PAYTREN
Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Latar Belakang
Kebutuhan transaksi rutin dan bulanan menjadi hal wajib bagi masyarakat, seperti
pulsa, paket data, juga tagihan bulanan seperti listrik, PDAM, dan transaksi lainnya.
Selama ini, masyarakat memenuhi kebutuhan tersebut dengan mendatangi loket-
loket pembayaran, counter, atau ATM.
Beranjak dari penggalian potensi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan
teknologi mutakhir, lahirlah gagasan cemerlang seorang Yusuf Mansur yang ingin
menjembatani kemudahan pembayaran semua kebutuhan masyarakat dengan
menggabungkan kebiasaan menggunakan gadget dan kebiasaan membayar
kewajiban.
Sejalan dengan itu, pada tahun 2013 lahirlah Veritra Sentosa Internasional (Treni)
dengan produknya PayTren. PayTren merupakan teknologi yang dapat digunakan
pada semua jenis telefon selular atau handphone (melalui Aplikasi Android), Yahoo
Messenger, Gtalk / Hangouts, atau SMS biasa) dan dengan mudah/ sederhana maka
kita dapat melakukan pembayaran seperti halnya kita melakukan pembayaran
melalui ATM/ Internet Banking/ PPOB dan hanya berlaku di lingkungan komunitas
tertutup/ intern (komunitas treni).
4) Pembayaran PDAM
6) Pembayaran tagihan kredit kendaraan bermotor (ADIRA, FIF, WOM, dan lain-
lain)
9) Mendapat Poin/Nilai Promo Perdana (NP2) sesuai dengan jumlah lisensi yang
dibeli saat diaktifkan dan dapat ditukarkan dengan produk promo dengan masa
berlaku seperti yang tercantum di website resmi perusahaan treni.co.id.
10) Memperoleh panduan pengguna dan tutorial yang dikirim melaui email.
11) Lisensi berlaku selamanya.
Perusahaan menawarkan beberapa pilihan paket lisensi bagi mitra sesuai dengan
kebutuhan (pelajari syarat & ketentuan mejadi mitra), yaitu:
Perusahaan memberikan kepada mitra Nilai Promo Perdana (NP2) yang dapat
ditukarkan dengan produk promo. Promo ini dapat berubah sewaktu-waktu dan
disesuaikan dengan kebijakan perusahaan yang dapat dilihat
melalui websitewww.treni.co.id.
Berikut ini adalah contoh tabel promo NP2 :
3.10 Benefit Pebisnis
2. Komisi/Ujrah Leadership
Perusahaan akan memberikan komisi Leadership sebesar Rp25.000,-*) (yang
terdiri atas 60% tunai dan 40% top up deposit) untuk setiap pertumbuhan 1 (satu)
pebisnis baru pada masing masing grup (maksimum 2 (dua) grup, kiri dan kanan).
*) dihitung berdasarkan index untuk menjaga maksimal payout sebesar 40% sesuai
Permendag no. 32 Tahun 2008. Maksimum perhitungan untuk pertumbuhan
masing masing grup (kiri dan kanan) adalah 12 pebisnis baru per hari.
Gambar 3.2 Skema Komisi/ujrah Leadership
5. Cashback Transaksi
Perusahaan membagikan persentase keuntungan (fee) berupa cashback yang
diperoleh dari setiap transaksi pribadi (yang dilakukan pengguna maupun pebisnis)
dan transaksi grup (khusus pebisnis) kepada pengguna dan atau pebisnis yang
melakukan transaksi pribadi minimal 1x/bulan.
Keterangan : Yang dimaksud dengan grup disini adalah mitra pebisnis yang
direferensikan hingga maksimal 10 turunan/generasi dengan sistem pass
up/compress (contoh: jika ada turunan ke 3 tidak melakukan tranksaksi maka
turunan ke 4 akan dihitung sebagai turunan ke 3, dst hingga maksimal 10 turunan).
Cashback dihitung perhari dari tanggal 1 (satu) sampai akhir bulan dan dibayarkan
tanggal 15 pada bulan berikutnya. Contoh perhitungan persentase cashback dapat
dilihat di www.treni.co.id.
Gambar 3.5 Skema Cashback Transaksi
Pakar Ekonomi Syariah Dr. Erwandi Tarmizi, MA yang mendalami fikih muamalah
dan menyelesaikan S3 jurusan Ushul fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al
Imam Muhammad bin Saud, pada sebuah Kajian, ketika menjawab sebuah
pertanyaan, secara tegas menyatakan bahwa Paytren itu haram. Ustadz Erwandi
menjelaskan bahwa Paytren, adalah menukar uang dengan uang.
Selanjutnya Ustadz Erwandi mengungkapkan bahwan untuk mengikuti program ini
seseorang harus mengeluarkan yang paling murah adalah Rp.3.500.000. Sementara
produk yang sama, dari perusahaan lain, bisa gratis.”Bedanya, yang ini ada iming-
iming bonus. Pada level tertentu dapat bonus Rp100 juta. Lalu, level sekian, bonus
Rp200 juta, pada level sekian ada yang Rp500 juta. Pada level selanjutnya dapat
rumah mewah, ada juga pada level tertentu yang dapat bonus mobil mewah dan
seterusnya,” kata Ustadz Erwandi.
Ustadz mengungkapkan, seseorang diminta bayar Rp3.5 juta, tetapi diiming-iming
Rp100 juta. Jika orang siap membayar Rp3,5 juta untuk mendapatkan Rp100 juta,
ini namanya tukar uang dengan uang. Sementara Rasulullah Shalallahu ‘Alayhi
Wassalam mensyaratkan tunai dan sama nominalnya. Nilainya tidak sama, maka
terjadi riba fadhl karena beda nominalnya, juga terjadi riba nasiah, karena
penukaran tidak tunai.
Selain itu, kata Ustadz Erwandi ada unsur judi. Jika kita melempar koin dengan dua
sisi, kemudian yang memilih satu sisi yang keluar akan mendapatkan Rp1 juta.
Kesempatan untuk muncul salah satu sisi 50%, ini haram. Semua kaum muslimin
paham ini bagian dari judi, hukumnya haram. Dalam Paytren dan jenis MLM
lainnya, menurut penelitian ulama, paling banyak yang sukses mendapatkan bonus
itu hanya 4 dari 100 orang, peluangnya hanya 4%. Karena, jika yang mendapat
peluang itu mencapai 50%, perusahaan tersebut akan tutup. “Jika yang berpeluang
50% saja haram, maka yang berpeluang hanya 4%, haram dan pembodohan,” kata
Ustadz Erwandi.
Sementara Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan secara bersambung pada portal
Konsultasisyariah.com. Pada bagian pertama, Ustadz Ammi melihat adanya unsur
Ghoror dan unsur Judi pada Paytren. Salah satu diantara penyebab transaksi yang
terlarang dalam islam adalah adanya gharar.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli gharar. (HR. Muslim
3881, Abu Daud 3378 dan yang lainnya).
Mengenai pengertian gharar, dinyatakan oleh Syaikhul Islam dalam al-Qawaid an-
Nuraniyah,
“Gharar adalah Jual beli yang tidak jelas konsekuensinya” (al-Qawaid an-
Nuraniyah, hlm. 116)
Inti dari gharar adalah adanya jahalah (ketidak jelasan) yang menyebabkan
adanya mukhatharah (spekulasi, untung-untungan), baik pada barang maupun
harga barang.
Karena itu, gharar mirip dengan judi. Sama-sama tidak jelas konsekuensinya.
Bedanya, judi terjadi pada permainan, sementara gharar terjadi dalam transaksi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.treni.co.id/marketing-plan/
https://www.treni.co.id/sejarah-perusahaan/
https://www.treni.co.id/profil-perusahaan/
https://konsultasisyariah.com/29323-hukum-paytren-bagian-01.html
http://fokusislam.com/7917-apakah-hukum-paytren-haram.html