Anda di halaman 1dari 12

Lebak

Di Sungai Sipai
Martapura
Kalimantan Selatan
Disusun Oleh:

Anisa Yuliani
Ahmad Hijran
Harish
Dimas Naufal S
Firdaus Oktafyanza
Gamaliel Purba
M. Ramadan Noor
Linda sinaga
Rizky Fasisal
Tanjung
Rina Anggraini

LATAR BELAKANG
Saat ini luas lahan lebak di Indonesia diperkirakan mencapai 13,28 juta ha yang terdiri atas lebak dangkal
4.167 juta ha, lebak tengahan 6.075 juta ha, dan lebak dalam 3.038 juta ha, tersebar di Sumatera, Papua dan
kalimantan.
Penyebaran lahan lebak menempati posisi peralihan diantara daratan dan sistem perairan, yaitu antara
lahan kering dan sungai/danau, atau antara daratan dan lautan, oleh sebab itu sepanjang tahun atau dalam waktu
beberapa bulan dalam setahun selalu jenuh air (water logged), mempunyai air tanah dangkal, atau tergenang.
Lahan lebak terdapat di cekungan, depresi atau bagian-bagian terendah di pelimbahan dan penyebar di dataran
rendah sampai tinggi.

METODOLOGI
Metodologi

pada penelitian penelitian ini adalah dengan melakukan observasi lapangan di Jalan

Veteran, Desa Sungai Sipai, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar. Pengamatan ini dilakukan pada hari
minggu tanggal 02 Oktober 2016, pukul 11.00 WITA. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung
di lahan rawa pasang surut air tawar yang dipengaruhi aliran sungai.

IDENTIFIKASI LAHAN RAWA LEBAK DI SUNGAI


SIPAI MARTAPURA
Lahan rawa lebak atau lahan rawa non pasang surut adalah lahan yang rejim airnya dipengaruhi oleh
hujan, baik yang turun di wilayah setempat maupun di daerah sekitarnya dan hulu. Jenis tanah yang
umum dijumpai di lahan lebak adalah tanah mineral dan gambut. Tanah mineral bisa berasal dari endapan
sungai atau bisa berasal dari endapan marin, sedangkan tanah gambut di lapangan bisa berupa lapisan
gambut utuh atau lapisan gambut berselang seling dengan lapisan tanah mineral.
Lahan rawa di Sungai Sipai merupakan lahan rawa lebak atau lahan rawa non pasang surut. Lahan
tersebut masih tergolong alami karena wilayah tersebut belum sepenuhnya dikelola oleh masyarakat
sekitar. Lahan rawa yang terdapat di Sungai Sipai Karena pada lahan rawa tersebut masih memiliki
banyak flora seperti, kangkung, rumput liar, ilalang, eceng gondok, dan masih banyak lagi. Sedangkan
fauna yang dihidup di daerah rawa lebak tersebut seperti ikan gabus, ikan sapat, dan lain-lain.

Faktor biotik dan Abiotik


Fungsi ekologis lahan rawa dipengaruhi oleh karakteristik seperti pH asam, miskin hara, bahan
organik yang tebal dan selalu terendam air. Hal itu menjadikan lahan rawa memiliki kekhasan
keanekaragaman hayati karena hanya mendukung keberadaan flora dan fauna tertentu yang mampu
beradaptasi dengan kondisi habitat tersebut.
Berbagai jenis tanaman pangan yang mampu beradaptasi dengan kondisi lahan rawa seperti padi,
kalakai, jagung lokal, kacang hijau, kacang tunggak, ubi jalar, dan ubi alabio.
Tanaman buah-buahan khas wilayah rawa, antara lain : durian, rambutan, nangka, jeruk, duku,
manggis, srikaya, karamunting, mentega, pitanak, gitaan, kopian, dan ada beberapa jenis tanaman
obat. Di lahan rawa juga terdapat spesies flora lain seperti purun tikus, galam, palm merah,
senduduk, mahang. ara hantu dan simpur. Selain itu juga ditemukan di lahan rawa yaitu ikan gabus,
toman, saluang, sapat, dan tapah.

Ekosistem Lahan Rawa Lebak Sungai


Sipai
Inventarisasi Ekosistem Biotik dan Abiotik di Daerah Sungai Sipai Martapura dibagi menjadi 4 titik
pengamatan, dapat dilihat di pada tabel di bawah ini:
Titik
Pengamatan 1

Komponen

Komponen Biotik

Abiotik

Pohon Pisang

Batuan/Kerikil

Rerumputan

Sungai Kecil

Ilalang

Tanah humus

Putri Malu

Irigasi

Paku Air

Kupu-Kupu

Jangkrik

Titik

Burung Pipit

Pengamatan 2

Komponen

Komponen Biotik

Abiotik

Pohon Pisang

Batuan/Kerikil

Rerumputan

Tanah coklat

Ilalang

Irigasi

Kupu-Kupu

Burung Pipit

Titik
Pengamatan 3

Komponen

Komponen Biotik

Abiotik

Pohon Mangga

Batuan/Kerikil

Pohon Kelapa

Tanah coklat

Singkong

Irigasi

Rerumputan

Putri Malu

Kupu-Kupu

Burung Pipit

Titik Pengamatan
4

Komponen

Komponen Biotik

Abiotik

Pohon Pisang

Batuan/Kerikil

Jangkrik

Tanah coklat

Singkong

Irigasi

Rerumputan

Putri Malu

Eceng Gondok

Kupu-Kupu

Burung Pipit

Kesimpulan
Kesimpulan
1.

yang dapat diambil dari makalah ini, sebagai berikut:

Lahan rawa di Sungai Sipai merupakan lahan rawa lebak atau lahan rawa non pasang
surut. Lahan tersebut masih tergolong alami karena wilayah tersebut belum sepenuhnya
dikelola oleh masyarakat sekitar.

2.

Fungsi ekologis lahan rawa dipengaruhi oleh karakteristik seperti pH asam, miskin
hara, bahan organik yang tebal dan selalu terendam air. Hal itu menjadikan lahan rawa
memiliki kekhasan keanekaragaman hayati karena hanya mendukung keberadaan flora
dan fauna tertentu yang mampu beradaptasi dengan kondisi habitat tersebut.

3.

Air rawa pada umumnya bersifat asam dan korosif yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan bahkan keropos pada gigi. Korosi terjadi akibat adanya unsur kimia di
lingkungan asam. Unsur-unsur kimia yang mempunyai sifat korosif diantaranya sulfat,
khlorida dan nitrat.

4.

Pada rawa lebak vegetasi yang dominan adalah jenis rumputan dan tanaman bawah dan
pada musim kemarau kemarau bagian rawa lebak yang kering ditanami semangka atau
menjadi padang gembala kerbau. Di sekitar rawa lebak terdapat pemukiman, kebun karet
dan hutan rawa sekunder (hutan gelam). Jenis ikan yang mendiami tipe rawa ini adalah
ikan hitam.

Anda mungkin juga menyukai