Anda di halaman 1dari 22

Bentuk Negara

Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, dunia didiami oleh lebih dari 190 negara.
Dimana hukum internasional semua Negara tersebut sama, apakah itu Negara besar atau kecil,
kaya atau miskin, kuat atau lemah, masing-masing negara adalah subjek hukum internasional
dengan hak-hak dan kewajiban yang dimilikinya.
Namun, tidak semua Negara di dunia mempunyai bentuk yang sama. Perbedaan ini
menyebabkan pula perbedaan bentuk pelaksanaan hubungan internasional masing-masing
negara. Bagaimana bentuk suatu negara adalah urusan negara itu sendiri. Hukum internasional
tidak mempunyai hak atau wewenang untuk ikut menentukan bentuk suatu negara. Suatu negara
memilih bentuk negaranya sesuai dengan aspirasinya sendiri. Karena negara-negara melakukan
kegiatan satu sama lain, hukum internasional perlu mengetahui bagaimana suatu negara
melaksanakan kegiatan luar negerinya. Untuk memudahkan pengkajiannya, hukum internasional
mengelompokkan negara dalam berbagai bentuk:
Negara Kesatuan
Bentuk negara kesatuan jumlahnya sekitar separuh Negara di dunia. Undang-undang dasar
negara kesatuan memberikan keuasaan penuh kepada pemerintahan pusat untuk melaksanakan
kegiatan hubungan luar negeri. Suatu negara kesatuan betapapun luas otonomi yang dimiliki oleh
propinsi-propinsinya, masalah-masalah yang menyangkut hubungan luar negeri merupakan
wewenang pemerintah pusat dan daerah pada prinsipnya tidak boleh berhubungan langsung
dengan negara luar. Perancis dan Indonesia adalah contoh negara kesatuan dan bentuk negara
semacam ini biasanya tidak menimbulkan kesulitan dalam hubungan internasional.
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh
daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya,
baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya
dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan,
yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek
pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badanbadan lain yang berdaulat.
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
1. Sentralisasi, dan
2. Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,
sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah

pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus
rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
1. adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
2. adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
3. penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.
Kerugian sistem sentralisasi:
1. bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran
jalannya pemerintahan;
2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;
3. daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan
sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat;
4. rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung
jawab tentang daerahnya;
5. keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat
parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi:
1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu
sendiri;
3. tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan
lancar;
4. partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
5. penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta
kemajuan pembangunan.
Negara Federal
Negara federal adalah gabungan sejumlah negara yang dinamakan negara-negara bagian yang
datur oleh suatu undang-undang dasar yang membagi wewenang antara pemerintah federal dan
negara-negara bagiannya. Perlu dicatat bahwa negara-negara bagian ini tidak selalu mempunyai
nama yang sama. Di Kanada, negara bagian bernama provinsi seperti juga halnya dengan Afrika
Selatan dan Argentina. Di Swiss, namnya canton ataulander.
Di Amerika Serikat, Brasil, Mexico dan Australia, namanya negara bagian. Walaupun negara
bagian mempunyai konstitusi dan pemerintah masing-masing, negara federal inilah yang menjadi
subjek hukum internasional dan mempunyai wewenang untuk melakukan kegiatan luar negeri.
Wewenang luar negeri yang dimiliki oleh negara federal bukan ditentukan oleh hukum
internasional, tetapi oleh konstitusi negara federal. Dalam setiap rezim federal, wewenang
mengenai pelaksanaan hubungan luar negeri, pertahanan nasional, pengaturan perdagangan
dengan negara-negara lain, antara berbagai negara bagian, pencetakan uang dan lain-lain.
Hanya pemerintah federal yang mempunyai wewenang untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, membuat perjanjian politik dan militer. Tidak satupun dari negara bagian dapat ikut
dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan tidak satupun dari negara-negara tersebut dapat dianggap
sebagai subjek hukum internasional.
Di Amerika Sserikat, wewenang untuk membuat perjanjian-perjanjian internasional diserahkan
kepada badan eksekutif pemerintah federal, dalam hal ini kepala negara. Disamping itu, bila
negara bagian dari suatu negara federal melakukan perbuatan yang melanggar hukum
internasional, biasanya negara federal yang mengambil tanggung jawab internasionalnya.
Walaupun masalah-masalah luar negeri merupakan wewenang eksklusif pemerintah federal, ada
beberapa negara yang undang-undang dasar federalnya memberikan wewenang terbatas kepada
negara-negara bagian. Misalnya, di Swiss undang-undang dasar mengizinkan cantoncanton untuk membuat peraturan lalu lintas darat, sungai, dan udara dengan negara-negara
tetangga. Sebelum pecah, Uni Soviet melalui amandemen konstitusinya pada tahun 1944,
membolehkan dua negara bagiannya Ukraina dan Byelorussia membuat perjanjian internasional
atas nama mereka masing-masing dan bahkan anggota PBB disamping Uni Soviet sendiri.
Sistem federal yang cukup merepotkan ialah apa yang terjadi dengan Kanada. Kebijaksanaan
propinsi Quebec yang membuat persetujuan-persetujuan kebudayaan dengan Perancis dan
negara-negara Afrika Francophone seing menimbulkan ketegangan antara pemerintah federal
Kanada dengan negara bagian tersebut. Bulan Maret 1986, Kanada meutuskan hubungan
diplomatik dengan Gabon yang mengadakan hubungan langsung dengan Quebec tanpa melalui
pemerintah federal. Akhirnya, dengan segala keengganan pemerintah federal Kanada
memberikan kewenangan kepada propinsi Quebec untuk membuat persetujuan-persetujuan
kebudayaan dengan negara-negara francophoe tersebut. Negara federal juga dapat menjadi pecah
seperti Uni Soviet pada tanggal 31 Desember 1991 dan juga yugoslavia di tahun yang sama.

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat
adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/ federal:
1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi
kepentingan negara bagian;
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian,
kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada
pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya
disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara
bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal
kenegaraan selebihnya (residuary power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal
meliputi:
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional,
misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik;
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional,
perang dan damai;
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum
maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya:
mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal,
misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos,
telekomunikasi, statistik.
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah:

1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan
kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh
negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949);
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara
bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan
India;
3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam
menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah
pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri
(otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu.
Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom,
hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.
Gabungan Negara-Negara Merdeka
Gabungan negara-negara merdeka mempunyai dua macam bentuk, Uni Riil dan Uni Personil.
Uni Riil Yang dimaksud dengan uni riil adalah penggabungan dua negara atau lebih melalui
suatu perjanjian internasional dan berada dibawah kepala negara yang sama dan melakukan
kegiatan internasional dan berada dibawah kepala negara yang sama dan melakukan kegiatan
internasional sebagai satu kesatuan. Yang menjadi subjek hukum internasional adalah uni itu
sendiri, sedangkan masing-masing negara anggotanya hanya mempunyai kedaulatan intern saja.
Sesuai perjanjian atau konstitusio yang menggabungkan kedua negara, mereka tidak boleh
berperang satu sama lain atau secara terpisah melakukan perang dengan negara lain.
[1] Perjanjian-perjanjian internasional dibuat oleh uni atas nama masing-masing negara anggota
karena negara-negara tersebut tidak lagi mempunyai status personalitas internasional.
Ada beberapa contoh dalam sejarah modern seperti uni Austria-Hongaria yang bubar di tahun
1918 sesaat sebelum berakhirnya Perang Dunia 1, Denmark dan Iceland dari 1918-1944.Di

Timur Tengah pernah terjadi penggabungan antara beberapa negara dalam bentuk uni. Mesir dan
Syria menggabungkan diri dalam United Arab Republic tetapi hanya beberapa tahun saja dari
bulan Febuari 1958 sampai bulan September 1961 karena tidak adanya keserasian antara kedua
negara.[2] Selanjutnya ada upaya-upaya lain untuk membentuk uni yang sama antara beberapa
negara Afrika utara yaitu antara Libya, Mesir, Sudan pada tahun 1970; Mesir, Libya dan Syria
tahun 1971; Libya dan Mesir tahun 1972-1973 serta Libya dan Tunisia tahun 1974 tetapi
semuanya mengalami kegagalan.
Adapun Uni personil tebentuk bila dua negara berdaulat menggabungkan diri karena mempunyai
raja yang sama. Dalam uni personil masing-masing negara tetap merupakan subjek hukum
internasional. Contoh-contoh dalam sejarah adalah uni antara Belanda dan Luxemburg dari tahun
1815 sampai 1890, antara Belgia dan negara merdeka Kongo dari tahun 1855 sampai 1908.
Sistem uni riil dan uni personil sekarang ini hanya mempunyai nilai sejarah saja dan praktis
tidak ada lagi negara yang berada dibawah sistem tersebutkecuali bebarapa negara dalam
kerangka British Commonwealth of Nations yang mengakui Ratu Elizabeth II sebagai kepala
negaranya, seperti Kanada dan Australia.
Konfederasi
Konfederasi merupakan gabungan dari sejumlah Negara melalui sejumlah perjanjian
internasional yang memberikan wewenang tertentu kepada konfederasi. Dalam bentuk gabungan
ini, negara-negara anggota konfederasi masing-masingnya tetap merupakan negara-negara yang
berdaulat dan subjek hukum internasional. Bentuk konfederasi hanya di bad XIX. Walaupun
Swiss secara resmi menamakan dirinya sebagai konfederasi tetapi semenjak tahun 1848 pada
hakekatnya lebih banyak bersifat federal dimana wewenang luar negeri berada ditangan
pemerintah federal.
Negara-Negara Netral
Negara-negara netral adalah negara yang membatasi dirinya untuk tidak melibatkan diri dalam
berbagai sengketa yang terjadi dalam masyarakat internasional. Netralitas ini mempunyai
beberapa arti dan haruslah dibedakan pengertian netralitas tetap dan netralitas sewaktu-waktu,
politik netral atau netralitas positif.
Netralitas tetap adalah negara yang netralitasnya dijamin dan dilindungi oleh perjanjianperjanjian internasional seperti Swiss dan Austria, sedangkan netralitas sewaktu-waktu adalah
sikap netral yang hanya berasal dari kehendak negara itu sendiri (self imposed) yang sewaktuwaktu dapat ditanggalkannya. Swedia misalnya, selalu mempunyai sikap netral dengan menolak
mengambil ikatan politik dengan blok kekuatan manapun. Tiap kali terjadi perang, Swedia selalu
menyatakan dirinya netral yaitu tidak memihak kepada pihak-pihak yang berperang. Netralitas
Swedia tidak diatur oleh perjanjian-perjanjian internasional, tetapi dalam kebijaksanaan yang
sewaktu-waktu dapat saja ditanggalkannya. Dengan berakhir perang dingin, Swedia dan juga
Finlandia ikut menjadi anggota Uni Eropa semenjak 1 Januari 1985.

Selanjutnya adapula politik netral atau netral positif yang kebijaksanaannya dianut oleh negaranegara berkembang terutama yang tergabung dalam gerakan non blok. Negara-negara tersebut
bukan saja tidak meihak kepada blok-blok kekuatan yang ada tetapi juga dengan bebas
memberikan pandangan dan secara aktif mengajukan saran dan usul penyelesaian atas masalahmasalah yang dihadapi dunia demi tercapainya keharmonisan dan terpeliharanya perdamaian
dalam masyarakat internasional.
a. Dasar-dasar Politik, Sosiologis dan Hukum Negara Netral Tetap
Negara-negara tetap mempunyai dasar-dasar politik, sosiologis dan yuridik bagi kenetralitasnya.
Dari segi politik
Netralitas tetap suatu institusi yang lahir dari politik keseimbangan untuk menjaga agar suatu
negara tertentu jangan menjadi rebutan negara-negara besar. Keseimbangan ini akan putus
apabila negara tersebut masuk ke salah satu negara dikawasannya. Itu adalah dasar pertimbangan
klasik dan yang masih berlaku sampai sekarang terutama dalam menghadapi persaingan antar
negara-negara besar.
Dari segi sosiologis
Menurut Doktrin positivis, netralitas tetap merupakan cermin dari keharusan sosial yang berasal
dari faktor-faktor historis dan letak-letak geografis dari negara-negara yang bersangkutan. Jadi
netralitas tersebut mempunyai status objektif yang pelaksanaannya dirasa perlu untuk menjaga
keseimbangan dan perdamaian.
Dari segi yuridis
Netralitas tetap didasarkan atas salah satu atau lebi instrumen hukum di mana negara yang
bersangkutan juga ikut didalamnya atau atas pernyataan kolektif atau unilateral dari negaranegara yang mengakui dan menghormati netralitas tersebut.
b. Negara-Negara Netral Tetap
Swiss
Swiss adalah contoh negara netral yang tetap idiil, karena keadaan geografisnya semenjak lahir
telah mempraktikkan politik netral terhadap semua sengketa yang terjadi di kawasannya. Negara
Swiss terdiri dari wilayah-wilayah yang diambil dari Negara-negara tetangganya, yaitu Austria,
Perancis, dan Italia. Bila dalam suatu sengketa, Swiss memihak kepada salah satu Negara
tetangga, Negara tersebut akan menjadi pecah belah dan diduduki oleh negara-negara tetangga
lainnya. Di samping itu, negara-negara tetangga juga memerlukan swiss sebagai netral untuk
menjadi zona penyangga.
Dasar hukum netralitas Swiss terdapat dalam tiga dokumen yuridik, yaitu:

1. Pernyataan bersama tanggal 25 Maret 1815 oleh Inggris, Perancis, Portugal, Prusia,
Spanyol, Swedia, dan Rusia sewaktu Kongres Wina yang mengakui dan menjamin
netralitas swiss. Pernyataan tersebut diterima oleh negara tersebut tanggal 27 Mei tahun
yang sama.
2. Pasal 84 Act the Vienna Conggress dan pernyataan tanggal 20 November 18185 oleh
negara-negara yang memang perang melawan Napoleon Bonaporte.
3. Pasal 435 Treaty Versailles yang menegaskan lagi netralitas tersebut.
Dulunya Swiss adalah anggota Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Kemudian setelah lahirnya PBB
tahun 1945, Swiss tidak ikut dalam organisasi dunia itu walaupun aktif dalam organisasiorganisasi bersifat teknis (badan-badan khusus PBB). Pada tahun 1986, negara tersebut
mengadakan referendum untuk mengetahui apakah rakyat Swiss igin tetap berada di luar atau
ingin masuk PBB. Referendum tersebut ditolak 75% penduduk. Kemudian pada bulan Maret
2002, diselenggarakan lagi referendum dan akhirnya dengan 54,6% suara, Swiss memutuskan
untuk menjadi anggta PBB dan diterima organisasi tersebut pada tanggal 10 September 2002.[3]
Austria
Perjanjian-perjanjian Versailles dan Saint Germain tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I
berisikan ketentuan-ketentuan untuk mencegah agar Jerman tidak menduduki Austria di masa
yang akan datang. Namun, kekhawatiran tersebut menjadi kenyatan dengan didudukinya Austria
oleh negara tersebut di tahun 1938 (Anschluss), setelah berakhirnya perang dunia II rakyat
Austria bertekad untuk membangun negar mereka tetapi gagal karena pertikaian antara Uni
Soviet dan Negara-negara sekutu. Usaha tersebut baru terlaksana di tahun 1955, yaitu setelah
ditandatanganinya sebuah memorandum di Moskow tanggal 15 April 1955 antara Uni Soviet dan
Austria yang memberikan status netral tetap kepada negara Austria dengan jaminan bahwa
negara tersebut tidak lagi masuk sistem Barat.
Dasar hukum netralitas Austria terdapat didalam:
1. Naskah yang diterima Dewan Nasional Austria tanggal 9 juni 1955 yang menyatakan
bahwa penghormatan terhadap wilayah negara Austria adalah sesuai dengan kepentingan
politik seluruh Eropa.
2. Undang-undang Dasar Austria tanggal 26 oktober 1955 yang memprokalamsikan
netralitas tetap negara Austria dan yang akan dipertahankan dengan segala cara. Negaranegara besar setelah menerima notifikasi dari Pmerintah Austria mengenai status netral
tetap yang tercantum dalam UUD, melalui nota-nota yang disampaikan, mengakui
netralitas netralitas austria tersebut.
Bagi Austria, keanggotaannya di PBB merupakan jaminan bahwa kemerdekaan dan keutuhan
wilayahnya akan dinormatif sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Piagam
Organisasi Dunia tersebut. Selain itu, Austria akhirnya menjadi negara anggota Uni Eropa
semenjak tahun 1995.

Disamping itu, pada abad ke-20, sejarah juga mengenal negara-negara netral lainnya yang
netralitasnya juga ditentukan oleh instrumen-instrumen yuridik internasional seperti Belgia,
Luxemburg dan Laos, tetapi tidak dapat tahan lama sebagai akibat berbagai perkembangan.
Status netralitas Belgia yang permanen diakui mulai bulan November 1831 dan ditegaskan oleh
Perjajian London 19 April 1839, akhirnya ditanggalkan negara tersebut setelah diserbu Jerman
pada tanggal 4 Agustus 1914 waktu permulaan Perang Dunia I. Sedangkan Luxemburg yang
netralitasnya ditentukan oleh Perjanjian London 1867 juga diakhiri melalui Pasal 40 Perjanjian
Versailles karena dianggap ciptaan belaka dari diplomasi Eropa. Laos juga melalui pernyataan
sepihak tanggal 9 Juli 1962 dan pernyataaan kolektif 13 negara peserta Konferensi Jenewa bulan
Juli 1962 juga mendapatkan status netralitas tetap. Akan tetapi, netralitas ini sulit dilaksanakan
karena adanya kelompok-kelompok di dalam negeri yang secara ideologis dan politis saling
bertentangan sehingga akhirnya Laos menjadi negara sosialis setelah menangnya kelompok
komunis yang didukung oleh Vietnam Utara dan RRC. Kasus netralitas Laos ini dengan jelas
menunjukkan bahwa terciptanya netralitas suatu negara bukan hanya tergantung kepada jaminan
dan lindungan negara-negara luar saja, tetapi juga harus dilindungi dan dihormati semua
kelompok masyarakat dalam negeri. Sekarang Laos telah menjadi anggota ASEAN semenjak
tahun 1997.
Negara yang Terpecah
Negara yang terpecah adalah sebagai akibat Perang Dunia II yang lalu di mana suatu Negara
diduduki oleh Negara-negara besar yang menang perang. Perang Dingin sebagai akibat
pertentangan ideologi dan politik antara Blok Barat dan Timur telah meyebabkan negara yang
diduduki pecah menjadi dua yang mempunyai ideologi dan sistem pemerintahan yang saling
berbeda dan yang menjurus pada sikap saling curiga-mencurigai dan bermusuhan. Setelah
Perang Dunia Kedua, terdapat empat negara yang terpecah-pecah, yaitu Jerman, Cina, Korea dan
Vietnam. Kemudian Jyprus juga merupakan negara terpecah karena interverensi Yunani dan
Turki.
Jerman
Sebagai akibat kekalahan perang, Jerman diduduki oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat bersama
Negara-negara sekutu. selama bertahun-tahun sebagai akibat pertentangan ideologis, tidak
tercapai persetujuan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat mengenai pembentukan negara
Jerman yang baru, sehingga akhirnya tampil dua negara, yaitu Republik Federal Jerman tanggal
8 Mei 1949 dan Republik Demokratik Jerman tanggal 7 Oktober 1949.
Walaupun Jerman Barat sudah merupakan negara yang merdeka, tetapi mempunyai pembatasan
dalam pelaksanaan kedaulatan, seperti tidak boleh membuat senjata-senjata nuklir, senjata
biologis, dan senjata kimia. Jerman Barat diduduki secara militer oleh Amerika Serikat, Inggris
dan Perancis, sedangkan Jerman Timur oleh Uni Soviet. Akibat dari pertentangan ideologis dan
politik antara kedua negara, usaha-usaha untuk menyatukan kembali kedua negara tersebut
menjadi gagal sehingga pemisahan kedua negara ini menjadi resmi setelah masing-masingnya
diterima menjadi anggota PBB pada tanggal 18 September 1973, selanjutnya kedua negara
membuka hubungan resmi tanggal 20 juni 1975. Runtuhnya tembok berlin di akhir tahun 1989

dan berakhirnya Perang Dingin merupakan kesempatan bagi Jerman Barat untuk menyatukan
kedua negara menjadi satu Jerman pada tanggal 3 Oktober 1990. Setelah bergabungnya kembali
menjadi satu negara, Jerman selanjutnya hanya diwakili oleh satu negara saja di PBB dan
organsasi-organisasi intenasional lainnya.
Cina
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Cina terpecah menjadi dua Negara, yaitu Repblik Rakyat
Cina di daratan Cina dan Pemerintah Nasionalis Republik Cina di Taiwan. Sampai sekarang
pemerintahancina di Beijing menganggap Taiwan hanya sebagai salah satu dari propinsinya dan
menentang konsep dua cina. Pada bulan Oktober 1971 kursi Cina di PBB telah berhasil diambil
oleh wakil Republik Rakyat Cina dengan mengeluarkan wakil Cina Nasionalis dari Organisasi
Dunia tersebut. Dari segi faktual, Republik Cina tetap dianggap sebagai negara. Sebaliknya,
Republik Rakyat Cina mempunyai hubungan dengan mayoritas negara di dunia dan ikut
berperan dalam penanganan masalah-masalah perdamaian dan keamanan intenasional. Sampai
sekarang Cina masih tetap mempraktikkan pemutusan hubungan diplomatik dengan negaranegara yang mengakui cina nasionalis, yang terakhir ialah dengan Macedonia pada tahun 1999.
Korea
Sampai tahun 1945 Korea diduduki oleh Jepang. Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua
dengan kekalahan Jepang, Korea dibagi dua yaitu Korea Utara dengan sistem demokrasi liberal.
Bulan Juni 1950 Korea Utara melancarkan serangan ke Korea Selatan dengan tujuan
mempersatukan kedua negara, tetapi gagal berkat bantuan pasukan PBB.
Persetujuan Perletakan Senjata Pan Mun Jon tahun 1953 telah mengembalikan keadaan
pada status quo ante.Kedua Korea sekarang ini masing-masingnya merupakan anggota aktif
masyarakat internasional dan bahkan Korea Utara adalah anggota Gerakan Non Blok. Sudah
sejak lama Korea Selatan ingin menjadi anggota PBB, tetapi selalu dihalangi oleh Korea Utara
melalui Uni Soviet dengan menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan. Setelah berakhirnya
Perang Dingin, dicapai kesepakatan bahwa kedua negara tersebut diterima ebagai anggota PBB
pada tahun 1991 dengan nama Democratic Peoples Republic of Korea dan Republic of
Korea. Perlu dicatat bahwa kedua negara secara hukum masih dalam keadaan Perang Korea
(1950-1953) belum diakhiri dengan suatu perjanjian perdamaian.
Vietnam
Sesuai Konvensi Jenewa 1954, Vietnam dibagi oleh garis paralel yaitu bagian Utara rezim
komunis dan bagian Selatan pemerintah liberal. Selama sekitar 20 tahun terdapat dua Negara
terpisah yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan yang masing-masing anggota aktif masyarakat
internasional. Selanjutnya, hubungan kedua negara selalu ditandai dengan sengketa bersenjata
karena tekad Vietnam Utara untuk menyatukan kedua negara yang akhirnya terlaksana dengan
jatuhnya Saigon pada akhir April 1975. Setelah bersatu kembali pada tanggal 3 Juli 1976,
Vietnam menjadi anggota PBB pada tanggal 20 September 1977.
Cyprus

Sebagai akibat pengambilan kekuasaan oleh perwira-perwira Yunani yang ingin menggabungkan
Cyprus dengan Yunani tahun 1974, Turki segera menduduki bagian utara dari pulau tersebut.
Selanjutnya 38% dari pulau Cyprus diduduki oleh Turki dengan kehadiran 20.000 pasukannya.
Akibatnya, penduduk asal Yunani terpaksa meninggalkan bagian utara pulau tersebut dan 60.000
orang Turki didatangkan dari Negara induk untuk mengubah keseimbangan demografi bagian
urara pulau tersebut. Kemudian masyarakat Turki di pulau itu tanggal 15 November 1983
mengumumkan lahirnya Turkish Republic of Northern Cyprus. Baik Majelis Umum PBB
maupun Dewan Keamanan mengecam pendirian Negara tersebut dan menyatakannya tidak sah
dan minta semua Negara tidak mengakui entitas terebut dan Negara-negara lainnya menolak.
Pasukan Pemeliharaan Keamanan PBB yang berada di pulau tersebut berjumlah sekitar 1.000
orang (UNFICYP: United Nations Force in Cyprus) sebagai penyangga antara masyarakat asal
Yunani dan Turki.
Negara-negara Kecil
Yang dimaksud dengan negara-negara kecil adalah negara-negara yang mempunyai wilayah
sangat kecil dengan penduduk yang sangat sedikit pula. Negara-negara kecil ini mempunyai
semua unsur konstitutif seperti yang dipersyaratkan oleh hukum internasional bagi pembentukan
suatu negara. Dari 191 negara anggota PBB sekarang ini, 41 negara berpenduduk kurang dari 1
juta dan 15 negara berpenduduk kurang dari 100.000 orang.
Negara-negara kecil ini ada yang terdapat di kawasan Eropa, Pasifik, dan Karibia. Sebagai
contoh:[4]
Di Eropa
1. Liechtenstein

: 33.000 penduduk

2. Monaco

: 34.000 penduduk

3. San Marino

: 27.000 penduduk

4. Vatikan[5]

: 2.581 penduduk

160 km2
2 km2
61 km2
44.000 m2

Di Pasifik
1. Republik Nauru

: 12.000 penduduk

21 km2

2. Tuvalu

: 10.000 penduduk

26 km2

3. Kiribati

: 85.000 penduduk

684 km2

4. Kerajaan Tonga
Di karibia

: 101.000 penduduk

700 km2

1. Saint Kitts and Nevis : 46.000 penduduk

261 km2

2. Antigua and Barbuda : 77.000 penduduk

442 km2

3. Dominica

: 71.000 penduduk

751 km2

Walaupun semua negara ini merupakan negara-negara yang merdeka dan berdaulat, tidak
semuanya sanggup melaksanakan kedaulatan keluarnya, seperti mempunyai perwakilan
diplomatik dan konsuler dengan negara-negara lain atau menjadi anggota organisasi-organisasi
internasional. Pertimbangan terutama ialah karena mahalnya pembukaan misi perwakilan tetap di
luar negeri, kurangnya personalia, dan beratnya beban pembayaran kontribusi wajib pada
organisasi-organisasi internasional.
Dari negara-negara kecil di kawasan Pasifik Barat Daya pada mulanya hanya Vanuatu, Federal
States of Micronesia, Fiji, Samoa, Marshall Island, Salomon Island yang menjadi anggota PBB.
Baru kemudian tiga negara lainnya yaitu Tonga, Kiribati, dan Nauru menjadi anggota PBB pada
tahun 1999 yang akan disusul kemudian oleh Tuvalu pada bulan September tahun 2000. Namun
semua negara di kawasan tersebut adalah anggota South Pasific Forum dan menandatangani
Treaty of Rarotonga untuk pembentukan Zona Bebas Senjata Nuklir di Pasifik Selatan.
Jadi negara-negara yang sangat kecil di kawasan Pasifik Barat Daya banyak yang membatasi diri
pada kegiatan-kegiatan yang bersifat regional. Sebaliknya semua negara kecil di kawasan
Karibia adalah anggota PBB karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari New York. Selain dari
itu, negara-negara kecil di Eropa baru masuk PBB tahun 90-an yaitu Liechtenstein 18 September
1990, San Marino 2 Maret 1992, Monaco 28 Mei 1993 dan Andorra 28 Juli 1993.
Negara-negara kecil tersebut tidak mempunyai angkatan bersenjata dan pertahanan nasionalnya
diserahkan kepada negara tetangga. Tentu saja negara-negara kecil tersebut diharapkan untuk
mempunyai kebijaksanaan luar negeri yang tidak berbeda dengan negara tetangganya. Sebelum
menjadi anggota PBB, Ada negara-negara kecil yang aktif dalam organisasi-organisasi
internasional bersifat teknis dan juga mengikuti sidang-sidang majelis umum di PBB di New
York dan status sebagai peninjau seperti Monaco. Vatikan yang sampai sekarang bukan anggota
PBB mempunyai status sebagai peninjau tetap di organisasi tersebut.
Demikianlah semua negara-negara kecil tersebut adalah subjek hukum internasional, tetapi
karena kecilnya maka tidak mampu untuk melaksanakan semua atribut sebagai negara merdeka
dan berdaulat. Bila terjadi pembatasan-pembatasan, itu adalah atas kehendak sendiri dan juga
kadang-kadang melalui perjanjian khusus dengan negara-negara tetangga mereka.
Protektorat
Protektorat merupakan rejim konvensional antara dua Negara yang secara tidak sama membagi
pelaksanaan berbagai wewenang. Dalam sistem protektorat ini negara kolonial memperoleh
sejumlah wewenang atas negara yang dilindunginya. Negara-negara yang berada dibawah sistem
protektorat ini mempunyai kapasitas yang terbatas di bidang hubungan luar negeri dan
pertahanan yang biasanya dilakukan oleh negara pelindung. Seberapa jauh wewenang luar negeri

tersebut tergantung dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam instrumen yuridik yang
mengatur hubungan kedua negara.
Dalam sistem protektorat ini masalah intern hampir seluruhnya berada dibawah wewennag
negara yang dilindungi. Sistem protektorat ini adalah peninggalan zaman kolonial, misalnya
yang terjadi dengan Tunisia, Maroko, Kamboja, Laos dan Vietnam yang dulunya merupakan
protektorat Perancis. Dalam prakteknya negara pelindung ikut campur terhdap masalah-masalah
intern negara yang dilindungi terutama di bidang politik dan ekonomi dengan penggantian
bantan sesuai perjanjian menjadi administrasi langsung negara pelindung. Sekarang ini tidak ada
lagi negara yang berada dibawah sistem protektorat tersebut.

Bentuk Kenegaraan
Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap negara yang
menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak. Perserikatan
pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan politik, hubungan luar
negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya.
1. Perserikatan Negara
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan yang
beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan kerjasama di
antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para
wakil dari negara anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:

Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)

Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)

Perbedaan antara negara serikat dan perserikatan negara:

Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara serikat dapat
langsung mengikat warga negara bagian; sedangkan dalam serikat negara keputusan yang
diambil oleh serikat itu tidak dapat langsung mengikat warga negara dari negara anggota.

Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh memisahkan diri dari negara
serikat itu; sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota boleh memisahkan
diri dari gabungan itu.

Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam; sedangkan dalam serikat
negara, negara-negara anggota tetap berdaulat ke dalam maupun ke luar.

2. Koloni atau Jajahan


Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain. Koloni biasanya
merupakan bagian dari wilayah negara penjajah. Hampir semua soal penting negara koloni diatur
oleh pemerintah negara penjajah. Karena terjajah, daerah/ negara jajahan tidak berhak
menentukan nasibnya sendiri. Dewasa ini tidak ada lagi koloni dalam arti sesungguhnya.
3. Trustee (Perwalian)
Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh beberapa
negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian ditekankan kepada negaranegara pelaksana administrasi.
Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk
mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB melalui perjanjianperjanjian tersendiri dengan negara-negara yang melaksanakan perwalian tersebut.
Perwalian berlaku terhadap:
1. wilayah-wilayah yang sebelumnya ditempatkan di bawah mandat oleh Liga BangsaBangsa setelah Perang Dunia I;
2. wilayah-wilayah yang dipisahkan dari negara-negara yang dikalahkan dalam Perang
Dunia II;
3. wilayah-wilayah yang ditempatkan secara sukarela di bawah negara-negara yang
bertanggung jawab tentang urusan pemerintahannya.
Tujuan pokok sistem perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan wilayah perwalian menuju
pemerintahan sendiri. Mikronesia merupakan negara trustee terakhir yang dilepas Dewan
Perwalian PBB pada tahun 1994.
4. Dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara dominion
semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/
Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-negara itu tergabung dalam suatu
perserikatan bernama The British Commonwealth of Nations (Negara-negara
Persemakmuran).

Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena keanggotaannya
bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan sejarah dan azas kerja
sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada negara-negara tertentu juga
dalam bidang keuangan). India dan Kanada adalah negara bekas jajahan Inggris yang semula
berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk pemerintahannya menjadi republik/
kerajaan dengan kepala negara sendiri, maka negara-negara itu kehilangan bentuk dominionnya.
Oleh karena itu persemakmuran itu kini dikenal dengan nama Commonwealth of Nations.
Anggota-anggota persemakmuran itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Australia,
Selandia Baru, India, Malaysia, etc. Di sebagian dari negara-negara itu Raja/ Ratu Inggris
diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 negaranegara itu diwakili oleh High Commissioner.
5. Uni
Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang merdeka dan berdaulat
penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.
Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Uni Riil (Uni Nyata)
yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki alat perlengkapan negara
bersama yang telah ditentukan terlebih dulu. Perlengkapan negara itu dibentuk untuk mengurus
kepentingan bersama. Uni sengaja dibentuk guna mewujudkan persatuan yang nyata di antara
negara-negara anggotanya.
Contoh: Uni Austria Hungaria (1867-1918), Uni Swedia Norwegia (1815-1905), Indonesia
Belanda (1949).
2) Uni Personil
yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala urusan dalam negeri
maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara anggota.
Contoh: Uni Belanda Luxemburg (1839-1890), Swedia Norwegia (1814-1905), Inggris
Skotlandia (1603-1707;
Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk gabungan negaranegara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama. Tujuannya adalah untuk bekerja sama
dalam bidang hubungan luar negeri. Contoh: Uni Indonesia Belanda setelah KMB.
6. Protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan negara
lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka karena tidak

memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya. Contoh: Monaco sebagai
protektorat Prancis.
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:

Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian besar
urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung. Negara
protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional. Contoh: Brunei
Darussalam sebelum merdeka adalah negara protektorat Inggris.

Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek hukum internasional.


Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara
protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).

7. Mandat
Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang kalah
dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang perang
dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan
perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina
(Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat
C).

BENTUK PEMERINTAHAN
Menurut ajaran klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang yang
memerintah dan sifat pemerintahannya (baca keterangan berikut), yaitu:
1. Monarkhi, akan menimbulkan Tirani
2. Aristokrasi, akan menimbulkan Oligarkhi
3. Demokrasi, akan menimbulkan Anarkhi

1. Plato
Bentuk pemerintahan pada zaman Yunani Kuno mengutamakan peninjauan ideal (filsafat). Plato
mengemukakan bahwa bentuk pemerintahan dapat dibagi menjadi lima, sesuai dengan sifat
tertentu manusia, yaitu:
1. Aristokrasi: kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh aristokrat (cendekiawan), sesuai
dengan pikiran keadilan.

2. Timokrasi: kekuasaan pemerintahan yang dilaksanakan oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemasyhuran dan kehormatan.
3. Oligarkhi: kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang atau golongan hartawan.
Keadaan ini melahirkan milik partikelir (swasta), sehingga orang-orang miskin pun akhirnya
bersatu melawan kaum hartawan dan lahirlah demokrasi.
4. Demokrasi: kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh rakyat miskin (jelata); namun
kesalahan pelaksanaannya berakhir dengan anarkhi.
5. Tirani: pemerintahan oleh seorang penguasa yang sewenang-wenang. Bentuk inilah yang
paling jauh dari cita-cita keadilan.
Telah dibuktikan melalui dialektika, aristokrasi merupakan bentuk pemerintahan terbaik dan
bahwa prinsip keadilan yang dijalankan oleh orang-orang merdekalah yang membawa
kebahagiaan.
2. Aristoteles
Menurut dia pembedaan bentuk pemerintahan dapat dilakukan dengan kriteria kuantitatif, yaitu
dilihat dari jumlah orang yang memerintah:
1. Monarkhi: kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh satu orang (raja/ kaisar).
2. Aristokrasi: kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang (cerdik pandai)
3. Polity: kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh banyak orang dengan tujuan untuk
kepentingan umum.
Aristoteles yang mengembangkan teori tersebut dari pendapat Herodotus (484-425 SM),
menyatakan bahwa ketiga bentuk pemerintahan itu bersifat ideal dan bentuk metamorfosis
masing-masing berturut-turut sebagai berikut: Tirani/ Diktator, Oligarkhi/ Plutokrasi, dan
Okhlorasi. Pendapatnya berbeda dengan Plato. Menurut Plato, demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang ideal dan pemerosotannya berupa mobokrasi/ okhlorasi. Sedangkan
Aristoteles justru menyatakan bahwa demokrasi merupakan bentuk kemerosotan polity.
Keterangan:
1. Monarkhi berasal dari kata mono yang berarti satu dan archien yang berarti memerintah. Jadi,
monarkhi adalah pemerintahan oleh satu orang, yaitu raja/ kaisar.
2. Tirani adalah pemerintahan oleh seseorang untuk kepentingan dirinya sendiri.
3. Aristokrasi berasal dari kata aristoi yang berarti cerdik pandai atau bangsawan dan archien.
Jadi, aristokrasi adalah pemerintahan oleh kaum cerdik pandai demi kepentingan umum.
4. Oligarkhi berasal dari kata oligoi yang berarti sedikit atau beberapa dan archien. Jadi,
oligarkhi adalah pemerintahan oleh beberapa orang untuk kepentingan mereka sendiri.
5. Plutokrasi berasal dari kata plutos yang berarti kekayaan dan archien atau kratein. Jadi,
plutokrasi adalah pemerintahan oleh orang-orang kaya atau untuk mencari kekayaan.
6. Polity adalah pemerintahan oleh orang banyak dengan tujuan untuk kepentingan umum.
Bentuk pemerintahan ini menurut Aristoteles bisa merosot menjadi demokrasi, yaitu
pemerintahan yang diselenggarakan oleh orang banyak tetapi tidak bertujuan demi kesejahteraan
seluruh rakyat.
7. Mobokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan oleh rakyat yang sesungguhnya tidak
tahu apa-apa atau tidak memahami pemerintahan.
8. Okhlorasi berasal dari kata okhloh yang berarti orang biadab, tanpa pendidikan, atau rakyat
hina dan kratein. Jadi okhlorasi adalah pemerintahan yang dilaksanakan oleh orang yang biadab,
tanpa pendidikan atau rakyat hina.

9. Anarkhi berasal dari kata an yang berarti tidak atau bukan dan archien. Jadi, anarkhi berarti
tanpa pemerintahan/ kekuasaan. Seseorang atau sekelompok orang disebut bertindak anarkhis
apabila ia atau mereka berlaku seolah-olah ia atau mereka sendirilah yang berkuasa atau
menganggap kekuasaan pemerintahan yang sah tidak ada.
3. Polybios
Polybios (204-12 2 SM) adalah murid Aristoteles. Ia menyatakan bahwa bentuk pemerintahan
monarkhi, oligarkhi dan demokrasi berlangsung silih berganti serupa siklus, berputar dan pada
gilirannya akan kembali ke asal. Teorinya ini dikenal dengan nama Siklus Polybios.
4.

Bentuk Pemerintahan Modern

1.

Kerjaan (Monarki) adalah suatu negara yang kepala negaranya adalah seorang
Raja, Sultan, atau Kaisar dan Ratu. Kepala negara diangkat (dinobatkan) secara turuntemurun dengan memilih putera/puteri tertua (sesuai dengan budaya setempat) dari isteri yang
sah (permaisuri)
Ada beberapa macam kerjaan (Monarki)

Monarki Mutlak, yaitu seluruh kekuasan negara berada di tangan rajam yang mempunyai
kekuasaan dan wewenang yang tidak terbatas, yang mutlak. Perintah raja merupakan undangundang yang harus dilaksanakan. Kehendak negara adalah Kehendak Rja (I'etat c'est moi)

Monarki Konstitusional yaitu suatu monarki, dimana kekuasaan raja itu dibatasi oleh
suatu konstitusi (undang-undang dasar) raja tidak boleh b erbuat sesuatu yang bertentangan
dengan Konstitusi dan segala perbuatannya harus berdasarkan dan harus sesuai dengan
kontitusi

Monarki palementer yaitu suatu monarki, dimana terdapat perlemen terhadap badan mana
paramentri bai perseorangan maupun secara keseluruhan bertanggung ajawab sepenuhnya
dalam system perlemen, raja , kepala Negara itu merupakan lambing kesatuan Negara yang
tidak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong) yang bertanggung jawab atas
kebijakan pemerintah menteri baik bersama-sama untuk keseluruhan maupun seorangan untuk
porto polionya sendiri(system tanggung jawab (menteri)

2.

Republik adalah Negara dimana kepala negaranya seorang presiden republic


dapat kita bedakan dalam 2 bentuk yaitu serikat dan kesatuan seperti juga dalam Negara
kerajaan Negara rebuplik juga dapat memiliki perdana menteri (PM) yang sudah barang tentu
presideng terpilih tidak lebih dari seorang symbol kecuali system pemerintahannya
memberikan posisi dominant kepada presiden yaitu dengan jalan tidak dapat dijatuhkan
presiden oleh mosi tidak percaya parlemen hal ini dicantumkan oleh kontitusi Negara tersebut
Sama hal nya monarki republik itu dapat dibagi menjadi:

Republik mutlak (absolute), yaitu sebuah bentuk pemerintahan otokratis (kekuasaan


dipegang 1 orang) yang dipimpin oleh seorang dictator. Tidak ada batasan kekuasaan bagi
pemimpin Negara. Pernah dijalankan oleh italia dan jerman pada PDII.

Republik konstitusi, sebuah bentuk pemerintahan yg dipimpin oleh seorang presiden.


Kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Dijalankan oleh Indonesia dan AS.

Repulik parlemen, sebuah bentuk pemerintahan yg kekuasaanya terbagi, kepala Negara


dipegang oleh presiden, sedangkan kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri.
Dijalankan oleh india, Pakistan, Israel, dan perancis.

Warga Negara
Definisi warga Negara. Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat
tertentu dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warga Negara dan Negara,
warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya warga Negara
juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh Negara.
Dalam hubungan internasional di setiap wilayah Negara selalu ada warga Negara dan orang
asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga Negara adalah penduduk suatu Negara,
sedangkan setiap penduduk belum tentu warga Negara, karena mungkin seorang asing.
Sedangkan seorang asing hanya mempunyai hubungan selama dia bertempat tinggal di wilayah
Negara tersebut.
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagaiorang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau
kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau
warga dari suatu negara, yakni peserta darisuatu persekutuan yang didirikan
dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai
persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak,
privasi, dan tanggung jawab.
Beberapa pengertian warga negara :
Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara dan
mendapat perlindungan Negara.
Warga Negara secara umum ada Anggota suatu negara yang mempunyai
keterikatan timbal balik dengan negaranya.
Warga negara adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan mengakui
semua peraturan yg terkandung di dalam negara tersebut.
Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang
bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai
warga Negara.

Kriteria Warga Negara sebagai berikut :


Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga
Negara Indonesia (WNI) adalah
1.setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya.
4.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5.anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
8.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9.anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11.anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12.anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:


1.anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan
belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.

2.anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
3.anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat
tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan
Indonesia.
4.anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam


situasi sebagai berikut:
1.Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat
tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia
2.Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak
secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara
Indonesia.
Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan keterkaitan
hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta diakui oleh negara,
baik warga asli negara tersebut atau pun warga asing dan negara tersebut
memiliki ketentuan kepada siapa yang akan menjadi warga negaranya.

Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia


Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali.
Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan
sosial
yang
dapat
memicu
berbagai
permasalahan
di
kemudian
hari.
Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki tambahan hak dan
pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan republik Indonesia.
A. Contoh Hak Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran


6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
nkri dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
B. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai