TENTANG
• Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter.
Contoh :
Paracetamol, Antasida, dll
Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,
dan disertai dengan tanda peringatan.
Contoh :
Neozep forte, resochin, allerzin, hallmezine
Pasal 3
(2) Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran berwarna
biru dengan garis tepi berwarna hitam
(4) Ukuran lingkaran tanda khusus dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
disesuaikan dengan ukuran dan desai etiket wadah dan bungkus luar
yang bersangkutan dengan ukuran diameter lingkaran terluar dan tebal
garis tepi yang proporsional, berturut turut minimal satu cm dan satu
mm
Tanda peringatan
PASAL 1
Pada bungkus luar etiket pada setiap pembungkus obat jadi seperti
blister, strip aluminium /cellophan, botol, kotak, doos, kaleng, tube,
vial, ampul, dari semua obat keras harus mencantumkan kalimat “
Harus dengan resep dokter”
• KepMenKes No.347 Tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek (OWA) No.1,
berisi daftar obat yang dapat diserahkan tanpa resep oleh apoteker di apotek,
mencakup oral kontrasepsi, obat saluran cerna (antasida, anti-spasmodik, anti-
spasmodik analgetik, anti mual, laksan), obat mulut dan tenggorokan, obat
saluran napas (obat asma, sekretolitik/mukolitik), obat sistem neuromuscular
(analgetik antipiretik, antihistamin), antiparasit (obat cacing), obat kulit topikal
(antibiotik topikal, kortikosteroid topikal, antiseptik lokal, antifungi lokal,
anestesi lokal, enzim antiradang topikal, pemucat kulit.
• PerMenKes No.919 Tahun 1993 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan
tanpa resep, yaitu tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita
hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun, pengobatan
sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan
penyakit, penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan, penggunaannya diperlukan untuk penyakit
yang prevalensinya tinggi di Indonesia, dan obat memiliki rasio kemanfaatan
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
• PerMenKes No.924 Tahun 1993 tentang OWA No.2, peraturan ini memuat
tambahan daftar OWA yang dapat diserahkan apoteker.
• PerMenKes No.925 Tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1,
memuat perubahan golongan obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa
obat yang semula OWA berubah menjadi obat bebas terbatas atau obat
bebas, selain itu juga ada keterangan pembatasannya.
• KepMenKes No. 1176 Tahun 1999 tentang OWA No.3
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.:1176/Menkes/SK/X/1999
tentang
Daftar Obat Wajib Apotik No.3
Andalan pil KB
kontrol ke dokter tiap 6
bulan
TUGAS PERORANGAN (A)