Anda di halaman 1dari 3

Perhitungan untuk menentukan letak desain Horizontal-flow Roughing Filter pada

Embung Lembah UGM.

Dengan menggunakan data debit maksimum banjir rencana pada penelitian tugas akhir
sebelumnya yaitu Tugas Akhir milik Anisa Riski Savitri dengan judul Kajian Efektivitas
Kolam Retensi Lembah UGM Untuk Pengurangan Banjir Kali Belik, maka dapat
ditentukan letak desain HRF pada kolam. Dengan data debit yang dihasilkan pada
penelitian tersebut yaitu sebesar 9,5 m3/s dengan kala ulang 2 tahun. Nilai ini
menunjukkan data debit maksimum inlet Embung Lembah UGM.

Menurut asas kontinuitas yang dapat dipahami apabila suatu fluida mengalir dalam
sebuah pipa dengan luas penampang A dan kecepatan aliran fluidanya v, maka
banyaknya fluida (volume) yang mengalir melalui penampang tersebut tiap satuan waktu
dinamakan debit. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa pada aliran fluida ideal, hasil
kali laju aliran fluida dengan luas penampang adalah konstan.

Gambar 1. Aliran fluida dalam persamaan kontinuitas

Sehingga data untuk menghitungnya yaitu:

Qmaks = 9,5 m3/s

vembung = 0,0608 m/s

Afilter merupakan luas tampang basah filter dengan rumus perkalian kedalaman air
embung dengan lebar saringan atau HRF. Dengan nilai kedalaman air embung yang
diketahui sebesar 1,7 m maka Afilter = hembung x lebarfilter

Afilter = 1,7 m x lebarfilter

Perhitungan untuk mengetahui letaknya, yang perlu dilakukan pertama adalah


menghitung lebarfilter yang dibutuhkan dengan asas kontinuitas.

Qmaks = Afilter x vembung

9,5 m3/s = 1,7 m x lebarfilter x 0,0608 m/s


lebarfilter = 91,8 m ~ 92 m

Sehingga lebar filter yang dibutuhkan adalah 92 m, untuk menentukan dimana letak
desain HRF yaitu meletakkannya pada embung dekat dengan inlet yang mempunyai lebar
desain HRF sebesar 92 m.

1.1.1 Penentuan Letak Desain HRF dengan Pendekatan Asas Kontinuitas


Dari analisis yang sudah dilakukan dengan menggunakan salah satu variabel desain
yaitu laju filtrasi dapat diketahui bahwa kemungkinan besar letak Horizontal-flow
Roughing Filter berada di dalam embung. Untuk mengetahui posisi pasti HRF maka
dilakukan perhitungan dengan pendekatan asas kontinuitas. Dengan menggunakan data
debit banjir maksimum banjir rencana pada Embung Lembah UGM yang dihasilkan pada
penelitian sebelumnya (Savitri, 2016) sebesar 9,5 m3/s dengan kala ulang 2 tahun.

Menurut asas kontinuitas yang dapat dipahami apabila suatu fluida mengalir dalam
sebuah pipa dengan luas penampang A dan kecepatan aliran fluidanya v, maka
banyaknya fluida (volume) yang mengalir melalui penampang tersebut tiap satuan waktu
dinamakan debit. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa pada aliran fluida ideal, hasil
kali laju aliran fluida dengan luas penampang adalah konstan.

Posisi Horizontal-flow Roughing Filter harus diletakkan pada bagian embung yang
mempunyai kecepatan aliran sebesar laju operasi filtrasi yaitu 0,3-2 m/jam. Selain itu
juga diharapkan tidak terjadi limpasan yang melewati permukaan puncak desain. Dengan
asas kontinuitas kita bisa melihat skema aliran fluida pada Gambar 5. , pada skema
tersebut diperlukan menghitung volume daerah A dengan syarat tidak mengganggu filter
dalam pengoperasian. Ini berarti debit yang memenuhi daerah tersebut mempunyai
kecepatan yang sama dengan laju filtrasi filter.

Qmaks = QA

Qmaks = AA . vfilter

9,5 m3/s = VA/hmaks . vfilter

9,5 m3/s = VA/1,5 . 0,0055 m/s

VA = 2590,9 m3

Sehingga volume daerah A yang memenuhi untuk tidak mengganggu operasi filter
sebesar 2590,9 m3. Dan posisi Horizontal-flow Roughing Filter yang tepat berada setelah
daerah A tersebut yaitu di tengah-tengah embung dengan lebar filter sebesar 71,3 m.
Dapat dilihat dalam Gambar sketsa penempatan HRF dalam embung.

Anda mungkin juga menyukai