Anda di halaman 1dari 19

POLARIMETER

http://polarimeter-farmasi.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html#more " POLARIMETER"

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN POLARISASI

Polarisasi adalah proses dimana getaran-getaran suatu gerak gelombang dibatasi menurut pola tertentu. Jenis-jenis polarisasi : o Polarisasi dengan absorpsi selektif: Yaitu dengan menggunakan bahan yang akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain o Polarisasi akibat pemantulan : Yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna. o Polarisasi akibat pembiasan ganda: Yaitu dimana cahaya yang melintasi medium isotropik (misalnya air). Mempunyai kecepatan rambat sama kesegala arah. Sifat bahan isotropik yang demikian dinyatakan oleh indeks biasnya yang berharga tunggal untuk panjang gelombang tertentu. Pada kristal kristal tertentu misalnya kalsit dan kuartz, kecepatan cahaya didalamnya tidak sama kesegala arah. Bahan yang demikian disebut bahan anisotropik ( tidak isotropik). Sifat anisotropik ini dinyatakan dengan indeks bias ganda untuk panjang gelombang tertentu. Sehingga bahan anisotropik juga disebut bahan pembias ganda.

2. PENETAPAN ROTASI OPTIK Menurut Farmakope Edisi III Rotasi optik adalah besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan. Kecuali dinyatakan lain,pengukuran dilakukan menggunakan sinar natrium pada lapisan cairan setebal 1 dm pada suhu 20. Rotasi jenis adalah besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar tepolarisasi dilewatkan melalui cairan setebal 1 dm yang mengandung 1 g zat per ml. cara penetapannya : Kecuali dinyatakan lain, ukur rotasi optik larutan yang dibuat menurut cara yang tertera pada masing-masing monografi pada suhu 20 menggunakan sinar natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm dalam tabung 1 dm. Hitung rotasi jenis [] menggunakan rumus,

Keterangan : [] = rotasi jenis = rotasi optic l = tebal larutan dalam dm C = jumlah g zat per 100 ml larutan d = bobot jenis larutan p = jumlah g zat per 100 g larutan

3. POLARIMETER Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif.

Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka besarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni struktur molekul, temperatur, panjang gelombag, banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut.

4. JENIS-JENIS POLARIMETER

4.1 Polarimeter Manual Polarimeter paling awal, yang tanggal kembali ke tahun 1830-an, yang dibutuhkan pengguna secara fisik memutar analyzer, dan detektor itu mata pengguna menilai saat yang paling bersinar cahaya melalui. Sudut ditandai pada skala yang mengelilingi analyzer

tersebut. Desain dasar masih digunakan dalam polarimeter sederhana.

4.2 Polarimeter Semi Otomatis Ada juga polarimeter semi-otomatis, yang membutuhkan deteksi visual tetapi push menggunakan tombol untuk memutar analisa dan menawarkan tampilan digital.

4.3 Polarimeter Otomatis Merupakan polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya otomatis dan hanya memerlukan user untuk menekan tombol dan menunggu pembacaan digital.

Polarimeter dapat dikalibrasi - atau setidaknya diverifikasi - dengan mengukur piring kuarsa, yang dibangun untuk selalu membaca di sudut rotasi tertentu (biasanya 34 , tetapi +17 dan 8,5 adalah juga populer tergantung pada sampel) . piring Quartz yang disukai oleh banyak pengguna karena contoh padat jauh lebih sedikit dipengaruhi oleh variasi suhu, dan tidak perlu dicampur on-demand seperti solusi sukrosa.

5. BAGIAN-BAGIAN POLARIMETER

a. Sumber Cahaya Alat polarimeter terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang pertama ialah sumber cahaya. Sumber cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu sumber cahaya filament dan sumber cahaya natrium.s Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama, sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model baru. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang 589 nm. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara. b.Prisma Nicole Bagian lain dari polarimeter ialah prisma Nicole. Bagian ini disebut polarisator yang berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi lebih terpolarisasi. Ilustrasi

perubahannya yakni sebagai b c. Tabung Sampel Bagian berikutnya ialah tabung sampel. Tabung sampel terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman, yaitu karet dan skrup. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan jika tidak akan merusak lensa. Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru skrup. Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumlah sampel yang diuji. Pada saat memasukkan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada tabung. Pengisian sampel jangan sampai ada gelembung

udara karena dapat menyebabkan pembiasan cahaya. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung.

d. Prisma Analisator Prisma analisator merupakan bagian lain dari alat ini. Fungsi prisma ini ialah untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan dari senyawa aktif optik. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk menentukkan cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar adalah sudut yang ditunjukkan oleh analisator setelah sinar melewati larutan dan membentuk cahaya yang redup. Apabila bidang polarisasi berputar kea rah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro). e. Skala Lingkar Skala lingkar merupakan akala yang bentuknya melingkar dan pembiasan skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur. f. Detektor Detektor pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detector adalah mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detector fotoelektrik. ... 6. PRINSIP KERJA POLARIMETER Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut: Sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar sesuai keinginan. Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya juga tega lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium diantara prisma polarisasi. Pristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka sinar akan ditransmisikan. Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol.Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut setengah bayangan (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur sedemikian rupa, sehingga setengah

bidang polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang.

Bila analizer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan yang lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut, adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan sama. Jika zat yang bersifat Optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan analizer maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi berubah. Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut putaran dari sampel. Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat dalam 1,00 mL larutan yang barada dalam tabung dengan panjang jalan cahaya 1,00 dm, pada temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah 589,3 nm, dimana 1 nm = 10-9m. Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada 25o C) Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda..

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV prinsip kerja Polarimeter adalah: Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya yang lewat. Gangguan dari gelembung dapat dikurangi dengan tabung yang lubangnya diperbesar pada salah satu ujungnya. Pada tabung dengan lubang yang seragam, misalnya tabung semi mikro, perlu hati-hati pada waktu pengisian. Dianjurkan agar menggunakan tabung yang bukan logam pada pengujian zat yang korosif atau larutan zat pada pelarut yang korosif.

Pada waktu menutup tbaung yang mempunyai keeping ujung yang dapat dilepas serta dilengkapi dengan cincin karet dan penutup, maka penutup ini harus dikencangkan secukupnya saja, agar tidak ada kebocoran di keping ujung dan badan tabung. Tekanan berlebihan pada keeping ujung dapat menimbulkan keregangan yang mengakibatkan gangguan terhadap pengukuran. Pada penetapan rotasi jenis suatu zat dengan daya rotasi lemah, sebaIknya tutup dilonggarkan dan dikencangkan kembali di antara pembacaan yang berturut-turut, baik pada pengukuran rotasi maupun pada pembacaan titik nol. Perbedaan yang ditimbulkan keregangan keping ujung umumnya akan tampak, serta dapat dilakukan pengaturan yang tepat untuk menghilangkan penyebabnya. Prosedur : jika zat berupa cairan, atur suhu hingga 250 dan pindahkan ke dalam tabung polarimeter. Lakukan sebagai berikut : mulai dengan Lakukan palling sedikit 5 kali pembacaan..., lakukan penetapan blangko dengan tabung kosong yang kering. Jika zat berbentuk padat, timbang saksama sejumlah tertentu, masukkan ke dalam labu tentu ukur dengan menggunakan air atau pelarut lain yang ditentukan, sisakan sebagian pelarut untuk penetapan blangko. Tambahkan secukupnya pelarut hingga meniscus pelarut sedikit di bawah tanda batas dan atur suhu labu 250 dengan mencelupkan labu tersebut dalam tangas dengan suhu tertentu. Tambahkan pelarut hingga tanda batas dan campur. Pindahkan lariutan ke dalam tabung polarimeter tidak lebih dari 30 menit sejak zat dilarutkan, upayakan agar waktu yang dipakai tiapkali sama bagi zat yang diketahui mengalami rasemisasi mutarotasi. Selam proses penetapan, pertahankan suhu pada 250. Lakukan paling sedikit 5 kali pembacaan rotasi pada 250. Lakukan pembacaan yang sama banyaknya dengan menggunakan sisa pelarut sebagai pengganti larutan. Sebagai koraksiterhadap titik nol diambil harga rata-rata pembacaan blangko, yang dikurangkan dari harga rata-rata rotasi yang teramati. Dalam perhitungan ini perlu dipakai tanda rotasi yang diamati, baik positif ataupun negative, untuk memperoleh harga rotasi yang terkoreksi. Bila digunakan polarimeter fotoelektrik otomatik dengan derajat ketelitian dan ketepatan yang diperlukan, maka tidak perlu dilakukan pembacaan ulang 5 kalli atau lebih.

FOTOMETER
http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pemeliharaan-dan.html

Fotometer ialah alat untuk menangkap kekuatan cahaya atau interaksi cahaya yang ditransmisikan atau pengukuran berdasarkan cahaya dengan sumber radiasi elektromagnetik. Nama lain dari fotometer yang dipraktikumkan ialah Hospitex Diagnostic artinya instrument yang biasa digunakan pada rumah sakit yang menggunakan sample klinis misalnya serum darah. Komponen-komponen fotometer hampir sama dengan spektrofotometer meliputi sumber cahaya atau sumber radiasi yaitu lampu halogen, kemudian filter, tempat sample atau kuvet, detector ialah silicon, dan sample klinis yaitu serum darah. Prinsip kerja fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian disedotkan pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh sinar cahaya kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa peristaltik menuju ke pembuangan. Sampel yang digunakan harus dimasukkan dalam inkubator. Hal ini agar reagen-reagen dalam sampel bekerja secara maksimal.

Gambar 1. Fotometer (Hospitex Diagnostic)

Gambar 2. Kuvet Persegi

Bagian-Bagian dan Fungsinya 1. Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis. 2. Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju pembuangan. 3. Kuvet untuk tempat meletakkan sample. 4. Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar hasilnya sempurna. 5. Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis oleh fotometer. 6. Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat elastic dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.

Cara Pengoperasian Persiapan Sample 1. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik 220 volt. 2. Tekan tombol power on. 3. Instrumen dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit. 4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan. 5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahulu dengan aquabidea dengan cara selang aspirator dicelupkan ke dalam aquabides, lalu tekan tombol washing pada monitor. Aquabides akan terhisap ke dalam alat dan dilakukan proses pencucian. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-gelembung udara atau kontaminan yang terdapat di dalam selang untuk masuk ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali. Pengukuran Sample 1. Sample diinkubator selama 5-10 menit. 2. Ukurlah blanko, sample, dan standar. 3. Lakukan set up pada suhu kuvet. 4. Blanko akan dihisap dan dianalisis hingga keluar struk data. Cara Mematikan 1. Cuci dengan disinfektan 10% (deterjen dan aquades). 2. Dibilas dengan aquabides 10 kali. 3. Setelah itu, dicuci dengan udara agar alat yang dilalui cairan akan kering. 4. Selang peristaltic dikembalikan pada keadaan semula. 5. Alat dibersihkan dengan tisu dan tutup dengan plastic yang telah disediakan agar terhindar dari debu dan kotoran. 6. Alat diputuskan dari power supply.

Cara Pemeliharaan 1. Alat ditempatkan pada ruangan bersuhu dan kelembaban tetap (ber-AC). 2. Alat ditempatkan pada meja yang datar dan permanen. 3. Sebelum dan setelah menggunakan instrument tesebut, harus dicuci minimal 10 kali. 4. Setelah digunakan, selang peristaltic harus dikembalikan pada keadaan semula. 5. Instrumen harus dibersihkan dari debu. 6. Jika terjadi kerusakan, hubungi agen atu supplier.

Daftar Pustaka

http://www.hospitex.it/prod2.php?id_prod=4&id_cat=1&id_subcat=2&prod_nome_ENG=Sc reen%20Master%20Touch

POLARIMETER
Polarimeter ialah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas optik dari suatu senyawa aktif optik. Senyawa aktif optik merupakan senyawa yang dapat membedakan cahaya pada bidang terpolarisasi dan memiliki karbon kiral. Pada Polarimeter terdapat polarisator dan analisator. Polarimeter adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan analisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa/mempolarisasikan cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektro magnet yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnet yang saling tegak lurus. Gelombang ini bergetar kesegala arah sehingga disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan hanya yang memiliki arah rambat yang sama. Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator akan diteruskan seluruhnya. Tetapi jika arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar yang diteruskan. Bila arahnya membentuk suatu sudut maka yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi liner yang melalui suatu larutan optis aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi. Prinsip kerja alat tersebut ialah sumber cahaya akan memancarkan cahaya yang monokromatis. Selanjutnya cahaya tersebut diubah dengan prisma Nicole menjadi terporisasi. Ketika senyawa aktif optik terkena cahaya terpolarisasi itu maka senyawa akan membelokkan cahaya pada sudut tertentu. Sudut yang dihasilkan akan dibaca oleh prisma analisator melalui skala.

Gambar 4. Polarimeter

Cahaya yang terlihat pada mikroskop terdiri dari 5 macam cahaya. Cahaya tersebut ialah hitam gelap, terang, terang gelap terang, gelap terang gelap, dan redup. Cahaya redup ialah cahaya yang dicari yang menunjukkan kedua lensa sudah paralel (sejajar). Cahaya ini dapat ditemukan dia atara cahaya gelap-terang-gelap dana terang-gelap-terang.

terang

Gelap-teranggelap

Redup

Terang-gelapterang

gelap

Gambar 3. Cahaya yang terbaca pada mikroskop

Pengukuran dengan polarimeter ini bertujuan untuk mencari konsentrasi atau untuk mengidentifikasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan keduanya ialah Keterangan: D = lampu T = suhu C = konsentrasi (g/mL) d = panjang tabung (dm) = sudut hitung rotasi = sudut rotasi spesifik

Bagian-Bagian Alat Polarimeter 1. Sumber Cahaya Alat polarimeter terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang pertama ialah sumber cahaya. Sumber cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu sumber cahaya filament dan sumber cahaya natrium. Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama, sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model baru. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang 589 nm. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara. 2. Prisma Nicole Bagian lain dari polarimeter ialah prisma Nicole. Bagian ini disebut polarisator yang berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi lebih terpolarisasi. Ilustrasi

perubahannya yakni sebagai berikut:

Cahaya monokromatis

Cahaya terpolarisasi

Gambar 2 Perubahan cahaya oleh polarisator 3. Tabung Sampel Bagian berikutnya ialah tabung sampel. Tabung sampel terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman, yaitu karet dan skrup. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan jika tidak akan merusak lensa. Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru skrup. Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumlah sampel yang diuji. Pada saat memasukkan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada tabung. Pengisian sampel jangan sampai ada gelembung udara karena dapat menyebabkan pembiasan cahaya. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung. 4. Prisma Analisator Prisma analisator merupakan bagian lain dari alat ini. Fungsi prisma ini ialah untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan dari senyawa aktif optik. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk menentukkan cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar adalah sudut yang ditunjukkan oleh analisator setelah sinar melewati larutan dan membentuk cahaya yang redup. Apabila bidang polarisasi berputar kea rah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro).

Cara Pengoperasian 1. Alat disambungkan dengan arus listrik 220V yang dilengkapi dengan stabilizer dan frekuensinya 50 Hertz. 2. Tombol power dinyalakan dan alat dibiarkan selam 5 menit. 3. Sampel disiapkan dalam wadah dan sampel yang diukur harus tidak berwarna. 4. Baud pada ekor tabung sampel dibuka, sampel dimasukan smpai cembung. 5. Lensa dipasang dengan cara digeser, karet dan skrup dipasang berurutan. 6. Tabung sampel dimasukkan ke tempatnya. 7. Dicari cahaya redup dengan mikroskop lalu dibaca sudut hitung rotasinya melalui skala.

Cara Pemeliharaan 1. Arus listrik yang diberikan pada alat harus stabil sehingga digunakan stabilizer. 2. Meja yang digunakan untuk menyimpan harus meja permanen. 3. Suhu ruang penempatan alat stabil. 4. Alat tidak terkena cahaya langsung. 5. Pemeliharaan khusus pada alat ini ialah tempat tabung sampel pada rangkaian alat harus terjaga kebersihannya. 6. Pembersihan bagian tersebut dilakukan dengan cara dibersihkan menggunakan tisu yang dibasahi dengan alcohol. 7. Pastikan prisma analisator dalam keadaan baik jangan sampai tergores.

POLARIMETER http://thelabthings.blogspot.com/2012/10/polarimeter.html
POLARIMETER

Polarimetri adalah pengukuran dan interpretasi dari polarisasi dari gelombang transversal , terutama gelombang elektromagnetik , seperti gelombang radio atau cahaya. Biasanya polarimetri dilakukan pada gelombang elektromagnetik yang telah melakukan perjalanan melalui atau telah tercermin , dibiaskan , atau terdifraksi oleh beberapa materi untuk mengkarakterisasi obyek itu.

Sebuah polarimeter adalah dasar instrumen ilmiah yang digunakan untuk membuat pengukuran ini, meskipun istilah ini jarang digunakan untuk menggambarkan suatu proses polarimetri dilakukan oleh komputer, seperti yang dilakukan di polarimetrik synthetic aperture radar . Polarimetri film tipis dan permukaan umumnya dikenal sebagai ellipsometry . Polarimetri dapat digunakan untuk mengukur sifat optik berbagai bahan, termasuk linear birefringence , birefringence melingkar (juga dikenal sebagai rotasi optik atau rotary dispersi optik), linear dichroism , dichroism melingkar dan hamburan .

Untuk mengukur berbagai properti, ada banyak desain polarimeter. Beberapa kuno dan beberapa sedang digunakan saat ini. The polarimeter paling sensitif didasarkan pada interferometer , sedangkan polarimeter konvensional lebih didasarkan pada pengaturan filter polarisasi , piring gelombang atau perangkat lainnya.

Polarimetri juga dapat dimasukkan dalam analisis komputasi gelombang. Misalnya, radar sering menganggap polarisasi gelombang di pos-pengolahan untuk meningkatkan karakterisasi target. Dalam hal ini, polarimetri dapat digunakan untuk memperkirakan tekstur halus material, membantu menyelesaikan orientasi struktur kecil di target, dan, ketika antena sirkuler terpolarisasi digunakan, mengatasi jumlah bouncing dari sinyal yang diterima (yang kiralitas dari alternatif gelombang sirkuler terpolarisasi dengan refleksi masing-masing).

Mengukur rotasi optik


Optik aktif sampel, seperti solusi dari molekul kiral, sering menunjukkan melingkar birefringence . Birefringence Edaran menyebabkan rotasi polarisasi cahaya terpolarisasi pesawat saat melewati sampel.

Dalam cahaya Biasa, getaran terjadi pada semua pesawat tegak lurus dengan arah propagasi. Ketika itu diperbolehkan untuk melewati prisma Nicol maka getaran di semua arah kecuali arah sumbu prisma dipotong. Cahaya muncul keluar dari prisma dikatakan pesawat terpolarisasi karena getaran adalah dalam satu arah. Jika dua prisma Nicol ditempatkan dengan pesawat polarisasi mereka sejajar satu sama lain, maka sinar cahaya yang muncul keluar dari prisma pertama akan memasuki prisma kedua. Sebagai cahaya terang hasil lengkap diamati. Jika prisma kedua diputar dengan sudut 90 , cahaya muncul dari prisma pertama dihentikan oleh prisma kedua karena yang gelap lengkap atau tidak ada wilayah cahaya diamati. Prisma pertama biasanya disebut polarizer dan prisma kedua disebut analyzer .

Sebuah polarimeter sederhana untuk mengukur rotasi ini terdiri dari sebuah tabung panjang dengan datar kaca berakhir, di mana sampel ditempatkan. Pada setiap ujung tabung adalah prisma Nicol atau polarizer lainnya. Cahaya yang bersinar melalui tabung, dan prisma di ujung yang lain, melekat

pada sepotong mata, diputar untuk mengukur daerah kecerahan lengkap atau setengah-setengah gelap terang daerah atau wilayah gelap lengkap. Sudut rotasi kemudian membaca dari skala. Fenomena yang sama diamati setelah sudut 180 .

polarimetri Astronomical
Cahaya yang dilepaskan oleh bintang adalah un-terpolarisasi, yaitu arah osilasi gelombang cahaya adalah acak. Namun, ketika cahaya tercermin dari atmosfer planet, gelombang cahaya berinteraksi dengan molekul di atmosfer dan mereka terpolarisasi.

Dengan menganalisis polarisasi dalam terang gabungan dari planet dan bintang (sekitar satu bagian dalam sejuta), pengukuran ini secara prinsip dapat dibuat dengan sensitivitas yang sangat tinggi, karena polarimetri tidak dibatasi oleh stabilitas atmosfer bumi. Hal ini mirip dengan transit dari planet di depan bintangnya.

Cara kerja Polarimeter

1. Nyalakan lampu natrium. 2. Mengkondisiakan ruangan antara polarisator dan analisator dalam keadaan gelap. 3. Putar sekrup polariosator sambl mengamati lewatteropong okuler,kemudian atur kedudukan analisator sehingga muncul medan pandang yang sama terang antara tengah dan kedua sisinya,catat skala yang ada (untuk ketelitian gunakan kaca pembesar) 4. Isi tabung gelas dengan aquadest dan letakkan di analisator dan polarisator (usahakan tidak ada gelembung udara). 5. Amati perubahan medan pandang melalui lensa okuler,jika berubah maka atur kedudukan analisator sehingga muncul medang pandang semula.Catat kedudukan skala analisator dan mengulangi sampai 5 kali. 6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk larutan garam dengan konsentrasi sembarang ( sekitar 1%). 7. Cuci tabung gelas dengan air bersih lalu bilas dengan aquadest.

Hal hal yang hrus diperhatikan pada penggunaan polarimeter


1. Larutan sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel yang tersuspensi di dalamnya.partikel tersebut akan menghamburkan cahaya yang melewati larutan. 2. Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi larutan. 3. Selalu di mulai dengan menentukkan keadaan nol untuk mengkoreksi pembacaan. 4. Pembacaan rotasi optic dilakukan beberapa kali,sampai di dapat data yang dapat di hitung rataratanya.

Komponen-komponen polarimeter

1. Sumber cahaya monokromatis Yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis.Sumber cahaya nya yaitu lampu Natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm dan lampu UAP raksasa dengan panjang gelombang 546 nm

2. Polisator dan analisator Fungsi Polisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Fungsi analisator untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi. Yang digunakan ialah prisma nikol.

3. Prisma setengah nikol Alat untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan gelap dan gelap terang .

4. Skala lingkar Skala yang bentuknya melingkar.

5. Wadah sampel Berbentuksilinder yang terbuat dari kaca yang tertutup.Kedua ujungnya berukuran besar dan yang lain berukuran kecil.biasanya 0,5;1;2 dm.Wadah harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak boleh ada gelembung udara yang terperangkap di dalamnya.

6. Detector Pada polarimeter manual yang menjadi detector yaitu mata,sedangkan di polarimeter lain dapat digunakan detector fotoeletrik.

Anda mungkin juga menyukai