Anda di halaman 1dari 5

Judul Numerical Modeling of Thermofluid Transients During Chilldown of

Cryogenic Transfer Lines


Jurnal/Paper http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.628.5555&rep=rep1&t
ype=pdf
Tahun 2003
Penulis Alok Majumdar, Todd Steadman.
Reviewer Riski Fitra Finazis (02311540000085)
Tanggal 07 November 2017

1. Latar belakang
Kriogenik, seperti yang ditemukan pada aplikasi berbasis tanah dan ruang. Chilldown Proses
adalah kombinasi kompleks dari fenomena transien termal dan fluida. Cairan kriogenik mengalir
melalui jalur transfer yang pada awalnya pada suhu yang jauh lebih tinggi daripada kriogen. Proses
perpindahan panas transien antara jalur cairan dan transfer menyebabkan penguapan cairan, dan
perubahan fasa ini bisa menyebabkan tekanan transien dan lonjakan aliran dalam cairan. Karena jalur
transfer didinginkan, efek ini akan berkurang sampai cairan mencapai kondisi aliran tetap dalam
keadaan dingin transfer line. Jika fenomena transien ini tidak diperhitungkan dengan benar dalam
proses perancangan sistem kriogenik, hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan komponen
sistem selama pengoperasian. Untuk kasus seperti itu, pemodelan analitis sangat diharapkan untuk
memastikan bahwa desain garis transfer sistem kriogenik cukup memadai menangani efek dari proses
pendinginan.

2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menunjukkan hasil model numerik yang dikembangkan
dengan menggunakan kemampuan transien fluida program simulasi sistem fluida generalisasi yang
baru dengan yang sebelumnya mengembangkan kemampuan transien termal untuk memprediksi
lonjakan tekanan dan aliran pada jalur transfer kriogenik selama proses pendinginan.

3. Perumusan dan Prosedur penyelesaian

Gambar skema setup ekperimental pendinginan pipa hidrogen


Gambar di atas menunjukkan pipa panjang yang terhubung ke tangki dengan katup
ditempatkan pada awal pipa. Arus dalam pipa dapat dianggap sebagai rangkaian nodus cairan diskrit
yang dihubungkan oleh cabang. Model numerik terdiri dari node batas, simpul internal, dan cabang
seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini
Gambar model jariangan aliran dari sistem fluida yang terdiri dari tanki, saluran pipa, dan katup yang
dibangun dengan boundary node, internal node, solid node, dan cabang.

Simpul batas mewakili tangki, dan simpul batas lainnya mewakili ambien tempat cairan
tersebut dilepaskan. Pada batas node, tekanan dan suhu ditentukan. Pada simpul internal, semua sifat
skalar, seperti tekanan, suhu, kerapatan, faktor kompresibilitas, dan viskositas, dihitung. Tingkat
aliran massa dihitung di cabang-cabangnya. Persamaan konservasi massa dan energi dipecahkan di
simpul internal bersamaan dengan persamaan termodinamik negara sementara persamaan konservasi
momentum dipecahkan di cabang-cabangnya.
Massa Conservation

Momentum Conservation
Friction Energy Conservation

Equation of state Phase Change

Solid to Fluid Heat Transfer


Prosedur Penyelesaian
Tekanan, entalpi, dan massa penduduk di simpul internal dan laju alir di cabang dihitung dengan
memecahkan Persamaan. (1), (6), (7), dan (2), masing-masing. Kombinasi metode Newton-Raphson
dan metode substitusi berturut-turut telah digunakan untuk menyelesaikan himpunan persamaan.
Konservasi massal (Persamaan (1)), momentum konservasi (Persamaan (2)), dan massa penduduk
(Persamaan (7)) persamaan dipecahkan menggunakan Newton-Raphson metode. Energi (Persamaan
(6)) dan specie (tidak dibahas disini) persamaan konservasi dipecahkan secara berurutan metode
substitusi Suhu, densitas, dan Viskositas dihitung dari tekanan dan entalpi dengan menggunakan
sebuah program properti termodinamika. [13,14] Gambar 3 menunjukkan penyesuaian simultan
dengan substitusi berturut-turut (SASS). Siklus iteratif dihentikan saat koreksi maksimum yang
dinormalisasi delta Max kurang dari kriteria konvergensi delta Max ditentukan dari

dimana flux adalah variabel dependen; misalnya, tekanan, laju alir, dll. Kriteria konvergensi diatur ke
0,005 atau kurang untuk model yang disajikan dalam makalah ini.

4. Hasil dan Pembahasan


Perkembangan model chilldown chanel transfer kriogenik dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama melibatkan pembuatan dan pemanfaatan model untuk disimulasikan Pembukaan katup cairan
transien dan kriogenik yang mengisi jalur pengalihan sambil mengabaikan perpindahan panas. Tahap
kedua melibatkan termasuk efek perpindahan panas pada model dan membandingkan perkiraan waktu
chilldown yang diprediksi dengan waktu percobaan chilldown yang dilaporkan oleh Brennan et al.,
[11] di mana waktu pendinginan adalah didefinisikan sebagai waktu yang berhubungan dengan suhu
rendah.
Gambar 9 menunjukkan laju aliran massa yang diprediksi pada saluran masuk transfer, titik tengah,
dan keluar. Saat cairan memasuki jalur transfer dan menyebar ke arah pintu keluar, laju alir massa
meningkat, dan setelah cairan mengisi seluruh garis transfer, laju aliran massa bertemu pada nilai
steady state. Meskipun laju alir massa meningkat dengan faktor 10 selama proses berlangsung,
lonjakan yang terlihat pada laju alir massa keluar, sekitar 83 s, diyakini numerik dan bukan karena
proses fisik.

5. Kesimpulan
Kesimpulannya, model numerik termasuk efek transfer transien dan perpindahan panas telah
dikembangkan untuk memprediksi pendingnan dari jalur transfer kriogenik yang panjang.
Model numerik yang dikembangkan dibandingkan dengan data eksperimen, dan ditemukan bahwa
peningkatan resolusi grid model sangat berperan dalam meningkatkan keakuratan perbandingan. Hasil
numerik juga menunjukkan bahwa pendinginan dari pipa panjang adalah proses dimana aliran fluida
dan panas Transfer sangat kuat ditambah. Hal ini terbukti dengan mengamati bahwa laju alir massa
meningkat dengan faktor 10 selama proses pendinginan. Verifikasi yang tepat dari model numerik,
seperti yang disajikan dalam makalah ini, akan memerlukan lebih banyak data eksperimen tentang
sejarah arus transien. Hal ini juga dirasakan bahwa masuknya konduksi longitudinal Antara simpul
padat dalam model numerik akan semakin meningkatkan keakuratan prediksi model.

Anda mungkin juga menyukai