RESUME Judul : Numerical and experimental investigation of two phase flow during boiling in a coiled tube Volume : Volume 51, Issues 5–6, March 2008, Pages 1003-1016 Tahun : 2008 Penulis : Z.Yang, X.F.Peng, P.Ye 1. Pendahuluan Tabung evaporator banyak digunakan dalam system energi, seperti percobaan HVACR dan industri petrokimia. Saluran evaporator memainkan peran yang sangat penting karena memiliki aliran dua fase yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, desain evaporator dirancang dengan memerhatikan keamanan rancangan peralatan tersebut. Aliran dua fase biasa menggunakan jenis gas-cair dalam pipa horizontal. Aliran dua fasa sangat dipengaruhi adanya shear stress dan momentum. Pola aliran yang biasa terjadi pada kasus ini, seperti plug flow, slug flow, wavy flow stratified flow, dan lainnya. Dalam penelitian ini mengamati secara ekperimen dan numerik perilaku aliran dua fase selama aliran didih pada tabung melingkar horizontal denga menggunakan refrigerant R-141B sebagai fluida kerjanya. Tujuan khusus adanya penelitian ini untuk mengeksplorasi secara detail pada aliran lokal dan fenomena tranasportasi. Metode eksperimen digunakan untuk memvalidasi simulasi. 2. Simulasi a. Basic consideration Simulasi menggunakan Volume Of Fluid (VOF) dengan software fluent 6.0 (USA), dengan fungsi yang ditentukan pengguna (UDF) sebagai model penguapan. Dalam fluent menggunakan Continum Surface Force (CFS) untuk mengamati tegangan permukaan. Geometri kontruksi menggunakan piecewise-linear approach untuk mesh yang umum dan tidak teratur. Menggunakan model k −ε untuk model aliran. Algoritma yang digunakan adalah Pressure Implicit with Splittig Operators (PISO) untuk meningkatkan efisiensi perhitungan. Upwind scheme of second order untuk mendeskritisasi persamaan momentum dan energi. b. Transport description Mass transfer menggunakan model Lee, dimana perubahan fasa bergantung pada saturated temperature. Koefisien r l dan r v ditentunkan dengan nilai 100 s-1 untuk mempertahankan suhu interface Tsat ± 1K. c. Heat transfer Perpindahan panas hanya ditentukan dari laju massa penguapan atau kondensasi. d. Konfigurasi geometri Desain tabung sesuai dengan eksperimen dengan 6 tabung lurus dan 5 tabung tikungan, diameter tabung 6 mm, panjang pertama adalah 28 mm dan panjang kedua adalah 70 mm. Nomor grid di area penampang adalah 135 dengan jumlah grid 118.800 grid hexahedral. 3. Eksperimen Bagian uji secara eksperimen dipasang secara horizontal menggunakan fluida R141B dengan system tertutup. Pola aliran akan direkang oleh system video CCD berkecepatan tinggi dan ditransfer ke computer untuk analisa. Tabung terbuat dari quartz glass yang tahan sushu tinggi, ekspansi termal rendah dan sangat transparan. Diameter dalam tabung 6 mm dan teanl dinding tabung 1 mm. Permukaan tabung dilapisi dengan film oksida, logam penghantar listrik melalui arus bolak – balik yang digunakan untuk memanaskan tabung. Tegangan AC pemanas dan hambatan listrik diukur dengan akurasi masing – masing ± 2%, ± 2,7%, dan ± 0,7%. Resolusi spasial gambar CCD adalah 512 piksel untuk 148 mm. 4. Perilaku aliran a. Pola aliran Pengembangan mode aliran dalam tabung pemanas lurus terdiri dari enam rezim yang berbeda, yaitu aliran bubbly, churn, slug, stratified, annular dan mist. Dalam penelitian ini, terdapat enam variasi, yaitu dua laju aliran dan tiga fluks panas sesuai kepentingan industry (diperlukan oleh Advanced Heat Transfer LLC, USA) baik simulasi aupun eksperimen. Nilai fluks panas antara lain 68888; 17,848; 24.874; sedangkan nilai laju aliran yaitu 10 liter/h dan 15 liter/h. Keterangan kasus eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut : q’’ (W/m2) Q(l/h) Subcooled/K Kasus 1 6888 10 8.5 Kasus 2 17.848 10 8.5 Kasus 3 24.874 10 8.5 Kasus 4 6888 15 10.5 Kasus 5 17.848 15 8.5 Kasus 6 24.874 15 8.5 Secara keseluruhan kasus bahwa secara eksperimen sesuai dengan pengamatan secara simulasi. Hasil pengamatan yang telah didapatkan dari kamera CCD bahwa aliran bergelembung (Bubbly) terjadi pada setiap kasus, yang paling terlihat pada kasus 1 dan 4 karena fluks panas yang rendah dengan peningkatan laju aliran yang tinggi juga meyebabkan aliran gelembung yang panjang, begitu juga sebaliknya. Pada simulasi menunjukkan daerah churn terpanjang terjadi pada kasus 4 sedangkan kasus 1 menunjukkan daerah aliran slug. Aliran bertingkat (stratified flow) juga diamati dalam semua kasus kecuali kasus 4, fase car mengalir disepanjang bagian bawah saluran dan aliran uap disepanjang bagian atas karena gravitasi. Setelah itu, aliran yang terjadi menjadi tipe bergelombang (wavy), namun dalam simulasi aliran gelombang tidak berkembang dengan baik dibanding dengan eksperimen karena pengaruh kekasaran grid. b. Aliran dalam tabung lurus Pada bagian tabung lurus, active site dipasang di dinding tabung bagian bawah karena sangat penting untuk pola aliran di wilayah subcooled. Laju aliran tidak terpengaruh pada situs aktif. Setelah uap kecil terbentuk di situs aktif, ia mengalir ke atas dan kebawa karena efek daya apung dan membentuk gelembung kecil. Gelembung tersebut mengambang diatas, terus membesar dan akan menjadi aliran slug. Aliran tersebut mudah menyatu dan mode aliran berubah menjadi stratified. Pemuaian volume yang disebabkan di seluruh tabung, secara signifikan mempercepat aliran uap didaerah outlet. Vektor kecepatan regional juga menunjukkan dua mode aliran multifase yang berbeda yaitu 1) gelembung kecil dibawa dalam aliran cairan, 2) uap dan cairan pada daerah separated zones.Kecepatan yang tinggi menghasilkan efek geser dan gelombang secara drastic pada bagian antarmuka cair – uap. Munculnya gelembung kecil menyeret cairan ke atas dan menyebabkan gangguan aliran. c. Aliran dalam belokan tabung Boiling flow pada belokan tabung berbeda dengan tabung lurus karena pengaruh gaya sentrifugal yang dibarengi dengan gaya apung. Vektor kecepatan aliran sekunder dan tekanan berbeda secara signifikan satu sama lain pada penampang yang berbeda. Prubahan fasa dan distribusi fasa memainkan peran khusus penting dalam aliran dua fasa mendidih terhadap pengaruh karakteristik aliran. Untuk gelembung kecil, tekanan interior ternyata lebih tinggi daripada diwilayah cair yang berdekatan. Gaya sentrifugal menyebabkan cairan cenderung mengalir menjauh dari pusat belokan tabung, sehingga antarmuka menurun menuju pusat belokan. Ketika heater meningkat, ekspansi volume secara drastic akan menambah besaran kecepatan. Akibatnya, penurunan antarmuka cair-uap semakin ditekankan karena peningkatan gaya sentrifugal. 5. Karakteristik parameter a. Penurunan tekanan dan fraksi volume uap di outlet Selama aliran boiling, terdapat pengaruh penurunan tekanan diantara inlet dan outlet juga rata – rata area volume fraction pada daerah outlet. Untuk aliran wavy, bubbly flow and vapor flow menunjukkan fraksi volume mempengaruhi penurunan tekana secara signifikan. Interval waktu antara dua lembah adalah sekitar 0.3-0.4 detik untuk aliran gelombang, 0.05-0.1 detik untuk aliran bergelembung dan 0.01-0.02 detik untuk aliran uap. Ada dua factor yang mempengaruhi interval waktu yaitu, morfologi antarmuka cair- uap dan debit. Untuk debit 10 l/h dan 15 l/h, energi yang diperlukan untuk memanaskan cairan sampai temperature saturasi outlet sebelum keluar dari tabung adalah 33.5 W dan 50.3 W, sesuai dengan fluks panas masing – masing 3873 W/m2 dan 5810 W/m2. Ketika fluks panas meningkat, jumlah panas yang dikonsumsi dalam meningkatkan subcooling menjadi kurang penting dalam menentukan penurunan tekanan, dan laju aliran menjadi semakin memainkan peran penting, seperti pada aliran fase cair tunggal, pada penurunan tekanan. Akibatnya, penurunan tekanan pada debit 15 l/h melebihi debit 10 l/h ketika fluks panas melampaui 15.000 W/m2. b. Profil temperature Profil temperature secara signifikan dipengaruhi oleh semua kasus, mode aliran dan distribusi fasa. Karena konduktivitas dan kapasitas termal yang lebih kecil dalam fase uap dariapad fase cair, suhu dan gradiennya harus jauh lebih tinggi dalam uap daripada dalam cairan. Karena pendinginan evaporasi yang efisien, suhu pada antarmuka cair-uap terjaga dengan baik pada suhu saturasi 307,65 K dan suhu tertinggi berada di daerah tengah gelembung, profil suhu di daerah cair cukup seragam. 6. Kesimpulan Simulasi dan eksperimen numerik dilakukan untuk menyelidiki aliran bioiling pada refrigerant R!$!B dalam tabung yang berbelok horizontal. Perbandingan menunjukkan bahwa distribusi fasa dalam berbagi kasus diprediksi oleh simulasi sangat konsisten dengan yang diamati dalam eksperimen. Kecepatan aliran mempengaruhi distribusi fasa. Vaiasi penurunan tekanan dan fraksi volume uap di outlet dipengaruhi Gerakan antarmuka fasa di outlet tabung. Peningkatan fluk panas pada dinding memperbesar penurunan tekanan dan fraksi volume uap di outlet tabung. Pada dinding tabung, daerah suhu tinggi berhubungan dengan daerah uap dengan sangat baik dan profil suhu sangat mirip dengan profil fasa, terutama pada gelembung yang lebih besar dan daerah uap bertingkat.