TUGAS 2
Disusun Oleh :
Namiroh
3335160046
Kelompok A
A. PENDAHULUAN
Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-
hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun
juga telah menyentuh hal yang esensial penunjang kehidupan manusia. Teknologi ini
banyak diaplikasikan untuk penyimpanan, pendistribusian makanan, penyejuk udara
dan untuk kenyamanan ruangan baik pada industri, perkantoran, transportasi, serta
rumah tangga.
Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda
atau ruang untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari
energi, sehingga mengambil kalor suatu benda ekuivalen dengan mengambil sebagian
energi dari molekul-molekulnya. Sistem Refrigerasi Sederhana Sistem refrigerasi
yang umum dan mudah dijumpai pada apliksai sehari-hari, baik untuk keperluan
rumah tangga, komersial, dan industri, adalah sistem refrigerasi kompresi uap (vapor
compression refrigeration). Pada sistem ini terdapat refrigeran (refrigerant), yakni
suatu senyawa yang dapat berubah fase secara cepat dari uap ke cair dan sebaliknya.
Pada saat terjadi perubahan fase dari cair ke uap, refrigeran akan mengambil kalor
(panas) dari lingkungan. Sebaliknya, saat berubah fase dari uap ke cair, refrigeran
akan membuang kalor (panas) ke lingkungan sekelilingnya. Pada siklus kompresi
uap, terdapat empat proses yang terjadi pada fluida pendingin, yaitu kompresi fluida
pendingin berfase uap, kondensasi fluida pendingin berfase uap, ekpansi fluida
pendingin berfase cair serta evaporasi fluida pendingin berfase cair.
Dalam kasus ini penyelesaiannya akan disimulasikan dengan menggunakan
perangkat lunak yaitu Aspen HYSYS. Hysys sendiri adalah singkatan dari
Hyphothetical System (sistem hipotesa). Hysys adalah salah satu software
engineering yang digunakan sebagai model simulator untuk satu atau beberapa
rangkaian proses yang berkaitan dengan bidang ilmu teknik, khususnya teknik kimia.
Hysys juga merupakan alat untuk mengoptimasi properi fisik, kesetimbangan fasa
cair-gas, neraca material dan simulasi equipment teknik kimia. Hysys melakukan
perhitungan dan memberikan hasil perhitungan setiap waktu. Setiap melakukan
perubahan data, hysys akan merespon dan menghitung ulang secara otomatis.
Dengan menggunakan Aspen Hysys, kita dapat melihat variable secara
terperinci untuk mengetahui performa sistem refrigerasi. Karena itu perlu adanya
praktikum HYSYS ini agar dapat mensimulasikan suatu sistem refrigerasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu bagaimana mensimulasikan
proses untuk mencari vapour fraction, temperatur dew point dan bubble point pada
komponen gas alam. Serta mendefinisikan grafik untuk mass density, viscocity, mass
heat capacity dan vapour fraction dengan pengaruh tekanan dan temperatur yang
sudah ditentukan menggunakan Aspen Hysys.
C. STRATEGI PENYELESAIAN
Secara ringkas, strategi penyelesaian yang digunakan dalam kasus ini yaitu
sebagai berikut :
d. Klik panah biru tersebut maka akan muncul opsi worksheet. Lalu input data
komposisi dan kondisi operasi pada soal. Seperti fraksi mol masing-masing
senyawa, temperatur, pressure, dan mass flow yang diketahui sampai warna
berubah menjadi hijau.
e. Kemudian pilih opsi Attachments dan klik pada analysis. Lalu tambahkan
envelope dan property table
f. Kemudian pilih opsi performance dan pilih plots sehingga akan didapat grafik
P-T yaitu grafik antara dew point dan buble point
g. Kembali ke opsi Property Table. Lalu klik Design. Masukkan data variable
yang diinginkan pada dept prop yaitu Mass Density, Viscosity, Mass Heat
Capacity, Vapour Fraction.
h. Lalu klik Perfomance. Pilih Plots untuk melihat grafik Mass Density,
Viskosity, Mass Heat Capacity, Vapour Fraction.
D. PENDEKATAN SIMULASI
a. Pengaruh Temperatur terhadap Mass Density
Densitas campuran gas dipengaruhi oleh suhu dan komponen penyusunnya.
Secara termodinamika,densitas campuran gas dapat diestimasi dari persamaan gas
real
Terlihat bahwa densitas gas berbanding terbalik dengan suhu (T) (Achir, 2017)
b. Pengaruh Temperatur terhadap Viskositas
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu karena
molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah,
sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Dengan demikian, viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan temperature.
c. Pengaruh Temperatur terhadap Mass Heat Capacity
Nilai mass heat capacity akan naik seiring dengan naiknya suhu
Ketika panas terus ditambah maka suhu akan terus naik dan terjadi perubahan
fasa dari liquid menjadi vapor. Apabila pemanasan ini terus dilakukan maka akan
terbentu superheated vapor. Sehingga semakin tinggi suhu, maka semakin tinggi
fraksi uapnya.
D. PEMBAHASAN
1. Menganalisa Vapour Fraction
Pada temperatur 40°C, tekanan 5000 kPa, dan laju alir massa = 10000 kg/h
didapatkan nilai vapour fraction sebesar 0.9722. Pada kondisi ini gas alam sudah
menjadi fasa gas (vapour) karena memiliki vapour fraction yang hampir mendekati
nilai 1.
2. Menentukan Temperature Dew Point dan Bubble Point
Setelah nilai vapour fraction di dapatkan langkah selanjutnya adalah mencari
temperature dew point dan bubble point dengan memasukkan nilai 0 dan 1 untuk
masing-masing temperature. Sehingga di dapat hasil seperti berikut :
3. Grafik P-T Pada Envelope
Dapat dilihat dari grafik tersebut bahwa dari suhu rendah menuju suhu tinggi,
grafik tersebut mengalami penurunan. Sedangkan semakin tinggi tekanan densitas
akan semakin tinggi. Pada grafik diatas menunjukkan bahwa pada suhu -120 oC
terhadap densitas gas alam sebesar 500 kg/m 3 sedangkan pada suhu 100 oC
densitasnya sebesar 50 kg/m3. Penurunan densitas disebabkan terjadinya peningkatan
volume uap dengan massa yang konstan pada suhu yang tinggi. Peningkatan volume
ini disebabkan pecahnya molekul-molekul cairan akibat suhu yang tinggi sehingga
molekul-molekul menempati volume yang lebih besar dibandingkan saat suhu yang
lebih rendah. Penurunan suhu menyebabkan semakin rapatnya molekul-molekul air,
sehingga massa jenis pun meningkat. Dapat dilihat dari grafik tersebut bahwa dari
suhu rendah menuju suhu tinggi, grafik tersebut mengalami penurunan. Sedangkan
semakin tinggi tekanan densitas akan semakin tinggi.
5. Pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap Vapour Fraction
Pada grafik pengaruh suhu dan tekanan terhadap fraksi uap jenuh, dapat
dijelaskan bahwa semakin mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan uap
jenuhnya. Adapun pengaruh temperatur terhadap vapour fraction didapatkan hasil
yang menunjukkan bahwa pada tekanan yang tinggi pembentukan vapour fraction
lebih cepat di awal, namun lambat di akhir. Hal ini disebabkan karena dalam
suatu larutan, partikel-partikel zat terlarut menghalangi gerak molekul pelarut untuk
berubah dari bentuk cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan
menjadi lebih rendah dari tekanan uap jenuh larutan murni.
6. Pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap Viskositas
Pengaruh tekanan pada kapasitas panas gas turun dengan naiknya suhu. Dapat
dilihat pada grafik tersebut, pengaruh suhu terhadap tingginya heat capacity
cenderung tidak stabil dan konstan. Grafik diatas menunjukkan bahwa pada
temperature -120oC memberikan nilai heat capacity yang tidak beda jauh berbeda,
namun pada temperatur -60oC sampai -50oC nilai heat capacity untuk yang
bertekanan 2000 kPa sangatlah rendah dari pada yang bertekanan 6000 kPa, hal ini
karena untuk yang bertekanan 2000 kPa fasanya sudah menjadi gas-liquid atau
keseluruhannya gas, maka akan mengalami mengalami penurunan. Pengaruh
temperatur terhadap mass heat capacity bahwa semakin besar temperature maka
semakin besar tekanan serta semakin besar pula heat capacity. Tetapi, apabila telah
mencapai titik maksimumnya makan akan mengalami penurunan. Pada grafik diatas
ini menyatakan bahwa pada suhu tertentu mempunyai suhu optimum dalam nilai
kapasitas panasnya. Jika suhu dinaikkan melewati titik optimum akan menyebabkan
kapasitas panasnya menurun, sesuai dengan tekanannya masing – masing.
E. KESIMPULAN
Hasil dari simulasi proses dengan menggunakan HYSYS ini adalah sebagai berikut:
a. Pada kondisi temperatur 40°C, tekanan 5000 kPa, dan laju alir massa sebesar
10000 kg/h didapatkan vapour fraction sebesar 0.9721. Itu artinya pada kondisi
tersebut, gas alam sudah berbentuk fase gas.
b. Pada tekanan 5000 kPa, T Dew yang didapat sebesar -58,23 dan T Bubble yang
didapat sebesar 93,92
c. Titik bubble point menandakan gas alam berada dalam fasa cair,
d. Titik dew point menandakan gas alam berada dalam fasa uap.
e. Temperature dan tekanan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
densitas, heat capacity, viskositas serta vapour fraction.
f. Semakin tinggi suhu maka densitas semakin rendah
g. Semakin tinggi suhu maka nilai viskositas semakin rendah
h. Semakin tinggi suhu dalam keadaan cair, nilai heat capacity semakin tinggi.
i. Sedangkan dalam keadaan uap, nilai heat capacity semakin menurun seiring
peningkatan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Maulida, Rizky Hardiyatul dan Rani, Erika. 2010. Analisis Karakteristik Pengaruh
Suhu dan Kontaminan terhadap Viskositas Oli menggunakan Rotary Viskometer.
Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 1
Permatasari, Reni. 2011. Kajian Pengaruh Suhu Terhadap Densitas dan Sifat Reologi
Minyak Sawit Kasar (Crude Palm Oil). Bogor: Institut Pertanian Bogor
Pradnya A. Putri, Shinta S. Hajar, Gede Wibawa dan Winarsih. Plant Design of
Cluster LNG (Liquefied Natural Gas) in Bukit Tua Well, Gresik. JURNAL
TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Soputra, Albert dkk. 2014. Perancangan Sistem Simulasi HYSYS & Integrasi dengan
Programmable Logic Controller-Human Machine Interface: Studi Kasus pada
Plant Kolom Distilasi Etanol-Air. J.Oto.Ktrl.Inst Vol 6 (1). ISSN: 2085-2517