KOTA MEDAN
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
INDRIANI
NPM: 1915400016
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telsh melimpahkan rahmat
ini merupakan salah untuk menyelesaikan studi Diploma Tiga (D-III) Program
Dalam menyusun Proposal ini Penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dan
1. Yang tercinta Kedua Orang Tua Ibu Mariana dan Ayah Abdullah Sayuti
3. Ibu Onny Madaline, S.H M.KN., seklaku Dekan Fakultas Sosial Sains
4. Bapak Junawan S.E., M.Si., selaku ketua Program studi D-III Perpakan
ii
6. Seluruh Ibu/Bapak Dosen Fakultas Sosial Sains Universitas
Medan.
Penulis.
9. Kepada pacar saya Dedy Purwanto, terima kasih atas dukungan serta
motivasi dan menjadi penghibur untuk selalu setia bersama Penulis baik
Akhir kata, peneliti ucapkan Terima kasih banyak atas Tersusunnya Tugas
Akhir ini. Tugas Akhir ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu
sehingga akhirnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Medan Juni
2022
Peneliti
INDRIANI
iii
NPM: 1915400016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................2
A. Landasan Teori..............................................................................................3
1. Pajak..........................................................................................................3
a. Pengertian Pajak................................................................................3
2. Definisi Pajak............................................................................................4
b. Jenis Pajak..........................................................................................5
1) Menurut Golongannya:...................................................................5
2) Menurut Sifatnya:...........................................................................6
iv
c. Fungsi Pajak.......................................................................................6
1. Stelsel Pajak...................................................................................7
1) Dasar Hukum..................................................................................9
.......................................................................................15
5. Pendapatan Daerah........................................................19
v
A. Pendekatan Penelitian.................................................................................22
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sendiri untuk mengelola sumber daya dan potensi yang dimikinya sesuai
yang dipimpin oleh kepala dinas yang dalah melaksanakan tugas pokok dan
pendapatan daerah.
1
2
tersebut.
Efektivitas yang dikatakan baik menurut Harahap (2001, hal 223) “ Dalam
mekanisme penerapan anggaran maka salah satu teknis yang selalu diterapkan
antara anggaran
dengan realisasi. Bila anggaran dianggap sebagai standar yang sudah benar
dan akurat, maka secara prinsip kita harus mengusahakan agar realisasi dan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas
adalah permukaan Bumi dan tubuh Bumi yang ada dibawahnya sedangkan
Bangunan adalah konstruksi yang ditanam atau di lekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan. Pajak Bumi dan Bangunan salah satu sumber
dengan baik.
3
lain diliputi dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan
termasuk salah satu faktor pemasukan bagi negara yang cukup potensi dan
Bangunan tersebut tidak lain karna objeknya meliputi seluruhnya bumi dan
bangunan yang ada pada wilayah Republik Indonesia. Keberadaan Pajak Bumi
dan Bangunan sebagainsalah satu jenis pajak dimengerti mengingat bumi dan
baik bagi orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atasnya atau
bersumber dari sektor pajak. Masih belum optimalnya daerah tersebut dinas
Bangunan (PBB).
Kota madya medan adalah salah satu kota di provinsi Sumatra Utara
B. Identifikasi Masalah
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pajak
a. Pengertian Pajak
dananya berasal dari dalam negeri yaitu sector pajak. Beberapa ahli
iuran masyarakat kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
1
7
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, (1994) pajak adalah iuran
dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
Menurut Waluyo dan Ilyas (2003:4), pajak adalah iuran kepada kas negara
merupakan iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa
yang berdasarkan norma- norma hokum, guna untuk menutup biaya produksi
Dalam defenisi diatas tidak tampak istilah “dipaksakan” karena bertitik tolak
diperlukan pajak
1
5
unsur-unsur:
1) Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada kas Negara yang berupa
bagi masyarakatnya.
2. Definisi Pajak
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara dan
contohnya jika masyarakat atau Wajib Pajak membayar pajak jalan raya maka
masyarakat itu sendiri akan menikmati manfaatnya dari perbaikan jalan raya di
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian pajak adalah sebagai berikut:
a. Andriani dalam Waluyo (2013), pajak adalah iuran kepada negara (yang
menyelenggarakan Pemerintah.
c. Soemitro dalam Resmi (2014), pajak adalah iuran rakyat kepada kas
ditetapkan Pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal
balik dari negara secara langsung. Hal ini bertujuan untuk memelihara
kesejahteraan umum.
oleh kekuasaan public dari penduduk atau dari barang, untuk menutup
belanja Pemerintah.
11
g. Dari beberapa pengertian pajak yang telah diuraikan, maka dapat penulis
simpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib rakyat kepada negara yang
b. Jenis Pajak
satu dengan pajak yang lain. Jenis pajak dapat digolongkan menjadi 3 macam,
yaitu (Mardiasmo):
1) Menurut Golongannya:
a) Pajak Langsung
Adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
2) Menurut Sifatnya:
a) Pajak Subjektif
b) Pajak Objektif
a) Pajak Pusat
b) Pajak Daerah
atas:
c. Fungsi Pajak
Menurut Waluyo (2008: 17) pajak dalam cara pemungutan pajaknya dapat
1. Stelsel Pajak
pajak telah ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
c) Stelsel Campuran
kembali.
berikut:
d) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus
Ada beberapa macam pengertian atau definisi mengenai pajak bumi bangunan
yang diungkapkan oleh beberapa ahli, tetapi pada intinya berbagai definisi
tersebut mempunyai inti dan maksud yang sama. Di antara para ahli
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan
Bangunan. Subjek pajak dalam pbb adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hal atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dana
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang bersifat ….. besarnya pajak
subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besar pajak (Erly Suandy),
pajak bumi bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan,
menyatakan bahwa “Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak yang bersifat
Objektif yang artinya bahwa besarnya pajak yang terutang di tentukan oleh
keadaan objeknya yaitu bumi (tanah) dan/ atau bangunan. Kondisi dan keadaan
dari subjek pajaknya (siapa yang menjadi penanggung atau pembayar PBB) tidak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan jenis pajak yang sepenuhnya
pemungutan official assessmen system). Pajak ini bersifat kebendaan dalam arti
besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan/atau
bangunan. Di sini keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan
besarnya pajak. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan,
sebagai berikut:
17
a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Pengertian ini berarti bukan hanya tanah permukaan bumi saja tetapi
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), adalah harga rata-rata yang di peroleh
dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilaman tidak
oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut Undang-
1) Dasar Hukum
Hukum pajak yang juga sering disebut hokum fiskal yaitu kumpulan
pemungut pajak dengan rakyat sebagai pembayar pajak. Hukum pajak ada
dua yaitu (1) hukum pajak material dan (2) hukum pajak formil.
18
yang mengikat para pelaku hukum, baik disebutkan secara eksplisit maupun
Ayat (2) yang berbunyi: Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan
menjelaskan siapa (subjek), apa (objek), berapa besar, bagaimana, dan kapan
berkaitan dengan pajak Bumi dan Bangunan yang berlaku saat ini.
Bangunan.
Nilai Jual Kena Pajak untuk Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan.
dan Bangunan adalah sebagai berikut: (a) Dasar falsafah yang digunakan
Dalam rangka pendataan objek pajak, maka subyek yang memiliki atau
mempunyai hak atas objek, menguasai atau memperoleh manfaat dari objek
Objek Pajak (SPOP) dan mengirimkan ke Kantor Inspeksi tempat letak objek
kena pajak, Wajib Pajak telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT) yang biasanya paling lambat bulan Juni tahun takwim atau satu bulan
Pajak PBB dapat melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan melalui
1. Bank Pemerintah, Jika anda membayar pada Bank Pemerintah istilah Surat
Setoran Pajak (SSP) yang telah tersedia di Bank, sesuai dengan ketetapan
SPPT dan mintalah bukti pembayaran lembar asli sebagai tanda lunas
PBB.
3. Kantor Pos dan Giro, Jika anda membayar lewat Pos dan Giro, belilah
formulir Giro dan isi sesuai SPPT. Lembar 1 disimpan sebagai tanda bukti
4. Dengan cara transfer. Jika letak objek pajak tidak berada atau jauh dari
menerbitkan SPPT.
SPPT PBB. SPPT PBB diterbitkan dalam rangkap 1 yang ditandatangani oleh
melalui perangkat desa. SPPT PBB dapat disampaikan melalui dua tahap
yaitu:
1. Tahap Pertama
2. Tahap Kedua
b) SPPT PBB yang disampaikan pada tahap kedua adalah SPPT PBB
jangka waktu 30 hari dan setelah ditegur maka akan dikeluarkan SKP
PBBnya.
SKP, yaitu merupakan Surat Perintah kepada Wajib Pajak untuk segera
surat tersebut.
d. STP (Surat Tagihan Pajak). Surat tagihan yang memuat tentang denda
tempo.
bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar dua kali lipat dari pajak yang
tingginya Rp 2.000.000 bagi pejabat yang ada kaitannya dengan objek pajak
pajak terhutang bagi Wajib Pajak yang sengaja tidak mengembalikan SPOP
atau menyampaikan tetapi isinya tidak benar, memperlihatkan surat palsu dan
Sanksi pidana ini dilipatkan dua kali apabila belum setahun sudah melakukan
Yang dijadikan alasan untuk dipungut Pajak Bumi dan Bangunan adalah:
oleh rakyat.
tidak ada.
5. Undang – undang zaman kolonial tidak lagi sesuai dengan aspirasi dan
ekonomi Indonesia.
2. Memberi dasar hukum yang kuat pada pungutan pajak atas harta tak
gerak dan sekalian menyerasikan pajak atas harta tak gerak di semua
sifatnya sama.
a. Bumi
Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi
b. Bangunan
bangunan tersebut.
minyak
menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan/atau Bangunan
Permukaan bumi itu sebenarnya tidak lain daripada tanah. Jadi yang
menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan itu adalah tanah (perairan) dan
tubuh bumi.
timbal balik.
objek yang dikenakan pajak, hal ini berarti, mempunyai ha katas objek
UU PBB. Jika dari suatu objek pajak, baik yang berupa tanah atau
tidak diketahui, tetapi ada yang menguasai, dan pula ada orang lain
Wajib Pajak, bila hal ini tidak tepat maka dapat mengajukan keberatan
Apabila Wajib Pajak PBB tidak melunasi pembayaran PBB sesuai dengan
batas waktu yang telah ditetapkan maka Wajib Pajak dapat dikenai sanksi
turut atau total denda administrasi sebesar 48%. Media pemberitahuan pajak
29
yang terutang melewati batas waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan
Surat Tagihan Pajak (STP). Jik dalam waktu 30 hari setelah STP terbit belum
ada pembayaran dari WP, maka dapat diterbitkan Surat Paksa (SP) sesuai
berikut:
1) Tarif Pajak
Tarif pajak bumi dan bangunan mempunyai tarif tunggal (Single Tarif)
Besarnya Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan serendahnya 20% (dua puluh
Objek Pajak. Besarnya presentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan
No.25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak
sebagai berikut:
- Objek pajak lainnya yang NJOP-nya sama atau lebih besar dari
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Apabila terdapat transaksi
objek lain yang sejenis, nilai perolehan baru dan NJOP pengganti NJOP
ditetapkan setiap tiga tahun sekali oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk
Didalam Pajak Bumi dan Bangunan terdapat suatu batasan yang tidak
dikenakan pajak yang disebut Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP).
untuk:
2) Objek lainnya
a) Sebesar 40% dari Nilai Jual Objek Pajak apabila Nilai Jual Objek
b) Sebesar 20% dari Nilai Jual Objek Pajak apabila Nilai Jual Objek
Negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
mana objek pajak berada. Oleh karenanya, sebagian besar hasil penerimaan
32
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
kabupaten/kota.
sebagai berikut:
2. Pendapatan Daerah
34
B. Kerangka Berfikir
hal ini yang paling mencolok yaitu saat ini daerah dapat mengatur dan mengelola
keuangan daerahnya masing – masing. Hal ini sangat signifikan melihat keuangan
daerah.
Dari berbagai sumber PAD yang telah disebutkan dalam undang – undang
yang memiliki kontribusi besar terhadap PAD yaitu pajak daerah, sebagaimana
dijelaskan dalam undang – undang nomor 28 tahun 2009 pasal 2 ayat 2 bahwa
35
jenis – jenis pajak daerah atau pajak kabupaten/kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Ha katas Tanah
dan Bangunan.
negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
pajak berada. Oleh karenanya, sebagian besar hasil penerimaan PBB tersebut
diarahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai pendapatan daerah yang setia tahun
Menurut UU No. 28 Tahun 2009, Pajak Bumi dan Bangunan adalah iuran
memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan suatu potensi yang harus terus diraih dalam meningkatkan penerimaan
36
daerah dikarenakan objek pajak ini adalah bumi dan bangunan yang setiap
masyarakat memilikinya.
Tahun 2004 Pasal 1 poin 15 adalah Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah
yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
Bangunan
Pendapatan Daerah
Pemerintah
Kota Medan
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
yang dipilih penulis yaitu Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam
penerimaan yang berasal dari pajak bumi bangunan yang dipungut oleh
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk mengetahui
penerimaan PBB sudah optimal atau belum optimal dapat dilihat dari target
37
38
dan realisasi penerimaan pajak, dimana realisasi harus mencapai target yang
telah ditentukan