runtutan) di semua aspek (fisika-kimia, biologi dan
ekonomi-sosial). Kemudian dilakukan ektrapolasi atau pengembangan
pendugaan pada masa yang akan datang (Abdurrahman, 2003).
Pendugaan untuk jangka waktu makin lama atau makin panjang akan
makin sulit atau makin terbuka lebih banyak lebih banyak kesalahan
yang lebih besar. Makin dekat atau jangka pendek maka kesalahan
yang dilakukan akan lebih kecil.
Jika keadaan lingkunagn belum banyak digunakan manusia dan
tidak ada atau sedikit rencana pengubahan lingkungan di masa-masa
yang akan datang maka pendugaan relatif lebih mudah. Namun, untuk
daerah yang sudah berkembang dan untuk waktu dekat atau waktu
lama sudah banyak rencana pembangunan lain maka sulit melkukan
pendugaan dan makin banyak kemungkinan membuat kesalahan.
Sehingga sulit menduga secara detail untuk jangka panjang.
(Finsterbusch dan Wolf, 1977)
Secara umum, garis besar perkembangan keadaan atau kualitas
lingkungan tanpa proyek secara hipotesis yaitu keadaan lingkungan
yang apabila tanpa proyek makin lama makin meningkat (gambar 1),
keadaan kualitas lingkungan tidak berubah dari waktu ke waktu
(gambar 2), dan keadaan kualitas lingkungan makin lama makin buruk
(gambar 3) (Suratmo, 2004). Pada keadaan sebenarnya di alam tidak

5
ada perkembangan kondisi lingkungan yang berbentuk garis lurus
(lebih berbentuk gelombang).

Gambar 1. Keadaan kualitas lingkungan yang apabila tanpa proyek


makin lama akan makin meningkat kualitasnya

Gambar 2. Keadaan kualitas lingkungan yang tidak akan berubah dari


waktu ke waktu apabila tidak ada pembangunan proyek

Gambar 3. Keadaan kualitas lingkungan sekalipun tidak ada proyek


yang dibangun makin lama makin buruk

6
b. Pendugaan Keadaan Lingkungan dengan Proyek
Keadaan lingkungan dengan adanya pembangunan suatu proyek
secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga (Suratmo, 2004)
yaitu:
1) Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun
proyek pada waktu t1 (Gambar 4)
2) Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek
pada waktu t1 (Gambar 5)
3) Keadaan lingkungan yang relatif tidak berubah sekalipun
dibangun proyek pada waktu t1 (Gambar 6)

Gambar 4. Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun


proyek pada waktu t1

Gambar 5. Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek


pada waktu t1

7
Gambar 6. Keadaan lingkungan yang relatif tidak berubah sekalipun
dibangun proyek pada waktu t1

Keadaan lingkungan setelah diadakannya lingkungan juga dapat


mengalami perubahan baik secara negatif maupun positif
berkesinambungan. Misalnya ada suatu proyek yang pada jangka
pendek memberikan dampak negatif atau tidak mengalami perubahan
sedangkan pada jangka panjang berubah menjadi berdampak positif
dan begitu juga sebaliknya. Keadaan-keadaan inilah yang
menyebabkan diperlukan adanya pendugaan dampak suatu proyek
untuk jangka pendek maupun panjang.

Gambar 7. Dampak negatif pada jangka pendek tetapi memberikan


dampak positif untuk jangka panjang

8
Gambar 8. Dampak positif pada jangka pendek tetapi untuk jangka
panjang proyek tersebut membrikan dampak negatif

Komponen-komponen yang berada di lingkungan yaitu berupa


komponen kimia, fisika, dan biologi juga sangat menentukan keadaan
dari suatu lingkungan setelah adanya pembangunan dari suatu proyek.
Terdapat kemungkinan bahwa suatu proyek dapat memberikan
dampak positif pada suatu komponen tetapi memberikan dampak
negatif pada komponen yang lain (Miller, 2000).

Gambar 9. Proyek yang menghasilkan dampak positif pada komponen


lingkungan tertentu tetapi juga memberi dampak negatif pada komponen
lingkungan lainnya.

C. Langkah-Langkah Dalam Pendugaan Dampak


Secara skematis langkah-langkah pendugaan dampak dapat disajikan dalam
skema berikut:

9
Gambar. Skema langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan.

Namun detail dari tiap langkah berbeda atau ada hal-hal yang khusus untuk
tiap aspek karena adanya ciri-ciri khusus yang yang dimiliki tiap aspek (fisika-
kimia, biologi, sosial-ekonomi dan sosial budaya) (Soemarwato, 2003). Secara
garis besar langkah-langkah dalam pendugaan lingkungan adalah (Suratmo, 2004;
Canter 1977):
a. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang diduga akan
terkena dampak. Pada langkah ini perlu diperhatikan hal-hal khusus
yang dimiliki oleh tiap kelompok komponen atau aspek lingkungan.
Dalam identifikasi komponen-komponen apa yang akan terkena
dampak dan aktivitas dari proyek yang mana yang akan menyebabkan
timbulnya bproyek dengan menggunakan berbagai metodologi Andal.
b. Langka kedua menghitung besar dari dampak yang akan terjadi,
sehingga dapat disajikan secara kuantitatif. Apabila tidak
memungkinkan disjikan dalam secara kuantitatif maka dapat pula
secara kualitatif. Pendugaan dampak yangakan terjadi dapat disajikan
dengan skala kecil atau skala dalam lingkup sempit dan skala besar
atau dalam lingkup yang luas. Perhitungan ini dapat dibantu dengan
berbagai model matematika. Namun, untuk bidang biologi, sosial-

10
ekonomi, dan sosial-budaya sering belum dimiliki bentuk model
matematika, sehingga sering hanya mempercayakan kepada
professional judgment dari anggota tim yang membidanginya.
c. Langkah ketiga adalah evaluasi atau analisis serta pembahasan dari
dampak kelompok-kelompok yang akan menjadikan bentuk yang
mendekati pendugaan dampak lingkungan. Pada langkah ini anggota
tim menggunakan ilmu pengetahuan yang ada dan keahlian yang
dimilikinya untuk melakukan evaluasiatau dampak komponen-
komponen.
d. Langkah terakhir adalah menyusun strategi-strategi yang akan
diusulkan untuk mengendalikan dampak negative dan meningkatkan
dampak positif serta rencana pemantauannya.

D. Hal-Hal Khusus dalam Pendugaan Dampak


Hal-hal khusus dalam pendugaan dampak antara lain adalah ciri-ciri dari
setiap aspek lingkungan yaitu: fisika dan kimia; biologis; sosial-ekonomi; dan
sosial-budaya. (Suratmo, 2004; Fandeli, 2001; Finsterbusch dan Wolf, 1977)
a. Aspek Fisika dan Kimia
1) Dalam melakukan identifikasi bahan pencemar, maka perlu
dietahui sumber dan macam pencemar dari tiap aktivitas proyek.
2) Setiap macam bahan pencemar yang dikeluarkan dari proyek
harus dicari pula sumber-sumber lain di luar proyek yang telah
mengeluarkan bahan yang sama dan juga jumlahnya.
3) Menetukan keadaan komponen lngkungn=an yang akan terkena
bahan pencemar tersebut.
4) Mempelajari pola penyebaran dari bahan pencemar yang
dikeluarkan proyek. Untuk mengetahui hal tersebut perlu
diketahui data meteorologi, hidrologi dan hal-hal lain yang
menunjang penyebarannya.
5) Membandingkan dan membahas hasil perhitungan dampak Baku
Mutu yang berlaku.

11
6) Menghitung besarnya dampak dengan menggunakan berbagai
model matematika. Untuk aspek fisik dan kimia seperti air,
udara, kebisingan sudah banyak diciptakan. Perhitungan dalam
skala yang luas diarahkan pada keadaan ambien misalnya berapa
persen pencemar dari proyek ikut memperburuk keadaan dan
memburuknya pada komponen atau parameter yang mana. Perlu
pertimbangan bahwa tiap unsur atau parameter di
alammempunyai nilai akibat yang berbeda terhadap besarnya
pencemar yang diterima. Hal tersebut diantaranya bergantung
pada:
1. Parameter yang keadaannya sudah sama dengan ambang
batas Baku Mutu
2. Parameter yang keadaannya sudah dekat dengan ambang
batas Baku Mutu
3. Parameter yang keadaannya masih jauh dari ambang batas
baku mutu. Penambahan pencemar dari parameter yang
sudah sama dan yang sudah dekat dengan ambang batas
akan sangat berbahaya. Perhitungan dampak dalam skala
yang keras ditunjukkan pada konsentrasi dari pencemar di
lingkungan dan juga penyebarannya.

b. Aspek Biologis
1) Dampak pada spesies langkah, spesies yang akan punah dan
yang dilindungi undang-undang.
2) Pada lingkungan buatan perlu diketahui pola pengelolaan yang
dilakukan dan apabila mungkin pola pengelolaan secara historis.
3) Karena tiap kehidupan di alam selalu membentuk masyarakat
maka perlu diketahui bentuk ekosistem, tipe-tipe vegetasi dan
suksesi-suksesi alam yang terjadi.
4) Dampak pada aspek biologis banyak terjadi melalui dampak
tidak langsung dari proyek disamping dampak langsung.

12
Misalnya, perubahan tataguna tanah, perubahan permukiman,
perubahan mata pencaharian, dan lainnya.
5) Penggunaan model matematika untuk beberapa hal telah dapat
dilakukan.

c. Aspek Sosial-Ekonomi
1) Sering terdapat hal-hal yang merupakan masalah yang kritis dan
sensitive bagi masyarakat setempat dan hal-hal tersebut akan
berbeda di tempat lain. Hal-hal tersebut haruslah diketahui
karena dampak yang akan terjadi pada hal yang kritis dan
sensitif akan selalu berdampak besar.
2) Komponen-komponen dalam aspek ini perlu dikategorikan
keadaannya ke dalam keadaan yang baik, marginal dan kritis.
Penilaian dampak pada komponen yang berbeda keadaannya
akan berbeda.
3) Dampak tidak langsung juga dapat besar pada aspek social-
ekonomi baik yang datang dari aspek fisik, biologi, maupun
sosial-budaya, sehingga perlu pendugaan dampak tak langsung
secara cermat.
4) Dampak yang perlu diperhatikan adalah yang terjadi beruntutan.
Misalnya, meningkatkan pendapatan akan menimbulkan
peningkatan gizi makanan, yang kemungkinan juga akan
meningkatkan permintaan akan barang, pendidikan dan jasa
lainnya . dampak pada satu komponen sosial-ekonomi juga
dapat menimbulkan dampak pada hubungan antara manusia
sehingga dapat menimbulkan perpindahan mata pencaharian,
perpindahan tempat pemukiman, dan sebagainya
5) Pada aspek sosial-ekonomi belum banyak model matematika
yang dapat digunakan untuk Amdal. Apabila tidak
dimungkinkan menyajikan dalam kuantitatif, dapat dilakukan
dalam bentuk deskriptif kualitatif.

13
d. Aspek Sosial-Budaya
1) Melakukan identifikasi kebudayaan yang ada
2) Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting
dari sudut lokal, nasional dan internasional.
3) Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dari sudut arkeologi,
budaya, sejarah perjuangan, teknik, dan lain sebagainya.
4) Nilai-nilai unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan
dan lain sebagainya.
5) Ancaman pada nilai-nilai peninggalan tersebut biasanya karena
dihancurkan, rusak, kebanjiran atau tenggelam.
6) Nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat yang tidak
terlihat sering terkena dampak yang pertama sebelum dampak
lain terjadi, karena sulit untuk melihat dan menduga dan sering
anggota tim melupakan. Misalnya: adat-istiadat, kepercayaan,
hubungan di dalam keluarga atau masyarakat dan perilaku
lainnya.
7) Apabila ada saran dalam pengendalian dampak negatif pada
suatu peninggalan yang mempunyai nilai budaya sebaiknya
diberikan penilaian mengenai besarnya biaya.

E. Penyajian Dampak Lingkungan


Dampak lingkungan haruslah disajikan dengan jelas, terperinci, dan
tersusun dengan baik sehingga yang mengevaluasi dapat dengan cepat mendapat
gambaran mengenai dampak yang timbul dan bagaimana sifat dari dampak
tersebut (Rau dan Wooten, 1980; Suratmo, 2004).
a. Dampak tiap komponen lingkungan
Setiap dampak yang terjadi pada tiap komponen lingkungan dan
juga dampak ada proyek haruslah dibahas satu persatu dengan
pembahasan yang cukup mendetail secara kuantitatif atau kualitatif.
Meliputi uraian mengenai dampak langsung dan tak langsung. Usaha-
usaha menghindari atau mengurangi dampak pun perlu dibahas
termasuk usaha meningkatkan dampak positif (Miller).

14
b. Membuat pembahasan dampak lingkungan
Dibuat secara komprehensif dari dampak setiap komponen,
sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif,
mengingat adanya dampak langsung dan tidak langsung dan hubungan
yang tak terpisahkan antara komponen-komponen lingkungan
(Suratmo, 2004).
c. Memisahkan dampak yang terjadi dalam perbedaan kurun waktu yang
dapat dibagi ke dalam:
1) Dampak sementara
2) Dampak yang terjadi pada periode waktu yang pendek
3) Dampak yang terjadi pada periode waktu yang panjang
d. Dampak yang penting untuk dibahas khusus adalah dampak yang
menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat kembali atau
irreversible impact. Dampak pada komponen atau lingkungan yang
tidak dapat pulih kembali di masa depan merupakan dampak yang
sangat penting untuk dipertimbangkan dlam memberikan izin pada
proyek tersebut.
e. Sering pula disajikan khusus mengenai dampak negatif yang tidak
dapat dihindari sekalipun akan diusahakan cara untuk mengurangi
besarnya dampak (Suratmo, 2004).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dituliskan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penetapan suatu dampak dilakukan dalam tiga tahapan yaitu:
identifikasi dampak yang terjadi pada komponen lingkungan;
pengukuran atau penghitungan dampak yang pada komponen
lingkungan tersebut; penggabungan beberapa komponen lingkungan
yang sangat berkaitan, kemudian dianalisis.
2. Pendugaan besarnya dampak lingkungan banyak ditentukan oleh
waktu atau lamanya dampak terjadi (jangka pendek dan jangka
panjang) maka perlu dibahas terlebih dahulu prinsip dasar pengukuran
dampak. Pada prosesnya, pendugaan dampak sebenarnya harus
dilakukan dua kali yaitu pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek
dan dengan proyek.
3. Langkah-langkah dalam pendugaan lingkungan, yaitu: menetapkan
komponen-komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak;
menghitung besar dari dampak yang akan terjadi; evaluasi atau
analisis serta pembahasan dari dampak kelompok-kelompok yang
mendekati pendugaan dampak lingkungan; dan menusun strategi yang
diusulkan untuk mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan
dampak positif serta rencana pemantauannya.
4. Hal-hal khusus dalam pendugaan dampak antara lain adalah ciri-ciri
dari setiap aspek lingkungan yaitu: fisika dan kimia; biologis; sosial-
ekonomi; dan sosial-budaya.
5. Dampak lingkuangan harus disajikan secara terperinci, meliputi:
dampak tiap komponen lingkungan; membuat pembahasan dampak
lingkungan secara komprehensif; memisahkan dampak yang terjadi
dalam perbedaan kurun waktu; damapk yang penting untuk dibahas
secara khussu adalah dampak yang menyebabakan kerusakan

16
lingkungan yang tidak dapat kembali (irreversible impact); dan sajian
khusus mengenai dampak negatif yang tidak dapat dihindari.

17
Daftar Pustaka

Abdurrahman. 2003. Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam


Indonesia. Makalah. Disampaikan Pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII.
14-18 Juli 2003. Denpasar: Diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.
Canter, L.W. 1977. Environmental Impact Assessment. New York: McGraw Hill.
Fandeli, C. 2001.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan Pemapanannya
Dalam Pembangunan.Yogyakarta: Liberty.
Finsterbusch, K. & Wolf. 1977. Methodology of Social Impact Assesssment. Pennsylvania:
Hutchingon & RossInc.
Miller, G.Y. 2000. Living in the environment, Principles, Connection & Solution. 9th Edition.
California: Wadsworth Publishing Company.
Rau J.G. &Wooten, D. C. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. New York: .
Mc.Graw-Hill Book Company.
Sari, A.G. 2011. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan serta Upaya Penegakan Hukum
Lingkungan dalam Perspektif Yuridis Normatif. Jurnal Berkala Universitas Kadiri,
Edisi Oktober: 13 – 20.
Soemarwato, O.2003.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suratmo, F.G. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

18

Anda mungkin juga menyukai