Anda di halaman 1dari 11

~~ KETEKNIKAN PERTANIAN

KEBUTUHAN AIR TANAMAN TEBU DAN HUBUNGANNYA


DENGAN CARA PEMBERIAN AIR SECARA CURAH DAN
TETES
Water Requirement of Sugarcane and Its Relation Witll tile Sprinkle
and Drip Irrigation System
Herlika Asriasuri 1 dan Nora H. Pandjaitan 2

ABSTRACT
During vegetative growth period, sugarcane required a lot of water but
decreasing afterward and minimum at ripening period. Sugarcane water
requirement was calculated by radiation method and USDA (1969) method was
used to determinate effective rainfall. Average of monthly actual
evapotranspiration (ETa) was calculated by the available soil water index. The
total of water requirement of sugarcane (1-12 month) was around 37.38
mmlmonth to 143.22 mmlmonth. The highest water requirement was found at
age of 4 to 9 month, while the lowest was in the ripening period. Accordingly
drip irrigation should be operated at maximum water use of about 3.96 mm/day,
or by sprinkle irrigation not less than 118.70 mmlmonth.
Key word : Evapotranspiration, water requirement, drip irrigation, sprinkle
irrigation, upland, sugarcane
Income Elasticity sebesar 0.8 akan
PENDAHULUAN
menyebabkan jumlah konsumsi gula
A. Latar Belakang dunia tiap tahun meningkat sebesar
Produksi gula Indonesia sampai 5.6% (World Bank, 1995).
saat ini belum mencukupi kebutuhan Peningkatan produksi gula dapat
konsumsi dalam negeri. Untuk meng- tercapai apabila di tunjang antara lain
atasi permasalahan ini, pemerintah dengan penerapan teknologi budi-daya
telah mengeluarkan kebijaksanaan yang tepat, yang memper-hatikan sifat
peningkatan produksi gula dalam lahan dan kebutuhan air. Teknik
negeri, disamping mengimpor gula budidaya tebu lahan kering
dari berbagai negara produsen. Tabel menghendaki adanya pendayagunaan
berikut ini me-nunjukkan besarnya air secara optimal, agar kebutuhan air
impor gula Indonesia dari tahun 1992 - tanaman tebu dapat terpenuhi.
1994. Menurut Bank Dunia, pening-
katan GNP sebesar 7% per tahun dan

I Alumni Jurusan Teknik Pertanian - FATETA-IPB


2 StafPengajar Jurusan Teknik Pertanian - FATETA-IPB .
Vol. 12, No.1, April 1998

Tabel I. Besarnya impor gula \. Pengambilan Contoh Tanah


Indonesia Pengambilan contoh tanah dila-
kukan pad a lokasi penelitian, berupa
Tahun lumlah (ribuan contoh tanah tidak terganggu (undis-
ton) turbed soil sample) pada kedalaman 0-
1992 300.0 20 cm, 20-40 cm dan 40-60 cm.
1993 170.3 Untuk setiap kedalaman diambil tiga
1994 115.7 contoh tanah. Contoh tanah tersebut
Sumber : Novmndn, 1995 kemudian dianalisa di laboratorium
untuk mengetahui kandungan air tanah
B. Tujuan Penelitian pada kondisi jenuh, kapasitas lapang
Tujuan dari penelitian ini adalah dan titik layu permanen.
menentukan kebutuhan air tanaman
2. Pengumpulan Data Sekunder
tebu berdasarkan ketersediaan air
Data sekunder diperoleh dari
hujan dan hUbungannya dengan
Pusat Penelitian PT. Gunung Madu
pemberian air secara curah dan tetes
Plantations, Lampung, mengenai
(studi kasus di PT. Gunung Madu
a. Data iklim, letak lintang dan
Plantations, Lampung)
ketinggian tempat dpl
METODE PENELITIAN b. Data tanaman tebu yang meliputi
periode tahap pertumbuhan, nilai
A. Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan koefisien tanaman, faktor respon
Penelitian lapangan dilaksanakan hasil, kedalaman perakaran untuk
di perkebunan tebu PT. Gunung Madu setiap masa pertumbuhan tanaman,
Plantations, Lampung, yang terletak di lama dan frekuensi penyiraman.
Km 90 Gunung Batin, Lampung
Tengah. Lokasi ini di pilih karen a 3. Pengolahan Data
merupakan perkebunan tebu lahan Pengolahan data meliputi :
kefing pertama di Indonesia yang telah a. Menentukan nilai evapotranspirasi
menerapkan sistem irigasi curah dan acuan (ETo). Berdasarkan keterse-
tetes serta merupakan pusat penelitian diaan data besarnya evapotran-
tebu lahah kering bagi seluruh spirasi tanaman diduga 'dengan
perkebunan tebu yang ada di metode Radiasi :
Lampung. Perkebunan ini dibagi
dalam 7 wilayah perkebunan tebu ETo = c (W x Rs) ..................... (1)
yaitu divisi. 1 sampai 7 yang Rs = (0.25 + 0.50 nlN) Ra ........ (2)
merupakan kebun produksi, sedang- dimana:
kan site A adalah kebun penelitian ETo= evapotranspirasi acuan
tebu. (mm/hari)
Ra = radiasi extra terrestrial
B. Metode (mm/hari), tergantung dari
Kegiatan dalam penelitian ini dibagi bulan dan lintang.
menjadi tiga tahapan, yaitu : Rs radiasi matahari yang setara
dengan evaporasi (mm/hari)

2
g'~KETEKNIKAN PERTANIAN

n rata-rata lama penyinaran TJ


ETa=O
aktual Uam/hari) RSM
N lama penyinaran matahari ETa<ETm
maksimum Uam/hari) ter- KLP..-------I

W
gantung bulan dan lintang.
faktor pemberat yang ter-
gantung dari suhu udara dan RAM
ETa=ETm
}AM'P
altitude. ETa<ETm TAM
c faktor penyesuaian yang TLP ..-------1
ETa=O
tergantung dari kelembaban
o
relatif dan kecepatan angin.
Gambar 1. Hubungan an tara nilai ETa,
b. Menentukan nilai evapotranspirasi ETm dan batas-batas kan-
potensial (ETm) untuk setiap tahap dungan len gas tanah di
pertumbuhan dan bulan tanam. perakaran tanaman
Pendugaan ETm ini dapat dimana:
dihitung dengan persamaan : TJ kondisi jenuh
ETm = kc * ETo............. (3) RSM = kondisi volume udara 5%
Dimana: KLP = kondisi kapasitas lapang
Etm laju evapotranspirasi titik kritis len gas tanah
RAM =
tanaman (mm/hari) TLP kondisi titik layu perman en
kc koefisien tanaman fraksi total ketersediaan
P
ETo Evapotranspirasi acuan lengas tanah pada saat
(mm/hari).
ETa = EtJ11
TAM = kandungan len gas tanah total
c. Menentukan total lengas tanah
(mm)
tersedia atau TAM (mm).
D kedalaman perakaran (mm)
TAM = (KLP - TLP) * D ..... (4)
Persamaan neraca air yang
digunakan (Hartono dan Soemarno,
d. Dengan mengacu pad a Gambar 1,
1983):
dapat ditentukan nilai titik kritis
lengas tanah (RAM). WR =ETm-CHE ................. (6)
RAM = TAM * P......... (5)
dimana:
e. Menentukan curah hujan efek-tif WR = kebutuhan air oleh tanaman
dan menentukan neraca air. Curah (mm/hari)
hujan efektif (CHE) dapat dihitung ETm= evapotranspirasi tanaman
dengan metode USDA (United (mmlhari)
States Depart-ment of Agricultural, CHE = curah hujan efektif
1969 dalam Doorenbos dan Pruitt, (mmlhari)
1977) yang memperhi-tungkan
f. Menentukan nilai evapotrans-pirasi
besarnya curah hujan andalan dan
aktual (ETa) dengan menggunakan
evapotranspirasi bulanan serta
Available Soil Water Index
faktor koreksi.
(Doorenbos dan Kassam, 1979)

3
Vol. 12,No.l,April 1998

yang memper-hitungkan nilai-nilai rata-rata 0.88 m/detik, lama penyi-


pemberian irigasi, eurah hujan naran matahari rata-rata 5.55
efektif, ketersediaan air tanah jam/hari, kelembaban relatif rata-
diawal pengukuran, kedalaman sisa rata 80.39%, curah hujan
ketersediaan air tanah dan ETm. maksimum rata-rata 2753.3 mm/
tahun dan eurah hujan mini-mum
g. Menentukan tingkat penurunan
rata-rata 2160.4 mm/ tahun.
hasil tanaman (I-(Ya/Ym» atau
reduction yield dengan rumus : 2. Sifat Fisik Tanah
Berdasarkan anal isis tekstur
1-(YaN m )=ky( 1-(ETa/ETm» tanah, tanah di lokasi penelitian
.......................... (7) memiliki kandungan pasir 60.37%,
Dimana: debu 31.77% dan liat 7.86%.
Ya hasil panen aktual (kg/ha) persentase tersebut dalam diagram
Ym hasil panen maksimum segi tiga tekstur tanah (Hardjo-
(kg/ha) wlgeno, 1992) termasuk jenis
ky faktor respon tanaman lempung berpasir.
ETa evapotranspirasi aktual Hasil anal isis kurva pF pada
(mm/hari) lokasi penelitian disajikan pada
ETm evapotranspirasi potensial Gambar 2. Kadar air tanah rata-rata
(mm/hari) pad a pF 2.54 adalah 30.92 %
volume, pF 4.2 adalah 19.68 %
HASIL DAN PEMBAHASAN volume, pF 1 sebesar 37.34 %
volume dan pada pF 2 adalah 35.41
A. ,
Keadaan U mum Lokasi % volume. Kadar air tersedia
I. Iklim an tara titik kapasitas lapang dan
Secara umum lokasi perke- titik layu permanen rata-rata adalah
bunan terse but berada ,." pada 11.24 % volume
ketinggian 30 meter diatas permu- 5
kaan laut, 105°14' 12" BT sampai ~
f!j
105° 19'34" BT dan 4°40'03" LS ~.
sampai 4°48' 17" LS. ~
"&.1 .
Dari data iklim dan curah
hujan, menurut Schmidt dan ~
19.68 30.92 35.41 37.34
Ka::tar Air Tara'l (%voL)
Fergusson (1951) dalam Sitania-
pessy (1994) lokasi penelitian
termasuk tipe iklim B yaitu basah, Gambar 2. Kurva hubungan antara
sedangkan menurut Olde-man hisapan matriks (pF)
(1975) dalam Sitaniapessy (1994) dengan kadar air tanah di
termasuk tipe iklim C2 dengan lokasi penelitian
jumlah bulan basah berkisar antara
3. Budidaya Tanaman Tebu
5 - 6 bulan dan jumlah bulan kering
Masa penanaman tebu di
antara 2 - 3 bulan. Suhu udara rata-
PT. Gunung Madu Plantations
rata 28.39 oC, kecepatan angin
berlangsun!! dari bulan Mei
4
'8«ietUe KETEKNlKAN PERTANIAN

sampai Nopember, bersamaan PT. Gunung Madu Plantations


dengan musim tebang dan giling. hanya persiapan sebagai alih
Tebu yang ditanam berupa tebu teknologi jika sewaktu-waktu
tanaman baru (replanting) dan ketersediaan tenaga kerja berku-
tebu keprasan (ratoon). rang. Pemberian air dengan
Sistem IrIgasi di PT. sistem IrIgasi tetes yang
Gunung Madu Plantations, di- diterapkan adalah sebanyak 7
manfaatkan hanya untuk merang- mm/hari.
sang perkeeambahan yang baik
B. Kebutuhan Dan Keterse-diaan
Sistem irigasi yang dipilih
Air Bagi Tanaman
disesuaikan dengan karakteristik
kondisi yang ada yaitu, mudah 1. Kebutuhan Air Tanaman
dipindahkan, tidak terIalu banyak Kebutuhan air tanaman
komponen yang ditangani dan merupakan jumlah air yang dibu-
penggunaan air relatif efisien, tuhkan tanaman untuk tumbuh
sehingga lalu dipilih sistem optimal yang dapat pula diartikan
irigasi eurah berIaras besar. sebagai jumlah air yang diguna-
Berdasarkan hasH penga- kan untuk memenuhi proses
matan di Gunung Madu dan yang evapotranspirasi tanaman.
selama ini telah di terapkan di Tabel 2. Kisaran nilai evapotrans-
dapat bahwa penyemprotan pirasi tanaman (ETm) tebu
de'1gan sistem irigasi eurah berdasarkan umur pertum-
selama 2 jam sudah memadai. buhan per-bulan
Seeara kuan-titatif untuk kondisi
demikian kedalaman resapan air Umur ETm (mm/bulan)
bisa meneapai 16 em dengan (bulan)
kadar len gas tanah setelah 1 59.40 - 75.02
penyem-protan selama 2 jam 2 86.40 - 109.12
sebesar 21.5% volume atau 3 103.23 - 122.76
sekitar 32.25 mm (hanya 4 117.60 - 136.40
dilakukan kali pada awal 5 123.48 - 143.22
periode vegetatif). 6 123.48 - 143.22
Pemanfaatan sistem irigasi 7 123.48 - 143.22
tetes baru sampai pada tahap 8 113.40 - 133.45
penelitian dan belum dilakukan 9 113.40 - 133.45
uji eoba di areal produksi. 10 86.40 - 104.16
Penggunaan IrIgasi tetes 11 64.80 - 78.12
membutuhkan biaya investasi 12 37.80 - 47.74
awal yang sangat mahal, sedang-
Besarnya evapotranspirasi
kan tenaga kerja yang tersedia tanaman (ETm) tebu umur 1 - 12
banyak dan upah tenaga kerja
bulan dengan bulan tanam Mei
yang dikeluarkan relatif febih
sampai Nopember dapat dilihat
murah, rriaka penggunaan sistem
pada Tabel 2.
irigasi tetes di kebun penelitian

5
Vol. 12, No.1, April 1998

Dari Tabel 2 dapat dilihat kadar air tanah berada pada titik
bahwa nilai evapotranspirasi kapasitas lapang.
tanaman tebu sejak berumur 1 3.
Curah Hujan Efektif
sampai 12 bulan berkisar antara
Curah hujan efektif dihi-
37.48 mm/bulan sampai 143.22
tung berdasarkan curah hujan
mm/bulan. Perbedaan ini disebab-
andalan 80 %. Curah hujan andalan
kan oleh iklim, koefisien tanaman
dihitung berdasarkan data eurah
dan umur tanaman
hujan rata rata dari setiap divisi
Kebutuhan air terbesar
perkebunan, mulai bulan Januari
terjadi pada saat tebl! berumur 4
1986 sampai Desember 1996.
sampai 9 bulan, dimana pada
Curah hujan efektif tinggi
umur tersebut tebu berada pad a
(CHE > 100 mm/bulan) untuk
masa vegetatif aktif. Pada masa
divisi 1, 2, 4, sampai 7 dan Site A,
tersebut, kekurangan air akan
terjadi pada bulan Desember
menyebabkan terhambat-nya per-
sampal Maret. Untuk divisi 3
tumbuhan tebu seperti diameter
terjadi pada bulan Desember
batang kecil dan jarak an tar buku
sampai April. Sedangkan eurah
kecilsehingga tinggi pohon
hujan efektif rendah (CHE < 60
berkurang. Kebutuhan air
mm/bulan) terjadi antara bulan Mei
terendah terjadi pada saat tebu
sampai Oktober. Kondisi tersebllt
berumur 12 bulan, yaitu masa
menguntllngkan untuk tebu dengan
siap panen. Saat itu 1~u tidak
masa tanam Agustus sampai
membu-tuhkan banyak air lebih,
Nopember karena pada masa -
karena kelebihan air akan
masa vegetatif tebu (tebu berumur
berpenga-ruh pada proses pema-
4 - 9 bulan) kebutuhan air tanaman
sakan yaitu menyebabkan
tereukupi sedangkan untuk tebu
rendemen tebu turun.
dengan masa tan am Mei sampai
2. Ketersediaan Air bagi Tanaman Juli, akan terjadi masa-masa
kekurangan air pad a periode
Berdasarkan penelitian yang
pertumbuhan vegetatifnya
dilakukan selama ini oleh PT.
Gunung Madu Plantations maka C. Neraca Air
sebelum dilakukan anal isis kondisi
Dalam perhitungan neraea air ini,
lengas tanah dibuat asumsi bahwa
jumlah pemberian air irigasi sebesar
kedalaman perakaran tebu pada
21.5% volume ikut diperhitungkan,
umur 0 - 1 bulan adalah 150 mm
untuk melihat seberapa jauh kebu-
dan untuk setiap bulan berikutnya
tuhan air tanaman dapat terpenuhi dari
per-akaran tebu bertambah 100
eurah hujan efektif yang terjadi dan
mm.
pemberian irigasi eurah.
Total ketersediaan air bagi
Dari anal isis neraea air terse but
tanaman tebu pada umur 1 - 12
dapat diketahui jumlah dan frekuensi
bulan, besamya antara 14.82 mm
lebih air maupun kurang air pada umur
sampai 140.5 mm. Kondisi
tanaman 1-12 bulan. Apabila kebu-
terse but dapat dieapai apabila
tuhan air tanaman tebu hanya diper-
6
g'~KETEKNIKAN PERTANIAN

oleh dari air hujan dan pemberian selama musim tanam dari Mei sampai
irigasi curah satu kali selama peri ode Nopember.
pertumbuhan masih terjadi kekurang-
Tabel3. Penurunan hasil secara
an dan kelebihan air disetiap bulan
teoritis (%) yang terjadi
tanam.
pada setiap Divisi.
D. Pengaruh Penerapan Sistem bin tan Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop
Irigasi Curah Dan Tetes ~

Terhadap Produksi Tebu Divisi


.J-
Menurut Doorenbos dan Kassam 1 2.51 2.22 1.91 1.69 1.46 1.45 1.49
2 2.33 1.96 1.64 1.34 1.11 1.05 1.26
(1979), untuk mengetahui penurunan 3 2.63 2.27 1.83 1.45 1.21 1.07 1.22
hasil secara teoritis, terlebih dahulu 4 2.42 1.99 1.70 1.26 0.98 0.78 1.06
dihitung evapotranspirasi aktual. 5 2.48 2.17 1.81 1.31 0.89 1.05 1.26
Perhitungan evapotranspirasi aktual 6 2.52 2.15 1.78 1.43 0.79 0.67 0.75
7 2.65 2.22 1.91 1.41 1.08 0.66 1.15
ini dipengaruhi oleh pemberian irigasi, A 2.36 2.09 1.65 1.27 1.1 1.05 1.21
curah hujan efektif, evapo-transpirasi
potensial dan ketersediaan air di Untuk tanaman tebu di site A
daerah perakaran. Sebelum dilakukan yang diberi irigasi secara tetes tingkat
perhitungan dibuat beberapa asumsi, penurunan hasil yang terjadi adalah 0
yaitu awal perhitungan adalah awal % selama masa pertumbuhan vege-
penanaman (bulan Mei sampai tatif, karena kebutuhan air tanaman
Nopember), kadar air tanah pada awal tercukupi dari curah hujan dan
perhitungan berada dalam kondisi pemberian air irigasi yang konstan.
kapasitas lapang dan pemberian irigasi Pada areal PT. Gunung Madu
yang dilakukan satu kali selama Plantations, produksi tebu tertinggi
periode pertum-buhan seperti yang yang dicapai oleh areal yang meng-
selama ini telah dilakukan oleh PT. gunakan sistem irigasi curah adalah
Gunung Madu Plantations dengan 108.28 ton tebulhektar. Produksi tebu
lama penyiraman dua jam dan tersebut dicapai oleh Divisi 6 pada
kandungan kadar air tanah setelah tahun 1993. Produksi tebu selain
diirigasi sebesar 21.5% volume. dipengaruhi oleh keter-sediaan air
Berdasarkan hasil perhitungan evapo- bagi tanaman juga dipengaruhi
transpirasi aktual dapat diketahui varietas, pemberian pupuk, pemeli-
tingkat penurunan hasil secara teoritis haraan tebu seJi:lma pertumbuhannya
yang terjadi. dan umur tebu saat di panen.
Tingkat penurunan hasil yang Pada areal yang menggunakan
terjadi secara teoritis pada setiap sistem irigasi tetes, produksi tebu
Divisi dapat dilihat pada Tabel 3. tertinggi yang dicapai adalah 74.3 ton
Apabita dibandingkan tingkat tebu per hektar dan areal pembanding
penurunan hasil secara keseluruhan yang menggunakan sistem trIgasi
pad a semua Divisi maka Divisi 4 dan curah mencapai produksi sebesar 71.2
Divisi 6 merupakan areal dengan ton tebu per hektar. Perbedaan hasil
tingkat penurunan hasil terendah yang dicapai tidak berbeda jauh an tara
produksi tebu diareal irigasi tetes

7
Vol. 12, No.1, April 1998

dengan produksi tebu pada areal Tabel 4. lumlah air irigasi (WR) yang
mgasi eurah tetapi apabila dibutuhkan berdasarkan
dibandingkan dengan produksi tebu bulan tanam.
maksimum yang dapat dieapai, yaitu
BIn. Mei Juni Juli
berkisar antara 110-150 ton Tan
tebu/hektar ( Doorenbos dan Kassam, ~

BIn mmlb mm/h mm/b mmlh mmlb mmlh


1979), tingkat produksi yang dieapai
.!-
pada areal yang menggunakan irigasi ~an 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
tetes maupun eurah masih rendah. reb 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
Kondisi seperti itu kemungkinan Mar 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
V\pr 0.00 0.00
0.00 0.00 000 0.00
karena terjadinya kelebihan air pada
Mei 0.00 0.00
0.00 0.00 16.30 0.53
masa pemasakan tebu (untuk areal ~un 69.90 2.33
13.80 0.46 18.30 0.61
yang menggunakan s'istem Iflgasi ~111 90.60 2.92
80.50 2.60 21.70 0.70
tetes) atau kekurangan air (pada areal Ags 121.20 3.91
109.00 3.52 97.10 3.13
Sep 118.70 113.10 3.77
3.96 101.60 3.39
yang menggunakan sistem mgasi IOkt 111.00 111.60 3.60
3.58 106.40 3.43
eurah),- sehingga pembentukan gula [Nop 34.60 35.60
1.15 1.19 37.50 1.25
tidak sempurna dan akibatnya bobot Des 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
tebu per hektar yang dieapai rendah. Agustus September Okt ober
BIn mm/b mmlh mm/b mmlh mm/b 11ml
Pad a Tabel 4 dibawah ini, dapat .!- h
dilihat jumlah air mgasi yang an 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
sebenarnya dibutuhkan pada areal tebu reb 1.00 0.04 2.20 0.08 4.40 0.16
yang menggunakan sistem mgasi Mar 0.50 0.02 1.80 0.06 3.10 0.10
Apr 25.30 0.84 28.50 0.86 26.80 0.89
eurah maupun tetes di wilayah Site A Mei 37.90 1.22 65.40 2.11 65.70 2.12
( dengan memperhitungkan pemberian un 44.20 1.47 65.()0 2.17 91.00 3.03
air dengan sistem mgasi eurah ul 26.90 0.87 54.70 1.76 77.20 2.49
Ags 33.50 1.08 37.50 1.21 69.10 2.23
dilakukan pada awal penanaman).
:sep 90.50 3.02 28.40 0.95 30.30 1.01
Bila kemudian dilakukan Qkt 95.30 3.07 85.00 2.74 23.20 0.75
pemberian air dengan sistem irigasi Nop 36.20 1.21 31.60 1.05 28.40 0.95
tetes sebanyak 7 mmlhari maka akan Des 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
terjadi kelebihan air an tara 3.04 Nopember
mm/hari - 6.98 mm/hari atau sarna BIn mmlb nun/h
dengan 98.30 mm/bulan - 216.50 .!-
mm/bulan. Sebaiknya penyiraman Jan I 0.00 I 0.00 I
maksimum dengan sistem irigasi tetes Ireb II 5.30 I 0.19 I
3.96 mmlhari dan disesuaikan dengan I 5.70 I 0.18 I
kebutuhan air irigasi seperti yang I 27.80 I 0.93 I
tereantum dalam Tabel 4.
i I 66.30 I 2.14 I
n 91.10 3.04
ul 105.00 3.39
~s 95.00 3.06
~I 61.50 I 2.05 I
~I 19.80 I 0.64 I
~I 0.00 I 0.00 I
IDes II 0.00 I 0.00 I

8
g'~ KETEKNIKAN PERTANIAN

Sedangkan penyiraman bulan Desember sampai April.


dengan sistem irigasi curah seba- Sedangkan untuk curah hujan
iknya dilakukan setiap bulan pada efektif rendah (CHE < 60 mml
bulan-bulan kekurangan aIr bulan) pada semua Divisi terjadi
dengan jumlah penyiraman mini- antara bulan Mei sampai Oktober.
mum 3.96 mm/hari (disesuaikan 4. Apabila menggunakan sistem
dengan kebutuhan aIr irigasi irigasi curah dengan penyiraman
seperti yang tercantum pada satu kali selama periode pertum-
Tabel 4). Sebaiknya dilakukan buhan tebu, maka tingkat penu-
penelitian lanjutan tentang selang runan hasil tertinggi pada semua
pemberian air yang lebih Divisi perkebunan terjadi pada
terperinci. bulan. tanam Mei. Tingkat penu-
runan hasil terendah untuk Divisi 1,
KESIMPULAN DAN SARAN 2, 3, 4, 6, 7 dan Site A terjadi pada
A. Kesimpulan bulan tanam Oktober sedang-kan
Divisi 5 terjadi pada bulan tanam
1. Tekstur tanah dilokasi penelitian September. Ini berarti bahwa bulan
adalah lempung berpasir dengan Tanam terbaik untuk Divisi 1,2,3,
persentase kandungan paslr 4, 6, 7 dan Site A adalah bulan
60.37%, debu 31.77% dan liat Oktober sedangkan untuk Divisi 5
7.86%. Kadar air tanah tersedia bulan tanam terbaik adalah bulan
11.24% volume, dengan kondisi September.
kapasitas lapang (pF 2.54) 30.92% 5. Apabila menggunakan sistem iri-
volume, titik layu permanen (pF gasi tetes dengan penyiraman
4.2) 19.68% volume, titik jenuh setiap hari, maka tingkat penu-
(pF 1) 37.34% volume dan pF 2 runan hasil yang terjadi adalah
kadar air tanah sebesar 35.41 % O%selama masa pertumbuhan
volume. vegetatif, karena kebutuhan air
2. Nilai evapotranspirasi tanaman tanaman tebu tercukupi:
tebu sejak berumur 1 - 12 bulan 6. Produksi tebu·· tertinggi pada
berkisar antara 37.38 mmlbulan Wilayah Site A yang meng-
sampai 143.22 mm/bulan. Kebu- gunakan sistem Iflgasi curah
tuhan air tanaman tebu tertinggi (sebagai areal pembanding) sebesar
terjadi pada umur tebu 4 sampai 9 71.2 ton tebu per hektar dan
bulan, yaitu masa vegetatif. produksi tertinggi pada areal yang
Sedangkan kebutuhan air tanaman menggunakan sistem irigasi tetes
tebu terendah terjadi pada umur adalah 74.3 ton tebu per hektar.
tebu 12 bulan, yaitu masa siap Pada areal Divisi 1 - 7 produksi
panen. tertinggi yang dapat dicapai adalah
3. Curah hujan efektif tinggi (CHE > 108.28 ton tebu per hektar (pada
100 mmlbulan) pada Divisi 1, 2, 4 divisi 6). Tingkat produksi
sampai 7 terjadi pada bulan tersebut belum optimal, yang
Desember sampai Maret. Pada kemungkinan terjadi karen a adanya
Divisi 3 dan Site A terjadi pada kelebihan dan kekurangan air

9
Vol. 12, No.1, April 1998

selama masa pertumbuhan, sehing- Doorenbos, J dan W. O. Pruitt. 1977.


ga menyebabkan proses pemben- Guidelines for Predicting Crop
tukan gula terhambat dan akibatnya Water Requirement. Irrigation
bobot tebu per hektar yang didapat and Drainage Paper (24). FAO.
rendah. Rome.
Doorenbos, J dan A. H Kassam. 1979.
B. Saran
Yield Respon to Water.
Pada lokasi penelitian, sebaiknya Irrigation and Drainage Paper
penyiraman maksimum dengan sistem (25). FAO. Rome.
irigasi tetes 3.96 mm/hari dan Hansen, V. E., O.W. Israelsen, G. E.
disesuaikan dengan kebutuhan air Stringham. 1979. Dasar - Dasar
tanaman seperti yang tercantum pada dan Praktek Irigasi. Terjemahan
Tabel 4. Demikian pula halnya untuk E. P. Tachyan dan Soetjipto.
penyiraman dengan sistem irigasi Erlangga. Jakarta.
curah sebaiknya dilakukan setiap Hardjowigeno, S. 1992. I1mu Tanah.
bulan selama periode kekurangan air Medyatama Sarana Perkasa.
dengan jumlah penyiraman minimum Jakarta.
3.96 mm/hari . Hartono dan Sumarno. 1983. Kedelai
Perlu dilakukan penelitian lebih dan Cara Bercocok Tanamnya.
lanjut tentang selang pemberian air Pusat Penelitian dan Pengem-
yang lebih terperinci berdasarkan bangan Tanaman. Departemen
jumlah kebutuhan air tanaman tebu Pertanian. Jakarta.
per tahap pertumbuhan dan bulan Kalsim, D. K. dan A. Sapei. 1992.
tanam serta anal isis kelayakan Fisika Lengas Tanah. Proyek
terhadap penerapan sistem JrIgasi Peningkatan Perguruan Tinggi
curahdan tetes, sehingga diketahui 199211993. IPB. Bogor.
nilai manfaat yang diperoleh dari Notojoewono, A. W. 1970. Berkebun
penerapan sistem irigasi curah Tebu Lengkap. BPU - PPN.
maupun tetes tersebut. Y ogyakarta.
Noviandri. 1995. Pengelolaan
DAFfAR PUSTAKA Sumber Daya Air di PT. Ounung
Benami, A dan A. Ofen. 1984. Madu Plantations. Laporan
Irrigation Engineering. Irrigation Praktek Lapang. Jurusan Mekani-
Engineering Scientific Publica- sasi Pertanian, FATETA, IPB.
tions (IESP). Israel Institut of Bogor.
Technology. Tenion Haifa. Schwab, G. 0., R. K. Frevert, T. W.
Central Plantation. 1995. Laporan Edminster dan K. K. Barnes.
Tahunan PT. Gunung Madu 1981. Soil and Water Conser-
Plantations. PT. Gunung Madu vation Engineering (3). John
Plantations. Lampung Wiley & Sons Inc. London.
Dastane, N. D. 1974. Effective Sitaniapessy, P.M. 1994. Klasifikasi
Rainfall in irrigation Agriculture. dan Iklim Indonesia. Jurusan
Irrigation and Drainage Paper Geofisika dan Meteorologi,
(23). FAO. Rome. FMIPA, IPB. Bogor.

10
g'edetUe KETEKNlKAN PERTANIAN

Sosrodarsono, S dan K. Takeda. 1983.


Hidrologi untuk Pengairan.
Pradyaparam ita, Jakarta.
World Bank. 1995. World Tables
World Bank Book 1995.
Published for the World Bank.
The Johns Hopkins University
Press. Baltimore. London.

11

Anda mungkin juga menyukai