Anda di halaman 1dari 3

Tugas Minggu 5

KL4171 – Lingkungan Laut


Tahun 2021/2022
Muhammad Arifali R 118300027

RESUME
PERBANDINGAN RASIO BOD/COD PADA AREA TAMBAK DI HULU DAN HILIR
TERHADAP BIODEGRADABILITAS BAHAN ORGANIK

• Latar Belakang dan Wilayah Kajian


Jurnal ini membahas tentang BOD/COD pada area tambak yang dimana Tambak merupakan
salah satu tempat untuk budidaya ikan, udang dan hewan air lainnya yang bisa hidup di air
payau (Puspita, 2005). Tanah tambak secara umum merupakan tanah endapan yang tingkat
kesuburannya lebih ditentukan oleh kualitas material yang diendapkan. Pada tanah dasar
tambak, sumber bahan organik terutama berasal dari sisa pakan, feces, dan sisa-sisa
metabolisme. Bahan organik menjadi salah satu faktor internal yang dapat menentukan
keberhasilan atau kegagalan dalam budidaya ikan di tambak (Garno, 1995). Kualitas perairan
dapat berubah dikarenakan jumlah bahan pencemar yang terdapat dalam bahan organik terus
bertambah naik yang mana secara tidak langsung akan mempengaruhi ekologis perairan dan
menghambat pertumbuhan organisme yang ada di dalamnya. Konsentrasi bahan pencemar
yang melebihi baku mutu dapat mengancam kelangsungan hidup organisme yang
dibudidayakan. Oleh karena itu untuk menentukan bahan pencemar yang mengandung
material-material organic dan anorganic ditentukan melalui dua parimeter sederhana yaitu
biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD). Sedangkan untuk
mengurai bahan pencemar (bodergradability) dapat ditentukan dengan menggunakan rasio
BOD/COD. Rasio BOD/COD untuk bahan pencemar non- biodegradable < 0,01, sedangkan
untuk limbah yang bersifat biodegradable > 0,1 (Koch et al., 2002). Tujuan dari jurnal ini
sendiri yang menggunakan rasio BOD/COD untuk penentuan bidegradabilitas dari bahan
organik di daerah hulu dan hilir.
Penelitian dilakukan pada tambak bandeng yang dikelola masyarakat di Desa Kalanganyar,
Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pada daerah hilir, sampel air tambak
diambil dengan posisi titik koordinat 7°24’04,4’’ S dan 112°47’32,8’’ E. Sedangkan pada
daerah hulu, sampel air tambak diambil dengan posisi titik koordinat 7°24’21,4’’ S dan
112°48’01,2’’ S.
• Metode Pengujian
Penentuan parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) dilakukan dengan menggunakan
metode titrasi Winkler. Sedangkan penentuan parameter Chemical Oxygen demand (COD)
menggunakan peralatan reflux dan metode titrimetri.
• Hasil dan Pembahasan
Nilai BOD digunakan untuk mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi atau mendegradasi bahan bahan pencemar yang ada di dalam air. Jika konsumsi
oksigen semakin tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya jumlah sisa oksigen
terlarut, maka kandungan bahan-bahan pencemar di dalam air membutuhkan jumlah oksigen
yang tinggi. Uji COD pada umumnya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih besar
daripada uji BOD, karena bahan-bahan pencemar yang stabil terhadap reaksi biologi dan
mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD (Srikandi, 1992). Nilai BOD yang tinggi
tidak hanya menimbulkan masalah dengan kualitas air, akan tetapi juga menimbulkan masalah
aroma busuk yang sangat menyengat.
Pengukuran BOD, COD dan rasio BOD/COD pada sampel air menghasilkan

Pengukuran parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) menunjukkan kualitas air pada
lokasi penelitian yaitu hulu dan hilir adalah 28,00 mg/L dan 20,00 mg/L secara berurutan. Nilai
parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari daerah hulu dan hilir memenuhi batas
ambang baku mutu yang ditetapkan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan KEP.
28/MEN/2004 tentang Baku Mutu Efluen Tambak Udang dengan nilai BOD < 45 mg/L.
Meskipun nilai di hulu dan di hilir memenuhi standarisasi. Akan tetapi nilai BOD di hulu jauh
lebih besar dibandingkan di hilir, ini menunjukan bahwa bahan-bahan pencemaran di hilir lebih
sedikit yang artinya kebutuhan oksigen untuk mendegradasi bahan-bahan pencemar di hilir
lebih sedikit.
Pengkuran selanjutnya yaitu parameter Chemical Oxygen Demand (COD) di daerah hulu dan
hilir pada tabel 1 sebesar 60,00 mg/L dan 43,00 mg/L secara berurutan. Nilai parameter
Chemical Oxygen Demand (COD) dari daerah hulu dan hilir melebihi batas ambang baku mutu
yang ditetapkan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan KEP. 28/MEN/2004
tentang Parameter kualitas air sumber dengan nilai COD < 40 mg/L. Dari nilai rasio BOD/COD
maka apada area tambak ini memerlukan treatment. Hal ini mengacu pada nilai table 2

Anda mungkin juga menyukai