Disusun oleh
Masnan (3335160043)
NIM : 3335160043
3. Narasumber I
Nama Lengkap : Hadiri Burhanudin
ii
iii
Serang
4. Narasumber II
Nama Lengkap : Joko Sutrisno
No. Tel./HP :-
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘Study
Pemanfaatan Sampah Menjadi Energi Listrik Dengan Metode Anaerobic Digester di
TPA Cilowong Kota Serang-Banten’ ini.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberi pandangan
mengenai keadaan TPA Cilowong Kab Serang-Banten sebagai daerah yang memiliki
potensi cukup besar sehingga dapat dijadikan sebagai suatu rujukan mengenai
tindakan preventif sehingga dapat dimanfaatkan.
Tentunya penulis mendapat banyak kendala dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini. Dalam kesempatan ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak karya tulis ilmiah ini tidak akan selesai dengan
baik dan sempurna. Oleh Karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan.
2. Ibu Nina Gantina M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia.
3. Kepala UPTD TPAS Cilowong Kota Serang-Banten
4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD Kota Serang-Banten.
5. Keluaga Mahasiswa Bidikmisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya tulis
ilmiah ini. Maka dari itu penulis mohon maaf jika karya tulis ilmiah ini tidak
sempurna. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk studi lebih lanjut
untuk kemajuan Provinsi Banten.
Cilegon, Desember 2016
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iv
DAFTAR ISI…………….……………………………………………………….v
ABSTRAK………………………………………………………………………..vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………….`2
1.3 Tujuan penelitian………………………………………………………2
1.4 Manfaat penelitian……………………………………………………..3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian sampah……………………………………………………..4
2.1.1 Jenis sampah………………………………………………………..5
2.1.2 Bentuk sampah……………………………………………………...7
2.2 Pengertian PLTSa……………………………………………………...8
2.2.1 Prinsip kerja PLTSa………………………………………………...8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan proses sampah menjadi energy listrik…………………...15
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Jumlah timbunan sampah………………………………………….…..19
4.2 Perhitungan potensi pemanfaatan sampah dengan metode konversi
biokimia………………………………………………………………..22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….24
5.2 Saran…………………………………………………………………...25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
vi
ABSTRAK
Sampah di Indonesia akan terus menjadi persoalan selama tidak ada upaya
pengelolaan yang optimal untuk mengatasinya. Permasalahan sampah memberikan
dampak pada banyak aspek kehidupan tidak saja pada aspek lingkungan, tapi juga
estetika, kesehatan, sosial maupun dampak lanjutan lainnya dan Pemerintah pun telah
mengatur pengelolaan sampah di Indonesia melalui Undang Undang No. 18 Tahun
2008. Dalam mengelola sampah ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah
satunya adalah memanfaatkan sampah menjadi energy listrik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi potensi pemanfaatan sampah menjadi energy listrik dari
sampah yang masuk ke TPA Cilowong Kota Serang. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode observasi yaitu dengan melakukan survey langsung ke TPA
Cilowong, dan study literature yaitu dengan mngumpulkan data-data dari buku,
artikrl, jurnal dan lain sebagainnya.Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian
besar sampah yang ada di TPA Cilowong merupakan sampah organik yaitu 70,99%,
dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA Cilowong Kota Serang sebanyak 120
ton/hari yang dapat menghasilkan listrik sebesar 1,09 MW dengan metode anaerobic
digester (konversi biokimia).
vi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Sampah yang terangkut di Kota Serang baru mencapai 41% dari seluruh timbulan
sampah, sedangkan di Kabupaten Serang, sampah yang terangkut dari kawasan
perkotaan baru mencapai 10%. Selain diakibatkan karena kurangnya sarana dan
prasarana pengumpulan dan pengangkutan, kurang intensifnya pengelolaan di TPA
juga dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat pengelolaan di dua daerah tersebut.
Jika sampah tersebut diolah menjadi sumber energi alternatif tentunya akan sangat
bermanfaat baik dalam penyediaan kebutuhan energi listrik maupun menambah
pasokan cadangan energi listrik di Indonesia.
1. Berapa jumlah timbunan sampah yang masuk ke TPA Cilowong Kota Serang?
2. Bagaimana prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah?
3. Bagaimana parameter teknis yang terkait dengan potensi pemanfaatan sampah
menjadi energi dari sampah yang masuk ke TPA Cilowong Kota Serang ?
4. Bagaimana hasil perhitungan potensi energi listrik dari pengolahan sampah di
TPA Cilowong Kota Serang?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1 Alex S, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press), hlm. 41-46
5
1. Reuse
Reuse diartikan sebagai upaya memperpanjang penggunaan suatu produk baik
dalam bentuk semula maupun bentuk yang sudah dimodifikasi. Reuse dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki produk yang sudah rusak atau habis masa
pakainya, misal vulkanisir ban. Reuse juga dapat dilakukan dengan
menggunakan kemasan suatu produk untuk digunakan menjadi kemasan produk
lain, misalnya botol air mineral yang dipakai untuk menjadi botol cat.
Pelaksanaan reuse tidak mengembalikan produk tersebut ke industri. Upaya
reuse lebih dekat pada upaya mengurangi jumlah sampah.
2. Recycle
Sampah yang tidak dapat dipakai lagi mulai masuk ke aliran pengelolaan
sampah. Beberapa jenis sampah seperti plastik dan kertas, dengan suatu teknologi
tertentu, dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku suatu produk. Proses
yang mengubah sampah tersebut menjadi bahan baku industri lain disebut recycle
atau daur ulang.
3. Recovery
Recovery (pemulihan kembali) material atau energi dapat dilakukan melalui
berbagai bentuk. Secara prinsip recycle dan recovery mempunyai kesamaan yaitu
mengembalikan kembali material ke suatu industri sedangkan perbedaannya
adalah recycle memerlukan pemisahan material yang akan didaur ulang dari
sampah, sedangkan recovery tidak memerlukan upaya pemisahan tersebut. Salah
satu bentuk konsep recovery adalah pemanfaatan sampah menjadi energy.
a). Biodegradable adalah sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b). Non-biodegradable adalah sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi menjadi :
Recyclable : sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.
Non-recyclabel: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon
paper, thermo coal dan lain-lain.
2 Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah (Keuntungan Ganda Lingkungan
Bersih dan Kemapanan Finansial, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press) hlm.,7
3 Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah (Keuntungan Ganda Lingkungan
2. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
a). Limbah hitam sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung pathogen yang berbahaya.
b). Limbah rumah tangga sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung pathogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
pembakaran ini akan memanaskan boiler dan mengubah air dalam boiler
menjadi uap.
c) Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan
berputar. Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin
berputar generator juga akan berputar.
d) Generator yang berputar akan menghasilkan tenaga listrik yang nantinya
akan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN sementara uap yang melewati
turbin akan kehilangan panas dan di salurkan ke boiler lagi untuk di
panaskan, demikian seterusnya.
Gambar 2.1 Proses Perubahan Sampah Menjadi Energi dengan Metode Thermal
yang telah disediakan. Teknologi ini merupakan teknologi secara biologis dan
tidak menggunakan mekanisme pembakaran.
3. Anaerobic Digester
AD adalah proses biologis yang sering terjadi/dimanfaatkan pada pengolahan
air limbah untuk mendegradasi dan menstabilkan lumpur. Secara umum AD
sudah lama digunakan, khususnya di daerah perdesaan, untuk memproduksi
biogas yang hasilnya dipakai untuk memasak dan penerangan. DiChina dan India,
AD dengan skala kecil sudah banyak dipakai untuk mengolah limbah rumah
tangga sekaligus untuk mendapatkan biogasnya. Sedangkan untuk skala besar
(perkotaan), saat ini sudah banyak negaranegara maju di Eropa yang menerapkan
metoda ini untuk mengelola sampah perkotaannya sekaligus mendapatkan hasil
samping berupa biogas yang dimanfaatkan untuk penggerak generator listrik.
Biodegradasi unsur-unsur organik adalah hal yang umum terjadi di alam, proses
ini selalu melibatkan mikroorganisme. Jika material organik diuraikan oleh
bakteri aerob maka prosesnya disebut oksidasi dan menghasilkan CO2 dan H2O.
Apabila prosesnya dilakukan oleh mikroorganisme anaerob, dengan tanpa
kehadiran oksigen, maka bahan organic didegradasi oleh mikroba tersebut
menjadi CO2 dan Methan.
AD pada material organic dilakukan oleh sekumpulan mikroorganisma secara
sinergis. Proses digestion terdiri dari 4 tahapan, yaitu: Hydrolisys, Acidogenesis,
Acetogenesis, dan Methanogenesis.
1. Proses hydrolysis, protein makro molekul berukuran besar, seperti lemak dan
polimer karbohidrat (sukrosa dan tepung) dipecah melalui proses hidrolysis
menjadi asam amino, asam lemak, dan gula.
2. Berikutnya, zat/unsur hasil proses hydrolysis tersebut difermentasikan dalam
proses acidogenesis untuk membentuk tiga, empat dan lima carbon volatile fatty
acid, seperti lactic, butyric, propionis dan asam volaric.
3. Tahap selanjutnya adalah acetogenesis. Pada proses ini bakteri mengkonsumsi
hasil fermentasi dan menghasilkan asam asetat, karbon dioksisa, dan hidrogen.
4. Akhirnya, organisma methanogenetik mengkonsumsi asetat, hidrogen, dan
karbon dioksida untuk memproduksi methane.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Awalnya sampah organic seperti sisa makanan, tumbuhan dan sampah organic
lainnya di masukan kedalam sebuah penampung untuk di tambahkan air. Setelah
sampah organic tersebut di tambahkan air kemudian akan di masukan ke dalam
anaerobic diester.
4 Ir.Widarto.L dan Fx. Sudarto.C.Ph. Membuat biogas. Penerbit Kanisius, 1997. Halaman 10
5 Farry B.Paimin. Alat Pembuat Biogas dari Batu Bata. Penebar Swadaya,1997. Halaman 34
17
BAB IV
Dari tabel tersebut dapat disampaikan bahwa ar (as received) merupakan kondisi
keadaan sampah ketika baru diambil (keadaan asal), adb (air dried): kondisi sampah
ke-hilangan air bebasnya (secara teknis, uji ana-lisis dilakukan dengan menggunakan
sampel uji yang telah dikeringkan pada udara terbuka).
21
Gross Calorific Value (adb): untuk kon-disi ini nilai cenderung tidak
menunjukkan be-saran kalor yang tepat karena free moisture tidak termasuk di
dalamnya. Gross Calorific Value (ar): analisis untuk kalori pada kondisi ini
memasukkan faktor kadar air total.
Untuk menghitung potensi listrik dari sampah kita akan mengunakan nilai kalor
NCV ar (Net Calorific Value) dengan menggunakan data hasil pengujian lab pada
Tabel 3. Rumus yang digunakan untuk menghitung NCV sebagai berikut:
H ar = + 0,1119* M
Sehingga didapat Nilai NCV (ar) = 2.094,06 kcal/kg. Nilai kalor ini yang akan
digunakan dalam perhitungan potensi sampah menjadi listrik.
Berdasarkan hal tersebut, maka secara teoritis sampah yang masuk ke TPA
Cilowong Kota Serang dapat dimanfaatkan menjadi energi karena sebagian besar
parameter teknisnya sudah terlampaui.
22
Total organik = TO %
Fraksi organik teruraikan (FO), berkisar 66% dari total organik [12] , sehingga
FO = 66% x TO % x W …………(6)
Biogas yang dihasilkan (Bm3 ) = 0,8 m3 /kg dari setiap organik = (0,80 x 0,60 x FO
x W x 1000)
Dengan pendekatan tersebut maka untuk kondisi sampah di TPA Cilowong adalah
sebagai berikut:
Fraksi organik teruraikan (biodegradable) berkisar 66% dari total organic = 0,66 x
84 ton = 55,5 ton
Kisaran gas metan yang terkandung da-lam biogas hasil produksi anaerobic
digester adalah 53-70% selain itu biogas masih perlu dimurnikan sesuai dengan
pemanfaatan lanjutannya. Setelah melalui proses pemurnian (upgrading), jika
kadar metan dalam biogas tersebut diasumsikan sebanyak 60% volume, maka gas
metan dengan kadar 95% yang dihasilkan dari proses pemurnian adalah sebanyak
0,6 x 0,95 x 26.400 m3 /hari = 15.048 m3 /hari.
= 1090 kW = 1,09 MW
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
3. Dari hasil pengamatan lapangan dan hasil data dari Catatan Kantor
UPTD TPA Sampah CIlowong Kota Serang-Banten didapatkan fakta
bahwa sampah yang masuk ke TPA Cilowong memiliki potensi untuk
dimanfaatkan sebagai energi listrik, hal ini dibuktikan dengan adanya
beberapa parameter teknis pemulihan energi yang memenuhi kriteria.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis berdasarkan hasil
uraian penelitan dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Dinas Pengelola Pasar harus berperan lebih aktif lagi dan bekerjasama dengan
semua elemen masyarakat pasar untuk menciptakan kebersihan, dalam rangka
meningkatkan budaya hidup bersih, sehat, indah dan nyaman di Kota Serang -
Banten.
2. Paradigma penanganan sampah pada tahap akhir (TPSA) harus segera diubah
dengan pengelolaan sampah pasar mulai dari sumbernya yang dapat
mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan akan memberikan banyak
keuntungan bagi Pemerintah Kota Serang serta masyarakat.
3. TPA Sampah Cilowong Kab Serang-Banten sebagai daerah yang memiliki
potensi cukup besar sehingga dapat dijadikan sebagai suatu rujukan mengenai
tindakan preventif sehingga dapat dimanfaatkan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Amos Noelaka (2008:67), Jenis, Sumber dan Karakteristik Sampah Rumah Tangga,
Engenering, London
Badan Lingkungan Hidup Kota Serang. 2016. kandungan sampah di TPA Sampah
Cilowong Kota Serang-Banten
El-Haggar, S., 2007. Sustainable Industrial Design and Waste Management, Elsevier
Science and Technology Books.
Farry B.Paimin. Alat Pembuat Biogas dari Batu Bata. Penebar Swadaya,1997.p.34.
Hasan Ashari Romadhoni dan Putu Wesen. Pembuatan Biogas Dari Sampah Pasar
Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1
Lestari, Endang, dkk, 2009, Pemanfaatan gas dari sampah untuk pembangkit energy
listrik, M&E Volume 7 no. 3 hal 21
Maulana Arifin, dkk. 2011. Kajian Biogas Sebagai Sumber Pembangkit Tenaga
Listrik Di Pesantren Saung Balong Al-Barokah, Majalengka, Jawa Barat.
Journal of Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology
Vol. 02, No 2, pp 73-78,
Suprihatin, Agung Dwi Prihanto dan Michel Gelbert. 1996. Sampah dan
Pengelolaannya. Malang : PPPGT / VEDC
Wintolo, Mahendro, 2007, Landfill Gas sebagai Energi Altenatif, M&E volume 5
no.2 hal 85-92
28
Biografi Penulis