Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Konsep Islam Dalam Perancangan Sturktur

Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Seminar Pendidikan Agama Islam yang diampu oleh :

Drs. H. Zulkabir, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 8

Erica Disativa Suwenda


Nadhif Akhdan
Qais Muhammad Shaddam

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas berkat, rahmat, nikmat,
serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Konstruksi dalam Pandangan Islam” ini dalam memenuhi tugas dari
mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang diampu oleh Drs. H.
Zulkabir, M.Pd.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis,
pembaca, dan pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 06 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Struktur...........................................................................................................3

2.2 Struktur dalam Perspektif Islam.....................................................................6

2.3 Perkembangan Struktur dalam islam..............................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan infrastruktur adalah hal yang sangat vital untuk menunjang
aktivitas manusia. Dengan adanya infrastruktur, manusia dapat beraktivitas
dengan lebih efisien, aman, dan nyaman demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur yang memadai dapat
mensejahterakan masyarakat serta dapat pula dijadikan sebagai tolok ukur
peradaban suatu masyarakat.

Ilmu pengetahuan dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat


manusia karena melalui ilmu manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan
alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam pengembangan Ilmu Teknik
Sipil, nilai-nilai Islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh
memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia. Ilmu struktur
menjadi salah satu elemen utama dalam terciptanya sebuah bangunan yang utuh.
Struktur memiliki peranan kritis untuk menerima dan menopang beban yang
bekerja dalam suatu banguna denga keberadaan bagian-bagian konstruksi seperti
masjid dan lain-lain

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan pada subbab
sebelumnya, permasalahan dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pandangan islam mengenai struktur?


2. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan struktur?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan makalah ini, yakni sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana struktur menurut agama islam


2. Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan struktur

1
1.4 Sistematika Penulisan
Seluruh materi yang dijelaskan dalam makalah ini dikelompokkan berdasarkan
sistematika bab dan subbab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai perkenalan terhadap permasalahan yang dikaji oleh
peneliti. Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan,
tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan makalah.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai dalil dan teori yang melandasi penulisan makalah
ini.

BAB III PENUTUP

Bab ini berisi pemaknaan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian yang
telah dijabarkan pada bab sebelumnya serta hal-hal penting yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk penelitian-penelitian selanjutnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur
Struktur adalah pengaturan dan pengorganisasian unsur-unsur yang saling
terkait dalam suatu objek material atau sistem, atau objek atau sistem yang
terorganisasi. Struktur material meliputi benda-benda buatan manusia,
seperti bangunan dan mesin; dan benda-benda alami, seperti organisme
biologis, mineral, dan bahan kimia. Struktur abstrak mencakup struktur
data dalam ilmu komputer dan bentuk musik. Jenis struktur terdiri
dari hierarki (rangkai hubungan satu-ke-banyak), jaringan yang menampilkan
banyak-ke-banyak tautan, atau kisi yang menampilkan koneksi antar komponen
yang bertetangga dalam ruang.
 Ijtihad artinya usaha sungguh-sungguh yang dilakukan seorang mujtahid
(orang yang melakukan ijtihad) untuk mencapai suatu keputusan tentang kasus
yang penyelesaian belum tertera dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW
 Taqlid artinya menerima sesuatu secara dogmatis, apa adanya, tanpa
dimengerti terlebih dahulu, misalnya karena sudah menjadi kebiasaan atau
memang sudah menjadi tradisi secara turun temurun.
 Anti Mubazir artinya tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian, keindahan
(elemen estetika) tidak perlu harus mahal atau memakai ornamen berlebihan
yang hanya bersifat tempelan saja, dan tidak fungsional.
 Rasional artinya tidak mengada-ngada. Pandangan Islam mengenai sesuatu
penggunaan suatu hal tidak mengada-ada misalnya melalui penggunaan
simbolisasi yang menjurus kepada sesuatu yang tidak rasional dan menjurus
kepada pembodohan berpikir, terlebihlebih pertanggungjawaban kepada
masyarakat, dan tidak boleh mubazir.

2.2 Struktur dalam Perspektif Islam


Struktur dalam Islam merupakan hal-hal yang di dalamnya nilai Islam
diterapkan, seperti nilai penghambatan terhadap Allah melalui desain
bangunan, nilai kesederhanaan, nilai keadilan, nilai pengakuan terhadap hak
orang lain, dan nilai-nilai Islam yang ada.
2.3 Perkembangan Struktur dalam islam
Perhatian umat islam dalam ilmu struktur sebenernya telah ditemukan pada zaman
kekhalifahan islam. Langgulung menyatakan bahwa pengembangan ilmu ilmu
yang ada pada saat itu tidak terpisahkan sebagai sistem ilmu yang berdiri sendiri,
namun sebagai sistem ilmu lain. Salah satunya adalah nizam al idari atau sistem
tatalaksana yang merupakan padanan bagi istilah manajemen yang digunakan kala
itu.

Tentu ilmu struktur sudah terdapat pada zaman dahulu jika tidak apakah mungkin
piramida besar yang memiliki banyak kesempurnaan pelaksanaan dibangun tanpa
aplikasi ilmu konstruksi pertanyaan yang sama juga terhadap bangunan bersejarah
seperti tembok cina, candi borobudur, dll. Tentulah jawabannya tidak mungkin.

2.4 Elemen-elemen dalam pembangunan Masjid


1. Orientasi
2. Bentuk
3. Atap
4. Menara
5. Serambi
6. Ruang ibadah
7. Mihrab
8. Zoning
2.5 Studi Kasus Kebijakan Pembangunan melalui Model Dinamis
Sebelum tahun 1970-an, pembangunan dipandang sebagai fenomena
ekonomi di mana peningkatan keuntungan secara cepat dan pertumbuhan GNP
perkapita akan memberikan efek tetesan ke bawah (tricle down effect) dalam
bentuk perluasan kesempatan kerja dan kesempatan ekonomi lainnya, atau
menciptakan kondisi yang diperlukan bagi terdistribusinya manfaat
pertumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih luas. Masalah kemiskinan,
pengangguran, dan distribusi pendapatan adalah hal kedua yang akan
diselesaikan oleh pertumbuhan itu sendiri. Pengalaman tahun 1950-an dan
1960-an mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan definisi yang
sempit dari pembangunan. Karena banyak negara Dunia Ketiga mewujudkan
target pertumbuhan ekonomi mereka, tetapi tingkat hidup masyarakatnya relatif
tetap bahkan sebagian besar tidak berubah.  Sehingga pada tahun 1970-an,
pembangunan ekonomi didefinisikan kembali dalam hal pengurangan atau
penghapusan kemiskinan, ketidakadilan, dan masalah pengangguran dalam
konteks pertumbuhan ekonomi. “Redistribusi pertumbuhan” menjadi slogan
umum pembangunan ekonomi (Soubbotina, 2004).

Hubungan antara aspek lingkungan dengan aspek sosial dan eknomi baik
dalam skala regional, negara, bahkan global adalah kompleks (Boulding 1966;
Markandya 1998; Grossman & Krueger: 1995, 1996; Arrow, et.al 1995; Seldon
& Song 1994; Shafik & Bandyopadhyay 1992; Beckerman 1992). Isu degradasi
lingkungan, pada awalnya seakan merupakan masalah utama negara maju dan
merupakan efek samping dari kemajuan industri, namun kemudian menjadi isu
yang terus mengemuka di negara berkembang. Banyak negara miskin yang
terperangkap dalam lingkaran saling terkait yang menghubungkan antara
ekologi dan penurunan ekonomi (WCED, 1987, hal.xi). Lingkaran saling terkait
antara kemiskinan dengan degradasi lingkungan adalah sebuah oportunitas
yang terbuang dari potensi pemanfaatan sumberdaya. Apa yang dibutuhkan
sekarang ini adalah era pertumbuhan ekonomi baru yang menekankan pada
kesamaan antara keberlanjutan sosial dan lingkungan (WCED,1987,p.xii).

Pembangunan berkelanjutan adalah istilah yang banyak digunakan oleh


para ekonom dan pengambil kebijakan di seluruh dunia, meskipun gagasan ini
masih agak baru dan memiliki interpretasi yang kurang seragam. Konsep
pembangunan berkelanjutan masih terus dikembangkan dan definisi istilah ini
masih terus-menerus direvisi.  Menurut definisi klasik, yang dikemukakan oleh
Komisi Dunia PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan tahun 1987,
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang “memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri atau pembangunan yang mempertemukan
antara kebutuhan sekarang tanpa mengesampingkan ketersediaan kebutuhan
pada generasi yang akan datang.” Hal ini biasa dipahami bahwa keadilan
“antargenerasi” tidak mungkin dicapai tanpa adanya keadilan sosial di masa
kini, atau jika kegiatan ekonomi beberapa kelompok terus membahayakan
kesejahteraan milik kelompok lain atau kelompok yang tinggal di bagian lain
(WCED Brundtland Commision, 1987).
Pembangunan Kota Yogyakarta yang semakin meningkat dan intensif
terutama infrastruktur pariwisata menyebabkan berkurangnya lahan untuk
tempat tinggal (permukiman). Perkembangan tersebut memaksa Kota
Yogyakarta melakukan perluasan ke daerah pinggiran. Salah satu wilayah
pinggiran yang mengalami dampak yang paling besar adalah Kecamatan
Umbulharjo (Rahayu, 2009). Kecamatan Umbulharjo yang semula merupakan
wilayah pertanian mulai berubah fungsi menjadi wilayah non pertanian
khususnya permukiman, perkantoran, industri dan pertokoan. Hingga tahun
2014, luas konversi lahan pertanian menjadi permukiman dan sarana sosial-
ekonomi lainnya di Kota Yogyakarta sebesar 107 Ha, di mana Kecamatan
Umbulharjo merupakan wilayah dengan tingkat konversi lahan pertanian paling
besar dengan rata-rata 6,1 Ha per tahun (SLHD, 2015).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal yang
diuraikan sebagai berikut.

1. Struktur harus didasari nilai nilai dan etika islam. Islam yang ditawarkan
harus bersifat universal tanpa mengenal ras dan agama.
2. Kita manusia sebagai khalifah di muka bumi mempunyai tugas untuk
menjaga segala isi semesta yang ada. Tidak seharusnya kita merusak alam
yang telah di berikan Allah S.W.T. disinilah peran kita sebagai seorang
Engineer untuk tetap menjaga alam pada saat melakukan pembangunan.

3.2 Saran
1. Dapat menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman dalam
mempelajari dan menerapkan ilmu struktur. Serta harus disesuaikan
dengan peraturan perundangan-undangan sehingga hasil pekerjaan dapat
dipertanggungjawabkan baik didunia maupun diakhirat.
2. Mengerjakan pekerjaan struktur dengan sebaik – baiknya dan sejujur –
jujurnya, tidak mementingkan ego, sehingga pekerjaan terlaksanakan
sesuai dengan etika dalam Islam dan sesuai dengan peraturan perundang -
undangan.
DAFTAR PUSTAKA

Suanda Budi. 24 November 2013. Sejarah dan Perkembangan Manajemen Proyek.


Diakses pada laman https://manajemenproyekindonesia.com/?p=2157

Kholis Firmansyah. 2016. Urgensi Penerapan Syariah dalam Bisnis Jasa


Konstruksi.

Nugraha. 15 Juni 2013. Konsep Pengerjaan Projek Pemerintah Menurut Islam.


Diakses pada laman https://suarabanyuurip.com/index.php?/kabar/baca
/konsep-pengerjaan-projek-pemerintah-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai