Pengaruh Limbah Plastik Terhadap Kualitas Air Pada Kesehatan Bakau di Hutan Bakau
Pantai Baros
Benedictus Nitis Lanang Pradiptaa, 1*,Domenico Agastya da Ratob, 2, Suryo Tri Winoto c, 3, Nikolas Noel
Ferdiansyah
a,b,c
Jurusan MIPA SMA Kolese De Britto Yogyakarta
1
17589@student.debritto.sch.id*; 17566@student.debritto.sch.id; 17560@student.debritto.sch.id
*korespondensi penulis, email: 17589@student.debritto.sch.id
e-mail:
karya.ilmiah@staff.debritt
o.sch.id
Judul artikel: Pengaruh Limbah Plastik Terhadap Kualitas Air Pada Kesehatan Bakau di Hutan Bakau Pantai
Baros
hutan bakau yang penting adalah Hutan Bakau bakau di area tersebut. Melalui deskripsi
Pantai Baros, yang terletak di Muara Sungai tingkatan pengaruh limbah plastik terhadap
Opak, Desa Tirtohargo, Kapanewon Kretek, kualitas air, diharapkan dapat memberikan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dengan luas pemahaman yang lebih mendalam tentang
keseluruhan kawasan mencapai 132 hektar, dampak limbah plastik terhadap lingkungan
Hutan Bakau Pantai Baros menjadi salah satu pesisir. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
hutan bakau buatan yang dikelola oleh Kelompok untuk menjelaskan keterkaitan antara kualitas air
Pemuda Baros (KP2B). dengan kesehatan hutan bakau, mengingat peran
Namun, seperti banyak ekosistem pesisir pentingnya dalam menjaga ekosistem pesisir.
lainnya di seluruh dunia, Hutan Bakau Pantai Manfaat dari penelitian ini tidak hanya sebatas
Baros tidak luput dari ancaman limbah plastik menjadi referensi bagi peneliti lain yang tertarik
dan sampah rumah tangga yang dibuang ke laut dalam bidang ini, tetapi juga sebagai sarana
dan sungai. Kawasan pesisir dan laut merupakan edukasi bagi masyarakat dalam memahami
lingkungan yang mudah terpengaruh oleh limbah bahaya limbah plastik dan memperkuat kesadaran
dari darat, termasuk limbah dari berbagai sektor akan perlindungan lingkungan. Dengan
industri, pertanian, dan rumah tangga. Dampak demikian, penelitian ini diharapkan dapat
negatif dari limbah ini dapat menyebabkan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
kerusakan ekosistem hutan bakau, abrasi pantai, upaya pemeliharaan dan perlindungan terhadap
dan terganggunya kehidupan biota laut yang ekosistem hutan bakau, serta mendorong
hidup di dalamnya (UNEP, 2011). partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga
Limbah plastik menjadi salah satu masalah kelestarian lingkungan.
lingkungan yang meningkat secara signifikan di
seluruh dunia. Kawasan pesisir pantai, termasuk Kajian Literatur
hutan bakau, menjadi salah satu area yang paling Plastik adalah zat organik yang terbuat dari
rentan terhadap dampak limbah plastik. Data atom karbon yang tersusun panjang (rantai
menunjukkan bahwa sekitar 10% dari semua panjang). Polimerisasi merupakan proses kimia
plastik yang diproduksi berakhir di laut melalui dimana molekul molekul sederhana, seperti
sungai-sungai, dengan Indonesia sebagai salah monomer, bergabung bersama untuk membentuk
molekul yang lebih besar. Komponen utama yang
satu penyumbang sampah laut terbesar setelah
menyusun polimer plastik adalah hidrokarbon.
Cina (Jambeck, 2015). Kebutuhan akan plastik di
Ketidakmampuan mikroorganisme untuk
Indonesia terus meningkat, dengan jumlah menguraikan rantai karbon yang panjang adalah
produksi plastik yang mencapai jutaan ton setiap faktor utama yang menyebabkan plastik sulit
tahunnya (Surono, 2013). terurai (Karuniastuti, 2013). Sampai sekarang
Perubahan bentuk limbah plastik menjadi hanya diketahui bahwa jenis limbah plastik
mikroplastik seiring berjalannya waktu menjadi diklasifikasikan menjadi tujuh jenis dengan kode
ancaman serius bagi kualitas air dan ekosistem berbentuk angka dari 1 hingga 7, ketujuh jenis
pesisir. Mikroplastik, dengan ukuran kurang dari limbah plastik tersebut merupakan: PET, HDPE,
5mm, dapat mencemari air dan mengganggu PVC, LDPE, PP, PS, dan Other. Mikroplastik
proses fotosintesis tanaman air, serta merupakan partikel plastik yang berukuran
pertumbuhan tunas dan akar. Oleh karena itu, >5mm (NOAA, 2021). Akibat ukurannya yang
penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kecil, mikroplastik dapat berpindah tempat ke
tempat yang jauh dengan perantara arus udara,
pengaruh limbah plastik terhadap kualitas air di
arus sungai dan arus laut. Untuk mengetahui
Hutan Bakau Pantai Baros, serta mengidentifikasi
kandungan mikroplastik yang terdapat pada air
hubungan antara kualitas air dengan kesehatan dapat dilakukan dengan cara teknologi FT-IR
hutan bakau di Baros. Penelitian ini bertujuan (Fourier-transform infrared spectroscopy) yang
untuk mengkaji dua aspek utama yang berkaitan menggunakan spektrum inframerah untuk
dengan Hutan Bakau Pantai Baros, yaitu mengidentifikasi komposisi kimia suatu sampel.
pengaruh limbah sampah plastik terhadap FT-IR adalah salah satu teknik spektroskopi yang
kualitas air dan hubungannya dengan kesehatan umum digunakan oleh kimia organik dan
beragam yaitu tanah berlumpur, pantai berpasir, Tabel 4 Kategori Kesehatan Mangrove
dan pantai berbatu (Noor et al., 2006). Unsur hara Berdasarkan Nilai MHI
yang terkandung di dalam tanah mempengaruhi Kepala tabel
pertumbuhan tanaman bakau. Ada beberapa NO
Kategori MHI (%)
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi 1 Buruk/Poor < 33,33
pertumbuhan tanaman bakau di suatu lokasi 2 Sedang/Moderate 33,33 ≤ MHI
seperti, fisiografi pantai (topografi), pasang < 66,67
(durasi dan rentang), gelombang (arus), iklim 3 Sehat/Healthy ≥ 66,67
(cahaya, curah hujan, suhu, dan angin), oksigen
terlarut, tanah, dan hara (Alwidakdo, Azham, &
Kamarubayana, 2014). Hutan bakau adalah Metode
kelompok tumbuhan berbunga yang tumbuh di Metode penelitian ini mengarahkan fokus
daerah pasang surut laut dan banyak dijumpai di pada dua subjek utama, yaitu kualitas air dan
daerah delta, estuaria, atau laguna yang kesehatan tanaman bakau di Hutan Bakau Pantai
terlindung, dimana sering tumbuh dalam tegakan Baros, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini
padat serta memiliki sistem perakaran yang berupaya untuk mengukur sejumlah parameter
kompleks dengan tanah anaerob dan asam kualitas air seperti suhu, pH, DO (Dissolved
(Tomlinson, 1994). Peran mangrove 20 penting Oxygen), dan TDS (Total Dissolved Solid),
bagi ekosistem pantai, sehingga untuk sementara juga memperhatikan kondisi kesehatan
mengidentifikasi kesehatan mangrove dapat tanaman bakau dengan menggunakan Metode
diketahui dengan menggunakan MHI (Mangrove Health Index (MHI). Penelitian lapangan
Health Index). Indeks kesehatan mangrove dilakukan pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2023
adalah satu angka atau parameter yang dapat di kawasan Hutan Bakau Pantai Baros, dengan
memberikan gambaran tentang kualitas tiga plot berukuran 6x6 m² dipilih sebagai
ekosistem hutan bakau dan indeks ini dapat perwakilan untuk objek penelitian. Selain itu,
dibandingkan antara lokasi atau periode waktu pengambilan data mengenai kualitas air
yang berbeda. proses identifikasi MHI dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas
diperlukan teknik yang digunakan untuk Sanatha Dharma, Yogyakarta, pada 18 Oktober
menentukan persentase tutupan kanopi komunitas 2023 dan 30 Oktober 2023.
hutan bakau yaitu foto hemisphere yang diolah di Penelitian ini memiliki tujuan untuk
dalam aplikasi MonMang 2.0. Hemisphere menggambarkan tingkat dampak sampah plastik
merupakan perbandingan antara jumlah pixel terhadap kualitas air di Hutan Bakau Pantai Baros
vegetasi dengan seluruh pixel dalam satuan dan menjelaskan hubungan antara kualitas air
persentase. MHI dikualifikasikan ke dalam tiga dengan kesehatan bakau di kawasan tersebut.
kategori. Rumus MHI kombinasi dari skor-skor Metode yang digunakan adalah pendekatan
parameter persentase tutupan kanopi (C) dalam kuantitatif, yang memungkinkan pengukuran dan
%, ukuran diameter rata-rata (D) dalam cm dan perhitungan data yang diperoleh. Pendekatan ini
jumlah pancang (Nsp) dengan rumus sebagai konsisten, sebagaimana menurut Sugiyono
berikut: (2016) yang menggambarkan pendekatan
kuantitatif sebagai metode penelitian yang
MHI (%) = [(SC + SD + SNsp)/ 3] x 10 mengutamakan pengumpulan data dalam bentuk
angka. Data yang terkumpul diolah menggunakan
aplikasi MonMang 2.0 untuk mendapatkan
Keterangan: S = Skor persentase kesehatan bakau sesuai dengan kriteria
C = Persentase tutupan kanopi (%) yang telah ditetapkan.
D = diameter batang (pancang + pohon) (cm) Prosedur penelitian terdiri dari beberapa
Nsp = Jumlah pancang per luas area tahap, mulai dari observasi di sekitar kawasan
Hutan Bakau Pantai Baros untuk menetapkan
plot, hingga pengolahan data yang melibatkan
pengukuran parameter kualitas air seperti TDS,
pH, DO, dan suhu serta penggunaan teknik FT-IR
untuk memeriksa adanya mikroplastik dalam
sampel air. Hasil pengolahan data kemudian
Pada ketiga spektrum tersebut memiliki (TDS), dan Dissolved Oxygen (DO) masih dalam
pola spektrum yang semilar satu sama lain, dan batas normal untuk baku mutu air payau pada
gugus yang dihasilkan juga sama, tetapi pada ketiga lokasi, namun terdapat perbedaan
Baros 01 terdapat gugus N=C=S pada peak signifikan dalam nilai-nilai ini antara Baros 02
2096,81 yang membedakannya dengan Baros 02 dengan Baros 01 dan Baros 03. Baros 02
dan 03. Dari gugus-gugus tersebut dapat memiliki nilai TDS dan DO yang lebih rendah,
ditemukan jenis plastik polyamide atau poliamida yang dapat mengindikasikan kondisi lingkungan
yang memiliki penyusun senyawa N-H yang kurang optimal untuk pertumbuhan bakau.
(1634,03) dan C=O (1634,03). Kemudian, terkait dengan kesehatan
bakau, meskipun semua lokasi masih terindikasi
memiliki kesehatan "moderate" atau normal,
Baros 02 menunjukkan indikasi mendekati
Tabel 9 Tabel Kesehatan Hutan Bakau Baros
kategori "poor" atau buruk. Analisis lebih lanjut
Plot Code MHI% Threat
menunjukkan bahwa faktor-faktor kualitas air
BAROS 01 52,77209 Moderate seperti pH, TDS, dan DO yang rendah pada
BAROS 02 39.40843 Moderate Baros 02 dapat berdampak negatif pada
BAROS 03 54.22808 Moderate kesehatan bakau.
pH dan TDS yang rendah dapat
Hasil pengukuran Moisture Health Index mengurangi ketersediaan nutrisi yang diperlukan
(MHI) pada tiga lokasi bakau, yaitu Baros 01, oleh tanaman bakau untuk pertumbuhan optimal.
Baros 02, dan Baros 03, menunjukkan adanya Selain itu, DO yang rendah dapat mengakibatkan
perbedaan dalam kondisi kesehatan bakau di terhambatnya proses respirasi tanaman bakau dan
setiap lokasi. Nilai MHI Baros 01, Baros 02, dan meningkatkan tingkat stress oksigen, yang pada
Baros 03 berturut-turut adalah 52.77209%, gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan dan
39.40843%, dan 54.22808%, dengan ketiganya pertumbuhan bakau secara keseluruhan.
masuk dalam kategori "Moderate". Meskipun Perbandingan antara nilai-nilai kualitas air
demikian, analisis lebih mendalam perlu dan nilai MHI juga menunjukkan korelasi yang
dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang cukup jelas. Baros 01 dan Baros 03, yang
mempengaruhi perbedaan tersebut. memiliki nilai pH, TDS, dan DO yang lebih
Pada Baros 02, terdapat perbedaan kualitas tinggi, juga memiliki nilai MHI yang lebih tinggi,
yang signifikan jika dibandingkan dengan Baros sementara Baros 02, dengan nilai-nilai kualitas
01 dan Baros 03. Penurunan nilai MHI pada air yang lebih rendah, memiliki nilai MHI yang
lokasi ini dapat dijelaskan oleh rendahnya terendah di antara ketiga lokasi tersebut.
persentase tutupan kanopi bakau. Tutupan kanopi Sementara itu, suhu air tidak tampak
yang rendah menyebabkan penurunan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
kemampuan bakau untuk menyerap dan dan kesehatan bakau, karena perbedaan nilai suhu
menyimpan air, serta memberikan perlindungan antar lokasi tidak terlalu besar dan suhu air di
terhadap ekosistem yang ada di bawahnya. Selain area bakau dapat bervariasi tergantung pada
itu, diameter batang yang lebih rendah juga waktu dan kondisi cuaca.
menjadi faktor penurunan nilai MHI pada Baros
02 Simpulan
Rumus perhitungan MHI menggunakan Meskipun mikroplastik merupakan masalah
variabel diameter batang, tutupan kanopi, dan lingkungan yang serius, dalam penelitian ini,
jumlah pancang sebagai pembilang. Pada Baros pengaruhnya terhadap kualitas air tidak
02, nilai variabel pembilang pada rumus tersebut menunjukkan dampak yang signifikan secara
lebih rendah dibandingkan dengan Baros 01 dan keseluruhan. Namun, ditemukan bahwa kuantitas
Baros 03. sampah yang banyak, termasuk mikroplastik,
Dari analisis data kualitas air dan kondisi dapat memberikan dampak lokal pada kualitas
kesehatan bakau di tiga lokasi yang diselidiki, air. Hal ini terlihat pada Baros 02, di mana
yaitu Baros 01, Baros 02, dan Baros 03, terlihat tingginya jumlah sampah berserakan
adanya hubungan antara faktor-faktor kualitas air berkontribusi pada penurunan kadar Dissolved
dengan kesehatan bakau. Oxygen (DO) dan penurunan nilai pH
Pertama, meskipun parameter-parameter dibandingkan dengan Baros 01 dan 03. Meskipun
kualitas air seperti pH, Total Dissolved Solids