Anda di halaman 1dari 12

PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI PADA SISTEM SILINDER

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perpindahan Panas
Yang diampu oleh Bapak Dani Irawan, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh
KELOMPOK 3 :

Firmansyah Dwi Ega NIM. 220513608907


Khansa Nibras S. NIM. 220513603867
M. Afif Hidayatulloh NIM. 220513601424
Moch. Robert Irfan A. NIM. 220513601159
Moh. Sholeh NIM. 220513603815

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
SEPTEMBER 2023
DAFTAR ISI

halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Masalah atau Topik Pembahasan....................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Konsep Perpindahan Panas Konduksi Pada Silinder...................................3
B. Aplikasi Perpindahan Panas KonduksiPada Silinder ..................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Simpulan............................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konduksi merupakan perpindahan panas tanpa disertai zat perantara. Dalam
hal ini terjadi pada benda padat. Salah satu benda padat yang dapat mengalami
konduksi adalah silinder. Haryadi dan Ali Mahmudi(2012 : 12) menyatakan
bahwa konduksi pada kondisi riil yang sebenarnya, konduksi pada dinding datar
yang bisa dipandang sebagai konduksi satu dimensi tidak pernah ada. Akan tetapi
konduksi yang terjadi pada dinding relatif tipis dan cukup luas, atau dinding
yangkeempat sisinya diisolasi dengan baik bisa dipandang sebagai konduksi pada
dinding datarsatu dimensi.

Sistem termal berbentuk silinder banyak dipergunakan pada beragam jenis


instalasi industri untuk berbagai keperluan proses pemanasan, pendinginan,
penguapan, dan lain-lain. Proses pertukaran energi panas di dalam peralatan
penukar kalor untuk keperluan berbagai proses tersebut pada umumnya
didominasi oleh mekanisme perpindahan panas konduksi dan konveksi. Fokus
utama para pelaku industri adalah bagaimana memperoleh rancangan sistem
termal yang baik sehingga dapat beroperasi pada kinerja dan efektifitas
perpindahan panas yang tinggi. Apabila hal tersebut terealisasi maka dapat
memberikan kontribusi terhadap efisiensi energi pada instalasi industri. Agar
dapat memberikan kontribusi terhadap upaya tersebut, maka diperlukan
pemahaman yang baik tentang konsep dan prinsip perpindahan energi panas pada
sistem termal silindris.

Konduksi merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Apabila ujung sebatang logam dipanaskan di atas api,
maka ujung yang lain akan menjadi panas. Hal ini menunjukkan kalor berpindah
ke bagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka
akan terjadi konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.

B. Masalah atau Topik Pembahasan


Permasalahan yang akan diselesaikan dalam makalah ini adalah :
a) Bagaimana konsep perpindahan panas konduksi pada silinder ?
b) Apa saja pengaplikasian perpindahan panas konduksi pada silinder berongga
dan dinding lapis rangkap berbentuk silinder pada kehidupan sehari-hari?

1
C. Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan seperti berikut:

a) Agar memahami konsep perpindahan panas konduksi pada sistem silinder


b) Agar mengatahui pengaplikasian perpindahan panas konduksi sistem
silinder pada kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perpindahan Panas Konduksi Pada Sistem Silindris


Pada bagian pertama akan dibahas konsep perpindahan panas konduksi pada
sebuah sistem termal silindris dengan geometri yang sederhana. Kemudian pada
bagian selanjutnya akan diulas prinsip untuk memperkirakan lamanya energi
panas dipindahkan pada suatu bahan tertentu dari suatu permukaan lainnya yang
bertemperatur lebih rendah, serta konsep tahanan termal bahan.
Kebanyakan sistem termal yang dipergunakan di industri adalah sistem termal
berjenis tubular, yaitu sistem termal dengan komponen utama berbentuk
kumpulan pipa atau tube dengan permukaan perpindahan panas berbentuk
silinder sebagai media tempat terjadinya pertukaran energi panas. Pada Gambar
1 adalah salah satu contoh sederhana tentang gambar proses pertukaran energi
panas yang berlangsung pada salah satu pipa yang terdapat di dalam sebuah alat
penukar kalor tubular.
Pada gambar tersebut, aliran fluida yang mengalir di bagian dalam pipa adalah
aliran fluida pendingin yang akan menyerap sejumlah tertentu energi panas yang
berasal dari aliran fluida yang lebih panas yang bersirkulasi dan berkontak
dengan permukaan luar pipa.Karena adanya perbedaan temperatur antara aliran
fluida di luar pipa dengan aliran fluida yang bersirkulasi di dalam pipa maka
terdapat sejumlah tertentu energi panas yang ditransmisikan dari aliran fluida
panas ke arah aliran fluida dingin di dalam pipa melalui perantaraan dinding pipa
bagian luar ke permukaan dinding pipa bagian dalam.

Gambar 1. Perpindahan panas pada pipa silinder


Energi panas pertama-tama ditransmisikan secara konveksi dari aliran utama ke
permukaan pipa bagian luar. Setelah itu, energi panas tersebut ditransmisikan dari
permukaan luar pipa ke permukaan dalam pipa secara konduksi sepanjang
ketebalan yang dimiliki pipa. Selanjutknya, energi panas yang sama
ditransmisikan ke arah aliran fluida pendingin yang mengalir di dalam pipa secara
konveksi. Pada kebanyakan peralatan penukar kalor tubular perpindahan panas
secara radial di antara fluida panas dan fluida dingin lebih dominan dibandingkan
dengan gradien temperatur dalam arah longitudinal.

3
Skema sebuah sistem termal silindris sederhana di mana aliran fluida panas
bersirkulasi di bagian dalam silinder, sementara permukaan luar pipa berkontak
dengan udara atmosfer yang temperaturnya lebih rendah sehingga terdapat
sejumlah tertentu energi panas ditransmisikan ke arah fluida udara atmosfer
diberikan pada Gambar 2. Sementara Gambar 3 adalah skema sederhana sistem
termal pipa silindris di mana berlangsung perpindahan panas konduksi satu
dimensi dalam arah radial. Pada sistem tersebut, pipa silindris terbuat dari bahan
tertentu memiliki panjang L, permukaan bagian dalam pipa memiliki jari-jari
sebesar ri dan temperatur bagian dalam Twi yang lebih besar daripada permukaan
bagian luar pipa yang bertemperatur sebesar Two dan berjari-jari ro.

Gambar 2. Sistem termal pipa silindris


Jika perpindahan panas konduksi dianggap hanya berlangsung dalam arah tegak
lurus permukaan atau dalam arah radial maka laju perpindahan panas konduksi
radial (Qw) per satuan luas permukaan dapat dinyatakan oleh persamaan:
Qw/Ar= -k dT/dr (Persamaan 1)
Dimana:
Ar = luas permukaan perpindahan bagi permukaan yang memiliki jari-jari sebesar
r
k = konduktivitas termal bahan pipa
dT/dr = gradien atau perubahan temperatur dalam arah r
Sementara itu, karena harga r bervariasi sepanjang arah radial maka luas
permukaan Ar dapat dinyatakan dengan persamaan:
Ar = 2 π r L (Persamaan 2)

4
Gambar 3. Perpindahan panas konduksi arah radial
Kemudian dengan menggunakan persamaan (2) maka persamaan (1) dapat ditulis
sebagai berikut:
Qw = – K (2 π r L) dT/dr (Persamaan 3)
atau:
Qw dr/r = -k (2 π L) dT (Persamaan 4)
Selanjutknya, apabila persamaan tersebut diintegrasikan dari mulai permukaan
dalam yang berjari-jari sebesar ri dan bertemperatur Twi, ke permukaan luarnya
yang berjari-jari ro dan bertemperatur Two maka kita akan memiliki persamaan:
∫Qw dr/r = ∫ – k 2 π L dT (Persamaan 5)
(Integral dari ri sampai ro) dan (Integral dari Twi sampai ke Two)
indeks w artinya wall atau dinding.

Gambar 4. Luas permukaan perpindahan panas dalam dan luar pipa


Kemudian, karena besarnya laju perpindahan panas Qw dan harga konduktivitas
termal bahan pipa, k dapat dianggap konstan, maka persamaan 5 dapat
disederhakan menjadi berbentuk:
Qw ∫dr/r = – 2 π k L∫ dT (Persamaan 6)
Selanjutnya, jika persamaan 6 tersebut kita integrasikan maka kita akan memiliki
persamaan:
Qw ln (ro/ri) = – 2 π k L (Two – Twi) (Persamaan 7)
Di sini, karena permukaan bagian dalam pipa lebih panas maka Twi lebih besar
daripada Two, maka persamaan 7 dapat ditulis menjadi:
Qw ln (ro/ri) = 2 π k L (Twi – Two) (Persamaan 8)
Persamaan 8 tersebut juga dapat dituliskan dalam bentuk yang lain:
Qw = (Twi – Two)/ [ln(ro/ri)/ 2 π k L] (Persamaan 9)
atau
Qw = (Twi – Two)/Rw (Persamaan 10)
Dengan Rw adalah tahanan termal dinding pipa:
Rw = ln (ro/ri) /2 π k L (Persamaan 11)
Persamaan 11 memperlihatkan bahwa semakin tebal dinding pipa maka akan
semakin besar pula tahanan termal konduksi yang dimilikinya, sehingga laju
perpindahan panasnya atau juga efektifitas perpindahan panasnya dapat menjadi
lebih rendah.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mantab tentang prinsip perpindahan
panas yang dibahas di atas maka marilah kita tinjau contoh soal 1 di bawah ini:
5
Contoh soal 1:
Pada contoh soal ini kita akan menghitung seberapa besar laju
perpindahan energi panas secara konduksi dari permukaan dalam pipa ke
permukaan luar sebuah pipa penukar kalor. Dalam hal ini dinding pipa penukar
kalor kita anggap terbuat dari bahan tertentu yang memiliki konduktivitas termal
bahan 52 W/mK.
Pipa tersebut berdiameter dalam 16 mm, diameter luar 20 mm, dan panjang pipa
3 m. Sementara itu, di bagian dalam pipa bersirkulasi aliran fluida oli panas yang
menyebabkan temperatur permukaan bagian dalam pipa 80 °C. Sementara itu,
temperatur permukaan luar pipa diketahui sebesar 30 °C.

Pembahasan:
Besarnya laju perpindahan energi panas secara konduksi dari permukaan
dalam pipa ke permukaan pipa penukar kalor dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 9

Qw = (Twi – Two)/ [ln(ro/ri)/ 2 π k L]


Sebelum menggunakan persamaan tersebut, terlebih dahulu kita identifikasi
besaran-besaran apa saja yang sudah diketahui, kemudian menyetarakan satuan-
satuannya.

Di sini kita memilih bekerja dengan satuan SI, sehingga kita memiliki data
berikut:
Temperatur dalam pipa, Twi = 80 °C = (80 + 273) K = 353 K
Temperatur luar pipa, Two = 30 °C = (30 + 273) K = 303 K
Konduktivitas termal bahan pipa, k = 52 W/mK
Panjang pipa, L = 3 m
Jari-jari dalam pipa, ri = 16 mm/2 = 8 mm = 0,008 m
6
Jari-jari luar pipa, ri = 20 mm/2 = 10 mm = 0,01 m
Setelah semua besaran tersebut telah berada dalam sistem satuan standar yang
sama, maka barulah kita melakukan perhitungan
(Twi – Two) = 353 K – 303 = 50 K
ln (ro/ri) = 0,22

Selanjutknya dengan menggunakan persamaan:


Qw = (Twi – Two)/ [ln(ro/ri)/ 2 π k L]
Perhitungan memberikan hasil:
Qw = 219.518 W = 219.518 J/s
Hal tersebut berarti bagi sistem termal dengan kondisi termal seperti yang
diberikan di atas, laju perpindahan panasnya adalah sebesar 219.518 J/s atau
219,5 kJ/s

Dalam arti yang lain, pada sistem termal tersebut terdapat sejumlah energi panas
sebesar 219.518 Joule yang ditransmisikan per detik dari permukaan bagian
dalam ke permukaan bagian luar pipa.

B. Aplikasi Perpindahan Panas Konduksi

Perpindahan panas secara konduksi mempunyai banyak penerapan berbeda


dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Konduksi adalah sebuah perpindahan
panas melalui zat padat yang ikut mengalami perpindahan, seperti halnya apabila
ujung sebatang logam dipanaskan di atas api, maka ujung yang lainnya akan
menjadi panas , hal ini menunjukkan kalor berpindah ke bagian yang memiliki
suhu lebih rendah. Berikut beberapa contoh penerapan perpindahan panas
konduksi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Perangkat elektronik
Perpindahan panas konduktif banyak digunakan pada perangkat elektronik.
Komponen seperti prosesor komputer, transistor, dan chip semikonduktor
menghasilkan panas saat beroperasi. Untuk menghindari panas berlebih,
perangkat ini dilengkapi dengan heatsink yang terbuat dari bahan dengan
konduktivitas termal yang baik seperti aluminium atau tembaga. Heatsink ini
memindahkan panas dari komponen elektronik ke udara secara konduksi.
2. Industri pembangkit listrik
Perpindahan panas konduktif digunakan dalam pembangkit listrik untuk
menukar panas. Proses ini melibatkan perpindahan panas dari air panas ke cairan
aktif seperti uap. Uap yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menggerakkan
turbin dan menghasilkan tenaga listrik. Pertukaran panas pada boiler dan penukar
panas merupakan aplikasi konduksi panas yang penting dalam industri ini.
3. Industri otomotif
Pada mobil, perpindahan panas konduktif digunakan di berbagai komponen,
termasuk mesin dan sistem pendingin. Mesin kendaraan menghasilkan panas
selama pengoperasian dan panas ini harus dihilangkan untuk mencegah mesin
menjadi terlalu panas. Radiator dan cairan pendingin mesin menggunakan

7
konduksi untuk memindahkan panas dari cairan pendingin ke udara melalui
lapisan logam.
4. Pekerjaan konstruksi
Pada bangunan, perpindahan panas secara konduksi mempengaruhi kinerja
termal. Bahan isolasi digunakan untuk mengurangi perpindahan panas dengan
cara menghantarkan panas melalui dinding, atap, dan lantai bangunan. Ini
membantu menjaga suhu dalam ruangan dan mengurangi biaya energi untuk
pemanasan atau pendinginan.
5. Industri manufaktur
Proses produksi pada industri manufaktur seringkali melibatkan bahan
pemanas dan pendingin. Konduksi digunakan dalam oven, tungku, dan peralatan
pemanas untuk mengubah sifat material, seperti peleburan logam atau
pengeringan bahan.
6. Peralatan rumah tangga
Perpindahan panas secara konduksi terjadi pada berbagai peralatan rumah
tangga, seperti setrika, pemanas air, dan lemari es. Konduksi termal berperan
penting dalam perpindahan panas dari elemen pemanas ke benda atau cairan
yang perlu dipanaskan atau didinginkan.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Perpindahan panas konduksi merupakan aspek penting dari ilmu perpindahan


panas yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita. Memahami konsep
dasar perpindahan panas konduksi dan bagaimana menggunakan faktor-faktor
yang mempengaruhinya untuk meningkatkan efisiensi proses dan peralatan
industri serta menciptakan desain bangunan yang lebih hemat energi.
Kesimpulannya, kita dapat merangkum beberapa poin penting yang telah kita
bahas pada makalah tentang perpindahan panas secara konduksi, konduksi panas
sebagai metode dasar perpindahan panas, mekanisme dasar konduksi panas,
faktor-faktor yang mempengaruhi konduktivitas termal, penerapannya dalam
kehidupan dan industri, kinerja dan desain.

pada dasarnya perpindahan panas terjadi karena adanya kedamaian


(perbedaaan suhu). oleh karena itu dilakukan cara penyederhanan dengan
peninjauan pada proses dengan memperhatikan perpindahan mekanisme panas
yaitu, konduksi, konveksi dan radiasi. Dengan pemahaman menyeluruh tentang
8
konduksi termal, kita dapat menghargai peran pentingnya dalam mempengaruhi
cara kita menggunakan energi panas dan menerapkannya pada berbagai aspek
kehidupan kita. Konduksi termal adalah dasar dari banyak teknologi yang
meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi proses industri.

DAFTAR RUJUKAN

Pane. A. H., Tanpa Tahun. PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEADY


STATE-ONE DIMENSIONAL. Dari:
https://www.academia.edu/11995613/Modul_Perpindahan_Panas_Steady
_State_One_Dimensional

Irawati. E, Huda. C, Kurniawan. W. 2019. Pengembangan Alat Peraga


Perpindahan Kalor secara Konduksi, Konveksi, dan Radiasi dalam Satu
Set Alat berbasis Digital. Dari:
https://conference.upgris.ac.id/index.php/lpf/article/view/624

Lestari. S, Sitepu. T, Iqbal. M, Mahendra. B. 2021. MAKALH PERPINDAHAN


PANAS. Dari: https://www.studocu.com/id/document/universitas-
diponegoro/teknik-pengendalian/makalah-perpan-kelompok-6/12323355

9
10

Anda mungkin juga menyukai