ABSTRAK
Perpindahan panas konveksi dan konduksi yang terjadi pada bola fin pada umumnya
adalah perpindahan panas secara konduksi ataupun konveksi dengan air sebagai media
penghantar panasnya. Namun pada kesempatan kali ini kami akan menganalisa perpindahan
panas secara konduksi. Konduksi sendiri memiliki pengertian yaitu perpindahan panas yang
mengalir dari tempat yang memiliki suhu lebih tinggi ke tempat yang memiliki suhu lebih rendah
dengan media penghantar tetap.
Dalam kehidupan sehari hari banyak kita temui peristiwa yang berkaitan dengan adanya
perpindahan panas. Seperti halnya pada saat memasak air diatas kompor, peristiwa yang terjadi
adalah perpindahan panas secara radiasi, konveksi dan konduksi. Radiasi sendiri memiliki
pengertian perpindahan panas yang merambat langsung tanpa melalui medium perantara, dalam
contoh sederhana yaitu api dari kompor yang menyala dan memanaskan panci yang berada tepat
diatasnya. Kemudian terjadinya perpindahan panas antara permukaan padat dan fluida yang
mengalir disekitarnya dengan menggunakan media penghantar cairan atau gas adalah pengertian
dari Konveksi, contoh sederhananya yaitu air di dalam panci akan menjadi panas karena
peristiwa ini. Sedangkan pengertian dari konduksi adalah perpindahan panas yang merambat dari
suhu tinggi ke suhu rendah dengan menggunakan media penghantar padat, contoh sederhananya
yaitu ganggang panci akan terasa hangat karena adanya perambatan panas dari panic.
Tujuan akhir dari tim penyusun adalah agar pembaca dapat mengetahui serta mengerti
prinsip dasar dari perpindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi. Serta dapat
menyebutkan beberapa contoh pengaplikasiannya dalam dunia perindustrian.
PENDAHULUAN
Perpindahan panas adalah ilmu yang
mempelajari perpindahan energy karena
perbedaan temperature diantara benda atau
material. Disamping itu, perpindahan panas
juga meramalkan laju perpindahan panas
yang terjadi pada kondisi tertentu.
Persamaan fundamental didalam
perpindahan panas merupakan persamaan
kecepatan yang menghubungkan kecepatan
perpindahan panas diantara dua system Tabel 1. Konduktivitas Termal Bahan
dengan sifat termodinamika dalam system
tersebut. Gabungan persamaan kecepatan,
kesetimbangan energy, dan persamaan
keadaan termodinamis menghasilkan
persamaan yang dapat memberikan
distribusi temperature dan kecepatan
perpindahan panas. Jadi, pada dasarnya teori
perpindahan panas adalah termodinamika
dengan persamaan kecepatan yang
ditambahkan. Konsep temperature ini untuk
aliran fluida yang tidak terdapat aliran massa
atau aliran arus. Di sini perpindahan panas
terjadi karena adanya perbedaan temperature
atau adanya gradien panas. 2 Konsep
tegangan, perpindahan panas dapat terjadi
tanpa adanya perbedaan temperature. Tetapi,
dengan perbedaan tegangan dapat terjadi Tabel 1.1 Typical values of the convection
perpindahan panas. Contohnya efek yang heat transfer coefficient
terjadi didalam termolistrik. Sifat 1. Konveksi
perpindahan panas, jika suatu benda yang
temperaturnya berbeda mengalami kontak Prinsip dasar perpindahan panas
termal, maka panas akan mengalir dari dengan cara konveksi banyak ditemui dalam
benda yang temperaturnya lebih tinggi ke sistem pendingin. Baik itu yang
benda yang temperaturnya lebih rendah . menggunakan zat cair ataupun udara/gas.
Setiap material pembentuk suatu Pada kesempatan kali ini kami akan
benda atau zat memiliki konduktivitas mengambil contoh pada sistem pendinginan
termal sendiri. Konduktivitas termal suatu mesin disel. Pada sistem pendinginan mesin
benda merupakan kemampuan yang dimiliki diesel yang menggunakan radiator,
suatu benda dalam memindahkan kalor perpindahan panas yang terjadi
melalui benda tersebut. Benda yang menggunakan priinsip dasar perpindahan
mempunyai konduktivitas termal (k) yang panas secara konveksi. Dimana coolant atau
tinggi maka merupakan penghantar kalor cairan pendingin bekerja sebagai media
yang baik, begitu sebaliknya. Berikut ini penghantar panas. Cairan pendingin
merupakan tabel konduktivitas dari berbagai dialirkan menggunakan pompa air pendingin
macam benda. yang ada pada sistem mesin dan mengalir
melalui pipa – pipa sistem pendingin. Panas sistem cair. Elektrode yang dihubungkan
yang diserap oleh coolant dari komponen tersebut ketika ia menerima cahaya dari
mesin atau sumber panas dialirkan ke bagian matahari, maka secara otomatis tegangan
komponen yang bertugas membuang panas arus listrik akan muncul dan bisa digunakan
ke luar sistem atau disebut radiator. Radiator untuk menghidupkan Pompa Air Tenaga
merupakan komponen mesin yang umumnya Surya.
terbuat dari bahan aluminium yang disusun Konveksi dan konduksi pada Fin:
sedemikian rupa membentuk kisi – kisi dan
diantara kisi kisi tersebut ada sirip - sirip Dinding sebuah mesin bakar
yang bertugas menyerap panas dan mempunyai 1 sirip model persegi panjang
membuang panas tersebut ke udara dengan dengan ukuran sebagai berikut :
bantuan angin yang dihembuskan dari kipas Lebar sirip w = 35 cm
radiator. Tebal sirip t = 2 cm
Panjang sirip L = 10 cm
2. Radiasi Terbuat dari bahan baja
Temperatur luar dari ruang bahan bakar Tb
Perpindahan panas yang terjadi tanpa = ( 170 C + 3 1
zat perantara disebut juga Radiasi. Pancaran akhir mhs )
sinar matahari adalah contoh umum Temperatur rata rata lingkungan Tu = 30 C
terjadinya perpindahan panas secara radiasi. Koefisien konveksi fluida h = 25 W/m2K
Sedangkan untuk pengaplikasiannya pada Tentukan :
industri yaitu digunakannya panel surya Laju perpindahan panas dari sirip dan
untuk membangkitkan energi listrik dan efisiensi penggunaan
dialirkan menuju rumah rumah masyarakat. sirip/fin
Panas yang dipancarkan oleh sinar Rumus yang digunakan :
matahari akan ditangkap oleh panel surya. 1.
Sinar matahari ini mengandung foton, foton ( )
adalah satuan terkecil dari tenaga surya yang √
( )
bisa ditangkap oleh sel surya. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya foton yang
menabrak dinding sel surya akan Dari rumus 1 maka didapatkan persamaan :
menyebabkan proses kemunculan arus listrik
2.
terjadi. Proses ini dimulai ketika foton
menabrak dinding semi konduktor. Pada 3.
proses penabrakan ini, maka atom dinding
konduktor akan kehilangan elektron. Atom 4. √
yang kehilangan elektron ini disebut dengan 5.
hole.
Seperti yang kita tahu elektron 6.
merupakan sebuah komponen yang memiliki 7.
muatan negatif sedangkan foton memiliki
8.
muatan positif. Perbedaan muatan inilah
yang nantinya menyebabkan munculnya
arus listrik. Arus listrik pada sel surya
muncul ketika dibuat hubungan antara dua
elektroda berada pada sistem padat dan
Artinya sirif atau fin bisa menyerap panas
sebesar 83%
PENGUMPULAN DATA
Dari data diatas kami mencoba
√ √ mengubah variabel dari panjang sirip atau L.
Kami akan mengubah panjang sirip menjadi
4 titik variabel, dimana 8 cm,10 cm,12
cm,dan 14 cm akan menjadi pilihan variabel
kami sebagai sumbu X. Dan kami akan
menambahkan variabel bahan atau material
( ) ( )
dari sirip atau fin tersebut. Material yang
akan kami gunakan yaitu :
( ) 1. Baja
√ 2. Aluminium
( )
3. Kuningan
√
GRAFIK
500
432,11
450
382,4
400 402,1
329,49 361,45
350
273,66 315,99
300 346,22
265,89 320,17
250 287,94 Besi
200 248,89 Aluminium
150
Kuningan
100
50
0
0,08 0,1 0,12 0,14
L (Panjang Fin) (m)
COVER
ABSTRAK
ISI JURNAL
TOTAL NILAI