KOTA MEDAN
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
INDRIANI
NPM: 1915400016
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
ini merupakan salah untuk menyelesaikan studi Diploma Tiga (D-III) Program
Dalam menyusun Proposal ini Penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dan
1. Yang tercinta Kedua Orang Tua Ibu Mariana dan Ayah Abdullah Sayuti
3. Ibu Onny Madaline, S.H M.KN., seklaku Dekan Fakultas Sosial Sains
4. Bapak Junawan S.E., M.Si., selaku ketua Program studi D-III Perpakan
ii
6. Seluruh Ibu/Bapak Dosen Fakultas Sosial Sains Universitas
Medan.
Penulis.
9. Kepada pacar saya Dedy Purwanto, terima kasih atas dukungan serta
motivasi dan menjadi penghibur untuk selalu setia bersama Penulis baik
Akhir kata, peneliti ucapkan Terima kasih banyak atas Tersusunnya Tugas
Akhir ini. Tugas Akhir ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu
sehingga akhirnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Peneliti
INDRIANI
NPM: 1915400016
iii
DAFTAR ISI
1. Pajak ................................................................................................... 8
b. Jenis Pajak........................................................................................ 12
5. Dasar Hukum dan Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan .... 18
iv
1. Objek Pajak Bumi dan Bangunan .................................................. 25
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penerimaan PBB pada Dinas Pendapatan Daerah
Pemkot Medan Tahun 2018 – 2021 .................................................................................4
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
pembangunan
mengelola sumber daya dan potensi yang dimikinya sesuai ketentuan yang
oleh kepala dinas yang dalah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berada
daerah.
1
2
tersebut.
Efektivitas yang dikatakan baik menurut Harahap (2001, hal 223) “ Dalam
mekanisme penerapan anggaran maka salah satu teknis yang selalu diterapkan
yang sudah benar dan akurat, maka secara prinsip kita harus mengusahakan
agar realisasi dan target harus sama dengan anggaran (Target), artinya
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas
adalah permukaan Bumi dan tubuh Bumi yang ada dibawahnya sedangkan
Bangunan adalah konstruksi yang ditanam atau di lekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan. Pajak Bumi dan Bangunan salah satu sumber
dengan baik.
3
lain diliputi dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan
termasuk salah satu faktor pemasukan bagi negara yang cukup potensi dan
Bangunan tersebut tidak lain karna objeknya meliputi seluruhnya bumi dan
bangunan yang ada pada wilayah Republik Indonesia. Keberadaan Pajak Bumi
dan Bangunan sebagainsalah satu jenis pajak dimengerti mengingat bumi dan
baik bagi orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atasnya atau
bersumber dari sektor pajak. Masih belum optimalnya daerah tersebut Dinas
Bangunan (PBB).
Kota madya medan adalah salah satu kota di provinsi Sumatra Utara
Berikut adalah data realisasi penerimaan dan target pajak bumi dan
Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penerimaan PBB pada Dinas Pendapatan
Daerah Pemkot Medan Tahun 2018 – 2021
NO Tahun Jumlah Pokok Target Realisasi STTS Presentase KET
. Anggaran WP Ketetapan
1 2018 493.534 577.795.0 454.04 382.408. 329.650 84.22%
45.295 0.861.5 222.844
23
2 2019 501.145 624.276.9 515.79 451.195. 338.286 87.48%
35.304 5.969.2 929.778
14
3 2020 509.093 696.301.9 444.60 420.170. 318.038 94.51%
94.618 0.000.0 204.409
00
Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan (2018)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi dari tahun 2018 – 2020
apabila rasio yang dicapai minimal 1 atau 100%”. Hal ini menunjukan bahwa
merealisasikan Pajak Bumi dan Bangunan belum efektif atau belum maksimal
terlihat dari tabel penerimaan selama 3 tahun terakhir belum mampu mencapai
daerah kawasan industry dan daerah pemukiman karena setiap tahun nya Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) setiap tahunnya pasti akan selalu naik, dan dalam
setahun itu pasti ada perubahan kawasan yang semulanya tidak memiliki Nilai
5
Jual Objek Pajak menjadi memiliki Nilai Jual Objek Pajak, dan kenaikan
Walikota No.3 Tahun 2011 dimana setiap tahunnya target harus dinaikkan
Dari data yang disajikan mengenai target dan realisasi penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Medan, dapat dilihat bahwa target yang
Dan realisasi penerimaan setiap tahun pun selalu mengalami kenaikan tetapi
kenaikan tersebut tidak seimbang dengan target yang telah ditetapkan, dengan
arti lain realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tidak pernah
Kota Medan.
peran Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan agar dapat memberi kontribusi yang cukup besar terhadap
pembangunan secara maksimal dan dapat menjadi daerah teladan bagi daerah
lain yang ada pada Provinsi Sumatra Utara. Maka dalam penelitian ini penulis
B. Identifikasi Masalah
6
C. Rumusan Masalah
target yang ditetapkan selama tahun 2018 sampai dengan tahun 2020?
Tujuan Penelitian
Bangunan sesuai dengan target yang ditetapkan selama tahun 2018 – 2020
meningkatnya jumlah Wajib Pajak yang tidak membayar Pajak Bumi dan
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan dan
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya untuk
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pajak
a. Pengertian Pajak
iuran masyarakat kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, (1994) pajak adalah iuran
8
9
sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.
Menurut Waluyo dan Ilyas (2003:4), pajak adalah iuran kepada kas negara
merupakan iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa
Dalam defenisi diatas tidak tampak istilah “dipaksakan” karena bertitik tolak
diperlukan pajak
unsur-unsur:
10
1) Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada kas Negara yang berupa
bagi masyarakatnya.
2. Definisi Pajak
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara dan
contohnya jika masyarakat atau Wajib Pajak membayar pajak jalan raya maka
masyarakat itu sendiri akan menikmati manfaatnya dari perbaikan jalan raya di
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian pajak adalah sebagai berikut:
a. Andriani dalam Waluyo (2013), pajak adalah iuran kepada negara (yang
menyelenggarakan Pemerintah.
c. Soemitro dalam Resmi (2014), pajak adalah iuran rakyat kepada kas
ditetapkan Pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal
balik dari negara secara langsung. Hal ini bertujuan untuk memelihara
kesejahteraan umum.
oleh kekuasaan public dari penduduk atau dari barang, untuk menutup
belanja Pemerintah.
g. Dari beberapa pengertian pajak yang telah diuraikan, maka dapat penulis
simpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib rakyat kepada negara yang
11
12
b. Jenis Pajak
satu dengan pajak yang lain. Jenis pajak dapat digolongkan menjadi 3
1) Menurut Golongannya:
a) Pajak Langsung
Adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan
2) Menurut Sifatnya:
a) Pajak Subjektif
b) Pajak Objektif
a) Pajak Pusat
b) Pajak Daerah
atas:
c. Fungsi Pajak
Menurut Waluyo (2008: 17) pajak dalam cara pemungutan pajaknya dapat
1. Stelsel Pajak
pajak telah ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
c) Stelsel Campuran
kembali.
berikut:
d) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus
Ada beberapa macam pengertian atau definisi mengenai pajak bumi bangunan
yang diungkapkan oleh beberapa ahli, tetapi pada intinya berbagai definisi
tersebut mempunyai inti dan maksud yang sama. Di antara para ahli
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan
Bangunan. Subjek pajak dalam pbb adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hal atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dana
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang bersifat ….. besarnya pajak
subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besar pajak (Erly Suandy),
pajak bumi bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan,
menyatakan bahwa “Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak yang bersifat
Objektif yang artinya bahwa besarnya pajak yang terutang di tentukan oleh
17
keadaan objeknya yaitu bumi (tanah) dan/ atau bangunan. Kondisi dan keadaan
dari subjek pajaknya (siapa yang menjadi penanggung atau pembayar PBB) tidak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan jenis pajak yang sepenuhnya
pemungutan official assessmen system). Pajak ini bersifat kebendaan dalam arti
besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan/atau
bangunan. Di sini keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan
besarnya pajak. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan,
sebagai berikut:
a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Pengertian ini berarti bukan hanya tanah permukaan bumi saja tetapi
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), adalah harga rata-rata yang di peroleh
dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilaman tidak
18
oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut Undang-
1) Dasar Hukum
Hukum pajak yang juga sering disebut hokum fiskal yaitu kumpulan
pemungut pajak dengan rakyat sebagai pembayar pajak. Hukum pajak ada
dua yaitu (1) hukum pajak material dan (2) hukum pajak formil.
yang mengikat para pelaku hukum, baik disebutkan secara eksplisit maupun
Ayat (2) yang berbunyi: Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan
menjelaskan siapa (subjek), apa (objek), berapa besar, bagaimana, dan kapan
berkaitan dengan pajak Bumi dan Bangunan yang berlaku saat ini.
Bangunan.
Nilai Jual Kena Pajak untuk Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan.
dan Bangunan adalah sebagai berikut: (a) Dasar falsafah yang digunakan
Dalam rangka pendataan objek pajak, maka subyek yang memiliki atau
mempunyai hak atas objek, menguasai atau memperoleh manfaat dari objek
Objek Pajak (SPOP) dan mengirimkan ke Kantor Inspeksi tempat letak objek
kena pajak, Wajib Pajak telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT) yang biasanya paling lambat bulan Juni tahun takwim atau satu bulan
Pajak PBB dapat melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan melalui
1. Bank Pemerintah, Jika anda membayar pada Bank Pemerintah istilah Surat
Setoran Pajak (SSP) yang telah tersedia di Bank, sesuai dengan ketetapan
SPPT dan mintalah bukti pembayaran lembar asli sebagai tanda lunas
PBB.
3. Kantor Pos dan Giro, Jika anda membayar lewat Pos dan Giro, belilah
formulir Giro dan isi sesuai SPPT. Lembar 1 disimpan sebagai tanda bukti
4. Dengan cara transfer. Jika letak objek pajak tidak berada atau jauh dari
menerbitkan SPPT.
SPPT PBB. SPPT PBB diterbitkan dalam rangkap 1 yang ditandatangani oleh
melalui perangkat desa. SPPT PBB dapat disampaikan melalui dua tahap
yaitu:
1. Tahap Pertama
2. Tahap Kedua
b) SPPT PBB yang disampaikan pada tahap kedua adalah SPPT PBB
jangka waktu 30 hari dan setelah ditegur maka akan dikeluarkan SKP
PBBnya.
SKP, yaitu merupakan Surat Perintah kepada Wajib Pajak untuk segera
surat tersebut.
d. STP (Surat Tagihan Pajak). Surat tagihan yang memuat tentang denda
tempo.
bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar dua kali lipat dari pajak yang
tingginya Rp 2.000.000 bagi pejabat yang ada kaitannya dengan objek pajak
pajak terhutang bagi Wajib Pajak yang sengaja tidak mengembalikan SPOP
atau menyampaikan tetapi isinya tidak benar, memperlihatkan surat palsu dan
Sanksi pidana ini dilipatkan dua kali apabila belum setahun sudah melakukan
Yang dijadikan alasan untuk dipungut Pajak Bumi dan Bangunan adalah:
oleh rakyat.
tidak ada.
5. Undang – undang zaman kolonial tidak lagi sesuai dengan aspirasi dan
ekonomi Indonesia.
25
2. Memberi dasar hukum yang kuat pada pungutan pajak atas harta tak
gerak dan sekalian menyerasikan pajak atas harta tak gerak di semua
sifatnya sama.
a. Bumi
Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi
b. Bangunan
bangunan tersebut.
minyak
menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan/atau Bangunan
Permukaan bumi itu sebenarnya tidak lain daripada tanah. Jadi yang
menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan itu adalah tanah (perairan) dan
tubuh bumi.
27
timbal balik.
objek yang dikenakan pajak, hal ini berarti, mempunyai ha katas objek
UU PBB. Jika dari suatu objek pajak, baik yang berupa tanah atau
tidak diketahui, tetapi ada yang menguasai, dan pula ada orang lain
Wajib Pajak, bila hal ini tidak tepat maka dapat mengajukan keberatan
Apabila Wajib Pajak PBB tidak melunasi pembayaran PBB sesuai dengan
batas waktu yang telah ditetapkan maka Wajib Pajak dapat dikenai sanksi
turut atau total denda administrasi sebesar 48%. Media pemberitahuan pajak
yang terutang melewati batas waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan
Surat Tagihan Pajak (STP). Jik dalam waktu 30 hari setelah STP terbit belum
ada pembayaran dari WP, maka dapat diterbitkan Surat Paksa (SP) sesuai
berikut:
1) Tarif Pajak
Tarif pajak bumi dan bangunan mempunyai tarif tunggal (Single Tarif)
Besarnya Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan serendahnya 20% (dua puluh
Objek Pajak. Besarnya presentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan
No.25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak
sebagai berikut:
- Objek pajak lainnya yang NJOP-nya sama atau lebih besar dari
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Apabila terdapat transaksi
objek lain yang sejenis, nilai perolehan baru dan NJOP pengganti NJOP
ditetapkan setiap tiga tahun sekali oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk
Didalam Pajak Bumi dan Bangunan terdapat suatu batasan yang tidak
dikenakan pajak yang disebut Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP).
untuk:
2) Objek lainnya
a) Sebesar 40% dari Nilai Jual Objek Pajak apabila Nilai Jual Objek
b) Sebesar 20% dari Nilai Jual Objek Pajak apabila Nilai Jual Objek
Negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
mana objek pajak berada. Oleh karenanya, sebagian besar hasil penerimaan
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
kabupaten/kota.
sebagai berikut:
2. Pendapatan Daerah
B. Penelitian Terdahulu
sebagai berikut:
Mojokerto dari
7.30% pada tahun
2013 menjadi 5.55%
pada tahun 2014.
Secara keseluruhan
pemungutan PBB-P2
telah sesuai dalam
pencapaian realisasi
target penerimaan
tetapi belum optimal
dalam meningkatkan
kontribusi
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota
Mojokerto.
5. Surya Analisis Deskriptif Mengelola pajak
Arisman pengelolaan pajak Kualitatif bumi dan bangunan
(2015) bumi dan pedesaan dan
bangunan dalam perkotaan untuk
meningkatkan meningkatkan
pendapatan asli pendapatan asli
daerah di daerah berdasarkan 3
Kabupaten fungsi manajemen
Takalar. yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan
pengawasan yang
berdasarkan tugas
pokok dan fungsi
dinas tersebut.
C. Kerangka Berfikir
hal ini yang paling mencolok yaitu saat ini daerah dapat mengatur dan mengelola
keuangan daerahnya masing – masing. Hal ini sangat signifikan melihat keuangan
daerah.
38
Dari berbagai sumber PAD yang telah disebutkan dalam undang – undang
yang memiliki kontribusi besar terhadap PAD yaitu pajak daerah, sebagaimana
dijelaskan dalam undang – undang nomor 28 tahun 2009 pasal 2 ayat 2 bahwa
jenis – jenis pajak daerah atau pajak kabupaten/kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Ha katas Tanah
dan Bangunan.
negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
pajak berada. Oleh karenanya, sebagian besar hasil penerimaan PBB tersebut
diarahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai pendapatan daerah yang setia tahun
Menurut UU No. 28 Tahun 2009, Pajak Bumi dan Bangunan adalah iuran
memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan suatu potensi yang harus terus diraih dalam meningkatkan penerimaan
daerah dikarenakan objek pajak ini adalah bumi dan bangunan yang setiap
masyarakat memilikinya.
Tahun 2004 Pasal 1 poin 15 adalah Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah
yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
sebagaiberikut:
Dinas Pendapatan dan
Bangunan
Pendapatan Daerah
Pemerintah
Kota Medan
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
deskriptif, yaitu mengumpulkan, serta menganalisis data yang diperoleh dari perusahaan
yang kemudian ditelaah kembali untuk mendapatkan deskripsi atau gambaran yang
jelas.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
yang dipilih penulis yaitu Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam
1. Penerimaan pajak bumi dan bangunan yaitu Penerimaan PBB adalah penerimaan
yang berasal dari pajak bumi bangunan yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk mengetahui penerimaan PBB sudah
optimal atau belum optimal dapat dilihat dari target dan realisasi penerimaan
40
41
asli daerah merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan roda
pemerintahan suatu daerah yang berdasar pada prinsip otonomi yang nyata, luas
dan bertanggung jawab. Peranan pendapatan asli daerah dalam keuangan daerah
menjadi salah satu tolak ukur penting dalam pelaksanaan otonomi daerah dalam
arti semakin besar suatu daerah memperoleh dan menghimpun Pendapatan Asli
Daerah (PAD), maka akan semakin besar pula tersedia jumlah keuangan daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) suatu daerah maka semakin rendah tingkat
penerimaan daerah yang berasal dari dalam daerah itu sendiri. Berdasarkan
“Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan daerah. Hal ini karena PAD
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diberikan kewenangan antara
lain untuk menetapkan pajak dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, diskresi untuk menetapkan tarif yang sesuai dengan
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih oleh penulis sebagai suatu tempat penelitian adalah Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan di Jalan Jendral Besar H. Abdul Haris Nasution
No.32, Pangkalan Masyhur, Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara 20143.
2. Waktu Penelitian
Bulan
No. Aktivitas
April Mei Juni Juli Agustus
2022 2022 2022 2022 2022
1 Pengajuan Judul Tugas Akhir
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung yang memerlukan
penulis. Contohnya data yang bersumber dari hasil wawancara dan pengamatan
langsung yang dilakukan kepada pegawai dinas pendapatan nasional tentang hal
– hal yang berkaitan dengan pajak daerah dan pajak bumi dan bangunan di
2. Data sekunder, yaitu data yang diolah dan diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara, berupa bukti, catatan, atau laporan historis
dalam bentuk arsip seperti rincian penerimaan pajak bumi dan bangunan
Adapun teknik pengumpulan data dan metode yang digunakan oleh peneliti adalah:
penelolaan, penerimaan pajak bumi dan bangunan dengan pegawai yang ada
Adapun kisi – kisi wawancara yang akan di ajukan penulis dalam wawancara yang
yaitu:
Tabel 1.3 Kisi – Kisi Wawancara Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam
Meningkatkan Pendapatan Daerah
Analisis data kualitatif adalah suatu analisis data yang dipergunakan oleh
diperlukan adanya suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban
Teknik analisis data merupakan suatu proses di dalam mengatur urutan data,
mengorganisasikan ke daam suatu pola, kategori serta satuan uraian dasar. Tujuan
dari analisis data tersebut adalah dengan memberikan batasan serta mempermudah
langkahnya yaitu:
3. Membuat analisis
4. Membuat kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, Surya. (2015). Analisis Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Takalar. Jurusan
Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar 2015
Bastari M, Januri, dkk. (2015). Perpajakan: Teori dan Kasus, Cetakan Pertama.
Medan: Perdana Publishing.
Berliana Esti Widari dan Sutjipto Ngumar. (2016). “Analisis Penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan Terhadap Pendapatan Pemerintahan Kota Surabaya”.
Jurnal Ilmu & Riset dan Manajemen : Volume 5, Nomor 10, Oktober 2016
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 & Peraturan Menteri
Keuangan RI Tahun 2013 Tentang Perpajakan.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Lembaran Negara Republik Nomor 5049. Jakarta.