Beton Prategang
Oleh :
Andre Alfama Afrizal Nst
(5193450004)
Menurut ACI (American Concrete Institute), beton prategang merupakan beton yang
mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Dalam definisi lain, menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, beton prategang
adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam akibat beban kerja.
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan
tariknya pada kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian
rupa sampai batas aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang
digunakan untuk keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah beton
mengeras (pascatarik).
Konsep Dasar
Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan
keduanya bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.
Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja dan menahannya ke beton,
jadi membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang
lebih baik dari kedua bahan tersebut.
Baja adalah bahan yang dikenal dengan kemampuan ketahanannya dan bersifat liat.
Hal itu menyebabkan baja mampu dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi
oleh prategang. Sedangkan, beton adalah bahan yang getas dan kemampuannya menahan
tarikan diperbaiki dengan memberikan tekanan, sementara kemampuannya menahan tekanan
tidak dikurangi. Jadi beton prategang merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan
konstruksi modern berkekuatan tinggi.
Prinsip dan Cara Kerja Beton Prategang
Ada 2 jenis metode pemberian gaya konsentris pada beton prategang, yaitu :
Adapun prinsip dari pascatarik ini secara singkat adalah sebagai berikut ;
Tahap 1: Siapkan bekisting (formwork) lengkap dengan lubang untuk kabel tendon
(tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok,
setelah itu beton dicor (gambar A).
Tahap 2: Setelah beton di cor dan sudah bisa menahan berat sendiri, tendon atau kabel
prategang dimasukkan ke dalam Lubang Tendong (tendon duct), selanjutnya
ditarik untuk mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya
prategang adalah dengan cara mengikat salah satu angker, kemudian ujung
angker lainnya ditarik (ditarik dari satu sisi). Tetapi, ada pula yang ditarik
pada kedua sisinya kemudian diangkur secara bersamaan. Setelah diangkur
kemudian dilakukan grouting pada lubang angker tadi (Gambar B).
Tahap 3: Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris telah
ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya
konsentris tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas,
akibatnya bentuk balok melungkung keatas (gambar C)
Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan
agregat. Dengan perbandingan berat campuran yakni, agregat kasar 44%, agregat
halus 31%, semen 18%, dan air 7%. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan
yang ideal yang disebut dengan kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik
adalah tegangan yang telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial
yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau
silnder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang digunakan dalam
pembuatan beton prategang adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi
dengan nilai f’c minimal 30 Mpa.
Baja: material baja yang biasa digunakan dalam praktik pembuatannnya adalah
sebagai berikut.
a) Kawat PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton
prategang dengan sistem pratarik
Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka didaerah tarik akibat beban
kerja.
Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana
bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari
pada beton bertulang biasa.
Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping.
Lebih hemat dalam penggunaan baja.
Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.
Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton prategang
itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa kelebihan antara
lain :
Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama
karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan
konstruksi.
Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatan.
Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.
Daftar Referensi
https://www.pengadaan.web.id/2019/01/beton-prategang.html