MATA PELAJARAN
THERMODINAMIKA
DURASI : JP
PENYUSUN : MM
SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR BUKU PELAJARAN iv
1. Definisi Termodinamika 1
2. Satuan Dasar Termodinamika 4
3. HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 6
3.1 Sifat Intensif dan Sifat Ekstensif 7
4. Tipe-tipe Energi 9
4.1. Energi Potensial 10
5. Hukum Kekekalan Energi – Neraca Energi 15
6. Kapasitas Panas Uap, Cairan, dan Padatan 17
6.1. Panas Penguapan, Sensibel, Superheat dan Pembakaran 17
7. Uap (Air) Jenuh dan Tingkat Kekeringannya 22
7.1. Uap (Air) Basah 23
7.2. Uap Kering 24
8. Penggunaan Tabel Uap 24
9. Definisi Hukum Kedua Termodinamika 29
9.1. Proses Termodinamika 30
9.2. Aplikasi Hukum I & II Termodinamika pada PLTU 30
9.3. Siklus Rankine Aktual 36
10. PROSES PERPINDAHAN PANAS 37
10.1. Radiasi 38
10.2. Konveksi 38
10.3. Konduksi 39
11. ISOLASI TERMAL 40
11.1. Macam-macam Isolasi Termal 41
11.2. Pemilihan Bahan - Bahan Isolasi 41
1. Definisi Termodinamika
Termodinamika merupakan topik ilmu teknik yang terkait dengan ilmu “gerak” (dynamics) dan /
atau transformasi “panas” (thermo) dan energi menjadi bentuk energi lainnya. Aliran energi
adalah hal yang sangat penting bagi ahli teknik yang terlibat di dalam desain produksi
pembangkit listrik dan industri proses. Beberapa contoh analisa yang didasarkan pada ilmu
termodinamika sebagai berikut:
Perpindahan energi dari bahan bakar minyak yang terbakar keluar dari suatu burner ke
air fasa likuid pada alat perpindahan panas seperti boiler.
Perubahan energi termal yang terkandung di dalam gas panas suatu mesin otomotif
menjadi energi mekanikal yang dinamakan sebagai “kerja” (work) pada roda-roda
kendaraan.
Konversi energi kimia yang terkandung di dalam bahan bakar menjadi energi termal
pada alat pembakaran (combustor).
Termodinamika memberikan pemahaman kita mengenai sifat alamiah dan derajat perubahan
energi, sehingga ilmu ini bisa dipelajari, dipahami dan diterapkan pada dunia kerja kita,
pembangkit listrik. Termodinamika bisa memberikan pemahaman pada kondisi-kondisi seperti
sebagai berikut:
Penentuan sifat sistem yang bervariasi dengan membatasi (dibuat konstan/tetap) sifat
tertentu:
o Variasi temperatur (T) dan tekanan (P) di dalam tungku bakar tertutup yang
mana penambahan panas bisa ditentukan. Pembatasan yang diberlakukan untuk
proses ini adalah volume tungku (V) dibuat tetap dan yang berhubungan dengan
sifat sistem yang mana bisa berubah-ubah adalah T dan P.
o Diperlukan penentuan variasi T dan P dengan suatu volume V pada suatu mesin
mobil. Selama berlangsungnya kompresi udara (lihat Gambar 1), jika tidak ada
panas yang hilang, dapat ditunjukkan bahwa PV1,4 ≈ konstanta. Note: ɤ = Cp/Cv.
Untuk proses isentropik dan adiabatik, ɤ = 1,4.
Gambar 1. Hubungan antara P dan V
Sebaliknya, untuk variasi sifat sistem tertentu, pertimbangan desain akan membutuhkan
pembatasan yang diberlangsungkan pada suatu sistem sebagai berikut:
o Sebuah turbin gas membutuhkan udara bertekanan pada ruang bakar (lihat
Gambar 2) untuk menyalakan dan membakar bahan bakar. Berdasarkan
analisa termodinamika, dapat disusun cara optimal supaya kompresor dapat
bekerja dengan “hilang panas” (heat loss) nyaris nihil.
Gambar 2. Kompresi gas alam untuk aplikasi turbin gas
o Selama kompresi gas alam, temperatur harus dijaga konstan (lihat Gambar 3) .
Oleh karena itu, dibutuhkan pemindahan panas yaitu dengan cara pendinginan
oleh air.
Selain itu, termodinamika juga dapat dimanfaatkan dalam penentuan tipe proses
sehingga didapatkan optimal dalam penggunaan sumber daya:
o Untuk memanaskan bangunan industri selama musim dingin, suatu pilihan harus
diambil, apakah dengan cara membakar gas alam atau pun dengan cara
melibatkan penggunaan panas yang terbuang dari pembangkit listrik. Pada
kasus ini, sebuah analisa termodinamika akan membantu dalam pembuatan
keputusan yang rasional.
o Lalu pada penentuan “kerja minimum” (minimum work) selama proses kompresi
gas alam, apakah sebaiknya proses tersebut dilakukan tanpa kehilangan panas
atau kah sebaiknya cukup dengan menjaga temperatur supaya konstan dengan
cara mendinginkan kompresor? Ini dapat dijawab dengan analisa termodinamika.
SI English
o
Temperatur kelvin (K) F, oR
Pada buku ini, kita gunakan sebagian besar satuan menggunakan SI dan sebagian kecil
menggunakan Sistem English. Sebagai pengecualian, satuan temperatur yakni derajat Celsius
(oC) akan lebih sering digunakan.
SI English
Densitas (Density) kilogram per meter kubik (kg/m3) massa pound per kaki kubik
(lbm/ft3)
Energi (Energy/Heat) joule (J) British thermal unit (Btu)
Tekanan (Pressure) newton per meter persegi (N/m2) gaya pound per kaki persegi
atau pascal (Pa) (lbf/ft2)
Untuk memperoleh pemahaman besaran berbagai unit, konversi beberapa kuantitas umum dari
Sistem English ke SI dapat dilihat pada Tabel 3.
Contoh:
Sebuah proses dilakukan pada kondisi 700 K dan 2.050 kPa dan mengkonsumsi energi 10 J.
Supervisor Anda hanya memahami satuan Sistem English. Tolong Anda konversikan nilai-nilai
tersebut ke Sistem English!
Jawaban:
Jawaban :
Sistem mendapat tambahan kalor (sistem menerima energi) sebanyak 2000 Joule. Sistem juga
melakukan kerja (sistem melepaskan energi) 1000 Joule. Dengan demikian, perubahan energi
sistem = 1000 Joule
Secara umum Sifat Termodinamika dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu Intensif dan
Ekstensif (Intensive and Extensive Properties ) . Sifat Termodinamika Intensif berlaku
independen terhadap besaran massa . Sedangkan besaran sifat Termodinamika Ekstensif
bergantung langsung pada massa. Temperatur, tekanan, volume spesifik dan kerapatan adalah
contoh Sifat Termodinamika Intensif. Massa dan volume total merupakan contoh Sifat
Termodinamika Ekstensif
3.1.1 Tekanan
Tekanan atau pressure adalah gaya per satuan area (luasan) permukaan nyata atau imajiner ,
yang dilakukan oleh suatu zat , dengan arah tegak lurus / vertikal. Bila tekanan diukur relatif
terhadap kondisi hampa sempurna , tekanan tersebut dinamai tekanan absolut (psia). Bila
diukur relatif terhadap kondisi tekanan atmosfir (14.7 psi), dinamai tekanan ukur (pressure
gauge, psig). Skala pressure gauge lah yang dikembangkan dan digunakan lebih lanjut karena
hampir seluruh pressure gauge dinyatakan nol pada tekanan udara luar. Karena itu, pressure
gauge atau tekanan-ukur, mengukur perbedaan tekanan antara tekanan dari suatu zat / fluida
dengan tekanan udara luar.
Bila tekanan berada dibawah tekanan udara luar (atmospheric pressure), kondisi tersebut
dinyatakan sebagai keadaan vakum . Keadaan vakum sempurna berkaitan dengan tekanan nol
absolut (zero absolut pressure). Harga dari tekanan absolut adalah positip semuanya , harga
negatip akan menyatakan kondisi peregangan ( tension ) yang dalam hal ini tak mungkin terjadi
bagi suatu zat atau fluida.
3.1.2 Temperatur
Temperatur merupakan besaran ukuran aktivitas molekul dari suatu benda, lebih cepat gerakan
molekulnya , makin tinggi temperatur nya . Secara relatif dapat dikatakan seberapa “ kalornya “
atau “ dinginnya” suatu benda itu . Tetapi harus diingat bahwa antara temperatur dan panas
(heat) tidak boleh dicampur –adukkan.
Gambar 6. Thermometer
Dua macam skala ukuran temperatur yang umumnya digunakan untuk mengukur
temperatur adalah derajat Fahrenheit dan derajat Celcius. Skala derajat ini didasarkan angka
pertambahan antara titik beku dan titik didih dari air pada kondisi tekanan atmosfir udara luar .
Ukuran derajat Celcius terbagi atas 100 titik skala , sedangkan ukuran derajat Fahrenheit
mempunyai 180 titik skala. Hubungan derajat skala Celcius dan derajat Fahrenheit dapat
dinyatakan dalam persamaan :
0
F = 32.0 + ( 9 / 5 ) C
0
0
C = ( F – 32.0 ) x ( 5 / 9 )
0
Dimana :
0
F : Temperatur Fahrenheit
0
C : Temperatur Celcius
4. Tipe-tipe Energi
Energi terbagi atas beberapa tipe: energi eksternal akibat posisi atau energi potensial, energi
eksternal akibat gerak atau energi kinetik, energi instrinsik suatu bagian material atau energi
internal, dan energi akibat proses pada suatu sistem atau “panas” (heat) dan “kerja” (work).
Energi potensial didefinisikan sebagai energi suatu kandungan objek akibat dari posisinya di
atas bidang referensi. Sebagai contoh, ada benda dengan massa m digantung pada ketinggian
z meter diatas permukaan tanah yang dijadikan sebagai bidang referensi. Energi potensial
didefinisikan sebagai mgz, dimana g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s2). Oleh karena itu,
energi potensial memiliki unit (kg)(m/s2)(m), atau N.m. Seorang penerjun dengan massa 80 kg
berdiri pada suatu platform penerjunan ketinggian 10 m akan memiliki energi potensial setara
dengan (80)(9,8)(10), atau 7480 N.m. Energi ini independen terhadap temperatur dan tekanan.
Energi kinetik dapat didefinisikan sebagai sejumlah energi eksternal suatu material yg
dihasilkan dari gerak. Oleh karena itu, jika massa m bergerak dengan kecepatan v, energi
kinetiknya adalah sebesar m(v2/2). Satuannya sama dengan yang dimiliki energi potensial,
kg(m2/s2), atau N.m. Oleh karena itu, penerjun yang sedang berdiri di atas platform penerjunan
tidak memiliki energi kinetik. Akibat dia terjun di udara, energi potensialnya berubah menjadi
energi kinetik. Saat tepat dia menyentuh permukaan tanah, seluruh energi potensialnya akan
berubah menjadi energi kinetik. Oleh karena itu, kecepatannya saat dia tepat menyentuh tanah
dapat dihitung dengan menyamakan kedua energi tersebut; 7840 = 80(v2/2), atau v = 14 m/s.
Energi kinetik eksternal dianggap independen terhadap temperatur atau tekanan.
Energi internal dapat didefinisikan sebagai energi total dari sebuah material akibat kehadiran
molekul-molekul dan atom-atom dan gerakan perpindahan, rotasi, dan vibrasi, serta gaya tarik
menarik dan gaya tolak-menolak antar atom yang terdapat pada suatu material. Meskipun
energi internal absolut total suatu material tidak dapat dihitung, sejumlah energi relatif terhadap
temperatur dan tekanan atau kondisi dasar lainnya, energi itu dapat dihitung. Dasar ilmuwan
untuk energi internal bernilai nihil (zero) biasanya mengacu pada padatan kristal 0oC absolut,
sedangkan ahli teknik memiliki dasar yang berbeda-beda. Seringkali 0 oC (atau 0oF) dan tekanan
1 atm digunakan sebagai dasar.
Energi internal diberikan simbol E dan dapat dihitung dari hukum pertama termodinamika atau
diestimasi. Energi ini tergolong sebagai “sifat-keadaan” (state property) dan hanya bergantung
pada keadaan sistem: temperatur dan tekanan.
Ketergantungan energi internal suatu gas terhadap tekanan dapat muncul akibat dari gaya-gaya
antar molekul-molekul. Pada gas ideal, gaya tersebut ditiadakan. Oleh karena itu, jika tekanan
atau volume berubah pada temperatur konstan, maka energi internal gas ideal tidak akan
mengalami perubahan. Dengan kata lain, untuk aplikasi pada gas ideal dan gas nyata yang
bertekanan nyaris nihil, energi internalnya tidak bergantung pada tekanan dan hanya
bergantung pada temperatur.
4.1.3 Kerja
Kerja atau usaha adalah melakukan sesuatu terhadap benda untuk mengatasi
perlawanan/hambatan dengan menggunakan gaya untuk melawan hambatan tersebut hingga
benda berpindah tempat.
Kerja dilakukan apabila suatu gaya menggerakkan suatu benda. Apabila suatu benda dikenai
gaya, sehingga benda tersebut berpindah tempat maka dikatakan bahwa benda tersebut telah
mendapatkan suatu kerja.
Asumsi bahwa tidak ada gaya gesekan benda terhadap bidang, maka besarnya kerja yang
dilakukan oleh gaya tersebut terhadap benda adalah sebanding dengan besarnya gaya yang
diberikan kepada benda, serta besarnya jarak yang ditempuh oleh benda tersebut. Kerja secara
fisika didefinisikan sebagai gaya yang bertindak melalui suatu jarak. Kerja tidaklah dapat
disimpan, melainkan akan diubah menjadi bentuk energi lainnya:
Sebagai gambaran tentang penandaan variabel kerja W, lihat Gambar 4, bila kerja bertanda
negatif berarti sistem menerima kerja dari sekelilingnya (surounding). Bila kerja positif, berarti
sistem menghasilkan kerjaterhadap sekelilingnya.
Diintegrasikan,
Ini merupakan rumusan umum untuk proses kompresi atau ekspansi terhingga dan dapat
dihitung dengan integrasi grafik data PV kecuali kalau rumusan analitik dapat disubstitusi
dengan P sebagai fungsi dari V dan diintegrasi secara langsung. Kerja merupakan “fungsi jalur”
(path function) dan akan bervariasi dengan perlakuan pada proses. Sebagai contoh, sudah
sangat jelas bahwa akan lebih membutuhkan kerja untuk memindahkan piano dari lantai
pertama ke lantai kedua dengan cara menarik keluar piano tersebut lalu ditarik ke lantai kedua
dan kembali menarik ke dalam, daripada cukup hanya dengan menarik piano melalui lobang
pada lantai kedua, sederhana saja.
(b)
dS
GAS
(a)
Pada Gambar 6 terlihat bahwa bila arah piston bergerak dari (a) ke (b) maka gas mengembang
atau volume bertambah atau dV positif. Jadi, sistem akan menghasilkan kerja terhadap
sekelilingnya bila dV positif, hal ini terdapat pada proses ekspansi (pengembangan). Secara
singkat, pada proses ekspansi dV adalah positif maka kerja sistem adalah positif.
dV >0; WS> 0
Sebaliknya bila arah dS arah piston bergerak dari (b) ke (a) berarti volume gas berkurang atau
dV negatif. Jadi, sistem akan menerima kerja dari sekelilingnya bila dV negatif, hal ini terdapat
pada proses kompresi. Secara singkat, pada proses kompresi dV adalah negatif maka kerja
sistem adalah negatif.
dV < 0; WS< 0
Contoh:
Sebuah piston ditahan pada silinder dengan palang dan terlepas secara tiba-tiba. Satu kilogram
gas CO terkandung di dalamnya dengan kondisi awal pada tekanan 800 kPa dan temperatur
30oC. Piston memiliki massa 4000 kg/m2 luas penampang. Piston menghasilkan gesekan
dengan dinding silinder. Ekspansi gas terhenti pada volume 3x dari kondisi awal. Tentukan kerja
yang dilakukan pada lingkungan dan kerja yang dilakukan oleh gas.
Jawaban:
Anggap gas sebagai sistem dan piston, silinder, dan sisi luar sebagai lingkungan, kerja yang
dilakukan pada lingkungan adalah
Jika karbon monoksida (massa molekul relatif = 28 kg/kmol) adalah sebuah gas ideal,
Sebagai catatan, perubahan tekanan sistem dan pergerakan piston menyebabkan pemanasan
gesekan. Oleh karena itu, variasi tekanan tidak dapat dihitung. Tekanan rata-rata tidak dapat
digunakan karena tekanan terpenting itu berada pada permukaan piston. Sebagian kerja hilang
menjadi panas. Sebagai hasilnya, kerja yang dilakukan pada sistem tidak dapat dihitung.Akan
tetapi berdasarkan ilmu termodinamika, kerja yang dilakukan oleh sistem akan lebih besar
daripada kerja yang dilakukan terhadap lingkungan. Kerja yang dilakukan oleh sistem tidak
sepenuhnya diserap oleh lingkungan, akibat adanya energi yang hilang akibat gaya gesekan
piston pada dinding dalam silinder.
4.1.4 Panas
Panas menggambarkan transfer energi yang disebabkan oleh perbedaan temperatur. Ini dapat
menyebabkan perubahan energi internal, kerja, atau menyebabkan perubahan pada energi
kinetik atau potensial. Panas tidak dapat disimpan dan merupakan “sifat-jalur” (path property).
4.1.5 Entalpi
Entalpi merupakan turunan kuantitas termodinamika sebagai jumlah dari energi internal dan
tekanan-volume produk dari sistem:
Dimana H = entalpi. PV memiliki satuan energi tapi sejatinya hanya mewakili energi pada
proses aliran.
Entalpi adalah “fungsi-keadaan” (state function) dan dapat disimpulkan sebagai fungsi dari
temperatur dan tekanan material. Ini akan menjadi hal yang sangat berguna pada berbagai
aplikasi termodinamika dan dapat diestimasi dari sifat yang lain.
Neraca Energi pada Proses Non Aliran Bervolume Tetap : asumsi bahwa tidak ada kerja
tekanan-volume yang disebabkan oleh aliran yang memasuki atau meninggalkan sistem
dan perubahan energi potensial dan kinetik diabaikan,
Energi masuk = Q
Energi keluar = W
Energi akumulasi = ΔE = Eout - Ein
Oleh karena itu, hukum pertama pada proses non aliran bervolume tetap adalah
Neraca Energi pada Proses Aliran Bertekanan Tetap dengan Kondisi Tunak (Steady) :
mengingat pada tekanan konstan, proses aliran tunak dengan satu aliran (1) memasuki
dan satu aliran (2) meninggalkan sistem. Menggunakan basis satuan waktu dan
termasuk seluruh istilah energi,
Energi masuk =
Energi keluar =
Energi akumulasi =
v = kecepatan, m/waktu
P = tekanan, N/m2 = Pa
V = volume, m3/kg
Jika benda tersebut dipanaskan pada volume tetap dengan proses non-aliran, neraca energi
akan mengerucut menjadidq = dE. Oleh karena itu, kapasitas panas pada volume tetap dapat
difenisikan sebagai perubahan energi internal terhadap temperatur:
Jika benda tersebut dipanaskan pada tekanan tetap, maka dq = dE + P dV. Oleh karena itu, dH
= dE +P dV untuk proses bertekanan tetap, kapasitas panas pada tekanan tetap dapat
didefinisikan sebagai perubahan entalpi terhadap temperatur:
Seluruh tiga fase untuk bahan tertentu hanya dapat ada secara bersamaan dalam suatu
kesetimbangan pada suhu dan tekanan tertentu, dan hal ini dikenal dengan titik triple (lihat
gambar 7). Titik triple H2O, dimana tiga fase es, air dan uap berada dalam kesetimbangan,
terjadi pada suhu 273,16 K dan tekanan absolut 0,006112 bar. Tekanan ini sangat dekat ke
kondisi vakum sempurna. Jika pada suhu ini tekanannya terus diturunkan, es akan mencair,
menguap langsung menjadi uap.
Gambar 10. Titik triple H2O
Es
Dalam es, molekul terkunci bersama dan tersusun dalam pola struktur geometris yang hanya
dapat bergetar. Dalam fase padatnya, pergerakan molekul pada pola geometris merupakan
getaran posisi ikatan tengah dimana jarak molekulnya kurang dari satu diameter molekul.
Penambahan panas yang terus menerus menyebabkan getaran yang meningkatkan bahkan
mengembangkan beberapa molekul yang kemudian akan terpisah dari tetangganya, dan
bahan padat mulai meleleh menjadi bentuk cair (selalu pada suhu yang sama pada 0°C,
berapapun tekanannya). Panas yang memecahkan ikatan geometris untuk menghasilkan
perubahan fase tersebut sementara tidak menaikan suhu es, disebut entalphi pencairan atau
panas penggabungan/ fusi. Phenomena perubahan fase ini bersifat bolak-balik dimana terjadi
pembekuan dengan jumlah yang sama dengan panas yang dilepaskan kembali ke lingkungan.
Untuk hampir kebanyakan bahan, masa tipe berkurang begitu bahan ini berubah dari fase
padat ke fase cair. H2O merupakan suatu pengecualian terhadap aturan ini, karena densitasnya
meningkat pada pencairan, hal ini yang menyebabkan es mengambang diatas air.
Air
Dalam fase cair, molekul- molekulnya bebas bergerak, namun jaraknya masih lebih kecil dari
satu diameter molekul karena seringnya terjadi tarik-menarik dan tumbukan. Penambahan
panas yang lebih banyak akan meningkatkan pengadukan dan tumbukan, naiknya suhu cairan
sampai suhu didihnya.
Uap
Dengan meningkatnya suhu dan air mendekati kondisi didihnya, beberapa molekul
mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mencapai kecepatan yang membuatnya
sewaktu-waktu lepas dari cairan ke ruang diatas permukaan, sebelum jatuh kembali ke cairan.
Pemanasan lebih lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan sejumlah molekul dengan energi
cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan mempertimbangkan struktur molekul
cairan dan uap, masuk akal bahwa densitas uap lebih kecil dari air, sebab molekul uap terpisah
jauh satu dengan yang lainnya. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi diatas permukaan air
menjadi terisi dengan molekul uap yang kurang padat. Jika jumlah molekul yang meninggalkan
permukaan cairan lebih besar dari yang masuk kembali, maka air menguap dengan bebasnya.
Pada titik ini air telah mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang dijenuhkan oleh energi
panas. Jika tekanannya tetap, penambahan lebih banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan
suhu lebih lanjut namun menyebabkan air membentuk uap jenuh. Suhu air mendidih dengan
uap jenuh dalam sistim ya ng sama adalah sama, akan tetapi energi panas per satuan massa
nya lebih besar pada uap.
Pada tekanan atmosfir suhu jenuhnya adalah 100°C. Tetapi, jika tekanannya bertambah, maka
akan ada penambahan lebih banyak panas yang peningkatan suhu tanpa perubahan fase. Oleh
karena itu, kenaikan tekanan secara efektif akan meningkatkan entalpi air dan suhu jenuh.
Hubungan antara suhu jenuh dan tekanan dikenal sebagai kurva uap jenuh (Gambar 1). Air dan
uap dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan pada kurva ini, keduanya akan
berada pada suhu jenuh. Uap pada kondisi diatas kurva jenuh dikenal dengan uap panas lanjut
(superheated steam) :
Temperatur diatas temperatur jenuh disebut derajat uap superheat
Air pada kondisi dibawah kurva disebut air sub- jenuh.
Jika uap dapat mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan yang dihasilkannya,
penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju produksinya. Jika uap yang sama
tertahan tidak meninggalkan boiler, dan jumlah panas yang masuk dijaga tetap, energi yang
mengalir ke boiler akan lebih besar dari pada energi yang mengalir keluar. Energi berlebih ini
akan menaikan tekanan, yang pada gilirannya akan menyebabkan suhu jenuh meningkat,
karena suhu uap jenuh berhubungan dengan tekanannya.
Ketika suatu cairan dipanaskan hingga titik derajat tertentu dimana cairan menguap diiringi
dengan penyerapan panas yang diperlukan untuk mengatasi gaya-gaya tarik-menarik
intermolekular di dalam cairan dan untuk memberikan energi yang dibutuhkan untuk
melepaskan uap berekspansi melawan tekanan eksternal (misal tekanan atmosferik). Panas
yang diserap ini disebut panas laten penguapan cairan dan panas ini merupakan fungsi dari
temperatur dan tekanan. Istilah laten digunakan karena penyerapan panas ini tidak diiringi
dengan kenaikan temperatur cairan, atau dengan kata lain proses ini berlangsung pada
temperatur tetap hingga seluruh cairan berubah fasa menjadi uap.
Bila air dipanaskan pada tekanan atmosfir, maka titik didihnya 100 C. Air dalam ketel yang
sedang mendidih dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfir 1,013 bar atau 14,7 lb/in 2
temperaturnya adalah 100 C.
Tetapi bila air dipanaskan pada tekanan diatas tekanan atmosfir, maka titik didihnya akan
menjadi lebih besar dari 100 C tergantung dengan tekanan dimana ia dipanaskan.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa bila tekanan bertambah besar, maka titik didih akan
bertambah tinggi, dan panas yang diperlukan untuk memanaskannya bertambah banyak pula.
Jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air sehingga mencapai titik didih disebut
panas sensibel. Pada tabel diatas diperlihatkan bahwa untuk mencapai titik didih, jumlah
panas sensibel yang dibutuhkan tergantung pada tekanan.
Panas Laten
Penguapan
Fasa Uap
Titik Didih
(Boiling Point)
Fasa Cair
Titik Leleh (Melting
Point)
Fasa Padat
Jika uap jenuh (saturated) dipanaskan lebih lanjut, maka panas tersebut akan menaikan
temperatur uap. Penambahan panas ini disebut panas lanjut (panas superheat) dan uapnya
disebut uap panas lanjut (Superheated Steam).
Panas pembakaran suatu senyawa kimia merupakan panas reaksi oksidasi senyawa tersebut
dengan oksigen. Oleh karena proses pembakaran merupakan reaksi eksotermal
(mengeluarkan panas), semua panas pembakaran bernilai negatif.
7. Uap (Air) Jenuh dan Tingkat Kekeringannya
Pada dasarnya jenis uap air dapat dibedakan menjadi uap basah dan uap kering. Data yang
diberikan dalam tabel uap dapat juga dinyatakan dalam bentuk grafik. Gambar 8 memberi
gambaran hubungan antara entalpi dan Temperatur pada berbagai tekanan, dan dikenal
dengan diagram fase.
Ketika air dipanaskan dari 0°C sampai suhu jenuhnya, kondisinya mengikuti garis cair jenuh
sampai menerima seluruh entalpi cairannya, hf (A - B). Jika panas ditambahkan lebih lanjut,
maka akan merubah fase ke uap jenuh dan berlanjut meningkakan entalpi sambil tetap pada
suhu jenuhnya, hfg (B - C). Jika campuran uap / air meningkat kekeringannya, kondisinya
bergerak dari garis cair jenuh ke garis uap jenuh. Oleh karena itu pada titik tepat setengah
diantara kedua keadaan tersebut, fraksi kekeringan (x) nya sebesar 0,5. Hal yang sama pada
garis uap jenuh, uapnya 100 persen kering. Begitu menerima seluruh entalpi penguapannya
maka akan mencapai garis uap jenuh. Jika pemanas dilanjutkan setelah titik ini, suhu uap akan
mulai naik mencapai lewat jenuh (C - D). Garis-garis cairan jenuh dan uap jenuh menutup
wilayah dimana terdapat campuran uap / air – uap basah. Dalam daerah sebelah kiri garis cair
jenuh, hanya terdapat air, dan pada daerah sebelah kanan garis uap jenuh hanya terdapat uap
lewat jenuh (superheat). Titik dimana garis cairan jenuh dan uap jenuh bertemu dikenal dengan
titik kritis. Jika tekanan naik menuju titik kritis maka entalpi penguapannya berkurang, sampai
menjadi nol pada titik kritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa air berubah langsung menjadi uap
jenuh pada titik kritisnya. Diatas titik kritis hanya gas yang mungkin ada. Keadaan gas
merupakan keadaan yang paling terdifusi dimana molekulnya hampir memiliki gerakan yang
tidak dibatasi, dan volumenya meningkat tanpa batas ketika tekanannya berkurang. Titik kritis
merupakan suhu tertinggi dimana bahan berada dalam bentuk cairan. Pemberian tekanan pada
suhu konstan dibawah titik kritis tidak akan mengakibatkan perubahan fase. Walau begitu,
pemberian tekanan pada suhu konstan dibawah titik kritis, akan mengakibatkan pencairan uap
begitu melintas dari daerah lewat jenuh / superheated ke daerah uap basah. Titik kritis terjadi
pada suhu 374,15 oC dan tekanan uap 221,2 bar. Diatas tekanan ini steam disebut superkritis
dan tidak ada titik didih yang dapat diterapkan.
Uap yang mendapat pemanasan lebih hingga temperaturnya lebih besar dari temperatur uap
jenuhnya disebut dengan uap kering atau sering disebut dengan uap superheat (uap panas
lanjut). Selisih temperatur antara temperatur didih air dan temperatur superheat disebut dengan
derajat superheat (degre of superheat), jadi uap dalam kondisi 55 0C superheat artinya adalah
bahwa temperatur uap tersebut adalah 55 0C lebih tinggi dari titik didihnya.
t : temperatur (C)
h : entalpi (kJ/kg)
temperatur jenuh).
g : sifat gas/uap jenuh (hg adalah entalpi uap pada kondisi jenuh).
laten (hfg adalah entalpi yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi
Contoh 1 :
Carilah :
a. Titik didih
Jawab :
Harga-harga tersebut dapat dicari secara langsung dari tabel uap, yaitu pada tekanan 30 bar.
Lihat tabel uap di lampiran
Contoh 2 :
a. Tekanan pendidih
Jawab :
Contoh 3 :
Berapakah perbedaan panas yang dikandung 2 kg uap jenuh pada temperatur 105C dan
290C.
Jawab :
hg = 2684 kJ/kg
hg = 2768 kJ/kg
= 84 kJ/kg.
= 168 Kj
Contoh 4 :
a. Temperatur penguapan
b. Panas penguapan
c. Volume
Jawab :
a. ts = 275,6C
b. H = hfg x 3 kg
= 1570 kJ/kg x 3 kg
= 4710 kJ
c. V = Vs x 3 kg
= 0,03244 m3/kg x 3 kg
= 0,09732 m3
Uap Lanjut
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, uap disebut uap panas lanjut bilamana uap
tersebut mempunyai temperatur lebih tinggi dan titik didihnya pada tekanan yang sama. Untuk
mendapatkan entalpi, maupun volume tekanan dan temperatur uap haruslah diketahui
temperatur dan tekanannya.
Contoh 1 :
Carilah entalpi spesifik uap pada tekanan 50 bar pada temperatur 450C.
Jawab :
Contoh 2 :
Uap jenuh pada tekanan 100 bar (abs) temperaturnya dinaikkan hingga mencapai 500C
Hitung:
Jawab:
= hg (500oC, 100 bar) – hg (Temp Jenuh 311oC, 100 bar) = 3373 kJ/kg – 2725 kJ/kg
= 648 kJ/kg
Contoh 3 :
Uap pada tekanan 40 bar (4 MPa) dan temperaturnya 450 C dialihkan ke turbin sehingga
menjadi uap jenuh pada tekanan 4 mbar.
Hitung :
c. Penurunan temperatur
Jawab :
Lihat lampiran tabel uap,pada tekanan 40 bar dan temperatur 450 C,
ts = 29 C
Jadi :
= 776 kJ/kg
b. Efisiensi Panas yang diserap turbin :
3330 - 2554
=
3330
776
= x 100 % = 23,3 %
3330
Proses Termodinamika terjadi ketika sistem mengalami perubahan keadaan (state) atau
pertukaran energi pada keadaan ajeg (steady state). Bila proses terjadi dimana keadaan awal
tertentu mengalami berbagai perubahan keadaan dan akhirnya setelah proses terjadi, kembali
lagi ke keadaan semula, maka proses tersebut disebut proses siklus (Cyclic Process). Bila
proses telah berlaku dan kemudian , proses dapat berlaku kembali dari keadaan akhir ke
keadaan seperti semula, disebut proses reversibel (reversible process). Sebaliknya bila tak
dapat melakukan proses kembali , menuju keadaan awal, dinamai proses irreversibel
(irreversible process ). Adiabatik proses adalah proses yang berlangsung tanpa adanya
pertukaran kalor ke dalam maupun keluar sistem.
Proses isentropik , terjadinya proses dimana nilai entropi dari zat dalam sistem tetap konstan.
Hal ini secara nyata dapat terjadi, bila proses terjadi secara adiabatik dan reversibel. Proses
isentropik juga dapat disebut proses entropi konstan. Bila gas mengalami proses reversibel,
dimana terjadi pertukaran kalor (heat transfer) dan proses yang dapat digambarkan ke diagram
P-V merupakan suatu garis lurus serta menggambarkan suatu persamaan PVn = konstan.
Proses ini dinamai proses politropik. Bila proses berjalan dari satu keadaan ( 1 ) ke keadaan
lain ( 2 ) tanpa terjadinya perubahan entalpi h1 = h2 ; tak ada kerja berlaku , W = 0 ; dan proses
berjalan adiabatik, Q = 0 . Proses tersebut disebut proses cekik (throttling process)
Siklus daya uap adalah mesin kalor yang menggunakan fluida kerja yang berubah fasa selama
menjalani siklus. Contoh yang baik dalam bidang ini adalah siklus daya uap air dimana air / uap
sebagai fluida kerja, berikut adalah siklus uap Carnot.
Gambar 14. Siklus uap Carnot
Dengan menampilkan siklus dalam diagram Ts, maka kita dapat mencari besarnya input
kedalam siklus, besarnya output dari siklus atau besarnya kerugian / losses dari siklus
tersebut. Apabila unsur-unsur tersebut sudah diketahui, maka efisiensi siklus dapat dihitung.
Adapun unsur - unsur dalam siklus diatas adalah :
Input = Luas Sa - 1 - 2 - 3 - 4 - Sb - Sa = T2 (Sb - Sa).
Losses = Luas Sa - 1 - 4 - Sb - Sa = T1 (Sb - Sa).
Output = Luas 1 - 2 - 3 - 4 - 1.
Dengan demikian maka efisiensi Carnot dapat dihitung :
Input = Output + Losses
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bila temperatur tertinggi dan terendah dari siklus
diketahui, maka efisiensi Carnot dapat dihitung dengan relatif mudah. Siklus Carnot adalah
siklus yang diidealisasikan guna mengetahui efisiensi termal maksimum dari siklus secara cepat
dan bukan untuk tujuan praktis karena siklus Carnot hampir mustahil untuk dapat
diimplementasikan.
Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus PLTU. Beberapa kesulitan pada siklus
Carnot dapat diatasi dengan memanaskan uap di boiler sampai mencapai kondisi superheat
dan mengkondensasikannya secara keseluruhan dikondenser. Hal ini bisa dilihat pada gambar
15, perpindahan energy ini dianggap positif ke arah tanda panah. Perpindahan kalor liar yang
tidak dapat dihindari antara komponen pembangkit dan sekelilingnya diabaikan untuk
memudahkan analisis. Perubahan energy kinetik dan potensial juga diabaikan, setiap
komponen dianggap beroperasi pada kondisi tunak.
Gambar 16. Siklus Rankine Ideal
Atau karena keluaran kerja netto sebanding dengan masukan kerja netto, maka :
Komponen utama dalam suatu PLTU terdiri dari ; Ketel / boiler, Turbin Generator, Condensor,
Pompa pengisi.
Untuk ketel yang dilengkapi dengan superheater, maka siklus Rankinenya adalah sebagai
berikut:
Untuk PLTU yang dilengkapi dengan pemanas air pengisi, siklusnya disebut siklus Regeneratif.
Siklus Rankine untuk PLTU dengan superheater dan 1 buah pemanas air pengisi adalah
sebagai berikut :
Gambar 19. Skema PLTU dengan Regenerative
Siklus daya uap aktual berbeda dari siklus Rankine ideal sebagai akibat dari irreversiblitas di
berbagai komponen. Secara umum ada dua sumber irreversiblitas,yaitu gesekan dan
kehilangan panas yang tidak diinginkan ke lingkungan. Gesekan fluida menyebabkan
penurunan tekanan didalam boiler, kondensor dan pipa penghubung. Untuk mengimbangi
penurunan tekanan ini, air harus dipompa ke tekanan yang lebih tinggi. Kehilangan panas dari
uap ke lingkungan terjadi ketika uap mengalir melalui pipa penghubung dan berbagai
komponen. Untuk menjaga kerja output yang sama, membutuhkan banyak panasyang
ditransfer ke uap didalam boiler. Adapun penyimpangan siklus daya uap actual dari siklus
rankine ideal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 21. Deviasi Siklus Uap Aktual dari Siklus Rankine Ideal
Penyimpangan pompa dan turbin secara actual dari kondisi isentropic dapat
dipertanggungjawabkan dengan memanfaatkan efisiensi adiabatik sebagai berikut :
Dimana subskripa berarti nilai aktual dan subskrip s berarti nilai isentropis
- Radiasi
- Konveksi
- Konduksi
1.1. Radiasi
Radiasi adalah proses perpindahan panas diantara zat-zat yang tidak bersinggungan secara
langsung dan tanpa bantuan konveksi atau konduksi. Pada perpindahan panas secara radiasi,
energi panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik dalam lintasan garis lurus
pada kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya.
Gelombang panas tersebut berjalan melintasi ruangan, dan bila menerpa beberapa objek,
panasnya dapat diserap oleh objek tersebut atau dapat pula dipantulkan kembali. Panas yang
dikandung oleh uap yang mengalir dalam pipa uap utama sebagian akan hilang kedaerah
sekelilingnya. Ini merupakan contoh perpindahan panas secara radiasi.
Dalam ruang bakar ketel, pancaran gelombang panas diteruskan dari hasil pembakaran bahan
bakar menjadi gas panas ke permukaan pipa ketel. Pancaran panas tersebut sampai ke metal
dan oleh proses konduksi diteruskan ke air yang berada dalam pipa. Dengan aliran konveksi
dalam air itu sendiri maka lengkaplah perpindahan panas dari pembakaran bahan bakar, ke air
dan uap.
1.2. Konveksi
Apabila perpindahan panas yang terjadi pada benda gas atau cairan yang sedang
bergerak/mengalir. Oleh karena itu hanya terjadi pada cairan atau gas. Beberapa keuntungan
dari perpindahan panas cara ini adalah fluida cenderung memuai sehingga cairan atau gas
akan menjadi lebih ringan dan bergerak keatas. Aliran/pergerakan keatas dari cairan atau gas
yang panas sebanding dengan aliran/pergerakan turun dari cairan atau gas yang dingin.
Ini menimbulkan sirkulasi alami dimana bagian yang panas akan naik dan bagian yang dingin
akan turun.Hal ini merupakan ciri yang terjadi dalam kasus konveksi dalam cairan.
Suatu contoh yaitu aliran dalam pipa-pipa pada ruang bakar ketel akan naik karena pengaruh
panas, seterusnya ruang/tempat tersebut akan diisi oleh air dingin yang berasal dari
downcomer (pipa aliran air yang berasal dari drum ketel). Lihat Gambar 13 berikut ini:
Gambar 22. Konveksi panas pada sirkulasi air dalam ketel
1.3. Konduksi
Adalah perpindahan panas yang terjadi pada sepanjang bahan atau dari bahan yang satu ke
bahan yang lain jika keduanya saling berhubungan atau bersingggungan. Konduksi sepanjang
benda padat terjadi karena molekul-molekul yang berdekatan saling bertabrakan atau
berbenturan karena getaran.
KEUNTUNGAN DAN
NO TIPE ISOLASI PENGGUNAAN
KERUGIAN
1 Polystyrene Cocok untuk suhu rendah Keuntungan: kaku dan ringan
Isolator organik yang (-167oC sampai 82 oC). Kerugian: mudah terbakar,
dibuat dengan polimerisasi Terutama digunakan dalam memiliki titik leleh rendah, mudah
styrene ruangan dingin, pipa terurai oleh sinar ultra violet, dan
pendinginan dan beton mudah diserang oleh bahan
penahan struktur bangunan pelarut / solven
Polyurethane Cocok untuk suhu rendah Keuntungan: struktur sel tertutup,
Dibuat dengan cara (-178oC to 4oC). Digunakan densitas rendah dan kekuatan
mereaksikan isocyanides terutama di ruang dingin, mekanisnya tinggi
dan alkohol. Dibuat dalam transportasi yang diberi Kerugian: mudah terbakar,
lempeng sinambung atau pendingin, lemari pembeku, menghasilkan uap beracun dan
dibusakan di tempat lantai dan pipa pendinginan cenderung membara
dan isolasi fondasi
Rockwool (serat mineral) Cocok untuk suhu sampai Keuntungan: memiliki kisaran
Dibuat dengan melelehkan 820oC. Digunakan terutama densitas yang besar dan tersedia
basalt dan arang dalam untuk mengisolasi oven dalam banyak bentuk. Bersifat
sebuah kubah pada suhu industri, penukar panas, inert secara kimia, tidak korosif
sekitar 1500oC. pengering, boiler dan pipa – dan mencapai kekuatan mekanis
Digunakan bahan pengikat pipa suhu tinggi selama penanganan
berbasis phenol. Tersedia
dalam bentuk keset,
selimut, dan bentuk yang
terlepas atau dibentu
sebagai isolasi pipa
Fibreglass Cocok untuk suhu sampai Keuntungan: tidak akan hancur
Dibentuk dari pengikatan 540oC. Digunakan terutama oleh penuaan.
serat fiberglass panjang untuk mengisolasi oven Kerugian: Produk fibreglass sedikit
dengan resin thermo industri, penukar panas, basa–pH9 (Nilai netral pH7). Harus
setting membentuk pengering, boiler dan pipa dilindungi dari pengaruh
selimut dan bats, papan pencemaran luar untuk enghindari
semi kaku, papan kaku percepaan korosi terhadap baja
dengan densitas tinggi dan
dibentuk seperti bagian
pipa
Kalsium silikat Cocok untuk suhu sampai Keuntungan: Struktur sel udaranya
Dibuat dari bahan kasium 1050oC. Digunakan terutama kecil, konduktivitas panasnya
silikat anhidrat yang untuk mengisolasi dinding rendah, dan akan menahan bentuk
diperkuat dengan tungku, kotak pemadam, dan ukurannya pada kisaran suhu
pengikat non-asbes. refraktori, lining gas buang yang dapat digunakan. Ringan
Tersedia dalam bentuk dan boiler namun memiliki kekuatan struktur
lempeng berbagai yang bagus sehingga dapat
ukuran bertahan terhadap abrasi mekanik.
Tidak akan terbakar atau busuk,
tahan terhadap uap air dan tidak
korosif
Serat keramik Cocok untuk suhu sampai Keuntungan: cocok untuk berbagai
Dibuat dari alumina 1430oC. Digunakan terutama penggunaan disebabkan beragam
dengan kemurnian tinggi untuk mengisolasi tungku dan bentuknya
dan butiran silika, back-up kiln refraktori, kotak
dilelehkan dalam suatu pemadam, mangkok kaca
tungku listrik dan pengumpan, perbaikan
dihembus dengan gas tungku, isolasi kumparan
berkecepatan tinggi penginduksi, paking dan
menjadi benang halus bahan pembungkus
yang ringan. Dibuat suhu tinggi
dengan berbagai
macam bentuk, termasuk
kain, felt, pita, semen
pelapis dan variform
castable (batu bata
tahan api)
Dimana :
S = Kehilangan panas pada permukaan dalam kKal / jam m2
A = Luas permukaan dalam m2
Ts = Temperatur permukaan panas dalam oC
Ta = Temperatur ambien dalam oC
Catatan: Persamaan ini dapat digunakan untuk suhu permukaan sampai 200 0C. Faktor –
faktor kecepatan angin, dan konduktivitas bahan isolasi tidak dipertimbangkan. Biaya energi
tambahan sehubungan dengan kehilangan panas dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Dimana :
GCV = Nilai Kalor Kotor bahan bakar kKal / kg
Contoh :
Saluran pipa steam sepanjang 100 m dengan diameter 100 mm tidak diisolasi dan memasok
steam ke peralatan pada tekanan 10 kg/cm2. Hitung penghematan bahan bakar jika saluran
pipa akan diisolasi dengan glass wool 65 mm dengan selubung pelindung alumunium.
Asumsi:
TABEL UAP 1
TABEL UAP 2
TABEL UAP 3
TABEL UAP 4
TABEL UAP 5
TABEL UAP 6
TABEL UAP 7
TABEL UAP 8