Anda di halaman 1dari 21

JHONI DEELA ISHAK 161013251259

AGUSTINUS BILY LENDE 161013251231


ELSY HERNINDA 161013251241
RHENI ROFIDHA 161013251259
-DEFENISI KUALITAS AIR
Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk pemanfaatan tertentu
dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air merupakan suatu dasar baku mengenai
sayaratat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalahsuatu
peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan.

Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui


dengan melakukan
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang
dilakukan adalah uji
kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pengelolaan kualitas
air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas
air yang diinginkan
sesuai
Sedona peruntukannya
Community Church untuk menjamin agar kondisi air tetap A WATER DRIVE

dalam kondisi
alamiahnya.
Standart Kualitas Air

Standart Kualitas Air adalah Karakteristik mutu yang


dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber –
sumber air. Standar kualitas air bersih dapat diartikan
sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan
standar kualitas air minum No.492/MENKES/PER/1V/2010
sebaiknya air tersebut tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau, jernih, dan mempunyai suhu yang
sesuai dengan standar
yang ditetapkan sehingga menimbulkan rasa nyaman.

Sedona Community Church A WATER DRIVE


ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI

Kualitas Air Dapat Dketahui Dengan


Melakukan Pengujian Tertentu Secara

Fisika
Kimia Biologi ( Bau dan
Rasa )
 Secara fisika
Kekeruhan, Tidak berbau ,tidak berasa , dan Bwarna
 Secara Kimia
Keasaman Ph, kandungan organik, kandungan anorganik
 Secara Biologi
Tidak mengandung organisme phatogen, tidak mengandung
bakteri ecoli,form
PENGUJIAN KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN
PARAMETER
COD

BOD

TSS

PH
BOD (Biological Oxygen Demand) Dimana jumlah oksigen yang terlarut
yang diperlukan oleh mikroorgeanisme untuk mengurai bahan organik
di dalam air.
COD (Chemical Oxygen Demand) Dimana merupakan jumlah kebutuhan
senyawa kimia terhadap oxsigen untuk mengurai bahan organik
TSS (Total Suspended Solid) Dimana semua zat padat seperti pasir,
lumpur, dan tanah liat atau partikel-partikel yang teruspensi dalam air
berupa komponen biotik.
PH (power of Hydrogen) Di mana derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang di miliki oleh
suatu larutan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
KUALITAS AIR
 Pemanfaatan sumberdaya perairan secara optimal sangat dibutuhkan agar pengelolaan
lingkungan dapat dilakukan secara baik dan benar, terutama mengenai fungsi dan
manfaat ekosistem pada perairan tersebut.Untuk itu diperlukan pengamatan kondisi
parameter perairan.Hal ini sebagai upaya untuk mendeteksi apakah perairan itu telah
mengalami pencemaran atau tidak.Hal lainnya adalah untuk mengetahui interaksi antar
komponen penyusun ekosistem perairan tersebut termasuk faktor fisik dan kimia
perairan tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT BERPENGARUH
TERHADAP PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN
YAITU:
 Suhu air
 Kecerahan air
 Kecepatan arus
 pH air
 Salinitas
 Oksigen
 BOD
 Nitrit dan posfat
FAKTOR BERPENGARUH SECARA PARAMETER FISIK
 Suhu air
Menurut Odum (1998) suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, ketinggian
geografis, dan faktor penutupan pepohonan (kanopi) dari vegetasi yang tumbuh
disekitarnya.Menurut Suriadarma (2011) perbedaan lainnya disebabkan karena adanya perbedaan
waktu pengukuran, juga diduga disebabkan karena adanya perbedaan kandungan nutrient atau ion-
ion garam yang secara fisik dapat meningkatkan daya hantar panas.
 Kecerahan air
Menurut Suriadarma (2011) tingkat kecerahan air akan semakin tinggi dengan semakin jauhnya
jarak dari pantai. Tingkat kecerahan yang rendah di perairan sungai dan laut yang berdekatan
dengan pantai di duga akibat banyak terdapatnya partikel tersuspensi yang terbawa aliran sungai
dari lahan atas dan adanya proses sedimentasi serta abrasi pantai. Barus (2004) menyatakan bahwa
bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung
kehidupan organisme air dalam habitatnya. Apabila intensitas cahaya matahari berkurang, hewan
air akan dirangsang untuk melakukan ruaya (migrasi).
FAKTOR BERPENGARUH SECARA PARAMETER FISIK
• Suhu air
Menurut Odum (1998) suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, ketinggian geografis, dan faktor
penutupan pepohonan (kanopi) dari vegetasi yang tumbuh disekitarnya.Menurut Suriadarma (2011) perbedaan
lainnya disebabkan karena adanya perbedaan waktu pengukuran, juga diduga disebabkan karena adanya perbedaan
kandungan nutrient atau ion-ion garam yang secara fisik dapat meningkatkan daya hantar panas.
• Kecerahan air
Menurut Suriadarma (2011) tingkat kecerahan air akan semakin tinggi dengan semakin jauhnya jarak dari
pantai. Tingkat kecerahan yang rendah di perairan sungai dan laut yang berdekatan dengan pantai di duga
akibat banyak terdapatnya partikel tersuspensi yang terbawa aliran sungai dari lahan atas dan adanya proses
sedimentasi serta abrasi pantai. Barus (2004) menyatakan bahwa bagi organisme air, intensitas cahaya
berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme air dalam habitatnya. Apabila
intensitas cahaya matahari berkurang, hewan air akan dirangsang untuk melakukan ruaya (migrasi).
FAKTOR BERPENGARUH SECARA PARAMETER KIMIA
• pH
Menurut Barus (2004) perairan yang mengandung kapur akan mempunyai nilai pH yang
relatif lebih stabil, sedangkan perairan yang mengandung sedikit kapur akan mempunyai
nilai pH yang berfluktuasi sesuai dengan dinamika fotosintesis yang terjadi. Hal ini merujuk
penelitian yang dilakukan Fadil (2011) kisaran pH 6,15 – 6,78 masih dalam rentang pH baku
mutu air baik untuk air kelas I maupun kelas II. Menurut Chacόn- Chaverri dan McLarney
(1992) juvenil ikan dapat hidup pada kisaran pH 5,7 ― 8.8.
Oksigen Terlarut (DO)
Menurut Udi Putra (2008) kebutuhan oksigen terlarut yang diperlukan oleh ikan atau organisme
air lainnya sangat bergantung pada faktor-faktor suhu, pH, CO2 serta kecepatan metabolik biota
air tersebut. Kebutuhan oksigen akan meningkat dengan meningkatnya suhu air.
Biologycal Oxygen Demand (BOD)
Menurut Yudo (2010) semakin besar konsentrasi BOD suatu perairan, menunjukan konsentrasi
bahan organik juga tinggi. Lee, et al. (1978) menerangkan bahwa tingkat pencemaran suatu
perairan dapat dinilai berdasarkan kandungan nilai BOD5 dimana kandungan ≤ 2,9 mg/l
merupakan perairan yang tidak tercemar, kandungan 3,0 - 5,0 mg/l merupakan perairan yang
tercemar ringan, kandungan 5,1 – 14,9 mg/l merupakan perairan yang tercemar sedang dan
kandungan ≥ 15,0 mg/l merupakan perairan yang tercemar berat.
kedalaman permukaan air tanah

Faktor – faktor
yang berpengaruh
terhadap curah hujan
kualitas air

jenis tanah
FAKTOR FISIKA KIMIA PERAIRAN TERHADAP BIOTA AKUATIK DI EKOSISTEM SUNGAI BELAWAN

Faktor Fisik
• Suhu
• Kecerahan / Warna Air
• Kecepatan Arus Air
Faktor Kimia
• PH
• Salinitas
• DO
• BOD
• Nitrat
• fosfat
KONDISI FAKTOR FISIK DAN KIMIA PERAIRAN
BELAWAN
Data parameter kualitas air selengkapnya disajikan pada Tabel di bawah ini:
• Data Rata-rata Hasil Pengamatan Kualitas Air Pada Setiap Stasiun

KETERANGAN:
• STASIUN 1 (MUARA SUNGAI BAHARU),
• STASIUN 2 (MUARA SUNGAI BULUH),
• STASIUN 3 (MUARA SUNGAI TERJUN)
• Suhu Air
Data hasil pengamatan suhu air pada setiap stasiun adalah sebagai berikut: Stasiun1 suhu rata-rata
29,5 OC, Stasiun 2 suhu rata-rata 28 OC, dan Stasiun 3 suhu rata-rata 28 OC.
• Kecerahan Air
Pengamatan kecerahan air pada setiap stasiun diperoleh data pada stasiun 1 berkisar 75
cm, stasiun 2 berkisar 72 cm, dan stasiun 3 berkisar 66 cm. Rendahnya nilai pengamatan
kecerahan air pada setiap stasiun diduga karena banyaknya sedimen lumpur dan partikel
lainya, tingginya kandungan limbah organik, dan limbah domestik. Hal ini diduga karena
tiap-tiap stasiun pengamatan letaknya di daerah muara sungai-sungai kecil yang
mengarah ke Perairan Sungai Belawan yang lebih besar, sehingga semua kompenen
partikel tersebut menumpuk di daerah muara sungai. Perbedaan jarak antara satu stasiun
dengan stasiun lainnya dari arah pantai mempengaruhi tingkat kecerahan perairan
tersebut.
• Kecepatan Arus
Data hasil pengukuran kecepatan arus pada stasiun yaitu stasiun 1 berkisar 6,7 meter/detik, stasiun
2 berkisar 5,9 meter/detik, dan stasiun 3 berkisar 5,3 meter/detik. Kecepatan arus pada masing-
masing stasiun pengamatan nilainya bervariasi karena pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Posisi Perairan Sungai Belawan yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka menjadikan
pola arus dan massa air sangat di pengaruhi oleh fenomena yang terjadi di selat tersebut.
2. Pengaruh arus pasang surut.
3. Pergerakan angin.
4. Selain itu kondisinya Perairan Sungai Belawan dipengaruhi oleh beberapa aliran sungai,
sehingga karena pola arus yang terjadi cenderung bergerak sepanjang tahun dan membentuk
sedimentasi baik dari hulu maupun ke arah muara.
• Derajat Keasaman (pH)
Hasil pengukuran pH pada masing-masing stasiun yakni stasiun 1 (6,7) stasiun 2 (6,8) dan stasiun
3 (6,6). Berdasarkan pengamatan, menunjukan nilai pH masih mendekati nilai pH netral (7) dan
masih dalam kisaran sesuai baku mutu KepMen KLH No. 51, Diduga rendahnya nilai pH karena
dipenangaruhi oleh buangan limbah bahan organik dan anorganik melalui sungai sehingga terjadi
penimbunan di muara sungai.
• Oksigen Terlarut (DO)
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa kandungan oksigen terlarut pada stasiun 1 (3,5 mg/l),
stasiun 2 (3,5 mg/l), dan stasiun 3 (3,4 mg/l). Nilai tersebut bila dibandingkan dengan nilai baku
mutu jauh lebih rendah. Diduga kelarutan oksigen yang rendah ini, karena saat pengambilan
sampel air dilakukan pada musim kemarau sehingga proses oksidasi oleh bakteri pengurai
meningkat.
• Biologycal Oxygen Demand (BOD)
Hasil uji laboraorium diperoleh nilai BOD pada stasiun 1 (6,3 mg/liter), stasiun 2 (0,5 mg/liter) dan
stasiun 3 (0,7 mg/liter). Berdasarkan KepMen KLH No. 5 nilai baku mutu air untuk BOD maksimum 20
mg/liter, jika dibandingkan dengan nilai hasil uji dari masing-masing stasiun pengamatan sangat jauh
berbeda, namun masih layak. Nilai BOD yang tinggi dinilai merupakan pencemaran di suatu perairan.
• Salinitas
Hasil rata-rata pengukuran salinitas pada stasiun 1 (15,7‰), stasiun 2 (9,9‰), dan stasiun 3 (5,4‰).
Perbedaan ini diduga disebabkan oleh perbedaan jarak antara stasiun pengamatan.
• Nitrat (NH3) dan Posfat (PO4)
Hasil pengukuran kadar nitrat pada stasiun 1 (3,9 mg/l), stasiun 2 (13.1 mg/l), dan stasiun 3 (10,6 mg/l).
Kadar fosfat pada stasiun 1 (0,3 mg/l), stasiun 2 (0,44 mg/l) , dan stasiun 3 (0,53 mg/l). Jika
dibandingkan nilai nitrat dan posfat pada stasiun pengamatan sangat berbeda jauh dan nilainya di bawah
nilai baku mutu air berdasarkan KepMen LH No.5 tahun 2004. Hal ini diduga aliran sungai menjadi
sumber pembawa limbah buangan untuk unsur nitrat dan fosfat ke badan sungai yang kemudian
tertimbun di muara sungai.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata suhu air berkisar 29,5 – 27 OC, kecerahan
air rata-rata berkisar 72- 76 cm, kecepatan arus rata-rata berkisar 5,3 – 9,5 meter/ detik, pH
air rata-rata berkisar 6,6 – 6,8, salinitas rata-rata berkisar 5,4 – 15,7ppt, DO rata-rata
berkisar 3,4 -3,5 mg/ liter, BOD rata-rata berkisar 0,5 – 6,3 mg/ liter, Nitrat rata-rata
berkisar 3,9 – 13,1 mg/ liter, dan Posfat rata-rata berkisar 0,3 – 053 mg/ liter.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai