Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI EXPERIMEN DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN SUNGAI

Oleh :

SRI NURWAHYUNI UMAR
D 111 08882

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

STUDI EXPERIMEN DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN SUNGAI
H.Arfan1, M.R.Malamassam1, S.Nurwahyuni2

Abstrak : Setiap Perencanaan bangunan Air membutuhkan data debit aliran. Dari data debit tersebut
didapatkan data kecepatan aliran dalam waktu tertentu. Perkiraan kecepatan arus pada suatu aliran dilakukan
dengan pengukuran di tempat yang mudah dijangkau pada penampang yang ditinjau bahkan dilakukan secara
acak, sehingga hasil yang diperoleh sering tidak dapat mewakili kondisi yang sebenarnya secara tepat.
Terjadinya kesalahan dalam pengukuran akan berdampak pada perkiraan jumlah debit aliran yang terjadi
sehingga akan berpengaruh terhadap perencanaan bangunan secara keseluruhan.Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui hubungan anatara volume pengaliran terhadap debit, tinggi muka air terhadap debit, dan pengaruh
kecepatan terhadap debit. Serta, untuk melihat penyebaran distribusi kecepatan pada berbagai titik baik
horizontal maupun vertical. Pengukuran difokuskan pada distribusi kecepatan menggunakan metode Point
Itegrated Sampling(PIS) yaitu pengukuran pada titik-titik yang telah ditentukan arah vertical maupun
horizontal. Penelitian ini menggunakan tabung pitot sebagai alat ukur kecepatan aliran. Kecepatan diukur pada
titik tertentu yaitu 6 titik arah transversal dan tiap titik pengukuran arah transversal diukur 6 titik ke dalaman
vertical, sehingga total pengukuran tiap tampang 36 titik yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecepatan maksimum berada pada 0,86d dan pada saat mendekati dasar saluran kecepatan aliran mendekati
nol. Hubungan antara, volume, tinggi muka air dan kecepatan terhadap debit masing-masing menunjukkan
hubungan linear.

Keywords: Debit, Kecepatan Aliran, Tinggi Muka Air, Distribusi Kecepatan.

Abstract: Each building water planning requires the data flow. The flow data obtained from the data flow
velocity within a certain time. Estimated flow velocity at a flow measurements done in an accessible place on the
cross section in terms even done randomly, so the results are often not able to represent accurately the actual
conditions. Of error in measurement will impact on the estimated amount of flow going so that will affect the
planning of the building is intended to determine keseluruhan.penelitian anatara relation to the volume of the
discharge, the discharge of water level, and the effect of speed on discharge. As well, to see the spread of the
velocity distribution at various points either horizontal or vertical. Focused on the distribution of velocity
measurements using itegrated point sampling (pis) is the measurement at points predetermined vertical and
horizontal directions. This study uses a pitot tube flow velocity measuring instrument. Speed measured at a
certain point that is 6 points and each point transversal transversal measurements measured 6 points to vertical
depths, so that the total measure of each face 36 different points. The results showed that the maximum speed is
at 0.86 d and at the approach of the basic channel flow velocity is close to zero. The relationship between
volume, water level and velocity for each discharge shows a linear relationship.

Keywords: discharge, velocity, high water front, speed distribution.

1Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar90245, INDONESIA
22Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar90245, INDONESIA
2
1. PENDAHULUAN g = percepatan gravitasi (m/det2)
∆h = tinggi tekanan akibat kecepatan (m)
Analisis angkutan sedimen senantiasa membutuhkan
data kecepatan aliran dan setiap perencanaan bangunan
air akan memperhitungkan masalah angkutan sedimen
yang terjadi, bersamaan dengan kecepatan arus pada Kecepatan   rata­rata   dapat   dihitung   dengan  metode
aliran. Perkiraan kecepatan arus pada suatu aliran tiga titik
dilakukan dengan pengukuran di tempat yang mudah
dijangkau pada penampang yang ditinjau bahkan
 Metode tiga titik
dilakukan secara acak, sehingga hasil yang diperoleh
Metode ini merupakan gabungan antara cara
sering tidak dapat mewakili kondisi yang sebenarnya
satu titik dengan cara dua titik.
secara tepat. Terjadinya kesalahan dalam pengukuran
akan berdampak pada perkiraan jumlah debit aliran yang
terjadi sehingga akan berpengaruh terhadap perencanaan
bangunan secara keseluruhan. Memperhatikan masalah
tersebut, maka sangat relevan melakukan penelitian pada
saluran terbuka dengan tampang segiempat. Pengukuran
difokuskan pada distribusi kecepatan menggunakan
metode Point Integrated Sampling (PIS) yaitu
 
pengukuran pada titik-titik yang telah ditentukan pada
arah vertikal maupun tranversal. Gambar 1 Grafik kecepatan rata-rata dengan Metode 3
titik

2. TINJAUAN PUSTAKA Kecepatan rata-rata tiap vertical diperoleh dengan


merata-ratakan hasil pengukuran pada 0.2 dan 0.8
Hidrolika adalah suatu ilmu pengetahuan yang kedalam aliran kemudian hasil rata-ratanya dirata-
mempelajari tentang sifat-sifat dan hukum-hukum yang ratakan lagi dengan hasil pengukuran pada 0.6
berlaku pada zat cair baik yang bergerak maupun yang kedalaman aliran, yang dapat dinyatakan dengan
diam. Kecepatan aliran adalah jarak yang mampu persamaan:
ditempuh oleh partikel zat cair dalam satuan waktu
tertentu, Sedangkan debit adalah volume air yang
melalui penampang melintang aliran tiap detik , atau
volume aliran yang mengalir pada penampang basah
persatuan waktu. Hubungan antara debit dan kecepatan U 0.2 +U 0.6 +U 0.8
U= atau
aliran dapat dituliskan: 3
Q = A x U……………………………………..(1)

[( ]
U 0.2 +U 0.8
Dimana:
Q = debit (m3/dtk) U=
2 )
+U 0.6
… … … … … … … … .(3)
A = luas penampang basah (m2) 2
U = kecepatan aliran (m/dtk)

Selama penentuan kecepatan pada sejumlah titik pada Pengukuran kecepatan aliran dalam saluran
penampang melintang saluran dapat dipakai untuk terbuka menggunakan koefisien Manning: (Bambang
menentukan debit aliran maka pengukuran kecepatan Triatmodjo, 2003) yaitu Pengukuran kecepatan Aliran
memegang peranan penting pada pengukuran aliran. secara tidak langsung
Pada umumnya dipakai alat ukur dimana kecepatan tidak
diukur langsung melainkan dengan jalan mengadakan V = 1/n x R2/3 x S1/2…………………………………...(4)
pengukuran suatu kuwantitas yang ada hubungannya
dengan kecepatan seperti pada alat yang digunakan A
dalam penelitian ini yaitu tabung pitot. Dengan R = ……………………………………..…..
menggunakan rumus Bernoulli didapatkan persamaan: P
……...(5)

U
= √ 2gΔh ……………………………….……
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dtk)
R = jari – jari hidrolis (m)
(2)
S = kemiringan energy
n = koefisien kekasaran manning
Dimana: A = luas penampang basah saluran (m)
U = kecepatan (ft/det atau m/det atau cm/det) P = keliling basah saluran

3
3. METODOLOGI Mulut dari tabung pitot dihadapkan pada arah arus
sehingga cairan dapat masuk ke dalam pipa sehingga
Penelitian dilakukan di Laboratorium Hidraulika tekanan bertambah sampai pada suatu titik tertentu.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin. Persis di muka mulut tabung cairan berhenti. Titik 2 pada
Penelitian ini menggunakan model saluran terbuka (open gambar dimana cairan berhenti disebut titik stagnasi,
channel). dan menggunakan alat ukur tabung pitot untuk selanjutnya cairan mengalir mengelilingi tabung.
pengambilan data kecepatan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Volume pengaliran terhadap Debit

Grafik pada gambar 4 merupakan hubungan antara


Volume pengaliran terhadap Debit, dari grafik tersebut
memperlihatkan bahwa seiring bertambahnya Volume
pengaliran maka nilai debit yang dihasilkan akan
semakin besar pula.

Gambar 2 model saluran terbuka (open channel)

Saluran pada gambar 2 berbentuk persegi panjang


yang berdimensi : panjang 300 cm, lebar :10 cm, Dan
tinggi :30 cm sebagai model saluran, dengan gambaran
bahwa saluran ini dilengkapi dengan bak penampungan
air, bak pengaliran air, pengatur kemiringan serta pompa
dengan katup pengatur debit (valve) yang digunakan
untuk menentukan jumlah debit yang keluar dalam
berbagai kondisi. Gambar 4 Hubungan Volume terhadap debit

Langkah – langkah yang dilakukan dalam studi ini


adalah : 4.2 Tinggi Muka Air terhadap Debit

- Melakukan pengukuran debit dan kecepatan secara Grafik hubungan pada gambar 5 merupakan
langsung di laboratorium. hubungan antara Tinggi Muka Air terhadap Debit, dari
- Melakukan pengambilan data debit dan kecepatan air grafik tersebut memperlihatkan bahwa seiring
pada saluran terbuka dengan dasar saluran licin. bertambahnya Tinggi Muka Air maka nilai debit yang
- Pengukuran kecepatan menggunakan metode Point dihasilkan akan semakin besar.
Integrated Sampling (PIS), mengukur kecepatan di
titik tertentu yaitu 6 titik arah transversal dan tiap
titik pengukuran arah transversal diukur 6 titik ke
dalaman vertical, sehingga total pengukuran tiap
tampang 36 titik yang berbeda;
- Menganalisa perhitungan data debit dan kecepatan
dengan metode pendekatan para ahli serta secara
grafis dan analisis.

2
Gambar 5 Hubungan Tinggi Muka Air terhadap
debit

4.3 Perbandingan Antara hasil lab. Dengan koef.


Manning
Gambar 3 Alat Ukur Tabung Pitot

4
Titik pengukuran arah verti
Grafik 6 merupakan hubungan antara Tinggi Muka
Air terhadap Debit, yang membandingkan antara hasil
lab dengan perhitungan koef. Manning. Dari grafik
dibawah ini memperlihatkan bahwa baik hasil lab
maupun dengan perhitungan manning menunjukkan
seiring bertambahnya Tinggi Muka Air maka nilai debit
yang dihasilkan akan semakin besar.

pengukuran arah horisontal


Gambar 8 Kontur Distribusi Kecepatan Aliran
Dari gambar 8 tampak kontur distribusi kecepatan
aliran pada gambar menggambarkan kecenderungan nilai
semakin kecil ketika semakin di dasar dan semakin ke
Gambar 6 Perbandingan hasil lab dengan perhitungan
atas diperoleh kondisi maksimal yaitu pada 0,86d.
manning
4.6 Variasi kecepatan setiap kedalaman Aliran
4.4 Kecepatan terhadap Debit Dari grafik di di bawah dapat dilihat bahwa
Grafik 7 merupakan hubungan antara kecepatan dan kecepatan maksimum berada pada 0,86d yaitu
debit, dari grafik tersebut memperlihatkan bahwa seiring 80.46cm/det dan semakin mendekati dasar saluran
bertambahnya kecepatan maka nilai debit yang kecepatan aliran mendekati nol. Sedangkan, kecepatan
dihasilkan akan semakin besar. rata-rata berada pada kurang lebih 0.7h dari permukaan
aliran sebesar 60,93cm/det.

Gambar 7 Hubungan Kecepatan Terhadap Debit

4.5 Distribusi Kecepatan Aliran rata-rata

Penyebaran kecepatan aliran yang diperoleh dari


pengukuran dapat dilihat pada gambar kontur distribusi
kecepatan berikut:

Pada pengukuran penampang satu didapatkan data Gambar 9 Kecepatan rata-rata kedalaman
kecepatan aliran yang kemudian diplot menjadi kontur pada titik 1, x = 2 cm
distribusi kecepatan yang dapat dilihat pada gambar 8.
4.7 Variasi kecepatan pada lebar saluran

Dari grafik pada gambar 10 dapat dilihat bahwa


kecepatan maksimum berada mendekati tengah
penampang dengan nilai 60.93cm/det dan semakin
mendekati dinding saluran maka kecepatan aliran
semakin mengecil karena adanya pengaruh gaya gesek
dinding saluran. Sedangkan kecepatan rata-rata pada
penampang melintang 1 adalah 57.61 cm/det.

5
X0 56.41
X2 63.80
X4 67.91
6 63.63cm/det
X6 67.14
X8 62.09
X10 54.45
X0 55.69
X2 61.78
X4 64.66
7 62.81cm/det
X6 64.63
X8 62.81
X10 56.88
X0 55.35
X2 59.45
X4 66.65
Gambar 10 Grafik Distribusi kecepatan pada 8 61.03cm/det
X6 64.08
penampang melintang 1 X8 59.95
Pada grafik distribusi kecepatan untuk penampang X10 55.52
melintang seharusnya didapatkan nilai kecepatan yang X0 56.62
sama pada daerah mendekati dinding saluran di sisi kiri X2 58.79
dan kanan. Namun, pada hasil pengambilan data X4 61.54
9 59.33cm/det
diperoleh nilai yang berbeda karena dipengaruhi oleh X6 61.71
beberapa factor teknis, seperti tidak stabilnya tegangan X8 58.63
listrik pada saat pengambilan data kecepatan yang X10 53.24
mempengaruhi pengaliran air dari bak penampung air
melalui pompa ke saluran terbuka Dari grafik distribusi kecepatan pada penampang
melintang titik pengukuran 1 sampai dengan 9,
Tabel 4.7 Perhitungan kecepatan aliran didapatkan grafik kecepatan rata-rata tiap penampang di
Kecepatan Aliran
Penampang
Kecepatan rata-
rata-rata tampang bawah ini:
rata arah x
melintang 70
X0 52.77
X2 57.30
X4 60.93 65.63500
65
kecepatan (cm/det)

1 X6 57.61 cm/det
58.99 63.62667
62.76000 63.02833
X8 56.56 61.48000 61.03000
X10 53.56 60 59.33000
X0 50.77 57.61000
X2 56.10 55.75667
X4 58.15 55
2 55.76 cm/det 1 2 3 4 5 6 7 8 9
X6 57.79
X8 55.02 penampang
X10 50.42
X0 58.01 Gambar 11 Grafik Kecepatan rata-rata tiap penampang
X2 62.32
X4 63.26 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kecepatan
3 62.76cm/det
X6 62.87 rata-rata maksimum berada pada penampang no.5 yang
X8 60.08 berada di tengah bentang saluran yaitu 67.64 cm/det.
X10 58.07
X0 56.35 5. KESIMPULAN DAN SARAN
X2 63.67
X4 64.89 5.1 Kesimpulan
4 62.76cm/det
X6 64.48
X8 62.36 Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa
X10 58.77 kesimpulan:
X0 58.81
X2 63.97 - Hubungan antara volume pengaliran terhadap debit
X4 68.74 adalah berbanding lurus. Semakin besar volume yang
5 65.64cm/det
X6 69.07 diperoleh, maka semakin besar pula nilai debit yang
X8 65.31 diperoleh.
X10 60.20

6
- Hubungan antara debit dengan kedalaman aliran air Triatmodjo, Prof Dr Ir Bambang, CES,DEA. Revisi
atau tinggi muka air dari dasar saluran adalah 2008. Hidraulika II. Beta Offset: Yogyakarta.
berbanding lurus pula. Semakin besar tinggi muka air
dari dasar saluran, maka semakin besar pula debit
yang diperoleh.
- Hubungan kecepatan aliran terhadap debit adalah
berbanding lurus. Semakin besar kecepatan aliran
maka semakin besar pula debit yang diperoleh.
- Nilai kecepatan aliran semakin ke atas diperoleh
kondisi maksimal pada 0.86d. Sebaliknya, semakin
mendekati dasar saluran nilai kecepatan aliran
semakin kecil bahkan mendekati nol.
- Kurva Distribusi kecepatan pada penampang
melintang berbentuk parabolik. Ini berarti, semakin
mendekati tengah saluran maka semakin besar nilai
kecepatan yang diperoleh. Sebaliknya, semakin
mendekati tepi saluran maka seemakin kecil nilai
kecepatan yang diperoleh karena dipengaruhi oleh
gaya gesek pada dinding saluran.

5.2 Saran
o Untuk penelitian lapangan sejenis (di
laboratorium) atau yang lebih kompleks, perlu
dilakukan pengukuran terhadap titik-titik yang lebih
banyak dan bentuk tampang yang lain. Misalnya
trapesium.
o Pengukuran kecepatan sebaiknya menggunakan
alat yang lebih teliti tingakat akurasinya.
o Perlu dilakukan pemeliharaan yang berkala
terhadap peralatan di Laboratorium agar tingkat
ketelitian pengambilan data lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka (Open


Channel Hydrolics). Terjemahan. Erlangga:
Jakarta.

Cops Asisten. Edisi Kesembilan 2010. Penuntun


Praktikum Hidraulika. Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.

Hatta, Mukhsan Putra. 1998. Tugas Akhir Penentuan


Debit Aliran Saluran Air Baku PDAM
Panaikang. Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.

Pallu, Prof Dr Ir H Muh Saleh, M, Eng. 2011. Catatan


Kuliah Hidraulika. Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.

Pallu, Prof Dr Ir H Muh Saleh, M, Eng. 2007. Metode


Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Teknik Sipil
Universitas Hasanuddin.

Suroso, Ir Agus, MT. 2011. Mekanika Fluida dan


Hidraulika. Pusat Pengembangan Bahan Ajar –
UMB.

Anda mungkin juga menyukai