Anda di halaman 1dari 12

PROFIL PENAMPANG SALURAN

LAPORAN

OLEH:
IMAM KOKOH ISMAIL
180308043
KETEKNIKAN PERTANIAN B

PRAKTIKUM TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE


PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2021
PROFIL PENAMPANG SALURAN

LAPORAN

IMAM KOKOH ISMAIL


180308043
KETEKNIKAN PERTANIAN B

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Penilaian di Praktikum Teknik


Irigasi dan Drainase Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Medan, September 2021

Diperiksa Oleh :
Dosen Penanggung Jawab

(Delima Lailan Nasution STP., M.Si)


NIP.198807162018032001

PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR


PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang mempunyai arti


mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem
drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase merupakan salah satu
fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat
dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota(perencanaan infrastruktur
khususnya).Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks
pemanfaatan tertentu.

Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan dalam
memenuhi salah satu persyaratan teknis prasarana jalan. Semakin berkembangnya
suatu daerah, lahan kosong untuk meresapkan air secara alami akan semakin
berkurang. Permukaan tanah tertutup oleh beton dan aspal. Hal ini akan menghambat
kelebihan air yang tidak terbuang. Kelebihan air dapat menyebabkan genangan.

Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran


irigasi pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat
membentuk dimensi yang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan
menimbulkan permasalahan karena daya tamping yang tidak memadai. Dari
perkembangan sistem drainsase sekarang ini salah satu penyebabnya yaitu, semakin
berkurangnya daya serap tanah yang mengakibatkan penggenangan air di daerah
tersebut, yang dimana genangan tersebut perlu segera ditangani agar tidak
mengganggu aktivitas seperti menanam, aktivitas jalan raya, lapangan penerbangan
ataupun lapangan olah raga.

Laporan ini akan menjelaskan mengenai salah satu sarana yaitu saluran
pembawa atau saluran irigasi. Saluran irigasi merupakan salah satu prasarana irigasi
yang memiliki fungsi antara lain mengambil air dari sumber air, membawa atau
mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman
serta mengatur dan mengukur aliran air.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai jenis profil
penampang saluran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Saluran darinase memiliki beragam bentuk dimana yang pernah di bahas oleh
(Pradipta, 2019) dimana, Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda
dengan saluran irigasi pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus
diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis, sebaliknya dimensi yang
terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena daya tamping yang tidak
memedai. Adapun bentuk-bentuk saluran antara lain :

1. Trapesium

Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Saluran ini memerlukan cukup
ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air
buangan domestik dengan debit yang besar.

(Effendy, 2012) Menyatakan “Unsur-unsur geografis pada penampang ini


diantaranya :

𝐴=𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ.2

𝐴=ℎ(𝐵+𝑚.ℎ)

𝑃=𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ,𝑚

𝑃=𝐵+2ℎ√1+𝑚2

𝑅=𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑠,𝑚

𝑅=𝐴∶𝑃

𝑅={ℎ(𝐵+𝑚.ℎ)}:{𝐵+2ℎ√1+𝑚2)}

𝑄=𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛,3/𝑑𝑒𝑡

𝑄=𝑉.𝐴 “
2. Persegi

Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton.Bentuk saluran ini tidak
memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan debit yang besar.

(Krisnayanti.,dkk, 2017) menyatakan “Untuk penampang berbentuk persegi


panjang luas penampang basah (A), keliling basah (P), jari-jari hidrolis (R) dihitung
dengan persamaan :

A = b.h
P = 2h+b
R = A/P . dimana,
A = luas penampang basah saluran (m)
b = lebar dasar saluran (m)
h = tinggi muka air rencana (m)
m = kemiringan talud (m) = 1 : m
P = keliling basah saluran(m)
R = jari-jari hidrolis (m)”

3. Segitiga

Saluran ini sangat jarang digunakan tetap mungkin digunakan dalam kondisi
tertentu.

(Amri.,dkk, 2014) menyatakan “Saluran bentuk segitiga hanya digunakan pada


kondisi tertentu saja dimana hanya berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan dengan debit kecil. Untuk menghitung luas penampang, jari-jari
dan sebagainya, digunakan rumus berikut :

A = Z𝑦2
P = 2y√1+𝑧2
R = A/P
T = 2zy “

4. Setengah Lingkaran

Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan cetakan yang telah
tersedia. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air
buangan domestik dengan debit yang besar.

(Haris.,dkk, 2016) Menyatakan “Untuk saluran setengah lingkaran dapat dihitung


sebagai berikut :

A = ½ 𝜋𝑟2

𝜌= 𝜋

R = A/P = 2/𝜋𝑟 = r/2”


BAB III
PEMBAHASAN

Dalam membuat saluran Drainase dibutuhkan tempat air mengalir menuju


badan air (Sungai, Danau, dll) . Dimana tempat itu dibuat dengan berbagai bentuk
dan dimensi yang berbeda namun bentuk tersebut sama halnya dengan saluran irigasi.
Berikut bentuk-bentuk penampang saluran yang akan di bahas antara lain :

 Trapesium

Dengan Keterangan :

H= Tinggi Saluran

B = Lebar Dasar Saluran

W = Tinggi Jagaan

Y = Tinggi Muka Air

Bentuk trapesium tersebut berfungsi untuk menampung dan menyalurkan


limpasan air hujan yang memiliki debit yang cukup besar. Sifat alirannya terus
menerus dengan fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang
masih cukup tersedia lahan. Umumnya saluran yang berbentuk trapesium digunakan
pada daerah yang masih mempunyai lahan cukup luas, dan harga lahan murah,
umumnya digunakan untuk saluran yang relative besar.

 Persegi

Keterangan :
H= Tinggi Saluran

B= Lebar Dasar Saluran


W = Tinggi Jagaan

Y= Tinggi Muka Air

Berhubung bentuk persegi panjang mempunyai sisi tegak, biasanya dipakai untuk
saluran yang dibangun dengan bahan yang stabil, seperti pasangan batu, padas,
logam, dan kayu. Penampang segitiga hanya dipakai untuk saluran kecil, seloka, dan
penyelidikan di laboratorium.

 Segitiga

Keterangan :

H= Tinggi Saluran

B= Lebar Dasar Saluran

W = Tinggi Jagaan

Y= Tinggi Muka Air

Saluran bentuk segitiga hanya digunakan pada kondisi tertentu saja dimana
hanya berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit
yang kecil.

 Setengah lingkaran

Keterangan :

H= Tinggi Saluran

B= Lebar Dasar Saluran

W = Tinggi Jagaan

Y= Tinggi Muka Air

berbentuk setengah lingkaran sangat cocok untuk digunakan pada system


drainase local. Dimana drainase local hanya digunakan untuk saluran air penduduk
atau pada sisi jalan perumahan padat penduduk. Karena bentuk saluran ini hanya
berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan yang memiliki debit yang kecil.

Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase

 Daya guna dan hasil guna (efektif dan efisien)

Perencanaan drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase


sebagai enampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan
berhasil guna.

 Ekonomis dan aman

Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor


ekonomis dan faktor keamanan.

 Pemeliharan

Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai


ekonomis dari pemilihan sistem drainase tersebut.
BAB IV

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu, diketahui pada penampang
saluran memiliki banyak bentuk dari bentuk penampang Trapesium, Persegi, Segitiga
hingga bentuk penampang Setengah Lingkaran. Dimana didapati bahwa bentuk-
bentuk saluran untuk drainase tersebut tidak jauh berbeda dengan saluran irigasi yang
ada pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat
membentuk dimensi berdasarkan nilai keekonomisannya. Dengan catatan jika
dimensi terlalu kecil maka dapat menimbulkan permasalahan karena daya tampung
yang terlalu sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, H. Ediyanto. Sofia. 2014. Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra
Keluarga Kenjeran, Surabaya. Jurnal Fakultas Teknik ITS : Surabaya.

Effendy. 2012. Disain Saluran Irigasi. Jurnal Teknik Sipil. Politeknik Negeri
Sriwijaya : Palembang.

Haris, V.T., Alfian, S., dan Muthia, A. 2016. Perencanaan Dimensi Ekonomis
Saluran Primer Daerah Irigasi (DI) Bunga Raya. Jurnal Teknik Sipil Siklus.
Universitas Lancang Kuning : Pekanbaru.

Krisnayanti, D.S., Elia, H., dan Kristina, N.D. 2017. Perencanaan Drainase Kota
Seba. Jurnal Teknik Sipil. FST Undana ; Kupang.

Pradipta, A. G. 2019. Pengukuran Debit Saluran Terbuka. Universitas Gajah Mada :


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai