Anda di halaman 1dari 9

PENURUNAN KONSENTRASI COD DAN TSS PADA LIMBAH CAIR

TAHU DENGAN TEKNOLOGI KOLAM (POND) - BIOFILM


MENGGUNAKAN MEDIA BIOFILTER JARING IKAN DAN BIOBALL

Nevya Rizki, Ir. Endro Sutrisno, MS, Sri Sumiyati, ST, MSi
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang
email: rizkinevya@yahoo.com

Abstract: In this era, environmental management is very important because of the


increasing number of population has affected the increasing number of solid
waste and liquid waste (waste water). Waste water from tofu industry contains
contaminants that COD (Chemical Oxygen Denand) and TSS (Total Suspended
Solid). High contaminants can cause environmental degradation in water,
disruption of aquatic ecosystems, and aesthetic disruption. Therefore, pond -
biofilm technology with fishing nets and bioball as biofilter media is needed to
reduce COD and TSS concentrations by varying the contact time. The detention
time used was 4, 6, and 8 hours. The effect of detention time on the efficiency is
the longer the detention time, the bigger the efficiency. The result shows the
efficiency of COD concentration in the pond and drum (biofilter reactor) at the
detention time of 8 hours is 22.89% and 15.49%. Efficiency of TSS concentration
in the pond and drum (biofilter reactor) at the detention time of 8 hours is 80.60%
and 72.99%.
Keyword: pond, biofilm, biofilter, tofu, waste water, COD, TSS

PENDAHULUAN perlu adanya pengolahan limbah cair


Latar Belakang tahu untuk menurunkan beban
Pada perkembangan zaman pencemaran yang ada.
ini, pentingnya melakukan Pengolahan yang cocok dan
pengolahan lingkungan dikarenakan baik untuk mengolah limbah cair
peningkatan jumlah penduduk tahu yaitu dengan teknologi kolam
mempengaruhi peningkatan jumlah (pond) dan biofilm atau biofilter.
buangan baik limbah padat maupun Kolam (pond) anaerobik digunakan
limbah cair. Sebagian limbah cair sebagai pengolahan awal dari limbah
berasal dari kegiatan industri, cair yang memiliki konsentrasi yang
contohnya industri tahu. Sumber tinggi dan biofilm adalah pengolahan
pencemar yang terkandung dalam limbah cair secara biologis untuk
limbah cair tahu mengandung bahan menurunkan kadar konsentrasi air
organik yang tinggi seperti TSS limbah dengan memanfaatkan
(Total Suspended Solid) dan COD mikroorganisme yang akan melekat
(Chemical Oxygen Demand). Jika pada media yang digunakan,
limbah cair dibiarkan mengalir ke pemilihan pengolahan dengan
badan air secara terus menerus maka biofilm karena lumpur yang
akan mengganggu lingkungan yaitu dihasilkan sedikit dan pengoperasian
timbulnya bau busuk dan kematian yang mudah. Media yang digunakan
terhadap organisme air sehingga dalam pengolahan ini adalah jaring
ikan dan bioball. . Media jaring ikan Penurunan COD menekankan
dan bioball yang disusun secara rapi kebutuhan oksigen akan kimia
diharapkan mempunyai nilai dimana senyawa-senyawa yang
kerapatan yang tinggi sehingga diukur adalah bahan-bahan yang
mikroorganisme dapat melekat tidak dipecah secara biokimia
dengan baik. (Ginting, 2007: 50).
Menurut Metcalf dan Eddy
Tujuan Penelitian (2003: 93), COD adalah
1. Menganalisis penurunan jumlah oksigen yang diperlukan
konsentrasi dan efisiesnsi dari untuk mengurai seluruh bahan
COD dan TSS pada limbah cair organik yang terkandung dalam air
tahu dengan menggunakan yang sengaja diurai secara kimia
teknologi kolam (pond) – dengan menggunakan oksidator kuat
biofilm dengan media biofilter kalium bikromat pada kondisi asam
jaring ikan dan bioball. dan panas dengan katalisator perak
2. Menganalisis pengaruh waktu sulfat sehingga segala macam bahan
kontak pada teknologi kolam organik baik yang mudah urai
(pond) – biofilm terhadap maupun yang kompleks dan sulit urai
penurunan konsentrasi COD dan akan teroksidasi.
TSS dalam limbah cair tahu.
TSS (Total Suspended Solid)
STUDI PUSTAKA TSS (Total Suspended Solid)
Limbah Cair Tahu atau total padatan tersuspensi adalah
Limbah cair tahu dihasilkan segala macam zat padat dari padatan
dari proses pencucian, perebusan, total yang tertahan pada saringan
pengepresan dan pencetakan tahu, dengan ukuran partikel maksimum
oleh karena itu limbah cair yang 2,0 μm dan dapat mengendap
dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair (Widyaningsih, 2011).
tahu dengan karakteristik Kekeruhan air erat sekali
mengandung bahan organik tinggi hubungannya dengan nilai TSS
dan kadar BOD, COD yang cukup karena kekeruhan pada air salah
tinggi pula, jika langsung dibuang ke satunya memang disebabkan oleh
badan air, jelas sekali akan adanya kandungan zat padat
menurunkan daya dukung tersuspensi. Zat tersuspensi yang ada
lingkungan. Sehingga industri tahu di dalam air terdiri dari berbagai
memerlukan suatu pengolahan macam zat, misalnya pasir halus,
limbah yang bertujuan untuk tanah liat, dan lumpur alami yang
mengurangi resiko beban merupakan bahan-bahan anorganik
pencemaran yang ada (Kaswinarni, atau dapat pula berupa bahan-bahan
2007: 2). organik yang melayang-layang di
dalam air (Alaerts dan Santika,
COD (Chemical Oxygen Demand) 1987).
COD atau Chemical Oxygen
Demand adalah sejumlah oksigen Kolam (Pond)
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi Salah satu teknik pengolahan
zat-zat anorganis dan organis. secara biologis adalah sistem kolam
stabilisasi. Proses anaerobik terjadi jaring ikan didefinisikan sebagai
pada bagian dasar kolam. Kondisi susunan mata jaring yang terbuat dari
aerobik terdapat pada bagian atas bahan fibres. Jaring ikan memiliki
dari kolam atau lagon. Oksigen yang pori yang kecil dan banyak yang
terlarut didapatkan dari proses akan membuat pertumbuhan biofilm
fotosintesis dari alga serta sebagian yang baik sehingga pemilihan media
didapatkan dari difusi oksigen dari biofilter jaring ikan ini diharapkan
udara atau atmosfer. Kondisi dapat menurunkan konsentrasi zat
stagnant di dalam lumpur di daerah organik. Keuntungan menggunakan
sekitar dasar kolam menyebabkan jaring pada media biofilter yaitu
terhambatnya transfer oksigen ke harga per satuan unit yang murah,
daerah tersebut, sehingga ringan, dan terbuat dari bahan inert.
menyebabkan kondisi anaerob (Said,
2002: 142).

Biofilm METODOLOGI PENELITIAN


Proses biofilter atau biofilm Penelitian ini dilakukan
dilakukan dengan cara mengalirkan dalam skala laboratorium untuk
limbah ke dalam reaktor biologis menganalisis efisiensi konsentrasi
yang telah diisi dengan media COD danTSS pada limbah cair tahu
penyangga untuk pengembangbiakan dengan teknologi kolam (pond) –
mikroorganisme dengan atau tanpa biofilm menggunakan media biofilter
aerasi. Untuk proses anaerobik jaring ikan dan bioball. Lamanya
dilakukan tanpa pemberian udara waktu penelitian adalah 30 hari
atau oksigen (Husin, 2008). untuk proses seeding dan
Pengolahan air limbah aklimatisasi dan 10 jam untuk
dengan proses biofilm mempunyai running. Variabel bebas dalam
beberapa keunggulan antara lain penelitian ini yaitu memvariasikan
pengoperasiannya mudah, lumpur waktu kontak 4 jam, 6 jam, dan 8
yang dihasilkan sedikit, dapat jam. Variabel kontrolnya yaitu pH,
digunakan untuk pengolahan limbah suhu, dan DO (dissolved oxygen).
dengan konsentrasi rendah maupun
tinggi, tahan terhadap fluktuasi
jumlah air limbah maupun fluktuasi
konsentrasi, dan pengaruh penurunan
suhu terhadap pengolahan kecil.

Media Biofilter Jaring Ikan dan


Bioball
Bioball merupakan salah satu
media biofilter yang dimana biofilm Gambar 1 Reaktor Pond – Biofilm
dapat melekat pada media tersebut.
Media bioball mempunyai Limbah cair tahu dimasukkan
keunggulan antara lain mempunyai ke dalam pengolahan kolam yang
luas spesifik yang cukup besar, dan berukuran 1x1 m. Air limbah yang
pemasangannya mudah. Sedangkan berada pada bagian dasar kolam
dihisap dengan menggunakan pompa
kemudian dialirkan menuju drum
(reaktor biofilter). Pengolahan kolam
dan drum (reaktor biofilter) disusun
secara sejajar. Pada bagian dasat
kolam terdapat pipa-pipa yang
dilubangi dan dihubungkan ke
pompa. Debit yang masuk ke reaktor
diatur pada kran yang terhubung
antara pipa dari pompa dengan pipa
yang menuju drum (reaktor biofilter)
yang memiliki volume 245 liter. Air
limbah masuk ke dalam drum
(reaktor biofilter) dan pada bagian
atas drum terdapat zeolit, kegunaan
dari zeolit adalah diharapkan dapat Gambar 2 Tahap Penelitian
menaikkan pH air limbah yang asam
menjadi netral, kemudian air limbah HASIL DAN PEMBAHASAN
melewati kasa agar padatan-padatan Karakteristik Limbah Cair Tahu
kasar dapat tersaring sehingga tidak Tabel 1 Karekteristik Awal Limbah Cair Tahu
Baku Mutu
mengalami penyumbatan. Setelah itu Hasil Perda
Parameter Satuan Keterangan
air limbah melewati media biofilter Uji Jateng No.
5 Thn 2012
bioball dan jaring ikan, bioball yang Suhu o
C 48 38 Tidak Memenuhi
pH - 4,9 6,0-9,0 Tidak Memenuhi
dirangkai seperti bunga dan jaring COD mg/l 5190,91 275 Tidak Memenuhi
ikan yang dirangkai dengan BOD5 mg/l 331,9 150 Tidak Memenuhi
TSS mg/l 1198 100 Tidak Memenuhi
menggunakan paralon diharapkan TDS mg/l 1180 - -
dapat mendegradasi bahan organik
dengan baik. Air limbah masuk ke Seeding dan Aklimatisasi
dalam spiral atau selang yang Tahap pertama yaitu seeding
dibentuk melingkar dengan panjang (pengkondisian limbah) dan
45 meter, diharapkan pada tahap ini aklimatisasi yang dilakukan secara
terjadi proses anaerob. Setelah bersamaan dengan sistem resirkulasi
mengalami pengolahan pada drum dimana air limbah dari kolam masuk
(reaktor biofilter), air limbah masuk ke reaktor dan kembali ke kolam dan
lagi ke dalam kolam. Sehingga tahap kedua pelaksanaan penelitian
terjadi pengolahan sirkulasi dari (running) dengan tujuan untuk
kolam menuju drum dan kembali ke menguraikan zat-zat organik yang
kolam, begitu seterusnya. Sampel terdapat pada limbah cair tahu karena
olahan diambil pada keluaran dari terbentuknya biofilm sehingga
kolam yang menuju drum (reaktor konsentrasi COD dan TSS dapat
biofilter) dan keluaran dari drum turun.
(reaktor biofilter) yang menuju
kolam.
Tahap penelitian dapat dilihat
pada diagram berikut ini:
Tabel 2 Data Seeding dan Aklimatisasi limbah cair industri tahu
Suhu COD Efisiensi TSS Efisiensi
Hari pH
(oC) (mg/l) (%) (mg/l) (%) mengeluarkan bau busuk (Pohan,
0 3.72 28 5190.91 - 1198 -
1 3.84 27 4857.58 6.42 620 48.25
2008).
2 3.88 27 4796.97 7.59 434 63.77
3 3.97 28 4706.06 9.34 360 69.95
4 4.03 27 4190.91 19.26 302 74.79 Penurunan Konsentrasi COD
5
6
4.78
4.88
31
28
4069.70
4706.06
21.60
9.34
272
188
77.30
84.31
Proses pengolahan limbah
7 4.91 28 4342.42 16.35 52 95.66 cair tahu dengan menurunkan
8 4.99 28 3524.24 32.11 46 96.16
9 5.24 28 3827.27 26.27 106 91.15
konsentrasi COD dapat dilakukan
10 5.46 27 4160.61 19.85 84 92.99 dengan pengolahan secara biologis
11 5.49 28 3857.58 25.69 140 88.31
12 5.50 28 3160.61 39.11 162 86.48 melalui proses pengolahan kolam
13
14
5.57
5.63
27
27
2463.64
3403.03
52.54
34.44
484
162
59.60
86.48
dan reaktor biofilter
15 5.65 27 2978.79 42.62 94 92.15
16 5.70 27 3100.00 40.28 66 94.49 Tabel 3 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap
17 5.85 27 3463.64 33.27 226 81.14
18 6.03 27 4160.61 19.85 290 75.79
Konsentrasi COD
19 6.19 28 4766.67 8.17 166 86.14 Kolam Drum
20 6.38 28 4221.21 18.68 164 86.31 Jam Hasil Uji Hasil Uji
Ke- Efisiensi Efisiensi
21 6.50 31 3615.15 30.36 602 49.75 COD COD
(%) (%)
22 6.71 28 2463.64 52.54 274 77.13 (mg/l) (mg/l)
23 6.71 28 3766.67 27.44 260 78.30 0 3706.06 0.00 3130.30 0.00
24 6.84 28 3160.61 39.11 38 96.83 4 3190.91 13.90 2857.58 8.71
25 7.00 28 2675.76 48.45 140 88.31 6 3160.61 14.72 2827.27 9.68
26 7.05 28 2554.55 50.79 110 90.82 8 2857.58 22.89 2645.45 15.49
27 7.22 28 2069.70 60.13 74 93.82
28 7.37 28 1827.27 64.80 66 94.49
29 7.45 28 1706.06 67.13 60 94.99 25 22.89

30 7.56 28 1706.06 67.13 106 91.15


20
Efisiensi COD (%)

Data hasil penelitian dari 15


13.90 14.72
15.49

pengolahan limbah cair tahu untuk 10


8.71
9.68
Efisiensi COD Drum
mengetahui konsentrasi COD dan 5 Efisiensi COD Kolam

TSS dapat dilihat nilai konsentrasi 0


0.00

COD dan TSS yang masih naik dan 0 4 6 8


Waktu Kontak Ke- (Jam)
turun (tidak stabil) disebabkan
karena bakteri yang masih Gambar 3 Hubungan Waktu Kontak dengan
beradaptasi dengan limbah untuk Efisiensi COD
berkembangbiak. Pada proses
Pada tabel dan gambar
aklimatisasi terjadi perubahan warna
tersebut menunjukkan bahwa
pada limbah cair tahu dan
efisiensi konsentrasi COD pada
menghasilkan bau yang tidak enak
kolam dan drum terjadi peningkatan
(bau busuk).
terhadap waktu kontak ke-4 jam, 6
Gas-gas yang biasa
jam, dan 8 jam. Efisiensi konsentrasi
ditemukan dalam limbah adalah
COD pada kolam yaitu 13,90%,
oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S),
14,72%, dan 22,89%. Efisiensi COD
amonia (NH3), karbon dioksida
pada drum (reaktor biofilter) yaitu
(CO2), dan metana (CH4). Gas-gas
8,71%, 9,68%, dan 15,49%. Hal ini
tersebut berasal dari dekomposisi
menunjukkan semakin lama waktu
bahan-bahan organik yang terdapat
kontak maka efisiensi konsentrasi
di dalam air buangan. Air limbah
COD juga akan semakin tinggi.
indistri tahu sifatnya cenderung asam
Konsentrasi awal limbah tahu
dengan pH 4-5, pada keadaan asam
yang tinggi terjadi disebabkan
ini akan terlepas zat-zat yang mudah
adanya proses adaptasi dari
menguap. Hal ini mengakibatkan
mikroorganisme yang tumbuh dan efisiensi konsentrasi TSS pada kolam
berkembangbiak pada media biofilter dan drum terjadi peningkatan
jaring ikan dan bioball dalam drum terhadap waktu kontak ke-4 jam, 6
(reaktor biofilter) terhadap limbah jam, dan 8 jam. Efisiensi konsentrasi
cair tahu yang baru. Nilai COD yang TSS pada kolam yaitu 43,53%,
tinggi terjadi karena adanya faktor 45,26%, dan 80,60%. Efisiensi
lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi TSS pada drum (reaktor
seperti kandungan oksigen terlarut biofilter) yaitu 33,33%, 40,23%, dan
yang ada dalam reaktor cukup untuk 72,99%. Hal ini menunjukkan
membantu bakteri menguraikan semakin lama waktu kontak maka
senyawa polutan dalam reaktor. Dan efisiensi konsentrasi TSS juga akan
tahu mengandung protein yang semakin tinggi.
tinggi, sehingga limbah cair tahu Hasil analisis TSS
akan mengandung bahan-bahan menunjukkan bahwa nilai
organik yang tinggi pula. Hal ini konsentrasi TSS berlebih ditandai
membuktikan jika konsentrasi zat dengan warna air limbah yang keruh.
pencemar pada limbah tahu masih Hal ini dapat menyebabkan
tinggi. terhalangnya sinar matahari masuk
ke dalam air limbah yang sedang
Penurunan Konsentrasi TSS mengalami pengolahan sehingga
Penurunan konsentrasi TSS terhambatnya proses fotosintesis dan
dapat dipengaruhi oleh waktu kontak berkurangnya kadar oksigen dalam
air limbah dengan mikroorganisme air. Jika oksigen hanya sedikit dan
yang melekat pada media biofilter maka bakteri aerobik akan cepat mati
jaring ikan dan bioball. karena suplai oksigennya sedikit dan
bakteri anaerobik mulai tumbuh.
Tabel 4 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap
Konsentrasi TSS Bakteri anaerobik akan
Kolam Drum mendekompisisi dan menggunakan
Hasil Hasil
Jam
Uji Efisiensi Uji Efisiensi oksigen yang disimpan dalam
Ke-
TSS
(mg/l)
(%) TSS
(mg/l)
(%) molekul-molekul yang sedang
0 928 0.00 696 0.00 dihancurkan. Hasil dari kegiatan
4 524 43.53 464 33.33
6 508 45.26 416 40.23 bakteri anaerobik dapat membentuk
8 180 80.60 188 72.99 hidrogen sulfida (H2S), gas yang
berbau busuk dan berbahaya, serta
90 80.60
72.99
beberapa produk lainnya. Namun
80
70 proses penurunan konsentrasi TSS
Efisiensi TSS (%)

60
50
45.26
43.5340.23 pada proses pengolahan biofilter
40 33.33
30
Efisiensi TSS Drum dengan menggunakan media biofilter
20
10 0.00
Efisiensi TSS Kolam
jaring ikan dan bioball menghasilkan
0
0 4 6 8
efisiensi penurunan yang cukup baik.
Waktu Kontak Ke- (Jam) Penurunan efisiensi terjadi
disebabkan adanya proses
Gambar 4 Hubungan Waktu Kontak dengan pengolahan zat organik oleh
Efisiensi TSS
mikroorganisme yang tumbuh
Pada tabel dan gambar melekat di media biofilter.
tersebut menunjukkan bahwa
2. Perlunya diadakan penelitian
KESIMPULAN lanjutan dengan memvariasikan
1. Dari hasil penelitian pengolahan media biofilter selain jaring ikan
kolam (pond) – biofilm dengan dan bioball
menggunakan media biofilter 3. Perlu diadakan penelitian
jaring ikan dan bioball dalam lanjutan dengan memvariasikan
penurunan konsentrasi COD dan waktu kontak yang berbeda.
TSS. Pada penelitian ini
dilakukan lima variasi waktu DAFTAR PUSTAKA
kontak yaitu 4 jam, 6 jam, dan 8 Agustian, J. 2003. Immobilization of
jam. Efisiensi konsentrasi COD Activated Sludge in A Column
pada kolam yaitu 13,90%, Type Upflow Anaerobic Sludge
14,72%, dan 22,89% sedangkan Blanket Reactor. Majalah IPTEK.
pada drum (reaktor biofilter) Vol.14 No.4 Hal 185-192.
yaitu 8,17%, 9,68%, dan 15,49%. Alaerts, G dan Santika. 1987.
Dan efisiensi konsentrasi TSS Metode Penelitian Air. Usaha
pada kolam yaitu 43,53%, Nasional. Surabaya.
45,26%, dan 80,60% sedangkan Balch, W, E. Schoberlh, S., Tanner,
pada drum (reaktor biofilter) R, S dan Wolfe R,S. 1977.
yaitu 33,33%, 40,23%, dan Acetobacterium, A New Genus of
72,99%. Hydrogen Oxidizing, Carbon
2. Pengaruh waktu kontak terhadap dioxide-Reducing, Anaerobic
efisiensi penurunan konsentrasi Bacteria, dalam BPPT 1997a.
COD dan TSS terjadi dengan Darsono. 2007. Pengolahan Limbah
baik pada drum dan kolam, Cair Tahu secara Anaerob dan
dimana semakin lama pengaruh Aerob. Jurnal Teknologi Industri.
waktu kontak terhadap Universitas Atmajaya.
penurunan konsentrasi COD dan Yogyakarta.
TSS. Efisiensi konsentrasi COD Ginting, P. 2007. Sistem Pengelolaan
paling tinggi pada kolam dan Lingkungan dan Limbah Industri.
drum (reaktor biofilter) yaitu Yrama Widya. Bandung.
pada waktu kontak jam ke-8 Hans. 2010. Pengertian Aklimasi,
dengan efisiensi 22,89% dan Adaptasi, dan Aklimatisasi.
15,49%. Dan efisiensi http://hansa07.student.ipb.ac.id/2
konsentrasi TSS paling tinggi 010/06/20/pengertian-aklimasi-
pada kolam dan drum (reaktor adaptasi aklimatisasi/. 23 Maret
biofilter) yaitu pada waktu 2014 (20:00).
kontak jam ke-8 dengan efisiensi Helard, D. 2007. Pengaruh Variasi
80,60% dan 72,99%. Rasio Waktu Reaksi terhadap
Waktu Stabilisasi pada
SARAN Penyisihan Senyawa Organik dari
1. Perlunya diadakan penelitian Air Buangan Pabrik Minyak Sawit
lanjutan terhadap pengolahan dengan Sequencing Batch Reaktor
kolam (pond) – biofilm dengan Aerob. Universitas Andalas.
parameter yang sama dan/atau Sumatera Barat.
selain COD dan TSS
Herlambang, A. 2002. Teknologi Air Indonesia. Pusat Pengkajian
Pengolahan Limbah Cair Tahu dan Penerapan Teknologi
Tempe. Pusat Pengkajian dan Lingkungan. BPPT.
Penerapan Teknologi Said, N, I. 2005. Aplikasi Bio-ball
Lingkungan. BPPT. untuk Media Biofilter Studi Kasus
Husin, A. 2008. Pengolahan Limbah Penglolahan Air Limbah
Cair Industri Tahu dengan Pencucian Jean. Jurnal Air
Biofiltrasi Anaerob dalam Indonesia. Vol.1, No.1. Pusat
Reaktor Fixed-Bed. Laporan Pengkajian dan Penerapan
Tesis. Fakultas Teknik. Teknologi Lingkungan. BPPT.
Universitas Sumatera Utara. Said, N, I. dan Ruliasih. 2005.
Klust, Gerhard. 1983. Bahan Jaring Tinjauan Aspek Teknis Pemilihan
untuk Alat Penangkapan Ikan. Media Biofilter Untuk
Edisi ke-2. (Penterjemah Team Pengolahan Air Limbah. Jurnal
BPPI Semarang). Terjemahan dari Air Indonesia. Vol.1, No.3. Pusat
Netting Materials for Fishing Pengkajian dan Penerapan
Gear. Semarang: BPPI Semarang. Teknologi Lingkungan. BPPT.
Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis Said, N, I. 2008. Pengolahan Air
Pengolahan Limbah Padat Dan Limbah Domestik di DKI
Cair Industri Tahu Studi Kasus Jakarta. Pusat Pengkajian dan
Industri Tahu Tandang Semarang, Penerapan Teknologi
Sederhana Kendal dan Gagak Lingkungan. BPPT.
Sipat Boyolali. Tesis. Program http://www.kelair.bppt.go.id/
Pasca Sarjana Undip. Semarang. Said, N, I. dan Heru Dwi
Metcalf dan Eddy. 2003.Wastewater Wahjono. 1999. Teknologi
Engineering : Treatment, Pengolahan Air Limbah Tahu –
Disposal and Reuse, 4th.McGraw Tempe dengan Proses Biofilter
Hill Book Co.New York. Anaerob dan Aerob. Jurnal Air
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Indonesia. Pusat Pengkajian
No. 5 Tahun 2012 Tentang Baku dan Penerapan Teknologi
Mutu Air Limbah Lingkungan. BPPT.
Pohan, N. 2008. Pengolahan Limbah Sani, E, Y. 2006. Pengolahan Air
Cair Industri Tahu dengan Proses Limbah Tahu Menggunakan
Biofilter Aerobik. Tesis. Program Reaktor Anaerob Bersekat dan
Studi Teknik Kimia USU. Medan. Aerob. Tesis. Semarang:
Pramudya, S. 2001. Melindungi Program Magister Ilmu
Lingkungan dengan Menerapkan Lingkungan Undip.
ISO 14001. PT. Grasindo. Jakarta. Shammas. N. K, Wang. L. K, Wu. Z.
Rittman, B, E dan McCarty. 2001. 2009. Handbook of
Environmental Biotechnology : Environmental Engineering,
Principle and Apllications. Volume. : Biological Treatment
McGraw Hill International Ed. Processes. Humana Press. New
New York. York.
Said, N, I. 2000. Teknologi Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Pengolahan Air Limbah dengan Kuantitatif, Kualitatif dan
Proses Biofilm Tercelup. Jurnal R&D. Alfabeta. Bandung.
Tchobanoglous, G. 1991. Water
Engineering Treatment,
Disposal and
Reuse. Edition, McGraw
Hill – Book Company. New
York.
Widyaningsih, V. Pengolahan
Limbah Cair Kantin Yogma
Fisip UI. Skripsi. Program
Studi Teknik Lingkungan UI.
Depok.
Yahya, F. 2010. Studi Pengolahan
Air Limbah Domestik Dengan
Biofilter Aerasi Menggunakan
Media Bioball dan Enceng
Gondok.Teknologi Lingkungan
ITS. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai