Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I

KELOMPOK 34

MODUL
PERPINDAHAN PANAS

NAMA :
MOHAMAAD RAYHAN RAQIN 120280079
ERENE SILVANA 120280096
SAMUEL ANDREW 120280117

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2022
ABSTRAK

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan Harga koefisien


perpindahan panas overall (U) sistem dua fluida, menentukan nilai △T LMTD,
menentukan NTU, Bilangan Reynold dan Effectiveness suatu penukar kalor.
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini ialah dengan menggunakan Heat
Exchanger dengan tipe TIUS-TITC Edibon jenis shell and tube, Perpindahan
panas menggunakan dua aliran yaitu CO-Current dan Counter Current dengan
variasi laju alir sebesar 0,8 L/min; 1,2 L/min ;1,4 L/min; 1,5 L/min dan 1,8
L/min. Terdapat tiga perhitungan pada praktikum kali ini yakni perhitungan pada
scada, perhitungan pada aspen, serta perhitungan secara teoritis. Pada perhitungan
U diketiga parameter menunjukan hubungan antara koefisien perpindahan panas
overall berbanding lurus dengan temperature baik aliran CO-Current maupun
Counter Current. Pada perhitungan besar nilai Q dalam arah aliran CO-Current
bahwasanya keduanya memiliki hubungan yang berbanding lurus, semakin
meningkatnya Q yang dihasilkan disebabkan semakin besarnya temperature dan
kapasitas kalor pada aliran. Pada perhitungan besar nilai Q pada aliran Counter
Current hubungan antara arah alir temperature dengan Q berbanding lurus.
Berdasarkan perhitungan Reynold diketahui bahwa jenis aliran pada fluida pnas
dan fluida dingin ialah laminer, dengan hubungan terhadap temperature
berbanding lurus. Sedangkan hubungan antara temperature terhadap NTU secara
aspen dan teori berbanding lurus. Dan Effectiveness semakin membaik saat
dibawah 50%. Perbedaan perhitungan antara Scada, Teori dan juga Aspen karena
besar luas penampang Hear Exchanger pada aspen berbeda dengan pada saat
praktikum. Adapun saran untuk praktikum perpiundahan panas, sebaiknya
praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum dan lebih teliti dalam
membaca data hasil praktikum supaya tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan.

Kata kunci : Bilangan Reynold, CO-Current, Counter Current, Effectiveness, Ntu

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Sasaran.....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Perpindahan Panas Secara Konduksi...................................................................4
2.2 Perpindahan Panas Secara Konveksi...................................................................5
2.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi......................................................................5
2.4 Heat Exchanger Shell And Tube..........................................................................5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM...........................................................................6
3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................................6
3.2 Bahan.......................................................................................................................6
3.3 Variabel Percobaan..................................................................................................6
3.4 Diagram Alir Percobaan...........................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................16
5.1 Kesimpulan............................................................................................................16
5.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
LAMPIRAN A.................................................................................................................18
LAMPIRAN B.................................................................................................................23
LAMPIRAN C

DAFTAR TABEL

ii
Tabel 6.1 Data Perhitungan Scada8
Tabel 6.2 Data Perhitungan Teoritis9
Tabel 6.3 Data Perhitungan Aspen

DAFTAR GAMBAR

iii
Gambar 3.1 Diagram Alir Counter Current
Gambar 3.2 Diagram Alir CO-Current
Gambar 4.1 Perbandingan Antara T vs U Dalam Aliran (a) Co-Counter, Dan
(b) Counter Current9
Gambar 4.2 Perbandingan Antara T vs Q Dalam Aliran (a) Co-Counter, Dan
(b) Counter Current11
Gambar 4.3 Perbandingan Antara T vs NTU Dalam Aliran (a) Co-Counter,
Dan (b) Counter Current2
Gambar 4.4 Perbandingan Antara T vs Q Dalam Aliran (a) Co-Counter, Dan
(b) Counter Current3
Gambar 4.5 Perbandingan Antara T vs Nre Dalam Aliran (a) Co-Counter,
Dan (b) Counter Current4
Gambar 4.6 Perbandingan Antara T vs ε Dalam Aliran (a) Co-Counter, Dan
(b) Counter Current5
Gambar 6.1 Data Aspen CO-Current 45°C
Gambar 6.2 Data Aspen CO-Current 45°C
Gambar 6.3 Data Aspen CO-Current 45°C35
Gambar 6.4 Data Aspen CO-Current 45°C35
Gambar 6.5 Data Aspen Counter Current 45°C
Gambar 6.6 Data Aspen Counter Current 45°C 36
Gambar 6.7 Data Aspen Counter Current 45°C
Gambar 6.8 Data Aspen Counter Current 45°C
Gambar 6.9 Data Scada CO-Current 45°C
Gambar 6.10 Data Scada CO-Current 45°C
Gambar 6.11 Data Scada CO-Current 45°C
Gambar 6.12 Data Scada CO-Current 45°C
Gambar 6.13 Data Scada CO-Current 45°C
Gambar 6.14 Data Scada Counter Current 45°C
Gambar 6.15 Data Scada Counter Current 45°C1
Gambar 6.16 Data Scada Counter Current 45°C
Gambar 6.17 Data Scada Counter Current 45°C
Gambar 6.18 Data Scada Counter Current 45°C

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu perpindahan panas diperlukan untuk menganalisa proses perpindahan
energi dari suatu benda atau system yang suhunya lebih tinggi ke benda atau
system lain yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas tidak hanya membahas
bagaimana energi itu berpindah, melainkan tentang prediksi perpindahan energi
pada kondisi tertentu.

Pada dasarnya, perpindahan panas terjadi akibat adanya


ketidakseimbangan thermal (adanya perbedaan temperatur). Proses aslinya
perpindahan panas memerlukan pengkajian yang cukup sulit, oleh karena itu
dilakukan berbagai cara penyederhanaan dalam peninjauan proses tersebut dengan
cara memperhatikan hal-hal yang kurang berpengaruh terhadap proses
keseluruhan. Dengan dasar penyerdehanaan tersebut, mekanisme perpindahan
panas dapat dibedakan atas tiga jenis yakni, perpindahan panas secara konduksi,
konveksi dan radiasi.

Mekanisme perpindahan panas ini dapat dirasakan dalam kegiatan sehari-


hari tanpa kita sadari, contohnya pada saat mencelupkan sendok ke dalam gelas
yang berisi air panas, sendok yang dicelupkan akan menjadi panas. Kemudian saat
memasak air dalam panic, air tersebut menjadi panas padahal tidak bersentuhan
langsung dengan api sama dengan panas matahari yang dirasakan setiap hari.
Panas matahari dapat sampai ke bumi. Beberapa contoh peristiwa yang disebutkan
ialah mekanisme sederhana konduksi, konveksi dan radiasi yang terjadi di dalam
keseharian.

Pertukaran panas dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut


Heat Exchanger , yang dapat memungkinkan sebagai pendingin maupun
pemanas. Penukar panas dapat memindahkan panas dari suatu system satu ke
system lainnya tanpa terjadi perpindahan massa. Penukar panas yang paling
sederhana adalah satu penukar panas yang mana medium panas atau pemanas

1
yang digunakan fluida panas dan fluida dingin bergerak pada arah yang sama atau
berlawanan dalam sebuah pipa.

Dalam industry, fungsi Heat Exchanger lebih diutamakan untuk


menukarkan energi dua fluida (boleh sama zatnya) tetapi berbeda temperature.
Pertukaran energi dapat berlangsung melalui bidang atau permukaan kalor yang
memisahkan dua fluida atau secara kontak langsung (fluidanya bercampur).
Misalnya Shell And Tube Heat Exchanger dibuat dengan beberapa tube dalam
bentuk parallel atau seri dimana satu fluida mengalir dan tertutup dalam shell
sedangkan fluida yang lain dialirkan.

1.2 Tujuan
Diadakannya praktikum perpindahan panas ini bertujuan untuk :

1. Menentukkan harga koefisien perpindahan panas overall (U) system


dua fluida
2. Mempelajari pengaruh temperature fluida terhadap koefisien panas
overall
3. Mempelajari pengaruh arah aliran fluida terhadap koefisien panas
overall
4. Menentukkan harga ∆ T LMTD
5. Membandingkan harga koefisien perpindahan panas overall (U)
secara praktikum, Edibon dan Aspen Plus
6. Menentukkan Number Of Transfer Unit (NTU), bilangan Reynold dan
Effectiviness suatu penukar kalor

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perpindahan panas adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang laju


perpindahan panas diantara material/ benda karena adanya perbedaan suhu
(panas dan dingin). Panas akan bergerak dari temperature tinggi ke
temperature yang lebih rendah dan perpindahan panas tidak akan terjadi pada
system yang memiliki temperature yang sama. Perpindahan kalor dapat
berlangsung dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi (Buchori, 2004).

2.1 Perpindahan panas secara konduksi


Proses perpindahan panas secara konduksi mengalir dari suhu tinggi ke
suhu rendah tetapi media untuk perpindahan panas tetap. Perpindahan panas
secara konduksi dihasilkan dari kontak langsung antara permukaan-permukaan
benda. Konduksi hanya terjadi dengan menyentuh atau menghubungkan
permukaan-permukaan yang mengandung panas.

Setiap benda memiliki konduktivitas thermal (kemampuan


mengalirkan panas) tertentu yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan
dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai
konduktivitas thermal suatu benda, semakin cepat ia mengalirkan panas yang
diterima dari satu sisi ke sisi yang lain. Persamaan perpindahan kalor secara
konduksi berdasarkan persamaan Fourier :

∆T
Q=K × A
∆X

Keterangan :Q = kecepatan perpindahan panas secara konduksi (Btu/Jam)

A = Luas perpindahan panas ( ft 2)

K=Konduktivitas (Btu/ft.hr.°F)

∆ T = Beda suhu antara permukaan panas dan dingin (°F)

∆ X = tebal bahan yang dilalui panas (ft)

Hukum Fourier menyatakan persamaan konduksi “laju perpindahan panas


konduksi pada suatu plat sebanding dengan beda temperature diantara dua sisi plat

3
dan luas perpindahan panas, tetapi berbanding berbalik dengan plat” (Waluyo,
2020).

2.2 Perpindahan panas secara konveksi


Perpindahan panas konveksi adalah proses perpindahan panas dimana
cairan atau gas yang suhunya tinggi mengalir ke tempat yangt suhunya lebih
rendah, memberikan panas pada permukaan yang suhunya lebih rendah.
Perpindahan panas terjadi antara permukaan padat dengan fluida yang
mengalir disekitarnya. Jadi, perpindahan panas ini memerlukan media
penghantar berupa fluida (cairan atau gas). Perpindahan panas secara konveksi
tejadi melalui 2 cara yaitu:

1. Konveksi bebas/konveksi alamiah (free convection/natural


convection) adalah perpindahan panas yang disebabkan oleh
beda suhu dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga dari luar
yang mendorongnya. Contoh: plat panas dibiarkan berada di
udara sekitar tanpa ada sumber gerakan dari luar.
2. Konveksi paksaan (forced convection) adalah perpindahan
panas yang aliran gas atau cairannya disebabkan adanya tenaga
dari luar. Contoh: plat panas dihembus udara dengan
kipas/blower. Perpindahan panas secara konveksi dinyatakan
dengan persamaan Newton :

Qc=h × A ׿ .T v )

Keterangan :Q c= laju perpindahan panas konveksi (Btu/hr)

h=koefisien perpindahan panas konveksi (Btu/ ft 2.hr.°F)

A = Luas perpindahan panas ( ft 2)

T s=suhu permukaan batang (°F)

T v = suhu solubility (°F)

4
2.3 Perpindahan panas secara radiasi

Proses perpindahan panas mengalir dari benda yang bertemperatur


tinggi ke benda bertemperatur lebih rendah bila benda tersebut terpisah dalam
ruang. Energi radiasi bergerak dengan kecepatan 3 ×108 m/s gejala-gejalanya
menyerupai radiasi cahaya . persamaannya :

Qr=ε × k B × A × ¿)

Keterangan :Q r= energi perpindahan panas reaksi (Btu/jam)

h=koefisien perpindahan panas konveksi (Btu/ ft 2.hr.°F)

ε =emisivitas

k B= konstanta Boltzman

T 1=suhu mutlak (°F)

T 2=suhu mutlak (°F)

2.4 Heat Exchanger Shell And Tube

Jenis penukar panas ynag banyak diaplikasikan di industry adalah


penukar panas tipe shell and tube atau selubung dan tabung. Konfigurasi ini
terdiri dari satu bundel pipa yang dihubungkan parallel yang ditempatkan di
dalam selubung. Fluida panas diprioritaskan dialirkan pada bagian tabung dan
fluida yang dipanaskan dialirkan di bagian selubung sehingga panas bisa
ditransfer kearah luar sehingga panas bisa ditransfer kea rah luar( kea rah
fluida yang dipanaskan) sehingga tidak ada urgensi dibutuhkannya isolator
pada bagian selubung (Syah, 2013).

5
BAB III

METEODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum perpindahan panas ini adalah
sebagai berikut :
1. Shell And Tube Heat Exchanger for TICC Edibon
2. Pompa
3. Termometer
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Water/air
3.3 Variabel Percobaan
Percobaan kondisi operasi dan parameter percobaan yang dibuat tetap adalah
sebagai berikut :

3.3.1 Variabel Tetap


1. Temperatur 40℃
3.3.2 Variabel Bebas
1. Laju alir mol (0,8 mol/hr, 1,2 mol/hr, 1,4 mol/hr, 1,5 mol/hr dan 1,8
mol/hr )
2. Tekanan (0,2 bar)

6
3.4 Diagram Alir Percobaan
3.4.1 Aliran Counter Current

Mulai

Pastikan Valve V-2 tertutup, V-3 Terbuka, V-4


terbuka dan V-5 tertutup

Nyalakan pompa

Nyalakan power pada program komputer HE

Periksa level tangki

Set pemanas ke 40℃ pada computer, lalu ukur


suhu tangka dengan termometer

Set laju alir air variasi yang pertama L/min dan


atur aliran dingin hingga keadaan steady state

Catat pembacaan data temperature dan flow


yang tertampilkan pada program
Ulangi Langkah
pada laju alir 1,2
Hitung panas yang dilepaskan air panas dan panas L/min, 1,4 L/min,
yang diserap air dingin, hilang panas L/min

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir counter current

7
3.4.2 Aliran CO- current

Mulai

Pastikan valve V-2 terbuka, V-3 tertutup, V-4 tertutup dan V-5 terbuka

Nyalakan pompa

Nyalakan power pada program computer HE

Periksa level tangki

Set pemanas ke 40℃ pada computer, lalu ukur suhu


tangka dengan thermometer

Set laju alir air panas pada 0,8 l/min dan atur
aliran air dingin hingga keadaan steady state

Catat pembacaan data thermometer dan flow


yang tertampilkan pada program computer HE

Ulangi Langkah 5
dan 6 pada laju alir
Hitung panas yang dilepaskan air panas dan panas
1,2 L/min 1,4 L/m,
yang diserap air dingin, hilang panas
1,5 L/min dan 1,8
L/m

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir CO-current

9
BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh T terhadap U pada aliran Co-Current dan Counter-Current.

Laju Alir terhadap U aliran Co Current Laju Alir terhadap U lairan Counter Current
400 400
350 350
300 300
TEORITIS SCADA
250 250

U (W/m2 K)
U (W/m2 K)

Linear (TEORITIS) Linear (SCADA)


200 SCADA 200 ASPEN
Linear (SCADA) Linear (ASPEN)
150 150
ASPEN TEORITIS
100 Linear (ASPEN) 100 Linear (TEORITIS)

50 50
0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

laju alir (L/Min) Laju alir (L/Min)

Gambar 4.1 Perbandingan antara T vs U dalam aliran (a) co-counter, dan (b) counter-current

10
Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai Koefisien panas Overall (U)
memiliki nilai yang hampir mendekati baik teoritis maupun scada.
Sedangkan Nilai U pada Aspen lebih besar dibanding scada ataupun
teoritis pada kedua aliran tersebut. Hubungan antara T dengan U terlihat
dengan jelas bahwasannya berbanding lurus, hal tersebut terdpat dalam
pembagian antara kalor fluida panas dibagi dengan luas dikali dengan nilai
LMTD.Semakin besarnya nilai Koefisien perpindahan panas disebabkan
oleh semakin besarnya nilai Kalor Fluida panas.Dengan menggunakan
variasi temperature , temperature paling panas terjadi pada 400C.

Lebih besarnya aliran pada Co-Current dibandingkan dengan


Counter-Current disebabkan oleh adanya perbedaan kalor fluida panas
yang lebih besar,sedangkan pada aliran co-current temperature dingin
tidak bisa melebihi temperature fluida panas sehingga mempengaruhi
temperatur terhadap nilai Koefisien Perpindahan pans Overall (U).

11
4.2 Pengaruh Laju Alir terhadap Nilai LMTD Pada Arah Aliran Co-Current dan Counter Current

Laju Alir terhadap LMTD aliran Co Current Laju Alir terhadap LMTD aliran Counter Cur-
10 10 rent
8 8 SCADA
Linear (SCADA)

ΔT LMTD(℃)
ΔT LMTD(℃)

6 6
SCADA TEORITIS
Linear Linear (TEORITIS)
4 (SCADA) 4
TEORITIS ASPEN
Linear (TE- Linear (ASPEN)
2 ORITIS) 2
ASPEN
Linear (ASPEN)
0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Laju Alir ( L/menit) Laju Alir (L/menit)

Grafik 4.2 Perbandingan laju alir terhadap nilai LMTD pada aliran (a) co-counter, dan (b) counter-current

Terlihat pada grafik hubungan Temperature dengan LMTD,pada scada,teoritis,aspen bahwa nilai △T LMTD memiliki nilai
yang mendekati pada kedua aliran. Maka dari itu membuat garis pada grafik hampir sejajar. Temperatur mempengaruhi nilai △T
LMTD. Hasil pada grafik menunjukan perbandingan lurus dimana semakin tinggi temperatur maka semakin besar nilai △T LMTD.
Temperatur Maksimum 530C.

12
4.3 Pengaruh Laju Alir Terhadap Redc Pada arah Aliran Co-Current dan Counter-Current.

Laju Alir terhadap NRedc aliran Co-Current Laju Alir terhadap NRedc aliran Counter Current
600 600

500 500

400 SCADA 400 SCADA


Linear (SCADA) Linear (SCADA)

NRedc
NRedc

300 ASPEN 300 ASPEN


Linear (ASPEN) Linear (ASPEN)
200 TEORITIS 200 TEORITIS
Linear (TEORITIS) Linear (TEORITIS)
100 100

0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

Laju Alir (L/menit) Laju Alir (L/menit)

Gambar 4.3 Perbandingan Laju Alir terhadap Redc dalam aliran (a) Co-current, dan (b) counter-current

Pengaruh Temperatur terhadap nilai Redc terlihat hampir mendekati pada percobaan Scada serta Teoritis berbeda dengan Aspen.
Yang menggunakan aspen terlihat lebih kecil dibandingkan dengan hasil scada serta teoritis dikedua aliran. Terlihat jelas pada grafik
bahwa hubungan Temperatur terhadap Bilangan Reynold Berbanding lurus pada arah aliran Co-Current dan sebaliknya pada arah aliran
Counter-Current. Hal tersebut disebabkan oleh Bilangan Reynold berfungsi untuk membantui memprediksi pola aliran dalam situasi aliran

13
fluida yang berbeda.Semakin rendah Redc banyak ditemukan pada arah aliran Laminer sedangkan semakin tinggi Redc banyak ditemukan
pada arah aliran Turbulen sebab arah fluida berlawanan.

4.4 Pengaruh Laju Alir terhadap Redh pada aliran Co-Current dan Counter-Current

Laju Alir terhadap Nredh aliran Co-current Laju alir terhadap Nredh aliran Counter Current
450 450
400 400
350 350
300 SCADA 300 SCADA
Linear (SCADA) Linear (SCADA)
250 250
NRedh

NRedh
ASPEN ASPEN
200 Linear (ASPEN) 200 Linear (ASPEN)

150 TEORITIS
150 TEORITIS
Linear (TEORITIS) Linear (TEORITIS)
100 100
50 50
0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

Laju ALir ( L/menit) Laju Alir (L/menit)

Gambar 4.4 Perbandingan Laju Alir terhadap Redc dalam aliran (a) Co-current, dan (b) counter-current

Reynold number (Re) atau bilangan Reynold adalah suatu bilangan tanpa dimensi yang menganalisa gaya inersia Fluida.
Jenis aliran Fluida dan gaya gesekan yang terjadi dengan permukaannya akan menentukan Bilangan Reynold.

14
Berdasarkan kurva 4.4.1 mengenai hubungan antara temperatur dengan Bilangan
Reynold pada aliran co-current dan counter current untuk fluida panas. Hasil
yang diperoleh pada kedua aliran tersebut cukup berbeda, dimana pada aliran co-
current hubungan antara temperatur dengan Bilangan Reynold adalah berbanding
lurus. Sedangkan pada aliran counter current hubungan temperatur dengan
Bilangan Reynold adalah berbanding terbalik. Secara tidak langsung dapat
disimpulkan bahwa jenis aliran yang digunakan akan mempengaruhi nilai
hubungan temperatur dengan Bilangan Reynold.

Hubungan antara temperatur dengan Bilangan Reynold seharusnya adalah


berbanding lurus dimana semakin besar temperatur maka Bilangan Reynold yang
dihasilkan juga akan semakin besar

15
4.5 Pengaruh Laju Alir terhadap Nilai Q Pada Aliran Co-Current dan Counter-Current.

Pengaruh Laju Alir Terhadap Q Co Current Pengaruh Laju Alir Terhadap Q Counter Current
1000 1000

800 800
Q(W)

SCADA SCADA
600 Linear (SCADA) 600 Linear (SCADA)

Q(W)
TEORITIS TEORITIS
Linear (TEORITIS) Linear (TEORITIS)
400 400
ASPEN ASPEN
Linear (ASPEN) Linear (ASPEN)
200 200

0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

Laju alir L/menit Laju alir L/menit

Gambar 4.5 Perbandingan Laju Alir terhadap Nilai Q dalam aliran (a) co-counter, dan (b) counter-current

Dapat terlihat dengan jelas hubungan antara Temperature dengan Nilai Q pada grafik secara Scada,Teoritis,Aspen. Nilai nya hampir
mendekati, namun berbeda dengan Aspen hasil nilai dengan Aspen menunjukan nilai lkebih kecil dibandingkan data hasil teoritis maupun
scada. Hubungan menunjukan berbanding lurus,Maka semakin besar nilai Q akan semakin besar juga luas penampangnya. Penyebab

16
pengaruh temperatur terhadap nilai Q disebabkan oleh pada setiap alirannya contoh Co-Current Temperatur dingin tidak bisa melebihi
temperatur Panas itulah hal yang menyebabkan pengaruh Temperatur terhadap Nilai Q.

4.6 Pengaruh Laju Alir terhadap Nilai NTU pada aliran Co-Current dan Counter Current

Laju Alir terhadap NTU aliran Co-Current Laju Alir terhadap NTU aliran Counter Current
0.8 0.8
0.7 0.7
0.6 0.6
SCADA SCADA
0.5 0.5 Linear (SCADA)
Linear (SCADA)
NTU

NTU
0.4 ASPEN 0.4 ASPEN
Linear (ASPEN) Linear (ASPEN)
0.3 TEORITIS 0.3 TEORITIS
Linear (TEORITIS)
0.2 0.2 Linear (TEORITIS)

0.1 0.1
0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
laju Alir ( L/menit) Laju Alir (L/menit)

Gambar 4.6 Perbandingan Laju Alir terhadap nilai NTU dalam aliran (a) co-counter, dan (b) counter-current

Dapat terlihat dengan jelas hubungan antara Temperature dengan Nilai Q pada grafik secara Scada,Teoritis,Aspen. Nilai nya hampir
mendekati, namun berbeda dengan Aspen hasil nilai dengan Aspen menunjukan nilai lkebih kecil dibandingkan data hasil teoritis maupun
scada. Hubungan menunjukan berbanding lurus,Maka semakin besar nilai Q akan semakin besar juga luas penampangnya. Penyebab

17
pengaruh temperatur terhadap nilai Q disebabkan oleh pada setiap alirannya contoh Co-Current Temperatur dingin tidak bisa melebihi
temperatur Panas itulah hal yang menyebabkan pengaruh Temperatur terhadap Nilai Q.

4.7 Pengaruh Laju Alir terhadap Effectiveness Pada Aliran Co Current Dan Counter Current

Laju Alir terhadap Effectiveness aliran Co-Current Laju alir terhadap Effectiveness aliran Counter Current

60 60

50 50
SCADA

Effectiveness (%)
SCADA
Effectiveness (%)

40 40 Linear (SCADA)
Linear (SCADA)
ASPEN ASPEN
30 30
Linear (ASPEN) Linear (ASPEN)
TEORITIS 20 TEORITIS
20 Linear (TEORITIS) Linear (TEORITIS)
10 10

0 0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Laju Alir (L/menit)
Laju Alir (L/menit)

Gambar 4.7 Perbandingan Laju Alir terhadap nilai Eff dalam aliran (a) co-counter, dan (b) counter-current

Terlihat jelas pada grafik, hubungan antara temperatur dengan effectiveness secara SCADA dan teoritis memiliki hasil yang
hampir mendekati berbeda dengan aspen yang memiliki nilai yang lebih kecil. Pada perhitungan kedua aliran tersebut berbanding lurus

18
dengan temperatur. Pada grafik dapat dilihat hubungan antara temperatur dengan effectiveness berbanding lurus, hal tersebut dibuktikan
dalam

19
persamaan. Maka, semakin besar nilai eff akan semakin besar juga nilai luas
penampangnya. Pengaruh temperatur terhadap nilai effectiveness juga disebabkan
oleh kapasitas kalor yang berbeda pada kedua arah aliran.

20
4.8 Pengaruh ST-1 sampai ST-7 terhadap temperature pada aliran Co-Current dan Counter Current

Pengaruh ST1 sampai ST7 terhadap temperature Pengaruh ST1 sampai ST7 terhadap temperature
pada aliran Co-Current pada aliran Counter Current
44 44
0,8 0,8
Temperature (C)

Temperature (C)
40 1,2 40 1,2
1,4 1,5
36 36
1,5 1,4
32 1,8 32 1,8

28 28
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8
ST-1 sampai ST-7 ST-1 sampai ST-7

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan kali ini :

1. Nilai koefisien perpindahan panas overall secara edibon dan teoritis lebih
kecil dibandingkan dengan hasil aspen.
2. Temperature mempengaruhi nilai koefisien perpindahan panas overall
3. Semakin tinggi temperature maka semakin besar nilai LMTD yang
dihasilkan
4. Nilai U pada aliran Counter Current dan CO Current pada aspen berbeda
jauh dengan nilai U secara edibon dan teoritis
5. Semakin besar perolehan nilai NTU dipengaruhi oleh laju alir air yang
semakin besar.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum perpiundahan panas, sebaiknya praktikan
lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum dan lebih teliti dalam membaca
data hasil praktikum supaya tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan

22
DAFTAR PUSTAKA

Buchori, L. (2004). Buku Ajar Perpindahan Panas. Semarang: Universitas


Diponegoro.

Syah, H. (2013). Kajian Kinerja Penukar Panas Tipe Shell and Tube. Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 158-165.

Waluyo, J. (2020). Panduan Praktikum Perpindahan Massa. Yogyakarta:


Universitas Gadjah Mada.

23
LAMPIRAN A
LEMBAR KEMBALI KESELAMATAN KERJA

1. Data Scada

Laju
ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5 ST-6 ST-7 ST-16 SC-1 SC-2
Alir
0.8 33.9573 31.694 30.10144 31.07239 31.94473 30.97937 30.19304 39.77838 0.817898 2.316252
Co 1.2 35.35851 31.60545 30.09931 31.11233 31.94858 31.00057 30.19887 39.7168 1.03521 2.320135
Current
1.4 36.21898 31.85121 31.66141 31.13211 31.9479 31.02206 31.27297 39.51718 1.22842 2.31746
1.5 37.97562 33.24086 33.50979 32.24763 31.95673 32.12961 31.29821 40.06036 1.49696 2.29583
1.8 38.10293 35.46503 34.0638 32.26261 32.06289 32.14683 31.33088 40.15397 0.814534 2.290808

Laju
ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5 ST-6 ST-7 ST-16 SC-1 SC-2
Alir
0.8 37.9925 35.24292 34.11047 31.99843 32.99531 33.20627 32.13081 40.24435 1.343264 2.322607
Counter 1.2 38.11019 34.6788 34.11217 32.02114 33.00193 33.21694 32.12874 40.06767 1.458057 2.313046
Current
1.4 38.133 33.71176 33.90825 32.01636 33.01797 33.21334 32.13674 39.83338 1.556364 2.315388
1.5 38.05201 34.96073 33.91247 33.10738 32.29941 31.99731 33.28135 39.75109 1.302934 1.99595
1.8 38.10714 35.36664 34.1553 33.12732 32.2846 32.0125 33.28625 40.11899 1.266828 2.115574

24
2. DataTeoritis

Laj L R R
N
u ∆T ∆T M e e Ef
U T
Ali ST ST ST ST ST ST ST ST SC SC 1 2 T m m d d f
U
r -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -16 -1 -2 D H C h c Cc Ch Q
30. 31. 31. 30. 30. 39. 2.3 -
33. 31. 10 07 94 97 19 77 0.8 16 2.8 1.5 0.0 0. 18 0. 9. 0. 15 0.2 81
95 69 14 23 47 93 30 83 36 25 84 92 5. 13 03 6.5 3 2 4 9.5 57. 57 9.3
0.8 73 4 4 9 3 7 4 8 92 2 95 6 21 7 82 3 8 5 3 9 23 4 48
35. 31. 30. 31. 31. 31. 30. 2.3 - 0.
35 60 09 11 94 00 19 39. 1.0 20 4.2 1.5 0. 20 4 0. 15 0.1 71
85 54 93 23 85 05 88 71 35 13 46 06 5. 0.0 03 8.3 7 4 8.3 71. 91 4.6
Co
1.2 1 5 1 3 8 7 7 68 21 5 19 1 35 17 79 4 2 9 9 4 03 8 88
Curre
nt 36. 31. 31. 31. 31. 31. 39. -
21 85 66 13 31. 02 27 51 1.2 2.3 5.0 0.1 0.0 0. 23 0. 9. 0. 15 83, 0.2 79
89 12 14 21 94 20 29 71 28 17 86 89 5. 20 03 8.7 7 1 5 8,3 97 06 5.1
1.4 8 1 1 1 79 6 7 8 42 46 87 8 34 1 78 9 9 7 6 46 8 3 6
37. 33. 33. 32. 31. 32. 31. 40.
97 24 50 24 95 12 29 06 1.4 2.2 0.2 0.0 0. 23 0. 9. 0. 15 10 83
56 08 97 76 67 96 82 03 96 95 5.7 68 5. 24 03 4.5 6 1 5 7.5 2,3 0.2 8.1
1.5 2 6 9 3 3 1 1 6 96 83 28 93 47 5 77 3 8 3 5 1 61 35 74
38. 35. 32. 32. 32. 31. 40. 0.8 2.2 -
10 46 34. 26 06 14 33 15 14 90 5.8 1.4 0.0 0. 24 0. 9. 0. 15 11
29 50 06 26 28 68 08 39 53 80 40 01 5. 28 03 7.0 7 0 5 6.6 8,2 0.2 88
1.8 3 3 38 1 9 3 8 7 4 8 32 2 5 3 75 3 9 9 8 7 37 18 6.8
Count Laj ST ST ST ST ST ST ST ST SC SC ∆T ∆T L m m U R R N Cc Ch Ef Q
er u -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -16 -1 -2 1 2 M H C e e T f

25
Ali T d d
U
r D h c
35. 34. 31. 32. 33. 32. 40. 2.3 - 1 0. -
37. 24 11 99 99 20 13 24 0.8 22 5.9 1.1 0.0 0. 19 0. 0. 4 14 33. 14
99 29 04 84 53 62 08 43 44 60 94 32 4. 13 03 2.1 8 5 8 9.1 57. 77 7.5
0.8 25 2 7 3 1 7 1 5 1 7 07 4 99 8 57 52 2 2 1 5 65 29 9
38. 34. 32. 33. 33. 32. 40. 2.3 -
11 34. 11 02 00 21 12 06 1.0 13 6.0 0.5 0.0 0. 22 0. 8. 0. 14 33. -
01 67 21 11 19 69 87 76 49 04 89 66 4. 17 03 8.0 5 4 5 6,6 71. 15 76.
1.2 9 88 7 4 3 4 4 7 68 6 06 6 92 2 51 4 3 9 8 47 86 96 41
Curre 33. 33. 32. 33. 33. 32. 39. 2.3
nt 38. 71 90 01 01 21 13 83 1.2 15 6.1 0.1 0.0 0. 23 0. 8. 0. 14 29. -
13 17 82 63 79 33 67 33 34 38 16 96 5. 20 03 6.7 5 2 6 2.4 84. 54 71.
1.4 3 6 5 6 7 4 4 8 72 8 64 48 05 2 41 5 6 5 2 7 39 34 19
38. 34. 33. 33. 32. 31. 33. 39. -
05 96 91 10 29 99 28 75 1.4 1.9 4.9 1.0 0.0 0. 24 0. 8. 0. 14 13. -
20 07 24 73 94 73 13 10 27 95 44 48 5. 23 03 4.8 6 2 6 1.6 97. 22 71.
1.5 1 3 7 8 1 1 5 9 74 95 63 3 2 37 39 9 5 1 4 3 63 91 19
38. 35. 33. 33. 40. 2.1 -
10 36 34. 12 32. 32. 28 11 1.7 15 4.9 1.2 5. 0.0 0. 26 0. 8. 0. 14 18. -
71 66 15 73 28 01 62 89 94 57 79 11 44 29 03 5.6 8 1 7 0.3 99. 02 67.
1.8 4 4 53 2 46 25 5 9 63 4 81 3 2 3 36 6 2 3 1 8 85 69 29

26
Table 6.1 Data Perhitungan Aspen

Laj L
N
u ∆T ∆T M Re Re Ef
U T Cc Ch
Ali ST ST ST ST ST ST ST ST SC SC 1 2 T m m dh dc f
U
r -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -16 -1 -2 D H C Q
30. 31. 31. 30. 30. 39. 0.8 2.3 - 2 24.
2.8 4.7 60. 0.4
33. 31. 10 07 94 97 19 77 17 16 1.5 0.0 0. 0. 26 57. 2.3 36
84 42 95 22
95 69 14 23 47 93 30 83 89 25 92 13 03 3 70 15 23 75 3.1
95 42 47 52
0.8 73 4 4 9 3 7 4 8 8 2 6 7 82 2 9 9.6 86 58 61
35. 31. 30. 31. 31. 31. 30. 2.3 - 2 29.
4.2 4.0 61. 0.6
35 60 09 11 94 00 19 39. 1.0 20 1.5 0. 0. 82 15 71. 1.8 41
46 91 29 41
85 54 93 23 85 05 88 71 35 13 06 0.0 03 3 77 8.3 02 93 5.3
Co 19 47 24 62
1.2 1 5 1 3 8 7 7 68 21 5 1 17 79 2 6 46 6 19 17
Curre
36. 31. 31. 31. 31. 31. 39. - 2 35. -
nt 5.0 4.2 61. 0.6
21 85 66 13 31. 02 27 51 1.2 2.3 0.1 0.0 0. 0. 79 15 83. 8.5 44
86 34 47 56
89 12 14 21 94 20 29 71 28 17 89 20 03 3 07 7.9 97 23 2.9
87 97 61 91
1.4 8 1 1 1 79 6 7 8 42 46 8 1 78 2 3 28 78 1 89
37. 33. 33. 32. 31. 32. 31. 40. 2 44. -
0.2 61. 0.6
97 24 50 24 95 12 29 06 1.4 2.2 5.7 4.4 0.0 0. 0. 15 15 10 49. 47
68 50 80
56 08 97 76 67 96 82 03 96 95 28 35 24 03 3 62 7.5 2.3 52 9.0
93 15 87
1.5 2 6 9 3 3 1 1 6 96 83 58 5 77 2 6 11 61 2 97
38. 35. 32. 32. 32. 31. 40. 0.8 2.2 - 2 51. -
5.8 4.3 61. 0.7
10 46 34. 26 06 14 33 15 14 90 1.4 0.0 0. 0. 53 15 11 67. 54
40 70 51 43
29 50 06 26 28 68 08 39 53 80 01 28 03 3 67 6.6 8.2 66 9.8
32 31 45 35
1.8 3 3 38 1 9 3 8 7 4 8 2 3 75 2 2 75 37 1 3
Count Laj ST ST ST ST ST ST ST ST SC SC ∆T ∆T L m m U Re Re N Cc Ch Ef Q

27
u M
T
Ali 1 2 T dh dc f
U
r -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -16 -1 -2 D H C
35. 34. 31. 32. 33. 32. 40. 1.3 2.3 - 2 24.
5.9 4.8 57. 0.4
37. 24 11 99 99 20 13 24 43 22 1.1 0.0 0. 0. 16 14 57. 50. 35
94 82 89 92
99 29 04 84 53 62 08 43 26 60 32 13 03 3 76 9.1 65 99 8.4
07 13 09 67
0.8 25 2 7 3 1 7 1 5 4 7 4 8 57 2 2 55 64 56 4
38. 34. 32. 33. 33. 32. 40. 1.4 2.3 - 2 30.
6.0 4.5 57. 0.6
11 34. 11 02 00 21 12 06 58 13 0.5 0.0 0. 0. 16 14 71. 49. 41
89 23 03 27
01 67 21 11 19 69 87 76 05 04 66 17 03 3 49 6.6 86 61 9.1
06 23 05 11
er 1.2 9 88 7 4 3 4 4 7 7 6 6 2 51 2 1 48 16 01 29
Curre 33. 33. 32. 33. 33. 32. 39. 1.5 2.3 2 35.
6.1 0.1 4.7 55. 0.6
nt 38. 71 90 01 01 21 13 83 56 15 0.0 0. 0. 85 14 84. 41. 44
16 96 08 61 66
13 17 82 63 79 33 67 33 36 38 20 03 3 88 2.4 39 93 6.7
64 48 26 95 66
1.4 3 6 5 6 7 4 4 8 4 8 2 41 2 7 7 56 14 85
38. 34. 33. 33. 32. 31. 33. 39. 1.3 - 2 41.
4.9 4.8 55. 0.6
05 96 91 10 29 99 28 75 02 1.9 1.0 0.0 0. 0. 83 14 97. 15. 47
44 71 22 89
20 07 24 73 94 73 13 10 93 95 48 23 03 3 67 1.6 63 24 5.4
63 46 85 69
1.5 1 3 7 8 1 1 5 9 4 95 3 37 39 2 1 34 99 61 39
38. 35. 33. 33. 40. 1.2 2.1 - 2 53.
4.9 5.2 54. 0.7
10 36 34. 12 32. 32. 28 11 66 15 1.2 0.0 0. 0. 38 14 12 21. 48
79 03 82 11
71 66 15 73 28 01 62 89 82 57 11 29 03 3 64 0.3 2.4 99 5.2
81 37 07 03
1.8 4 4 53 2 46 25 5 9 8 4 3 3 36 2 4 81 15 12 11

28
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

Diketahui:
𝜌 = 987 kg/m^3
Cp air = 4178 j/kg. Oc
1. CO-CURRENT

 Perhitungan Pada Laju Alir 0,8

 Δ Th= Th out – Th in

= 31.69 – 39.95
=-8.26

 Δ Tc= Tc out – Tc in

= 31.07 – 30.10

= 0.97
 Δ T1= Th in – Tc in

= 33.95- 30.10

= 9.85

 Δ T2= Th out-Tc out

= 31.69 - 31.07

= 0,62
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
0.62−9.85
=
3.85
=3.34
mH =ρ∗ ( 1000
SC 1
)∗( 601 )
= 0.0138kg/s

mC =ρ∗ ( 1000
SC 2
)∗( 601 )

29
=0.0381 kg/s

Qhot = ΔTh × Cpair × ṁH

= -8.26× 4178 J/kg˚C × 0.0138 kg/s


=-475.35 J/s
Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC

= 0,97˚C × 4178 J/kg. ˚C × 0.0381kg/s

= 154.582 J/s

 Qtotal=Qc – Qh
= -475.35 J/s – 154.582 J/s
=629.94 J/s

Qh
 U=
A∗△ TLMTD
=218.17 (W/m2 ˚C)

 Cc=Cp∗mC
=159.21

 Ch=Cp∗mH
=57.526

U∗A
 NTU =
Cc
=0.511

 εf =¿ ¿
=21,44%
ρ× SC−1 × Dh
Nredh=
mu , h × Ah× 6000
987.1× 0.83692−1 ×0.008
=
0.00077 × 0.00106× 6000
= 135.64
ρ × SC−2× Dc
Nredc=
mu , c × Ac × 6000

30
987.1× 0.83692−1 ×0.0696
=
0.00077 × 0.00888× 6000
= 388.39
 Perhitungan Pada laju alir = 1,2

 Δ Th = Th out – Th in

= -10.75℃

 Δ Tc= Tc out – Tc in

= 1.013℃

 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
= 12.259℃
 △ T 2=Th out – Tc out
= - 0.4931℃
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
= 3.661

 mH =ρ∗ ( SC−1
1000 )∗( )
1
60

= 0.017

 mC =ρ∗ ( SC−2
1000 )∗( )
1
60

= 0.0381
 Qhot = ΔTh × Cpair × ṁH

= -10.75× 4178 J/kg˚C × 0.017kg/s

=-765.13 J/s

 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC

= 1.01˚C × 4178 J/kg. ˚C × 0.0381kg/s

= 161.551 J/s

31
 Q=Qc – Qh
= 926.69 J/s

Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 209.95 (W/m2 ˚C)
 Cc=Cp∗mC
= 159.47
 Ch=Cp∗mH
=71.155
U∗A
 NTU =
Cc
= 0.4916
 εf =¿ ¿
=24.54%
ρ× SC−1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
987.1× 1.03521−1 ×0.008
=
0.00077 ×0.00106 × 6000
= 167.779
ρ × SC−2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
987.1× 2.3521−1 ×0.0696
=
0.00077 × 0.00888× 6000
= 389.039
 Perhitungan Pada laju alir 1,4
 Δ Th= Th out – Th in
=-13.368

 Δ Tc= Tc out – Tc in
=0,47℃

 Δ T1= Th in – Tc in

32
= 14.55
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
=4.60

 mH =ρ∗ ( SC−1
1000 )∗( )
1
60

=0.020

 mC =ρ∗ ( SC−2
1000 )∗( )
1
60
= 0.0381
 Qhot = ΔTh × Cpair × ṁH

= -4.36˚C× 4178 J/kg˚C × 0.020kg/s

=-1128.71 J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC

= 0.47˚C × 4178 J/kg. ˚C × 0.0381kg/s

= 74.97 J/s

 Q=Qc – Qh
=1203.7
Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 205.42
 Cc=Cp∗mC
=159.29
 Ch=Cp∗mH
= 84.435
U∗A
 NTU =
Cc
= 0.4815
 εf =¿ ¿
= 25.83%
ρ× SC−1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000

33
987.1× 1.22842−1 ×0.008
=
0.00077 ×0.00106 × 6000
= 199.093
ρ × SC−2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
987.1× 2.31746−1 × 0.0696
=
0.00077 × 0.00888× 6000
= 388.59

 Perhitungan Pada laju alir 1,5


 Δ Th= Th out – Th in
=-15.735℃
 Δ Tc= Tc out – Tc in
=0.73℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
=17.46℃
 △ T 2=Th out – Tc out
= 0.99℃
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
= 5.74℃

 mH =ρ∗ ( 1000
SC 1
)∗( 601 )
= 0.0246

 mC =387.1∗ ( 1000
SC 2
)∗( 601 )
= 0.0377
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH

= -15.735˚C× 4178 J/kg˚C × 0.0246kg/s

=-1619.00J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC
= 0.73˚C × 4178 J/kg. ˚C × 0.0377kg/s

= 116.43 J/s

34
 Q=Qc – Qh
= 1735.4 J/s
Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 236.79

 Cc=Cp∗mC
= 157.8
 Ch=Cp∗mH
= 102.89
U∗A
 NTU =
Cc
= 0.5603
 εf =¿ ¿
= 30.33%

ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
987.1× 1.49696−1 ×0.008
=
0.00077 × 0.00106× 6000
= 242.62
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
987.1× 2.2958−1 ×0.0696
=
0.00077 × 0.00888× 6000
= 384.96
 Perhitungan Pada laju alur 1,8
 Δ Th= Th out – Th in
=-13.63 ℃
 Δ Tc= Tc out – Tc in
=1.19℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
=17.46℃
 △ T 2=Th out – Tc out
=3.20℃

35
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
=8.58℃

 mH =ρ∗ ( 1000
SC 1
)∗( 601 )
= 0.029

 mC =387.1∗ ( 1000
SC 2
)∗( 601 )
= 0.049
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH
= -13.63˚C× 4178 J/kg˚C × 0.0134 kg/s

=- 1700.94 J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC
= 1.19˚C × 4178 J/kg. ˚C × 0.0376kg/s

= 246.44 J/s

 Q=Qc – Qh
= 1947.4 J/s

Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 314.01
 Cc=Cp∗mC
= 205.57
 Ch=Cp∗mH
= 124.72

U∗A
 NTU =
Cc
= 0.5704
 εf =¿ ¿
= 31.91%
ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
987.1× 0.81453−1 ×0.008
=
0.00077 × 0.00106× 6000

36
= 294.09
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
987.1× 2.29081−1 ×0.0696
=
0.00077 × 0.00888× 6000
= 501.5

2. COUNTER CURRENT
 Perhitungan Pada laju alir 0,8
 Δ Th= Th out – Th in
= -2.74 ℃
 Δ Tc= Tc out – Tc in
=2.11℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
= 3.88℃
 △ T 2=Th out – Tc out
=2.65℃
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
= 4.94℃

 mH =ρ∗ ( 1000
SC 1
)∗( 601 )
= ρ∗(
1000 ) ( 60 )
0.844−1 1

= 0.014
 mC =ρ∗ ( )( )
SC 2
1000

1
60

= ρ∗( )∗( )
2.322 1
1000 60

= 0.038
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH
= -2.74˚C× 4178 J/kg˚C × 0.014 kg/s

=- 159.5 J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC
= 2.11˚C × 4178 J/kg. ˚C × 0.0382kg/s

37
= 337.18 J/s

 Q=Qc – Qh
= 496.7 J/s

Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 86.433
 Cc=Cp∗mC
=4178× 0.0382
= 159.6

 Ch=Cp∗mH
=4178× 0.014
= 58.02

U∗A
 NTU =
Cc
= 0.20
 εf =¿ ¿
= 30.49%
ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
987.1× 0.844 ×0.008
=
0.00077 ×0.00106 ×6000
= 136.8
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
987.1 ×2.32261× 0.0696
=
0.00077 ×0.00888 ×6000
= 389.5
 Perhitungan Pada laju alir 1,2
 Δ Th= Th out – Th in
= -3.43℃

 Δ Tc= Tc out – Tc in
= 2.09℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
= 3.99℃

38
 △ T 2=Th out – Tc out
=2.65℃
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
= 4.94
 mH =ρ∗ (
SC 1
1000
∗)( )
1
60
= 0.17
 mC =ρ∗ (
SC 2
1000
∗)( )
1
60
= 0.038
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH
=- 247.5 J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC
= 332.4J/s

 Q=Qc – Qh
= 580J/s
Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 94,54
 Cc=Cp∗mC
= 159

 Ch=Cp∗mH
= 72.15

U∗A
 NTU =
Cc
= 0.474
 εf =¿ ¿
= 35.08%

ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
= 170.1
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
= 387.9

39
 Perhitungan pada laju alir 1,4
 Δ Th= Th out – Th in
= -4.42 ℃

 Δ Tc= Tc out – Tc in
= 1.89℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
= 4.22℃
 △ T 2=Th out – Tc out
= 1.69℃

△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2−¿ △ T 1 )
= 2.77
 mH =ρ∗ (
SC 1
1000
∗)( )
1
60
= 0.020

 mC =ρ∗ ( 1000
SC 2
)∗( 601 )
= 0.0381
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH
=- 375.2 J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC
= 301.1 J/s

 Q=Qc – Qh
= 676.3 J/s

Qh
 U=
A∗△ TLMTD
=362.7

 Cc=Cp∗mC
= 159.1

 Ch=Cp∗mH
= 84.87

U∗A
 NTU =
Cc
= 0.851

 εf =¿ ¿

40
= 38.82%

ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
= 200.1
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
= 388.2
 Perhitungan Pada laju alir 1,5
 Δ Th= Th out – Th in
= -3.09 ℃

 Δ Tc= Tc out – Tc in
= 0.80℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
= 4.14℃
 △ T 2=Th out – Tc out
= 1.85℃
△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
= 2.845
 mH =ρ∗ (
SC−1
1000 )( )

1
60
= 0.023

 mC =ρ∗ ( SC−2
1000 )∗( )
1
60
= 0.0328
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH
=- 303.4 J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC
= 110.5 J/s

 Q=Qc – Qh
= 487.5 J/s
Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 300.3

 Cc=Cp∗mC
= 145.4

41
 Ch=Cp∗mH
= 123.4

U∗A
 NTU =
Cc
= 0.771

 εf =¿ ¿
= 40.99%
ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
= 231.4
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
= 334.7
 Perhitungan Pada laju alir 1,8
 Δ Th= Th out – Th in
= -2.74℃

 Δ Tc= Tc out – Tc in
= 1.02℃
 △ T 1=Th∈– Tc∈¿
= 3.95℃
 △ T 2=Th out – Tc out
= 2.23℃

△ T 2−△ T 1
 △ TLMTD =
ln ( △ T 2/ △ T 1 )
= 3.015

 mH =ρ∗ ( SC−1
1000 )∗( )
1
60

=0.030

 mC =ρ∗ ( SC−2
1000 )∗( )
1
60

= 0.034
 Qhot= ΔTh × Cpair × ṁH
=- 338.1J/s
 Qcold = ΔTc × Cpair × ṁC

42
= 149.5J/s

 Q=Qc – Qh
= 487.5

Qh
 U=
A∗△ TLMTD
= 300.3

 Cc=Cp∗mC
= 145.4

 Ch=Cp∗mH
= 123.4

U∗A
 NTU =
Cc
= 0.771
 εf =¿ ¿
= 45.00%
ρ× SC 1 × Dh
 Nredh=
mu, h × Ah× 6000
= 290.9
ρ ×SC 2× Dc
 Nredc=
mu , c × Ac × 6000
= 354.7

43
LAMPIRAN C

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

 Data Aspen CO-Current

Gambar 6.1 Data aspen CO-Current 45°C

44
Gambar 6.2 Data aspen CO-Current 45°C

Gambar 6.3 Data aspen CO-Current 45°C

45
Gambar 6.4 Data aspen CO-Current 45°C

 Data Aspen Counter Current

46
Gambar 6.5 Data aspen Counter Current 45°C

Gambar 6.6 Data aspen Counter Current 45°C

Gambar 6.7 Data aspen Counter Current 45°C

47
Gambar 6.8 Data aspen Counter Current 45°C

 Data Scada Co current

Gambar 6.9 Data Scada Co Current 40 °C

48
Gambar 6.10 Data Scada Co Current 40 °C

Gambar 6.11 Data Scada Co Current 40 °C

49
Gambar 6.12 Data Scada Co Current 40 °C

Gambar 6.13 Data Scada Co Current 40 °C

50
 Data Scada Counter Current

Gambar 6.14 Data Scada Counter Current 40 °C

51
Gambar 6.15 Data Scada Counter Current 40 °C

Gambar 6.16 Data Scada Counter Current 40 °C

52
Gambar 6.17 Data Scada Counter Current 40 °C

Gambar 6.18 Data Scada Counter Current 40 °C

53

Anda mungkin juga menyukai