MAKALAH
Disusun oleh
KELOMPOK 3 :
halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Masalah atau Topik Pembahasan....................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Konsep Perpindahan Panas Konduksi Pada Silinder...................................3
B. Aplikasi Perpindahan Panas KonduksiPada Silinder ..................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Simpulan............................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konduksi merupakan perpindahan panas tanpa disertai zat perantara. Dalam
hal ini terjadi pada benda padat. Salah satu benda padat yang dapat mengalami
konduksi adalah silinder. Haryadi dan Ali Mahmudi(2012 : 12) menyatakan
bahwa konduksi pada kondisi riil yang sebenarnya, konduksi pada dinding datar
yang bisa dipandang sebagai konduksi satu dimensi tidak pernah ada. Akan tetapi
konduksi yang terjadi pada dinding relatif tipis dan cukup luas, atau dinding
yangkeempat sisinya diisolasi dengan baik bisa dipandang sebagai konduksi pada
dinding datarsatu dimensi.
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Apabila ujung sebatang logam dipanaskan di atas api,
maka ujung yang lain akan menjadi panas. Hal ini menunjukkan kalor berpindah
ke bagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka
akan terjadi konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.
1
C. Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan seperti berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Skema sebuah sistem termal silindris sederhana di mana aliran fluida panas
bersirkulasi di bagian dalam silinder, sementara permukaan luar pipa berkontak
dengan udara atmosfer yang temperaturnya lebih rendah sehingga terdapat
sejumlah tertentu energi panas ditransmisikan ke arah fluida udara atmosfer
diberikan pada Gambar 2. Sementara Gambar 3 adalah skema sederhana sistem
termal pipa silindris di mana berlangsung perpindahan panas konduksi satu
dimensi dalam arah radial. Pada sistem tersebut, pipa silindris terbuat dari bahan
tertentu memiliki panjang L, permukaan bagian dalam pipa memiliki jari-jari
sebesar ri dan temperatur bagian dalam Twi yang lebih besar daripada permukaan
bagian luar pipa yang bertemperatur sebesar Two dan berjari-jari ro.
4
Gambar 3. Perpindahan panas konduksi arah radial
Kemudian dengan menggunakan persamaan (2) maka persamaan (1) dapat ditulis
sebagai berikut:
Qw = – K (2 π r L) dT/dr (Persamaan 3)
atau:
Qw dr/r = -k (2 π L) dT (Persamaan 4)
Selanjutknya, apabila persamaan tersebut diintegrasikan dari mulai permukaan
dalam yang berjari-jari sebesar ri dan bertemperatur Twi, ke permukaan luarnya
yang berjari-jari ro dan bertemperatur Two maka kita akan memiliki persamaan:
∫Qw dr/r = ∫ – k 2 π L dT (Persamaan 5)
(Integral dari ri sampai ro) dan (Integral dari Twi sampai ke Two)
indeks w artinya wall atau dinding.
Pembahasan:
Besarnya laju perpindahan energi panas secara konduksi dari permukaan
dalam pipa ke permukaan pipa penukar kalor dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 9
Di sini kita memilih bekerja dengan satuan SI, sehingga kita memiliki data
berikut:
Temperatur dalam pipa, Twi = 80 °C = (80 + 273) K = 353 K
Temperatur luar pipa, Two = 30 °C = (30 + 273) K = 303 K
Konduktivitas termal bahan pipa, k = 52 W/mK
Panjang pipa, L = 3 m
Jari-jari dalam pipa, ri = 16 mm/2 = 8 mm = 0,008 m
6
Jari-jari luar pipa, ri = 20 mm/2 = 10 mm = 0,01 m
Setelah semua besaran tersebut telah berada dalam sistem satuan standar yang
sama, maka barulah kita melakukan perhitungan
(Twi – Two) = 353 K – 303 = 50 K
ln (ro/ri) = 0,22
Dalam arti yang lain, pada sistem termal tersebut terdapat sejumlah energi panas
sebesar 219.518 Joule yang ditransmisikan per detik dari permukaan bagian
dalam ke permukaan bagian luar pipa.
7
konduksi untuk memindahkan panas dari cairan pendingin ke udara melalui
lapisan logam.
4. Pekerjaan konstruksi
Pada bangunan, perpindahan panas secara konduksi mempengaruhi kinerja
termal. Bahan isolasi digunakan untuk mengurangi perpindahan panas dengan
cara menghantarkan panas melalui dinding, atap, dan lantai bangunan. Ini
membantu menjaga suhu dalam ruangan dan mengurangi biaya energi untuk
pemanasan atau pendinginan.
5. Industri manufaktur
Proses produksi pada industri manufaktur seringkali melibatkan bahan
pemanas dan pendingin. Konduksi digunakan dalam oven, tungku, dan peralatan
pemanas untuk mengubah sifat material, seperti peleburan logam atau
pengeringan bahan.
6. Peralatan rumah tangga
Perpindahan panas secara konduksi terjadi pada berbagai peralatan rumah
tangga, seperti setrika, pemanas air, dan lemari es. Konduksi termal berperan
penting dalam perpindahan panas dari elemen pemanas ke benda atau cairan
yang perlu dipanaskan atau didinginkan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
DAFTAR RUJUKAN
9
10