Anda di halaman 1dari 19

Simulasi Proses Stabilisasi Crude Oil

Shell andMenggunakan
dengan Tube Aspen HYSYS
Exchanger
Disusun oleh:
Alna Livia Fanneza 03031381621063
1. Fluid Allocation
2. Fluid Velocities
General Design
3. Stream Temperatures
Consideration
4. Pressure Drop
5. Fluid Physical Properties
Fluid Allocation
Ketika tidak ada perubahan fase yang terjadi, ada beberapa faktor yang
memengaruhi penempatan aliran fluida pada tube atau shell.

1. Korosi: Fluida yang sifatnya lebih korosif 4. Operating Pressure: Fluida bertekanan lebih
ditempatkan pada tube untuk mengurangi cost tinggi ditempatkan pada tube karena high-
maintenance. pressure tube harganya lebih murah.

2. Fouling: Fluida yang sifatnya dapat 5. Pressure drop: Fluida dengan koefisien heat
menyebabkan fouling ditempatkan pada tube transfer yang lebih tinggi dan fluida yang
karena tube mempercepat kecepatan fluida memiliki membutuhkan pressure drop
dan lebih mudah dibersihkan rendah ditempatkan pada tube.

3. Temperatur Fluida: Pada temperature 6. Viskositas dan kecepatan aliran: Fluida


normal, fluida yang lebih panas ditempatkan dengan viskositas tinggi dan fluida dengan
pada shell karena lebih safety dan kecepatan aliran rendah ditempatkan pada
mengurangi resiko lagging pada heat loss shell untuk menciptakan turbulensi dan lebih
ekonomis.
Kecepatan Fluida
Kecepatan yang lebih tinggi memiliki koefisien heat
transfer yang tinggi namun pressure drop yang tinggi
pula sehingga dibutuhkan kecepatan aliran design:
Liquid
• Tube: 1-2 m/s (process fluids), max 4
m/s; 1,5-2,5 m/s (water)
• Shell: 0,3-1 m/s

Vapor (bergantung pada tekanan dan


densitas)
• Vacuum: 50-70 m/s
• Atmospheric pressure: 10-30 m/s
• High pressure: 5-10 m/s
Temperatur Aliran
Semakin kecil perbedaan temperature aliran tube da shell, semakin besar luas heat transfer yang
dibutuhkan. Perbedaan temperature harus lebih tinggi dari 20 C, untuk cooler; 5-7 C dan 3-5 C jika
menggunakan refrigerant.

Pressure Drop
Sifat Fisika Fluida
Sifat fisika yang memengaruhi desain HE adalah:
• Densitas
• Viskositas
• Konduktivitas termal
• Entalpi panas laten dan sensibel

Untuk mengevaluasi koefisien HE dapat


menggunakan persamaan Frank (1978)
Koefisien Perpindahan
1. Heat Transfer
Panas dan Pressure Drop
2. Pressure
Tu b e -Drop
side
Aliran Turbulen
General Equation: Nilai Reynold number biasanya 0,8; Prandtl number
bernilai 0,3-0,4 sehingga persamaan menjadi:

Untuk Reynold Number lebih dari 10.000


Hydraulic Diameter
Diameter hydraulic (de) digunakan untuk menghitung koefisien heat transfer.
Nilai de tersebut akan memberikan perubahan kecil untuk menghitung overall
koefisien dimana film coefficient bernilai de-0,2.

Laminar Flow
Re number kurang dari 2000 menyatakan bahwa aliran bersifat laminar sehingga
nusselt number dapat dihitung dengan persamaan:

Jika nilai Nu kurang dari 3,5, dapat


diasumsikan bernilai 3,5.
Transition Region
Flow region pada HE yang tidak stabil harus dihindari sehingga overall
coefficient dapat dihitung dengan rumus Nusselt number.

Heat Transfer Factor


General Equation:

(Kern, 1950)
Viscosity Correction
Factor
Faktor ini hanya berlaku pada fluida dengan viskositas tinggi. Persamaan
koefisien dan temperature dinding adalah

Coefficient for Water


General Equation:
Pressure Drop Tube
Pressure drop pada tube dapat disebabkan oleh adalanya
friksi pada tube, loss karena adanya sudden contraction,
expansion dan aliran berbalik pada tube.

Tidak ada nilai tetap untuk menghitung losses pada tube. Kern (1950) menyatakan bahwa
losses sebesar 4 velocity per pass namun Frank (1978) menyatakan sebesar 2,5 sedangkan
Butterworth (1978) menyatakan 1,8 dan Lord (1970) menyatakn nilai pass akan sama
dengan panjang tube di mana ada 300 tube untuk tube lurus dan 200 tube untuk U-tube.
Evan (1980) menyatakan ada 67 tube per pass.
1. Flow Pattern
Arah aliran ini akan memengaruhi koefisien heat transfer dan pressure drop. Pada Shell, dipasang baffle untuk
mengontrol arah aliran.

S h e l l - S i d e H e a t Tr a n s f e r
d a n P re s s u re D ro p
2. Metode Design
Banyak factor yang memengaruhi design pada shell side salah satunya pressure drop dan flow pattern. Design yang
paling optimum didapat dari analisa kontribusi heat transfer dan pressure drop. EDSU (Engineering Sciences Data
Unit) mematenkan metode perhitungan pressure drop menggunakan metode Tinker (1951) yang diberi nama EDSU
83038 menggunakan computer.

3. Metode Kern
Metode ini menggunakan persamaan yang mirip dengan perhitungan tube untuk menentukan heat transfer shell-side
dan pressure drop menggunakan kecepatan aliran dan shell diameter. Shell diameter dihitung menggunakan luas aliran
seperti gambar di bawah ini
Prosedur perhitungan:
1. Menghitung daerah cross flow dengan persamaan: 4. Menghitung Reynold Number

5. Menghitung Nusselt number

2. Menghitung kecepatan massa dan kecepatan linear

6. Menghitung pressure drop

3. Menghitung hydraulic diameter


Square pitch arrangement

Equilateral triangular pitch arrangement


Shell nozzle pressure drop
Nilai pressure drop nozzle dapat diasumsikan senilai dengan 1,5 velocity head
untuk inlet dan 0,5 untuk outlet, didasarkan oleh luas nozzle dan area kosong
pada tube.

Shell and bundle geometry


Overall
Procedure
Shell and
Tu b e D e s i g n
Effect Fouling on Pressure
Drop
Metode Bell memperkirakan pressure drop pada shell-side di
kondisi yang jelas. Clearances cenderung dapat diplug up,
dan dapat meningkatkan pressure drop. Devore (1961)
mengestimasi efek fouling pada pressure drop dengan
mengurangi nilai clearance. Hasilnya berupa rasio antara
fouling factor dan jarak shell/baffle

Pressure Drop Limitation


Pressure drop limitation digunakan agar nilai pressure drop tidak akan mendominasi perhitungan design HE. Pressure drop
limitation dihitung dengan program computer ESDU 83038.
THANKS
FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai