Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Struktur Organisasi Proyek


1. Pengertian Umum

Organisasi adalah suatu badan terdiri dari kelompok orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah digariskan sebelumnya. Struktur organisasi
merupakan suatu gambaran secara sistematis tentang hubungan kerja sama dari
orang-orang didalamnya serta tanggung jawab personil.

Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai


suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan (Gibson, 1992).
Untuk mencapai tujuan bersama ini perlu adanya sebuah struktur organisasi yang
mengorganisir setiap individu dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi adalah
pola formal tentang bagaimanaorang dan pekerjaan dikelompokkan (Gibson,
1992), struktur organisasi sering digambarkan dengan suatu bagan organisasi.

Ada dua aspek penting dalam organisasi proyek yakni:

1) Desain pekerjaan (job design), yaitu proses yang digunakan untuk


merinci isi, metode, dan hubungan setiap pekerjaan untuk
memenuhi tuntutan organisasi dan individu.
2) Desain organisasi (Organization Design), yaitu perencanaan untuk
menggambarkan tugas-tugas dan wewenang.

Dalam proyek pembangunan Hotel Saka Gajah Mada Medan, terdapat


sebuah susunan struktur organisasi. Organisasi yang memegang peranan penting
dalam perwujudan proyek. Jika semua anggota dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik, maka pelaksanaan proyek pasti akan berjalan lancar. Sebaliknya
apabila anggotanya tidak berfungsi dengan baik, maka proyek pasti berjalan
tersendat-sendat atau mungkin terbengkalai sehingga akan menimbulkan
kerugian yang cukup besar.

2. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

Adapun unsur-unsur yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel Saka


Jalan Gajah Mada Medan adalah:

1) Pemilik Proyek/Owner
2) Perencana

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

3) Pengawas
4) Kontraktor

Masing-masing pihak yang terlibat didalam proyek tersebut memmiliki


tugas tersendiri. Dalam hal ini pencapaian keberhasilan dari proyek yang
dilaksanakan, sangat diharapkan kerja sama dan tanggung jawab dari masing-
masing pihak yang terkait dalam pembangunan proyek ini.

2.1. Owner (Pemilik)

Pemilik adalah orang / badan hokum yang menghendaki dilaksanakannya


proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas pembangunan proyek tersebut.

Adapun tugas dan fungsi pemilik sebagai berikut:

1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas,


maupun kontraktor, yang memuat tugas dan wewenang masing-masing
secara jelas.
2) Menyediakan dana yang dipelukan untuk pembangunan proyek tersebut.
3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya dengan
pembangunan proyek.
4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan
pekerjaan diluar dokumen kontrak yang di usul kontraktor.
5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai
segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
2.2. Pengawas

Pengawas merupakan suatu perusahaan atau badan usaha jasa kontruksi


yang menggunakan keahlian dan memenuhi syarat melakukan pekerjaan dalam
bidang pengawasan terhadap jalannya kontruksi.

Adapun tugas dan fungsi pengawas adalah sebgai berikut :

1) Membantu pemilik proyek dalam melakukan pengawasan


terhadap jalannya kontruksi fisik yang dilakukan oleh kontraktor.
2) Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan, apakah
telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.
3) Mempunyai wewenang dalam pemberian keputusan kepada
kontraktor apabila kontraktor mengajukan usul terhadap
perubahn/penambhan pekerjaan yang dilakukan.
4) Member laporan hasil pemeriksaan terhadap pemilik proyek.

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

2.3. Pelaksana

Pelaksana merupakan seseorang atau badan usaha yang melaksanakan


pekerjaan dalam bidang kontruksi yang mempergunakan keahliannya dan
memenuhi syarat dalam mewujudkan kontruksi fisik dan akan menerima imbalan
pembayaran menurut jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian dalam kontrak.

Adapun tugas-tugas dan fungsi pelaksana adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugas pelaksana sesuai dengan syarat-syarat yang


telah ditentukan bersama.
2) Mengikuti dan tunduk kepada konsultan pengawas atas segal
perintah tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan.
3) Melaksanakan setiap item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
standart yang telah ditentukan.
4) Membantu pemilik proyek dalam mewujudkan suatu kontruksi.
5) Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dan dipertanggung jawabkan atas hasil pekerjaannya
kepada pemilik proyek.
6) Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keadaan di tempat
pekerjaan termasuk keselamatan selama pelaksanaan pekerjaan.
2.4. Perancang (Arsitek)

Perencana adalah ahli bangunan yang sering disebut arsitek, yaitu


perorangan atau badan yang mempergunakan keahliannya dan berdasarkan surat
peringatan tugas dari owner, mengerjakan perencanaan bangunan.. perencana
dapat berupa perorangan, yaitu seorang ahli arsitek, biro-biro perencana dan
kadang-kadang jawatan teknik.

Adapun tugas dan fungsi perencana adalah :

1) Membatu pemilik proyek dalam merencanakan proyek dan


persiapan dokumen kontrak.
2) Mengatur dan menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan
pengukuran, penelitian,, dan perencana teknis dalm proyek.
3) Membuat gambar dari kontruksi, sfesifikasi, peraturan dan
standar yang harus dipenuhi.
4) Membuat perhitungan-perhitungan mengenai volume pekerjaan.
5) Membuat rencana rencana anggaran biaya kontruksi yang akakn
di bangun.

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

6) Memberikan penjelasan-penjelasan mengenai pekerjaan dan


pelaksanaan kontruksi fisik.

Kontruksi perencana bertanggung jawab secara kontraktual kepada


pemilik proyek, konsultan perencana hatrus mempunyai hubungan koordinasi dan
informasi yang baik terhadap proyek. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Hotel Saka konsultan perencana adalah PT Dwi Martha Jaya.

2.5. Project Manager

Pimpinan proyek adalah orang yang mewakili pihak kontraktor yang


bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proyek agar proyek tersebut dapat
selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah direncanakan.

Tugas dan tanggung jawab pimpinan proyek antara lain :

1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai


perkembangan pelaksanaan maupun permasalahan teknis.
2) Bertanggung jwab atas berlangsungnya kegiatan proyek.
3) Mengatur rencana pekerjaan dan anggaran selama pelaksanaan
proyek.
4) Menerima laporan dari pelaksana lapangan mengenai masalah-
masalah yang di hadapi selama pelaksanaan dan membuat
solusinya.
5) Mengkoordiansi dsn memimpin seluruh kegiatan proyek.
2.6. Site Manager

Site manager adalah wakil dari project manager yang turut bertanggung
jawab atas berlangsungnya kegiatan proyek.

Tugas dan tanggung jawab site manager antara lain :

1) Memimpin kegiatan lapangan dengan memanfaatkan sumber


daya perusahaan secara optimal dan memenuhi persyaratan baik
mutu, biaya, dan waktu yang telah ditetapkan.
2) Memimpin pengendalian kegiatan pelaksanaan di lapangan agar
tercapai proses dan hasil yang di tetapkan.
3) Membuat laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di
lapangan.
2.7. Site Supervisor

Tugas dan tanggung jawab site survisor antara lain:

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

1) Memberikan saran-saran perbaikkan apan=bila terjadi penurunan


kemajuan atau proses dan pencapaian hasil sesuai dengan
volume pekerjaan yang di kerjakan oleh kontraktor dan mengacu
pada time schedule.
2) Bertanggung jawab atas kualitas pelaksanaan baik tenaga kerja,
material maupun peralatan.
2.8. Logistic

Tugas dan tanggung jawab logistic antara lain :

1) Mengadakan, mencatat, dan mendistrinusikan barang atau


material sesuai dengan kebutuhan proyek .
2) Melaksanakan pengadaan sesuai dengan rencana kebutuhan
barang.
3) Melaksanakan penyusunan dan penyimpanan barang material
yang teratur, aman, dan baik.
4) Membuat monitoring dan laporan inventaris prusahaan.
2.9. Keuangan dan Administrasi

Bagian keuangan dan administrasi berfungsi sebagai penanggung jawab


masalah keuangan, pembukuan dan sumber daya manusia proyek, gaji tenaga
kerja sampai biaya operasional.

2.10. Mandor

Mandor merupakan suatu rantai antara pengelola lapangan dan tukang


serta pimpinan kelompok pekerja yang langsung berhubungan dengan pekerja.

Tugas dan tanggung jawab mandor antara lain :

1) Mengurus masalah pemburuhan dan mengkoordinasikan tukang


yang bekerja.
2) Menerima masukan mengenai hal-hal yang dibutuhkan tukang.
3) Mengkoordinasi tukang yang bekerja.
4) Bertanggung jawab atas pekerjaan yang berada dibawah ruang
lingkup dengan yang di tugsaskan.
2.11. Tukang

Tukang adalah orang-orang ahli dalam suatu pekerjaan tertentu. Dalam


proyek terdapat tukang batu, tukang besi, tukang kayu, dan tukang cat. Tukang
mempunyai tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan.

Tugas dan tanggung jawab tukang adalah :

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

1) Mempunyai tanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan.


2) Bertanggung jawab kepada mandor atas pekerjaan yang
dilaksanakan.
3) Membantu mandor jika ada hal yang diperlukan mengenai
pekerjaan yang baersangkutan.
4) Mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan job sheet pekerjaan di
lapangan.
2.12. Pembantu Tukang

Pekerja adalah orang-orang yang di tunjuk untuk membantu tukang


dalam melaksanakan dan mengerjakan setiap pekerjaan di lapangan. Pekerja
bertugas untuk menyediakan segala bahan dan alat yang di perlukan tukang.

3. Struktur Organisasi Lapangan

Terwujudnya suatu kerja sama baik dalam mencapai tujuan bersama


merupakan harapan setiap organisasi. Pelaksanaan proyek pembangunan gedung
terbentuk dalam suatu susunan struktur organisasi yang disusun dengan fungsi
dan tugasnya masing-masing. Sehingga segala kegiatan proyek tersebut dapat
terkontrol sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

B. Peralatan
Beberapa peralatan yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Kereta Sorong (Beko)

Beko merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton


dari concrete mixer ke tempat pengecoran. Beko yang di gunakan beroda satu.

2. Pemotong Besi dan Pembengkok Besi

Para tukang dalam merakit tulangan kolom, keranjang untuk pondasi


setempat, serta tulangan balok menggunakan alat pemotong besi dan
pembengkokan besi.

3. Mesin Pemotong Kayu

Alat jenis ini elektrik yang menggunakan tenaga listrik dan mempunyai
mata pemotong berbentuk piringan yang bergerigi. Alat ini digunakan untuk
memotong kayu dan papan yang berukuran besar maupun kecil.

4. Ember

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Ember yang di pakai pada pelaksanaan pekerjaan beton yakni ember


yang terbuat dari plastic. Ember berguna sebagai alat penakar untuk mengetahui
perbandingan campuran dan juga digunakan pada saat pengecoran kolom.

5. Sekop

Sekop yang digunakan terbuat dari baja dengan ujungnya ada yang bulat
lancip dan persegi. Pegangan terbuat dari kayu, alat ini berfungsi sebagai alat
pencampur beton secara manual.

6. Peralatan Tangan

Peralatan tangan yang digunakan tukang pada proyek ini yakni sendok
spesi, martil, meteran, cangkul, gergaji, pahat, paku, kakak tua, dan lain-lain.

C. Bahan
1. Semen

Dalam pembuatan suatu bangunan bahan sebaiknnya di periksa mutu dan


persyaratannya. Adapun bahan-bahan pembentuk beton adalah :

Semen adalah kompponen beton yang berfungsi sebagai bahan pengikat


hidrolis, yang bila dicampur dengan air akan mengakibatkan proses pengerasan.
Semen yang biasa dipergunakan adalah semen Portland. Semen yang penting
diperdagangkan terdiri atas berbagai jenis atau tipe.

Jenis-jenis semen yang terdapat di Indonesia :

Semen tipe I

Semen jenis ini adalah jenis semen yang digunakan kontruksi


beton secara umum, serta tidak memerlukan persyartan khusus.
Semen jenis ini digunakan untuk kontruksi jembatan, jalan, beton
bertulang, waduk, pipa, tangki, dan batako.

Semen tipe II

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Semen perubahan, dimana semen ini harus tahan terhadap


pengaruh sulfat dari lingkungannya, seperti pada bangunan drainase
yang konsentrasi sulfatnya sedang atau panas hidrasi semen sedang.

Semen tipe III

Semen jenis ini memiliki waktu pengerasan sangat cepat,


umumnya dalam kurang waktu 1 minggu. Semen ini digunakan
untuk bangunan yang membutuhkan kekuatan awal beton yang tinggi
dan pemakaian yang sesegera mungkin.

Semen tipe IV

Semen yang memiliki panas hidrasi yang rendah sekitar


15%-35% dari panas hidrasi semen tipe I, II, III, semen ini
digunakan untuk bangunan yang tidak memerlukan panas hidrasi
yang tinggi.

Semen tipe V

Semen jenis ini digunakan untuk mencegah sifat sulfat dari


lingkungan. Umumnya semen ini di gunakan untuk struktur-
struktur bangunan yang berada di bawah tanah.

Adapun sifat-sifat semen Portland ini sebagai berikut :

1) Warna

Semen Portland tanpa campuran bahan lain memiliki


warna abu-abu kehijauan, tetapi setelah semen Portland
mengeras berubah menjadi warna abu-abu kebiru-biruan.

2) Berat jenis

Semen Portland sebelum dan sesudah mengeras


memiliki berat jenis yang berlainan, hal ini berada pada
keadaan dapurnya dan ketelitian waktu pembuatannya. Pada
umumnya berat jenis semen Portland berkisar antara 3,12-
3,25 dan angka ini lebih tinggi dari pada berat jenis bahan
pengikat lainnya.

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

3) Pengikat

Semen Portland jika dicampur dengan air akan


menjadi lembek seperti bubur dan akan mengeras dalam
waktu tertentu. Antara senyawa-senyawa semen dan air
terjadi suatu reaksi yang menyebabkan adanya pengikat
antara semen dan air tersebut.

2. Agregat

Agregat adalh unsur beton berupa butir-butir mkneral yang diperoleh dari
hasil diintgrasi alami batuan atau dari proses pemecahan batuan ditinjau dari
ukurannya, agregat terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Agregat halus

Agregat halus adalah bahan batuan berupa pasir ysng diperoleh


dari hasil diintegrasi batuan.

Syarat-syarat agregat halus menurut PBBI 1971 :

a. Ukuran butir maksimum 4,74 mm.


b. Agregat halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras, tidak
mudah pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca.
c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering), jika lebih dari 5% agregat harus dicuci.
d. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu
banyak.
e. Butir-butir beraneka ragam.

2. Agregat kasar harus terdiri daru batuan yang kasar.

Agretgat kasar adalah bahan batuan berupa batu pecah atau


kerikil (koral).

Syarat-syarat agregat kasar menurut PBBI 1971 adalah :

a. Ukuran butiran minimal 5 mm


b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap
berat kering), jika lebih dari 1% agregat harus dicuci..
c. Agregat terdiri dari bahan batuan keras dan tidak berpori,
tidak mudah pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca.

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

d. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton


dan tulangan, seperti zat-zat reaktif alkali.

Kekrasan beton agregat kasar harus diperiksa dengan


bejana penguji rudellof dengan benda uji 20 ton, dimana tidak
boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.

3. Air

Air yang diginakan untuk campuran beton paling baik adlah air
bersih yang memenuhi syartat air minum.

Syarat-syarat ari untuk campuran beton menurut PBI 1971 :

a. tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,


bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton dan
tulangan.
b. Jika terdapat keraguan akan air, disarankan untuk memeriksa
air kelembaga pemriksa bahan-bahan unyuk diuji.
c. Jika pemeriksaan tidak dapat dilakukan, air dapat dipakai
asalkan campuran air dan semen harus memiliki kuat tekan
minimal 90% dari kuat tekan campuran semen dengan air
suling pada umur 7 hari dan 28 hari.
4. Bahan tambahan ( additive) dan bahan pencampur (admixture)

Bahan kimia yang ditambahkan kedalam spesi beton yang


digunakan untuk mempercepat proses pengerasan beton.

5. Baja tulangan beton

Tulangan adalah suatu system struktur yang memberi perkuatan


yang mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul dalam
system yang berupa bentang baja. Untuk itu diperlukan baja yang
memiliki sifat teknis menguntungkan. Dan baja tulangan yang digunakan
berupa baja lonjoran atau kawat baja yang dirangka las (wire mush) yang
berupa batang kawat yang dirangka (dianyam) dengan teknik pengelasan.

Baja tulanagan yang dipakai adalah jenis-jenis baja yang terkenal


dan mempunyai standart tertentu. Yang disebut dengan tegangan leleh
yang memberikan regangan tetap sebesar 0,2% adalah teganagan yang
bersangkutan dimana hasil pemeriksaan tidak boleh lebih dari 5% yang

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

kurang dari tegangan tersebut. Jarak rusuk-rusuk tak boleh lebih dari 0,7
kali diameternya supaya dapat dipakai harus dijamin oleh pabrik
pembuatannya dengan mengeluarkan sertifikat.

Baja tulangan harus memiliki syarat sebagai berikut :

1. Baja tulangan harus bersih dari segala kotoran.


2. Membengkokkan baja tulangan harus dengan keadaan
dingin.
3. Ketika dibengkokkan atau diangkat, baja tulangan tidak
boleh retak atau rapuh.

Menurut PBI (1971;49). Adapun syarat-syarat pembengkokkan


tulangan afalah sebagai berikut :

1) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau di luruskan


dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah di bengkok
dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi
dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya.
3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton
tidak boleh dibengkok atau di luruskan dilapangan
kecuali apabila ditemukan didalam gambar-gambar
rencana atau disetujui perencana.
4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan perencana.
5) Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja
lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai
ketelitian merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu
lebih 850 C
6) Apabila tulangan baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemnasan
diatas 100 C yang bukan pada waktu di las, maka dalam
perhitungan-perhitunagan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yagn tidak mengalami
pengerjaan dingin.
7) Batang tulangan baja keras tidak boleh dipanaskan,
kecuali apabila pemanasan oleh perencana.

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

8) Batang tulangan yang di bengkok dengan pemnasan


tidak boleh didingankan dengan jalan disiram air.
9) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh
dilakukan dengan jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap yang dibengkokkan.

Adapun toleransi pada pemotngan dan pembengkokkan tulangan adalah


sebagai berikut :

1) Batang tulangan lurus dipotong dan bengkok sesuai dengan yang


di tunjukkan dalam gambar-gambar rencan dengan toleransi-
toleransi yang diisyaratkan perencana. Apabila tidak ditetapkan
oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan
ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam gambar
berikut.
2) Terhadap panjang total batang lurus ysng dipotong menurut
ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang
yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar 25 mm, kecuali
mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan ayat (4) terhadap
panajang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran
ditetapkan toleransi sebesar 50 mm dan 25 mm.
3) Terhadap jarak turun total dari batang yang di bengkok
ditetapkan toleransi sebesar 6 mm untuk jarak 60 cm atau
kurang dan sebesar 12mm untuk jarak lebih 60 cm
4) Terhadap ukuran luar dari sengakng, lilitan dan ikatan-ikatan
ditetapkan toleransi 6 mm

6. Kawat Baja Pengikat

Kawat baja pengikat adalah kawat yang digunakan untuk


mengikat baja tulangan dan kontruksi beton bertulang. Kawat pengikat
ini terbuat dari besi lunak yang dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
bersama seng dengan garis setengah minimum 1 mm. selanjutnya
dijelaskan karakteristik kawat baja, seperti di cantumkan dalam table
berikut :

Tabel 2.1. Mutu Kawat

Mutu Sebutan Tegangan leleh karakteristik (tan) atau


(tegangan karakteristik yang memberikan

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

tegangan tetap 0,2%(T=0,2) kg/cm


U22 Baja Lunak 2200
U24 Baja Lunak 2400
U32 Baja Sedang 3200
U39 Baja Keras 3900
U48 Baja Keras 4400
Sumber : PBBI 1971 NI-2

7. Kelas dan Mutu Beton

Untuk kontruksi beton bertulang mutu dan kelas beton pada umumnya di
bagi dalam 3 kelas, sebagai berikut :

Table 2.2. Kelas dan Mutu Beton

'bm Pengawasan terhadap


dengan
'bk (kg/
Kelas S = 46
Mutu Tujuan Mutu Kuat
2
beton cm ) (kg/
agregat tekan
2
cm )
Non
BO - - ringan Tanpa
I strukturil
BI - - Strukturil Sedang Tanpa
K125 125 200 Strukturil Ketat Kontinu
II
K 175 175 250 Strukturil Ketat Kontinu
K 225 225 300 Strukturil Ketat Kontinu
III
K > 225 >225 >300 Strukturil Ketat Kontinu
Sumber PBI 1971

Berdasarkan bahan campuran ysng disesuaikan dengan tujuan


pelaksanaan/pemakaian beton structural dibagi atas dua jenis yaitu :

1) Beton tidak berudara di dalam (non air entrained concrete)


Beton tidak berudara didalam, kuat tekannya sangat tergantung
pada kepadatannya, daya lekat partikel-partikel, agregat dengan
pasta semen dan kekerasan agregat yang di gunakan.
2) Beton beruang udara didalam (air entrained concrete)

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Beton beruang udara didalam, kuat tekannya tergantung pada


daya lekat pertikel-partikel agregat dengan pasta semen dan
kekerasan agregat yang digunakan.
8. Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton adalah kekuatan tekan yang diperoleh dari hadil
pembebanan pada benda uji berbentuk kubus atau silinder.

Kekuatan tekan beton dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :

1) Perbandingan antara air dengan semen (water coment radio).


2) Perbandingan antara agregat dengan semen (agregat cement
ratio).
3) Gradasi, bentuk, kekerasan, kekuatan, dan permukaan agregat.
4) Ukuran maksimum agregat.

9. Sifat-Sifat Beton PBI 1971


1. Kuat tekan lentur beton

Besarnya kuat tekan beton tidak telalu besar, besarnya sekitar


kurang dari 7%-10% dari kuat tekan lentur beban secara teoritis
diproleh dengan membagi momen penahan balok, dengan rumus :

it = M/W

dimana :

M = momen lentur

W = momen tahanan

2. Rangkak

Rangkak adalah sifat beton yang mengalami perubahan


bentuk permanen akibat beban tetap yang bekerja pada beton.
Perubahan bentuk beton akibat rangkak secara praktis dikatakan
sebanding dengan besarnya tegangan yang bekerja pada penampang
beton.

3. Susut

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Susut adalah perubahan volume beton yang terjadi yang


tidak berhubungan dengan pembebanan. Pada umumnya hal-hal yang
mempengaruhi rangkak juga mempengaruhi susut.

Hal-hal yang mempengaruhi rangkak dan susut adalah :

1) Komposisi bahan pembentuk


2) Perbandingan air dan semen
3) Temperature pada proses pengerasan
4) Lama pembebanan pada struktur
5) Jenis semen
6) Nilai slump.

4. Modus elastisitas

Berbeda dengan baja modulus elastisitas beton berubah-ubah


menurut kekuatannya. Modulus elastisitas beton juga dipengaruhi
oleh umur beton, sifat agregat dan semen, pembebanan, dan ukuran.
benda uji.

10. Tebal Penutup Beton

Pada kontruksi beton bertualang setiap tulangan maupun berkas tulangan


yang tertanam didalam beton harus mempunyai prinsip beton dengan tebal
minimum sebagai berikut :

Table 2.3. Penutup Beton Minimum

tebal penutup beton minimum (cm)


Bagian kontruksi
Didalam Diluar Tidak terlihat
Pelat dan selimut 1,0 1,5 2,0
Dinding dan keping 1,5 2,0 2,5
Balok 2,0 2,5 3,0
kolom 2,5 3,0 3,5
sumber PBI 1971

1) kontruksi beton bertulang, menurut PBI 1971, kontruksi beton bertulang harus
diperhitungkan terhadap pembebanan oleh.
2) Beban mati, yaitu berat beban sendiri struktur bangunan yang merupakan satu
kesatuan.
3) Beban hidup, yaitu beban yang berada didalam gedung akibat
pemakaian/penggunaan seperti berat orang, mesin-mesin, air hujan, dan peralatan
yang dapat berpindah.
4) Beban angin, yaitu beban yang bekerja akibat adanya pengaruh tekanan angin.

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

5) Beban gempa, yaitu beban yang bekerja pada bangunan akibat pengaruh gaya
gempa.
6) Beban khusus, yaitu beban-beban lain yang bekerja selain keempat jenis beban
diatas, seperti gaya rem pada kran, penurunan pondasi, dan gaya dinamis dari
mesin-mesin.

Yang dimaksud dengan beban tetap adalah gabuangan antara beban mati
dan beban hidup yang bekerja secara permanen pada bangunan. Sedangkan yang
dimaksud dengan beban sementsra adalah kombinasi anatara beban mati dan
beban hidup ditambah dengan beban angin, beban gempa, dan beban khusus,
dimana beban tambahan itu tidak bekerja secara permanen pada bangunan.

Struktur beton bertulang terdiri dari beberapa komponen yang bekerja


sebagai satu kesatuan dalam mendukung beban.

D. Gambaran Umum Balok dan Pelat

Banguan merupakan suatu bentuk hasil karya manusia yang dapat dilihat
dan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu yang memerlukan beberapa tahapan dalam
pelaksanaan pembuatannya. Beberapa tahap tersebut antara lain perencanaan dan
pelaksanaan. Perencanaan dan pelaksanaan merupakan dua hal yang sangat
mempengaruhi kekuatan dan kestabilan suatu kontruksi bangunan tidak mutlak
dapat disimpulkan sebagai kesalahan dalam perencanaannya.

Pada prinsip kontruksi bangunan terbagi atas dua bagian yaitu pekerjaan
beton dan pekerjaan penulangan atau pembesian. Pada pekerjaan balok dan pelat
terbuat dari beton bertulang yang dalam pelaksanannya harus memenuhi syarat-
syarat bahan yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik maka
pelaksanaan dan pengawasan proyek harus berorientasi kepada peraturan dan
persyaratan yang telah ditentukan.

1. Pengertian Balok

Menurut LITBANG PU (1993;23) balok merupakan bagian kontruksi


yang posisinya mendatar yang mempunyai penampang tidak banyak variasinya
karena kadang-kadang balok tidak kelihatan atau hanya kelihatan sebagian,
sehingga jika dibandingkan dengan kolom yang berdiri ditengah ruang. Pada

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

umunya, balok penampang segi empat dan ada juga berpenampang lain.
Penampang segi empat panjang mempunyai daya dukung yang besar terhadap
beban yang bekerja. Ditinjau dari segi pembebananya, umumnya merupakan
beban yang vertical dan tegak terhadap penampang.

Fungsi balok dalam rangka struktur adalah sebagai rangka penguat


horizontal bangunan yang akan mendapat tumpuan mati (berat sendiri, berat
furniture, dan lain-lain) serta muatan hidup (pergerakan manusia) diatas lantai.
Dengan demikian, didalam pekerjaan balok beton terdapat daerah tengah yang
melentur (disebut lapangan) dan daerah ujung yang menahan tumpuan (disebut
tumpuan). Penampang balok terdiri dari tinggi balok, sisi yang tidur.

Berdasarkan pada tugas yang diembannya, balok terbagi menjadi dua


jenis yaitu :

1) Balok induk : membentang dari sutu kolom struktur kekolom struktur


lainnya dengan terpendek. Fungsi balok induk adalah untuk
menghubungkan antar dua kolom struktur dan menyalurkan beban dari
pelat lantai menuju kolom struktur.
2) Balok anak : berukuran lebih kecil di bandingakan dengan balok induk.
Letaknya di tengah balok induk. Fungsi balok anak adalah untuk
menghubungkan anatar dua balok induk dan membantu kerja plat lantai
untuk menyalurkan beban ke balok induk dan juga sebagai pengaku plat.

2. Persyaratan Tulangan Balok

Persayratan balok menurut PBI 1971 adalah sebagai berikut :

1) Lebar balok minimal 1/50 dari bentang bersih.


2) Tulangan tarik pada penampang balok minimal 12/ au* dari luas
penampang dengan minimum 2 batsng tulangan.
3) Diameter batang tulangan balok minimal 12mm untuk semua
jenis baja tulangan, diameter batang tulangan tidak boleh diambil
kurang dari 12 mm.
4) Balok harus dipasang sengkang dengan jarak maksimum 30 cm
dan diameter sengakng minimal 6 mm untuk baja lunak dan
sedang, dan diameter 5 mm untuk baja keras.
5) Pada balok yang menerus melalui kolom tulangan atas dan
tulangan bawah sedapat mungkin harus melalui kolom.
Rumus untuk mencari volume balok :
h = 1/12 x P

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

b = 1/12 x h
di mana :
h = tinggi balok induk
P = panjang bentang atau jarak antar kolom
B = lebar balok

E. Gambaran Umum pelat


1. Pengertian Pelat

Menurut LITBANG PU (1993;45) pelat merupakan salah satu bagian


dari struktur. Plat adalah struktur kaku yang secara khas terbuat dari monolit yang
tingginya kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya (dipohusodo,
1996).

Pelat juga merupakan suatu struktur bidang (permukaan) yang lurus,


(datar atau tidak melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil disbanding dengan
dimensinya yang lain. Geometri suatu plat bisa di batasi oleh garis lurus atau
garis lengkung yang kondisi tepinya ( boundary condition) plat bisa bebas
( free ), bertumpuan sederhana (simply supported) dan jepit, termasuk tumpuan
elastic dan jepit pengekang (restraint) elastic, atau dalam beberapa hal bisa
berupa tumpuan titik/ terpusat. (Rudolph, 1989)

Plat- plat beton bertulang biasanya dipakai sebagai lantai, atap dan
dinding dari gedung serta sebgai lanti jembatan. Kontruksi pelat biasanya
ditumpu oleh balok-balok beton monolit, balok baja, dinding secara langsung dsn
juga dapat diletakkan langsung diatas tanah pada keempat sisinya, sis terpendek
dari plat biasanya disebut Lx dan sisi terpanjang dari pelat biasanya disebut Ly.

Kolom

Pelat
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Lx Balok

Ly

Gambar 2.2. Pelat Balok dan Gelagar

Pelat yang ditumpu balok keempat sisinya, terbagi 2 berdsarkan beban yang dipikulnya
(Gunawan. T . Margaret, 1993) yaitu :

2. Pelat Satu Arah (One Way Slab)

Pelat satu arah adalah suatu plat yang hamper semua beban bebannya
menuju balok (balok yang arah bentang yang lebih pendek atau Lx), dan hanya
sebagian kecil yang tersulur secara langsung kegelagar (arah bentang yang
lebih panjang Ly) sehingga dapat dianggap hanya dipikul oleh balok-balok atau

Ly
bentang terpendek saja. Syarat untuk pelat satu arah
> 2,5 menurut
Lx

PBI 1971

3. Pelat Dua Arah


Pelat dua arah adalah suatu plat yang beban-bebannya bekerja pada dua
arah atau dapat melentur dalam dua arah yaitu sisi terpanjang (Ly) ataupun
sisi terpendek (Lx). Dengan angka perbandingan antara bentang terpanjang

Ly
dengan bentang terpendek . syarat untuk plat dua arah yaitu :

Lx

Ly
2,5, menurt PBI 1971
2,5
Lx

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Ly

Lx

Tulangan bagi
k

Tulangan pokok

Gambar 2.3. Penulangan Pelat Satu Arah dan Dua arah

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN


LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL SAKA MEDAN

Anda mungkin juga menyukai